9 : Bukti Pertama

“Berhentilah, ... jangan mengguna-guna aku lagi!” tegas Rain menatap marah pak Dartam.

Pak Dartam yang terduduk di tanah, menjadi merasa terancam. Hingga mulutnya dengan refleks berteriak meminta tolong. Tak butuh waktu lama, akhirnya warga berdatangan.

“M—maling! Pria ini maling!” teriak pak Dartam sambil menunjuk wajah Rain. “Jika memang dia tidak mau menikahi Echa, lebih baik dia mati!” batin pak Dartam.

“Panggil polisi, atau setidaknya aparat setempat. Ayo sidang, jangan hanya main haki-m sendiri!” tegas Rain sengaja menantang.

Enam bapak-bapak, tiga ibu-ibu, dan juga lima pemuda yang datang, langsung kebingungan. Apalagi setelah mereka awasi, Rain tak membawa apa pun karena pakai baju saja, tidak.

“Kenapa dia begitu ingin dilaporkan ke polisi atau setidaknya, aparat setempat? Apa yang sebenarnya dia rencanakan?” batin pak Dartam lagi makin penasaran. “Jika dia justru ingin dipertemukan dengan polisi atau setidaknya, aparat setempat, pasti dia punya tujuan. Bisa jadi, dia sengaja ingin meminta bantuan yang berkaitan dengan alasannya di sini. Iya, aku beneran harus hati-hati. Karena sepertinya, dia memang bukan orang sembarangan. Buktinya, dia bisa menghilangkan setiap demi-t yang aku jadikan pasukan!” pikir pak Dartam yang beranjak berdiri. Seorang pemuda menolongnya, dan ia sengaja segera mengucapkan terima kasih.

Setelah menghela napas dalam, pak Dartam berkata, “Sebelumnya, ini saya mohon maaf banget karena sudah membuat keributan. Namun, saya memang sedang butuh pertolongan. Soalnya ini, ada pasien dari Jakarta, yang hobinya ngamuk-ngamuk terus. Ini mohon maaf banget, ya. Orangnya memang agak miring!” Pak Dartam sengaja berbisik-bisik di akhir kalimatnya.

Ketika semuanya langsung paham dan menatap maklum kepada Rain, tidak dengan Rain. Rain langsung mendelik.

“Yang miring itu kamu. Mainnya serba jampi-jampi!” kesal Rain. “Sekarang gini saja, .. hubungi polisi, atau ... sini pinjam hape kalian agar aku bisa menghubungi keluargaku!”

“Berhari-hari aku di sini. Aku disekap dan dibikin sakit biar enggak bisa pergi. Aku dipaksa menikah Echa yang hamil di luar pernikahan, padahal kenal saja enggak!” Rain benar-benar cerewet.

Hanya saja, kiprah pak Dartam yang telanjur dikenal baik, membuat warga dengan sangat mudah percaya kepadanya. Diam-diam pak Dartam tersenyum penuh kemenangan. Karena meski Rain sibuk menolak, warga kompak menyekap Rain.

Rain kembali dibawa masuk ke dalam rumah pak Dartam. Perasaan Rain benar-benar hancur. Selain menahan tangis, Rain juga menahan emosi.

“Ya Allah, kenapa sih, aku masih belum diizinin pergi?” kesal Rain sambil memejamkan kedua matanya.

Rain yang duduk di pinggir dipan, menatap miris keadaan kedua tangannya. Kali ini, kedua tangan Rain diikat menggunakan selendang. Sementara jendela yang sempat Rain gunakan kabur, kini ditutup menggunakan papan. Semua papan tersebut dipaku kanan kirinya. Pak Dartam melakukan semua itu sendiri. Malahan kini, pak Dartam sengaja tersenyum mengej-ek kepada Rain.

“Hasan bilang, ada saat di mana kita lebih baik terlihat lemah. Kata Hasan, cukup pura-pura pingsan, atau bahkan pura-pura mati. Biar lawan senang!” batin Rain yang detik itu juga sengaja pura-pura pingsan.

Pak Dartam makin tersenyum puas. Rain yang masih kuyup bahkan kedua kakinya penuh lumpur, ia tinggalkan begitu saja. Pak Dartam sengaja mengunci pintu kamar Rain, dari luar.

