18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan

Resmi menjadi suami istri tentu menjadi kelegaan sendiri bagi Hasna dan Rain. Keduanya benar-benar bahagia. Meski sampai detik ini, keduanya belum bisa menyudahi rasa tegang mereka.

“Percayalah, sebuah pernikahan bukan hanya menjadi lembaran baru bagi yang menjalaninya. Karena melalui pernikahan juga, kehidupan yang sesungguhnya akan kita rasa.” Hyera tersenyum haru menatap pengantin baru di hadapannya.

“Pernikahan itu akan membuat kita menjadi pasangan yang beneran harus menjaga sekaligus berkomitmen. Beneran bukan ajang pilih memilih, bosan tinggal pergi. Selain itu, kita juga akan tetap menjadi seorang anak. Seorang anak untuk dua pihak keluarga,” lanjut Hyera.

“Pasangan, anak, dan orang tua?” singkat Rain sambil menatap sendu kedua mata Hyera.

Hyera langsung tersenyum masam membalas Rain.

“Kamu enggak bahagia. Pak Duda terlalu keras ke kamu!” ucap Rain yang kemudian memeluk hangat Hyera.

Air mata Hyera luruh membasahi pipi. Lain lagi dengan Hasna yang langsung kacau. Jantung Hasna jedag-jedug menahan cemburu. Perlakuan Rain kepada Hyera sungguh membuat Hasna cemburu. Padahal Hasna tahu, mereka yang memang masih keluarga, memang sedekat itu.

“Orangnya di sini, kan? Bant-ing lah, jangan enggak! Apa perlu aku yang melakukannya! Tapi ketimbang aku, kayaknya istriku lebih kuat sih!” ucap Rain yang kemudian menyudahi dekapannya.

Keputusan Rain menyeka air mata Hyera menggunakan kedua jemari tangan, bahkan ujung lengannya, makin memperparah kecemburuan Hasna.

“Sejak kamu sama pak duda, kok rasanya otak kamu jadi dipenuhi siraman rohanah, ya, Ra?” ucap Hasan yang tak segan meraba kening Hyera. “Harusnya sih masih waras. Cuma sedikit anget!” ucapnya lagi.

Hasan nyaris dipiting oleh Hyera, hingga dengan cekatan, Hasan memilih minggat dari sana.

“Ayolah, jangan cemburu,” batin Hasna menyemangati dirinya sendiri. Namun kedua kakinya justru membuatnya pergi.

Rain bahkan tak menyadari kepergian Hasna karena ia terlalu fokus dengan Hyera. “Hasna ke mana?” tanya Rain.

“Loh, kok kamu tanya aku? Tadi di situ, kan?” balas Hyera tak kalah bingung. “Ke mana, ya? Kok mendadak pergi dan tumben enggak pamit?”

Padahal sebuah pernikahan juga mengharuskan setiap mereka yang menjalani, jauh lebih bisa bersikap. Khususnya bersikap untuk menjaga perasaan pasangan. Karena sesayang dan sekeras apa pun untuk tidak cemburu, setiap manusia tetap memiliki batasan dalam menjalani itu.

Rain langsung mencari Hasna. Pandangannya mengawasi setiap penjuru rumahnya. Di dalam rumah, di lantai bawah keberadaannya, tidak ada sang istri. Rain sempat berpikir untuk mencari ke lantai atas atau malah kamar mereka. Namun ketika Rain tak sengaja menoleh ke pintu, di teras sana Hasna ada.

Hasna mendekap erat tubuh pak Syam menggunakan kedua tangan. Keduanya tidak hanya berdua. Karena ibu Cinta dan Aafreen—adik Hasna, juga bersama keduanya.

Jarak usia Aafreen dengan Hasna memang terpaut sangat jauh. Keduanya terpaut nyaris dua puluh tujuh tahun. Jadi, ketika Aafreen bersama Hasna atau Hasan, keduanya lebih cocok jadi anak dan orang tua.

Rain yang menghampiri kebersamaan istrinya, berangsur mengemban Aafreen. “Aafreen, betah enggak di sini? Betah, ya. Di sininya yang lama biar rumahnya rame terus!” ucapnya mencoba mengajak bocah berusia dua tahun itu mengobrol.

“Asli, sih. Aku masih sebel ke mas Rain. Ya sudah lah, aku cuekin. Buat pelajaran!” batin Hasna yang memang sengaja cuek.

