3 : Doa Tulus yang Melindungi

“Jangan turun, Pak.” Hasna masih menatap tajam apa yang ada di depan sana.

Sang sopir yang awalnya akan turun, menjadi tidak jadi. Pria paruh baya bernama pak Samsul itu mengikuti arahan Hasna. Pak Samsul mengendarai mobil, melewati Asep dan Amir dengan sangat hati-hati.

Amir dan Asep, kedua pria itu Hasna yakini bukan pemuda baik-baik. Bukan hanya dari fisiknya yang kurus dan penuh tato, tetapi cara keduanya berkendara. Ngebut dan mendadak nyungseb. Hasna bahkan yakin, keduanya juga tengah berada di bawah pengaruh alko-hol bahkan lebih.

“Manusia sekarang sudah banyak yang dakjal, Pak. Kecelakaan sendiri, atau membuat diri celaka, terus minta orang lain tanggung jawab.”

“Apalagi bukannya berpikir kurang bijak, yah Pak. Di daerah yang masih terbilang pelosok, kadang lebih kejam dari keadaan di ibukota.”

“Kalau di ibukota sih, aku yang baru pindah karena mau ikut mas Rain, konsep hidup mereka gini. Hidup kamu ya urusan kamu, hidupku urusanku. Kamu enggak usah ikut campur.”

Hasna yang meski masih menyikapi dengan tenang, sudah bisa melihat gelagat licik dari Amir dan Asep.

Di belakang, Asep dan Amir yang melihat mobil mahal milik Rain, langsung beringas.

“Hadang-hadang, minta tanggung jawab!” ucap Amir. Si anak juragan tanah yang selalu merasa paling kaya sekaligus merasa paling berkuasa, tapi kelakuannya bikin orang sibuk mengelus dada.

“T-tolong ... t-tolong!” teriak Asep dan langsung diikuti juga oleh Amir.

Maksud Asep dan Amir tentu mencoba mengumpulkan masa. Agar rencana keduanya berhasil. Syukur-syukur, rencana mereka lancar jaya seperti kepada Rain.

Ulah Amir dan Asep, membuat Hasna menggeleng tak habis pikir. Sementara pak Samsul, tampak berpikir-pikir. Pak Samsul bermaksud berhenti dan menyelesaikan secara baik-baik.

“Tetap jalan, Pak. Orang seperti mereka memang sesa-mpah itu. Apalagi dengan luka-luka mereka, mereka bisa menjebak kita lebih leluasa!” ucap Hasna masih sangat tenang.

Namun karena Amir dan Asep sampai lari menghadang mereka, Hasna memutuskan untuk turun dari mobil.

“Biar saya saja yang turun, Mbak. Takut ada apa-apa,” sergah pak Samsul yang memang takut. Apalagi selain perempuan, Hasna merupakan calon istri Rain dan notabene bos pak Samsul.

“Harusnya mereka yang takut ke saya, Pak!” ucap Hasna yang kemudian menghampiri Asep dan Amir.

“Astaga, ... yang keluar bidadari, Bos! Mani geulis gitu!” sergah Asep mendadak sangat gugup. Jantungnya mirip mesin pompa air yang ru-sak. Jeglag-jeglug sangat berisik.

Tak kalah gugup, Amir yang sudah langsung terpesona kepada Hasna, segera berbisik, “Langsung bawa saja ke kebun teh terdekat! Atau kalau enggak, bawa ke gubuk terdekat!” Kendati demikian, kedua matanya tidak bisa untuk tidak menatap takjub sosok Hasna. Padahal andai ia tahu bahwa wanita di hadapannya merupakan calon istri pemuda yang telah mereka fitnah, tanggapannya pasti sudah beda.

“Sudah terluka parah, aroma pun alkoh-ol dan ro-kok, masih saja kurang aj-ar. Kalau ada mas Rain, sudah dicok-el mata kalian!” batin Hasna.

Dalam sekejap, Hasna loncat bertumpu pada mobil bagian depan. Tubuh Hasna melayang di udara. Saat itu juga, kaki kanannya bekerja menendang dagu Asep kemudian Amir. Keduanya terkapar, sementara pak Samsul yang menyaksikan, tak bisa berkomentar.

“Semoga siapa pun, termasuk mas Rain, terhindar dari sampa-h seperti mereka!” batin Hasna yang sudah kembali duduk elegan di tempat duduk penumpang.

“Pantas mas Rain klepek-klepek, usaha banget dapetin Mbak Hasna. Sekeren ini ternyata bidadarinya mas Rain. Dibela-belain kan, yang awalnya ngebet mau nikah sama janda, jadinya maunya sama Mbak Hasna!” batin pak Samsul buru-buru menutup pintu penumpang untuk Hasna.