Kedua mata Rain berangsur terbuka, tak lama setelah ia mendengar suara pintu dikunci. “Hah!” refleks Rain berat. Ia sengaja mengembuskan napas panjang, berusaha meredam amarah yang masih saja ia rasakan.

“Kok jadi gini? Apes banget! Memang ada yang harus aku tahu, atau aku bereskan di sini, apa bagaimana?” pikir Rain masih bertanya-tanya.

“Dreett ... drrettt!” Getar ponsel dan itu Rain duduki, membuat Rain tercengang. Hati Rain menjadi berbunga-bunga menahan bahagia.

“Ada hape! Hapenya siapa, ini!” Rain langsung mengambil ponsel tersebut.

Rain menjadi sibuk bersyukur. “Alhamdullilah, ya Allah. Ya ... aku bakalan lebih bersabar. Alhamdullilah. Oh, ini hape si Echa. Ada foto dia. Tapi BTW, ini wajib aku senyap deringnya. Selain, foto profil yang bakalan aku hapus, biar pas telepon Hasna, apa telepon keluarga, enggak kelihatan,” batin Rain.

Satu hal yang membuat Rain makin bersyukur. Karena di era yang serba canggih ini, Echa tak sampai mengunci ponselnya. Baik menggunakan sandi, atau malah sidik jari. “Ini menandakan kalau sdm Echa ren-dah sih,” pikir Rain.

Rain dengan segala rencananya benar-benar membuat pemuda itu bersemangat. Segera Rain mencoba membuka ikatan di kedua tangannya. Ia menggunakan kedua kakinya untuk melakukannya.

Di tempat berbeda, di kamar sebelah kamar Rain, pak Dartam tak sengaja melihat kaki mulus Echa. Karena kebetulan, pintu kamar tersebut tidak dikunci. Sementara gorden yang menutupi, juga kadang terempas pelan akibat kipas angin di atasnya.

Iman pak Dartam yang memang setipis tisu dibagi sembilan, kemudian berakhir terkena air, membuat pria itu tidak bisa untuk tidak melihat lebih. Jantung pak Dartam langsung berdetak lebih kencang, selain tubuhnya yang mendadak mirip demam.

“Duh, ... si Echa ... menggoda banget. Tapi, ... ya udahlah. Dingin-dingin begini, mumpung rumah juga sudah sepi. Bikin air minum dulu buat Echa, biar aman!” batinnya.

“Ini kok rumah sepi banget. Terus itu tadi, si Adul sudah dibawa ke rumah sakit, atau malah sudah langsung pindah alam?” batin Rain masih berusaha membuka ikatan selendang di tangannya. “Eh, itu suara langkahnya abah dukun!” batinnya lagi.

Sekitar lima menit kemudian, Rain kembali mendengar langkah diseret khas langkah pak Dartam, kembali lewat. Langkah tersebut masuk ke kamar sebelah.

Awalnya, Rain tidak curiga dan masih sibuk mencoba membuka tali di kedua tangannya. Namun karena suasana di sana yang telanjur sepi, sementara dinding setiap ruangan juga berupa bilik tua, Rain bisa mendengar suara daru setiap ruangan, dengan leluasa. Termasuk suara bisik-bisik pak Dartam yang membujuk untuk minum.

“Siapa yang disuruh minum? Minum air jampi-jampi?” pikir Rain langsung waspada. Lirikan tajamnya langsung tertuju ke belakangnya. Karena di sana, sumber suara berada.

Hati Rain langsung bergetar tak lama setelah ia mendengar suara wanita mendesah dan itu Rain kenali sebagai suara Echa! Suara yang tentu saja berasal dari kamar sebelah.

“Ya Allah, ... apakah ini alasan Engkau, belum mengizinkan aku pergi dari sini?!” pikir Rain mendadak deg-degan.

Bersama suara langkah buru-buru dari pak Dartam, Rain juga bergegas mendekati bilik sebelah. Apalagi, tampaknya pak Dartam sengaja mengunci pintu kamar Echa berada, dari dalam.

“Emang enggak beres nih orang. Ternyata begini kelakuannya. Dia yang hamilin, aku yang suruh tanggung jawab!” batin Rain. “Tunggu ya! Bentar lagi kalian jadi artis!” batinnya lagi.

Rain sengaja merekam apa yang pak Dartam lakukan kepada Echa. Pak Dartam bahkan melakukan hubungan layaknya suami istri itu tetap di lantai tanah tanpa alas. Pak Dartam tak sampai memindah tubuh Echa yang setengah sadar ke tempat tidur.