Sampai detik ini, Rain belum menyadari kalau Hasna sedang menghukumnya. Termasuk ketika Hasna memilih ke kamar lebih dulu karena waktu memang sudah malam, Rain sama sekali tidak curiga.

“Hati-hati, ya. Makasih banyak!” ucap Rain melepas setiap kepulangan keluarga besarnya. Malam ini, yang tinggal atau setidaknya menginap di rumah Rain, hanya orang tuanya dan orang tua Hasna. Sisanya, termasuk Hasan selaku kembaran Hasna, memilih tinggal di hotel, atau menginap di rumah saudara. Karena sebagian dari keluarga mereka memang asli orang kampung.

“Selega ini ... sebahagia ini. Alhamdullilah,” batin Rain. Ia yang awalnya tersenyum ceria, mendadak syok karena di teras rumah dan lampunya baru ia matikan, justru ada yang duduk di sana. Setelah ia amati, ternyata itu malah sang daddy.

“Daddy, ngapain Daddy di situ? Kunti dan genk-nya sudah tidur gegara kekenyangan makan rendang!” ujar Rain sambil menghampiri pak Ojan.

“Oalah kamu ... rendang buat keluarga kita saja kurang, eh kamu bagikan juga ke kunti dan genk,” ucap pak Ojan lemas, tapi sang putra malah menertawakannya.

“Ya sudah yuk, Daddy. Ini sudah mau dini hari, loh. Jangan merenungi nasib di sini. Takutnya daddy jadi sandraan kaum tak asatmata!” ucap Rain kali ini sengaja membopong pak Ojan.

“Rain, kalau gini caranya, Daddy kangen si Sepri!” ucap pak Ojan masih bersedih.

“Tadi kan sudah ketemu. Besok gampang ketemuan lagi. Lagian, paklik Sepri mau tinggal lama di rumah mas Adam. Kalian bisa bareng-bareng lebih lama lagi, kan?” ucap Rain. Tak biasanya mulutnya tidak menghina sang daddy.

“Biasanya kalau paklik Sepri ada di sini, mas Adam bikin acara baru buat syuting.” Diamnya Rain karena meski ia sudah berbicara panjang lebar, sang daddy tetap saja sedih.

“Rain, kalau kamu sudah sampai nikah, ... berarti tandanya Daddy sudah tua!” ucap pak Ojan.

“Nah iya. Daddy kan memang sudah sepuh. Makanya sadar diri, jangan terus-terusan minta dipanggil ‘kak’ apalagi dipanggil ‘dek Ojan’. Karena beneran sudah enggak pantes. Kepala yang dengar langsung kompak mules, kalau Daddy bertingkah gitu!” balas Rain yang sadar, ucapannya mulai kuran-g ajar.

“Hmmm ....” Pak Ojan mendengkus lemah, dan baru saja berhasil mengunci pintu utama kediaman putranya. Sebab kenyataan Rain yang membopongnya, membuat putranya itu tak mungkin melakukannya.

“Intinya, nanti kalau Daddy sampai mati dan enggak hidup lagi di dunia ini, tolong bantu mommy kamu buat nikah lagi, ya!” ucap pak Ojan.

Berbeda dari sebelumnya, apa yang pak Ojan katakan kali ini justru membuat dada Rain sesak. Rain tersedu-sedu. “Daddy jangan ngomong begitu dong. Daddy harus tetap hidup, sampai anakku pada punya cucu!”

Setelah obrolan dalam dengan sang daddy selesai, Rain bergegas menuju kamarnya yang memang ada di lantai atas. Ia yang sempat menangis tersedu-sedu karena permintaan sang daddy, juga sampai mengantar pak Ojan sampai tempat tidur.

Suasana kamar Rain dalam keadaan remang ketika akhirnya Rain sampai sana. Rain tersenyum semringah dan berusaha melupakan kesedihannya. Ia berangsur melepas peci putihnya, menaruhnya di nakas sebelah Hasna. Hasna sudah tidur meringkuk membelakangi posis tidur yang masih tersisa dan tentu saja itu untuk Rain.

Hasna tak lagi memakai pakaian pengantin. Wajah Hasna juga sudah bersih dari rias. Termasuk Hasna yang tak lagi menutup kepalanya dengan hijab. Rain sengaja membenamkan wajahnya di kepala Hasna. Semuanya masih baik-baik saja. Barulah ketika Rain mencoba menc-ium bibir Hasna, Hasna yang tetap memejamkan mata, mundur sekaligus menghindar.

