2 : Gelap dan Sangat Sunyi

Dengan logat bahasa sunda yang begitu khas, warga yang telanjur datang, memastikannya kebenarannya kepada Echa.

“Benar, Cha, laki-laki itu sudah kurang a-jar ke kamu?”

Sampai di titik ini, Rain masih cukup bisa tetap bersikap tenang. Terlebih, pada kenyataannya Rain memang tidak bersalah. Alasannya ada di sana, murni untuk menolong si wanita yang ternyata bernama Echa. Sementara kini, ia tengah difitnah.

“Eh, Cha. Berani kamu jujur kalau pelakunya kami, mati kamu!” ancam salah satu dari pelaku, dan bernama Asep.

Sampai detik ini, Asep sengaja memapah Echa. Gayanya tak ubahnya seorang pahlawan kebajikan. Meski pada kenyataannya, kelakuannya mirip dakjal. Detik itu juga, Echa sudah langsung ketakutan menatap Asep.

Sadar semua mata, termasuk tatapan Rain, sudah tertuju kepadanya, mau tak mau Echa harus memberikan jawaban. Apalagi, beberapa warga yang datang, kompak meyakinkannya.

“Enggak usah takut, Cha. Kami semua bakalan bela kamu. Kami semua bakalan lindungin kamu. Apalagi di sini, kamu jelas korban!” yakin si bapak-bapak bernama Gino, dan dari tadi paling lantang menegakkan keadilan.

Rain yang sadar waktunya bisa terbuang sia-sia, berangsur menghela napas dalam. “Ya sudah Teh, sekarang Teteh jujur saja. Kalau ada apa-apa, nanti saya bantu. Kalau sampai butuh pengacara, saya juga bisa siapkan secepatnya!”

“Eh kamu ya, ngeba-cot segampang itu!” kesal Amir, si pria yang sempat membogem Rain.

Amir yang merupakan ketua dari gengnya, dengan sangat percaya diri menyudutkan Rain. Ia berkecak pinggang, berlagak gagah seolah dirinya memang tidak bersalah. “Jelas-jelas kamu pelaku, tapi sekarang dengan enggak ngotaknya, kamu justru sok berlagak pahlawan!”

Kini, Amir kembali berusaha membogem Rain. Namun kali ini, dengan perkasa, Rain menahan kepalan tangan Amir. Menggunakan tangan kanan, Rain melakukannya di tengah kedua matanya yang menatap murka kedua mata Amir.

“Kamu habis minum?” lirih Rain kepada Amir. “Memang dasar baji-ngan!” batinnya apalagi ketika yang ia tanya sudah langsung kebingungan.

Asep yang sadar Amir dalam bahaya, segera bertindak. Ia merogoh saku sisi celana panjang levis sebelah kanannya. Sebuah belati kecil ia keluarkan dari sana. “Cha!” bisiknya sambil menekan belatinya di perut kanan Echa. “Berani kamu melawan Amir, bukan hanya kamu yang mati. Karena keluargamu pasti juga!” bisiknya.

“Jangan bo-blok kamu, Amir itu anak juragan tanah di kampung kita! Mikir kamu!” bisik Asep lagi, kali ini sengaja mengancam.

Echa yang sudah sangat deg-degan juga langsung gemetaran. Ia mengangguk-angguk, kenyataan yang juga langsung membuatnya ditatap bingung oleh Rain. Karena kebetulan, pemuda sangat tampan itu menoleh kepadanya.

Fatalnya, tidak ada yang tahu ancaman yang Asep lakukan kepada Echa. Hanya Echa yang mengetahuinya. Karena meski sebelumnya Rain sempat mendekati Echa, Asep dan kedua rekannya sengaja mendorong Rain. Agar Rain tidak dekat-dekat dengan Echa, hingga mereka bisa mengancam Echa dengan leluasa.

“Nih cewek lama-lama bikin emosi. Masa iya, urusan sepele seperti ini harus ngundang mafia bapak mertua!” sebal Rain dalam hatinya.

Rain yang awalnya masih sabar, mendadak seperti disambar petir di siang bolong. Ia menatap tak percaya Echa. Wanita yang awalnya akan ia tolong itu tersedu-sedu, mengabarkan bahwa Rain telah meno-dainya.