Melalui lirikan, Hasna tak sengaja melihat ponsel Rain yang keluar dari saku celana Amir. Hasna yang sangat paham sampai balik badan sambil terus menatapnya serius. Akan tetapi, Hasna tak melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hasna bahkan membiarkan pak Samsul melanjutkan perjalanan mereka.

“Tapi mirip banget sama punyanya mas Rain, ya. Sarung ponselnya, itu mirip yang aku kasih. Masa iya, ada yang sekebetulan ini? Meski memang sarung hape itu banyak yang jual ...,” batin Hasna mulai merasa tidak nyaman. Hatinya jadi gelisah.

“Ya Allah, semoga mas Rain dijauhkan dari marabahaya. Andai pun memang sampai harus mengalaminya, tolong mudahkan beliau dalam menyelesaikannya,” batin Hasna benar-benar tulus.

Amir dan Asep berakhir sekarat. Sementara ponsel Rain yang keluar dari saku belakang celana levis panjang Amir, justru jadi incaran pemulung yang lewat.

Pemulung tersebut tak hanya mengambil ponsel Rain. Namun juga semuanya. Apalagi selain Amir dan Asep dalam keadaan sekarat, di sana juga sepi.

Di tempat berbeda, doa tulus Hasna benar-benar sampai kepada Rain. Rain yang harusnya hanyut mengikuti arus dan menghantam bebatuan besar, justru menepi dan terdampar ke pinggir sungai. Sampai detik ini, Rain memang masih tak sadarkan diri. Selain itu, di sana benar-benar tidak ada orang lain.

“Lindungi di mana pun mas Rain berada ya Allah ....”

Setiap doa tulus Hasna seolah melindungi sekaligus menarik Rain ke alam sadar. Kedua mata Rain bahkan mulai bergerak-gerak lemah, nyaris terbuka.

Namun, diam-diam Echa sudah duduk harap-harap cemas di depan sebuah meja penuh asap. Suasana di sana mirip ruang perdukunan pada kebanyakan. Suasana yang cenderung gelap, dihiasi sesajen lengkap. Seorang pria yang Echa panggil Abah Dartam, sibuk komat-kamit. Kedua jemari tangan pak Dartam melakukan ritual di antara asap.

“Bagaimana, Bah? Abah bisa melihat calon suamiku?” sergah Echa dan yang dimaksud itu Rain. Di hadapannya, kedua mata pak Dartam sudah sepenuhnya terbuka.

Pak Dartam menghela napas dalam. Ia menatap Echa sambil mengangguk-angguk. “Ada yang melindungi dia. Perlindungan ini yang bikin terawangan Abah terganggu. Namun, bisa dipastikan bahwa dia akan selamat!”

Mendengar itu, Echa langsung tersenyum lega. “Syukurlah ... berarti saat bertemu nanti, kami tinggal menikah, Bah.”

“Tolong juga agar Amir dan anak buahnya berhenti menggangguku yah, Bah!” sergah Echa yang telanjur jatuh cinta pada pesona Rain.

***

Seiring bergulirnya waktu, kenyataan Rain yang tak kunjung memberi kabar, membuat Hasna bahkan semuanya khawatir.

“Pesan-pesanku kompak centang satu. Nomor mas Rain juga enggak bisa dihubungi.” Hasna mondar-mandir di kamarnya. Kedua tangannya menggenggam ponsel berikut tasbih, sangat erat.

“Meski mas Rain tengil bin jail, masa iya, empat hari tetap enggak mengabari?”

“Masa iya, ini bagian dari kejutan romantis dari beliau?”

“Acara syuting memang baru beres dua hari lagi, tapi masa iya ....” Tak mau stres sendiri karena tak kunjung mendapatkan kabar Rain, Hasna memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Rain.

Kebetulan, Hasna yang memang orang kampung, sudah tinggal di rumah bersamanya dengan Rain. Rumah terbilang mewah yang Rain siapkan secara khusus untuk Hasna.