“S—sayang ...?” lembut Rain.

Hasna yang langsung cemberut, buru-buru memunggungi Rain.

“Loh, ... ini istriku ngambek, apa sudah proses mimpi?” pikir Rain belum apa-apa sudah panik.

Terpopuler

Comments

🥰

🥰

Sukurin,jadi ngambek kan Hasna'y..

2024-01-11

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

yah cemburu lah walau pun dlnya hyera deket bgt sm rain tp kan udah lain, masa iya s hyera sm ilham beda x

2024-01-10

0

Permata Diany

Permata Diany

bau²novel hyera nihh..😂😂

2024-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2 2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3 3 : Doa Tulus yang Melindungi
4 4 : Hari Pernikahan
5 5 : Mulut Jahanam Echa
6 6 : Jejak Rain
7 7 : Mencoba Melarikan Diri
8 8 : LEGA
9 9 : Bukti Pertama
10 10 : Viral Dan Kacau
11 11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12 12 : Kabar Rain
13 13 : Sudah Sangat Dekat
14 14 : Masyaallah Tabarakallah
15 15 : Hikmah Di Balik Musibah
16 16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17 17 : Akhirnya Sah!
18 18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19 19 : Prinsip Setelah Menikah
20 20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21 21 : Belum Terbiasa
22 22 : Seran-gan Balik
23 23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24 24 : Misi Menyelamatkan Rain
25 25 : Misi yang Telah Dimulai
26 26 : Melewati Rintangan Pertama
27 27 : Melewati Rintangan Kedua
28 28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29 29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30 30 : Berdrama
31 31 : Alhamdullilah
32 32 : Guna-Guna yang Luntur
33 33 : Berisik Dan Rame
34 34 : Diurus Tuntas
35 35 : Lancar Tanpa Halangan
36 36 : Duta Dugem
37 37 : Cara Mencintai
38 38 : Harapan Terbesar
39 39 : Kehamilan Hasna
40 40 : Perpisahan Dan Kematian
41 41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42 42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44 Siap Menghadapi Apa Pun
45 Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47 Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48 Belajar Menjadi Orang Tua
49 Benar-Benar Indigo
50 Astagfirullahaladzim
51 Aturan Tak Masuk Akal
52 Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53 Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54 Jejak yang Ditemukan
55 Ketemu dan Seran.gan Balik!
56 Harapan-Harapan Terbaik
57 Buah Manis Dari Perjuangan
58 Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59 Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60 Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2
2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3
3 : Doa Tulus yang Melindungi
4
4 : Hari Pernikahan
5
5 : Mulut Jahanam Echa
6
6 : Jejak Rain
7
7 : Mencoba Melarikan Diri
8
8 : LEGA
9
9 : Bukti Pertama
10
10 : Viral Dan Kacau
11
11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12
12 : Kabar Rain
13
13 : Sudah Sangat Dekat
14
14 : Masyaallah Tabarakallah
15
15 : Hikmah Di Balik Musibah
16
16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17
17 : Akhirnya Sah!
18
18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19
19 : Prinsip Setelah Menikah
20
20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21
21 : Belum Terbiasa
22
22 : Seran-gan Balik
23
23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24
24 : Misi Menyelamatkan Rain
25
25 : Misi yang Telah Dimulai
26
26 : Melewati Rintangan Pertama
27
27 : Melewati Rintangan Kedua
28
28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29
29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30
30 : Berdrama
31
31 : Alhamdullilah
32
32 : Guna-Guna yang Luntur
33
33 : Berisik Dan Rame
34
34 : Diurus Tuntas
35
35 : Lancar Tanpa Halangan
36
36 : Duta Dugem
37
37 : Cara Mencintai
38
38 : Harapan Terbesar
39
39 : Kehamilan Hasna
40
40 : Perpisahan Dan Kematian
41
41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42
42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44
Siap Menghadapi Apa Pun
45
Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47
Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48
Belajar Menjadi Orang Tua
49
Benar-Benar Indigo
50
Astagfirullahaladzim
51
Aturan Tak Masuk Akal
52
Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53
Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54
Jejak yang Ditemukan
55
Ketemu dan Seran.gan Balik!
56
Harapan-Harapan Terbaik
57
Buah Manis Dari Perjuangan
58
Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59
Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60
Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!