“Hah? Kesur-pan kamu bilang begitu?” kesal Rain hendak mendekati Echa.

Namun, cangkul pak Gino sudah terlebih dulu menghantam kepala Rain. Rain langsung terkapar lemas menahan rasa pusing luar biasa karenanya. Kedua tangannya refleks meraba kepala, dan berakhir memeganginya. Saking sakitnya, Rain yang sadar dirinya langsung dikeroy-ok, justru tak bisa merasakan apa pun.

Rain mati rasa. Suara dari warga maupun Amir dan anak buahnya, juga perlahan tak dapat Rain dengar. Semuanya telanjur menyakitkan. Pandangan Rain yang awalnya perlahan kabur, kini benar-benar gelap. Termasuk juga dengan indra pendengaran Rain yang jadi tak berfungsi.

Gelap dan sangat sunyi, Rain tak lagi mengerti mengenai apa yang terjadi.

Echa yang menyaksikan sama sekali tidak merasa bersalah. Echa memilih melarikan diri. Apalagi, Rain tak hanya tak berdaya. Sebab Rain juga terluka parah. Hampir sekujur tubuh Rain, dipenuhi darah segar. Selain itu, kedua mata Rain juga sudah seutuhnya terpejam.

Tak ada lagi tanda-tanda kehidupan dari Rain. Hingga warga yang melakukan aksi main ha-kim sendiri, mulai berhenti menghaki-mi.

“Sebentar, ... sebentar,” ucap pak Gino berangsur menunduk.

Belum apa-apa, Amir dan Asep, kompak saling lirik. Keduanya terdiam tegang dan perlahan melipir meninggalkan kebersamaan.

“Si pemer-kosa ini masih bernapas, tapi sudah sangat lemah. Kumaha atuh, ini?” ucap pak Gino meminta pendapat.

Setelah pak Gino pastikan, di sana sudah tidak ada Echa, Amir, maupun Asep. Karenanya, mereka menanyakan solusi kepada kedua anak buah Amir.

“Kalau tahu polisi, kita bisa dihukum atau malah diper-as, Uwa Gino!” Ucap Salman, selaku anak buahnya Amir.

Kemudian, Rozi temannya Salman dan berdiri di sebelahnya, membenarkan. “Kalau begitu kita buang saja dia ke sungai. Asal ini enggak bocor, harusnya aman!” yakinnya.

Setelah mengawasi penampilan Rain, Rozi menyadari bahwa Rain bukan orang sembarangan. “Tampangnya orang kaya ini mah. Wajib diperiksa atuh, setiap sakunya. Sekalian jaket sama bajunya juga mani bagus gitu!” batinnya.

Karenanya, Rozi sengaja mengajak Salman untuk memboyong Rain ke sungai di sebelah. Di sana, ada jembatan dan sungainya berarus sangat deras. Sesuai rencana, keduanya sengaja membuang tubuh Rain. Disaksikan warga, Rozi yang sudah mengantongi ponsel Rain, sengaja menela-njangi Rain.

“Biar jadi mayat tanpa identitas. Ini bisa kita makin aman!” yakin Rozi. Padahal, alasannya melakukannya ia memang ingin memiliki pakaian Rain. Termasuk, celana dal-am Rain, Rozi juga sampai mengambilnya.

Disaksikan semuanya, tubuh Rain yang mereka anggap samp-ah, dibuang ke sungai berarus deras. Di lokasi tersebut dan terbilang pelosok, mereka yakin, Rain akan berakhir menjadi mayat tanpa identitas. Atau malah, menjadi santapan ikan dan binata-ng bua-s.

Di tempat berbeda, Hasna menatap bingung dompet dan beberapa barang Rain yang ada di dalam tasnya.

“Si sayang kebiasaan. Dompet, kacamata, semuanya di sini,” batin Hasna mendadak tersentak lantaran sang sopir mengerem mendadak.

“Astaghfirullah, Pak. Bapak enggak apa-apa, kan? Kenapa Bapak mengerem mendadak?” lembut Hasna seiring ia yang berusaha berdiri. Barang-barang Rain keluar dari dalam tasnya, setelah ia menjatuhkan tasnya akibat sang sopir mengerem mendadak.