Satu minggu sudah Hasna tinggal di sana bersama mamanya. Selain agar terbiasa, Hasna juga sengaja mengatur segala sesuatunya. Namun karena hari pernikahannya dan Rain sudah di depan mata, dan itu kurang dua hari lagi, suasana di sana terbilang ramai. Kenyataan tersebut terjadi karena keluarga besar Hasna baru saja tiba. Semuanya sengaja menginap di sana.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

good job thor lanjutkan

2024-02-04

0

erinatan

erinatan

dasar echa udah ditolong mlh seenak jidat ninggalin rain

2024-02-04

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

y allah semoga rain bs selamat

2024-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2 2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3 3 : Doa Tulus yang Melindungi
4 4 : Hari Pernikahan
5 5 : Mulut Jahanam Echa
6 6 : Jejak Rain
7 7 : Mencoba Melarikan Diri
8 8 : LEGA
9 9 : Bukti Pertama
10 10 : Viral Dan Kacau
11 11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12 12 : Kabar Rain
13 13 : Sudah Sangat Dekat
14 14 : Masyaallah Tabarakallah
15 15 : Hikmah Di Balik Musibah
16 16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17 17 : Akhirnya Sah!
18 18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19 19 : Prinsip Setelah Menikah
20 20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21 21 : Belum Terbiasa
22 22 : Seran-gan Balik
23 23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24 24 : Misi Menyelamatkan Rain
25 25 : Misi yang Telah Dimulai
26 26 : Melewati Rintangan Pertama
27 27 : Melewati Rintangan Kedua
28 28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29 29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30 30 : Berdrama
31 31 : Alhamdullilah
32 32 : Guna-Guna yang Luntur
33 33 : Berisik Dan Rame
34 34 : Diurus Tuntas
35 35 : Lancar Tanpa Halangan
36 36 : Duta Dugem
37 37 : Cara Mencintai
38 38 : Harapan Terbesar
39 39 : Kehamilan Hasna
40 40 : Perpisahan Dan Kematian
41 41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42 42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44 Siap Menghadapi Apa Pun
45 Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46 Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47 Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48 Belajar Menjadi Orang Tua
49 Benar-Benar Indigo
50 Astagfirullahaladzim
51 Aturan Tak Masuk Akal
52 Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53 Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54 Jejak yang Ditemukan
55 Ketemu dan Seran.gan Balik!
56 Harapan-Harapan Terbaik
57 Buah Manis Dari Perjuangan
58 Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59 Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60 Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1 : LDR Dan Berujung Diftnah
2
2 : Gelap dan Sangat Sunyi
3
3 : Doa Tulus yang Melindungi
4
4 : Hari Pernikahan
5
5 : Mulut Jahanam Echa
6
6 : Jejak Rain
7
7 : Mencoba Melarikan Diri
8
8 : LEGA
9
9 : Bukti Pertama
10
10 : Viral Dan Kacau
11
11 : Balas Dendam Benar-Benar Dimulai!
12
12 : Kabar Rain
13
13 : Sudah Sangat Dekat
14
14 : Masyaallah Tabarakallah
15
15 : Hikmah Di Balik Musibah
16
16 : Kembali Menyiapkan Persiapan Pernikahan
17
17 : Akhirnya Sah!
18
18 : Pentingnya Menjaga Perasaan Pasangan
19
19 : Prinsip Setelah Menikah
20
20 : Sayang Banget Dan Takut Kehilangan
21
21 : Belum Terbiasa
22
22 : Seran-gan Balik
23
23 : Semuanya Sudah Diramalkan
24
24 : Misi Menyelamatkan Rain
25
25 : Misi yang Telah Dimulai
26
26 : Melewati Rintangan Pertama
27
27 : Melewati Rintangan Kedua
28
28 : Cincin yang Sulit Dilepaskan
29
29 : Kebakaran Dan Innalilahi
30
30 : Berdrama
31
31 : Alhamdullilah
32
32 : Guna-Guna yang Luntur
33
33 : Berisik Dan Rame
34
34 : Diurus Tuntas
35
35 : Lancar Tanpa Halangan
36
36 : Duta Dugem
37
37 : Cara Mencintai
38
38 : Harapan Terbesar
39
39 : Kehamilan Hasna
40
40 : Perpisahan Dan Kematian
41
41 : Setelah Ditinggal Dinas Keluar Kota
42
42 : Menjadi Tidak Nyaman Dan Sangat Keterlaluan
43
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
44
Siap Menghadapi Apa Pun
45
Novel Echa : Dendam Sang Kuntilanak
46
Novel : Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
47
Episode Spesial Lahirnya Arfathan
48
Belajar Menjadi Orang Tua
49
Benar-Benar Indigo
50
Astagfirullahaladzim
51
Aturan Tak Masuk Akal
52
Rumah Di Belakang Rumah Lokasi Untuk Syuting
53
Nenek Tongkok Pemakan Dagi.ng Manusia
54
Jejak yang Ditemukan
55
Ketemu dan Seran.gan Balik!
56
Harapan-Harapan Terbaik
57
Buah Manis Dari Perjuangan
58
Novel : Menikahi Wanita Taruhan
59
Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Hutan Tua
60
Novel Athan : Gadis Berisik Kesayangan CEO Pembaca Pikiran
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!