“Pasti langsung viral!” batin Rain sudah langsung mengunggah video hasil rekamannya ke semua ak-un Echa. “Bukti pertama!”

“Terima kasih banyak ya Alloh. Setelah ini, aku cukup menghubungi Hasna. Eh, buset batrenya tewas!”

Terpopuler

Comments

Nuryanti Yanti

Nuryanti Yanti

hrsny tlp dulu hasannn

2024-05-07

0

bibuk duo nan

bibuk duo nan

waduh batrenya😅😅😅

2024-02-05

0

bibuk duo nan

bibuk duo nan

bantuan dr Helios yg punya indra keenam

2024-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2 2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3 3 : Doa Tulus yang Melindungi
4 4 : Hari Pernikahan
5 5 : Mulut Jahanam Echa
6 6 : Jejak Rain
7 7 : Mencoba Melarikan Diri
8 8 : LEGA
9 9 : Bukti Pertama
10 10 : Viral Dan Kacau
11 11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12 12 : Kabar Rain
13 13 : Sudah Sangat Dekat
14 14 : Masyaallah Tabarakallah
15 15 : Hikmah Di Balik Musibah
16 16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17 17 : Akhirnya Sah!
18 18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19 19 : Prinsip Setelah Menikah
20 20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21 21 : Belum Terbiasa
22 22 : Seran-gan Balik
23 23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24 24 : Misi Menyelamatkan Rain
25 25 : Misi yang Telah Dimulai
26 26 : Melewati Rintangan Pertama
27 27 : Melewati Rintangan Kedua
28 28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29 29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30 30 : Berdrama
31 31 : Alhamdullilah
32 32 : Guna-Guna yang Luntur
33 33 : Berisik Dan Rame
34 34 : Diurus Tuntas
35 35 : Lancar Tanpa Halangan
36 36 : Duta Dugem
37 37 : Cara Mencintai
38 38 : Harapan Terbesar
39 39 : Kehamilan Hasna
40 40 : Perpisahan Dan Kematian
41 41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42 42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44 Siap Menghadapi Apa Pun
45 Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47 Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48 Belajar Menjadi Orang Tua
49 Benar-Benar Indigo
50 Astagfirullahaladzim
51 Aturan Tak Masuk Akal
52 Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53 Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54 Jejak yang Ditemukan
55 Ketemu dan Seran.gan Balik!
56 Harapan-Harapan Terbaik
57 Buah Manis Dari Perjuangan
58 Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59 Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60 Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2
2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3
3 : Doa Tulus yang Melindungi
4
4 : Hari Pernikahan
5
5 : Mulut Jahanam Echa
6
6 : Jejak Rain
7
7 : Mencoba Melarikan Diri
8
8 : LEGA
9
9 : Bukti Pertama
10
10 : Viral Dan Kacau
11
11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12
12 : Kabar Rain
13
13 : Sudah Sangat Dekat
14
14 : Masyaallah Tabarakallah
15
15 : Hikmah Di Balik Musibah
16
16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17
17 : Akhirnya Sah!
18
18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19
19 : Prinsip Setelah Menikah
20
20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21
21 : Belum Terbiasa
22
22 : Seran-gan Balik
23
23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24
24 : Misi Menyelamatkan Rain
25
25 : Misi yang Telah Dimulai
26
26 : Melewati Rintangan Pertama
27
27 : Melewati Rintangan Kedua
28
28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29
29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30
30 : Berdrama
31
31 : Alhamdullilah
32
32 : Guna-Guna yang Luntur
33
33 : Berisik Dan Rame
34
34 : Diurus Tuntas
35
35 : Lancar Tanpa Halangan
36
36 : Duta Dugem
37
37 : Cara Mencintai
38
38 : Harapan Terbesar
39
39 : Kehamilan Hasna
40
40 : Perpisahan Dan Kematian
41
41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42
42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44
Siap Menghadapi Apa Pun
45
Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47
Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48
Belajar Menjadi Orang Tua
49
Benar-Benar Indigo
50
Astagfirullahaladzim
51
Aturan Tak Masuk Akal
52
Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53
Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54
Jejak yang Ditemukan
55
Ketemu dan Seran.gan Balik!
56
Harapan-Harapan Terbaik
57
Buah Manis Dari Perjuangan
58
Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59
Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60
Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!