Padahal, alasan sopir Hasna mengerem mendadak karena ada motor mendadak tergelincir dari atas. Motor tersebut dikendarai oleh Asep yang membonceng Amir. Keduanya terluka parah karena motornya saja sampai ringsek.

Terpopuler

Comments

bibuk duo nan

bibuk duo nan

karma langsung dibayar tunai

2024-02-05

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat thor lanjutkan seruuuu

2024-02-04

0

erinatan

erinatan

kok ngeri sih warganya pake main hakim sendiri

2024-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2 2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3 3 : Doa Tulus yang Melindungi
4 4 : Hari Pernikahan
5 5 : Mulut Jahanam Echa
6 6 : Jejak Rain
7 7 : Mencoba Melarikan Diri
8 8 : LEGA
9 9 : Bukti Pertama
10 10 : Viral Dan Kacau
11 11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12 12 : Kabar Rain
13 13 : Sudah Sangat Dekat
14 14 : Masyaallah Tabarakallah
15 15 : Hikmah Di Balik Musibah
16 16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17 17 : Akhirnya Sah!
18 18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19 19 : Prinsip Setelah Menikah
20 20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21 21 : Belum Terbiasa
22 22 : Seran-gan Balik
23 23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24 24 : Misi Menyelamatkan Rain
25 25 : Misi yang Telah Dimulai
26 26 : Melewati Rintangan Pertama
27 27 : Melewati Rintangan Kedua
28 28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29 29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30 30 : Berdrama
31 31 : Alhamdullilah
32 32 : Guna-Guna yang Luntur
33 33 : Berisik Dan Rame
34 34 : Diurus Tuntas
35 35 : Lancar Tanpa Halangan
36 36 : Duta Dugem
37 37 : Cara Mencintai
38 38 : Harapan Terbesar
39 39 : Kehamilan Hasna
40 40 : Perpisahan Dan Kematian
41 41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42 42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44 Siap Menghadapi Apa Pun
45 Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47 Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48 Belajar Menjadi Orang Tua
49 Benar-Benar Indigo
50 Astagfirullahaladzim
51 Aturan Tak Masuk Akal
52 Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53 Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54 Jejak yang Ditemukan
55 Ketemu dan Seran.gan Balik!
56 Harapan-Harapan Terbaik
57 Buah Manis Dari Perjuangan
58 Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59 Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60 Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2
2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3
3 : Doa Tulus yang Melindungi
4
4 : Hari Pernikahan
5
5 : Mulut Jahanam Echa
6
6 : Jejak Rain
7
7 : Mencoba Melarikan Diri
8
8 : LEGA
9
9 : Bukti Pertama
10
10 : Viral Dan Kacau
11
11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12
12 : Kabar Rain
13
13 : Sudah Sangat Dekat
14
14 : Masyaallah Tabarakallah
15
15 : Hikmah Di Balik Musibah
16
16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17
17 : Akhirnya Sah!
18
18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19
19 : Prinsip Setelah Menikah
20
20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21
21 : Belum Terbiasa
22
22 : Seran-gan Balik
23
23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24
24 : Misi Menyelamatkan Rain
25
25 : Misi yang Telah Dimulai
26
26 : Melewati Rintangan Pertama
27
27 : Melewati Rintangan Kedua
28
28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29
29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30
30 : Berdrama
31
31 : Alhamdullilah
32
32 : Guna-Guna yang Luntur
33
33 : Berisik Dan Rame
34
34 : Diurus Tuntas
35
35 : Lancar Tanpa Halangan
36
36 : Duta Dugem
37
37 : Cara Mencintai
38
38 : Harapan Terbesar
39
39 : Kehamilan Hasna
40
40 : Perpisahan Dan Kematian
41
41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42
42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44
Siap Menghadapi Apa Pun
45
Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47
Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48
Belajar Menjadi Orang Tua
49
Benar-Benar Indigo
50
Astagfirullahaladzim
51
Aturan Tak Masuk Akal
52
Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53
Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54
Jejak yang Ditemukan
55
Ketemu dan Seran.gan Balik!
56
Harapan-Harapan Terbaik
57
Buah Manis Dari Perjuangan
58
Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59
Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60
Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!