Sofia
Disebuah kamar rumah sakit yang sunyi dan sepi, ada sepasang suami istri yang sedang berbicara. Kesedihan kini semakin merasuki dada keduanya, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa ini sudah menjadi takdir dari yang maha kuasa.
" Mas, jaga Sofia dengan baik dan rawat dia, lindungi putri kita mas. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Kanker yang aku derita sudah stadium akhir " ucap seorang wanita cantik yang saat ini sedang menggenggam tangan suaminya dengan erat. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang mulus dan bibirnya yang pucat.
" Jangan berkata seperti itu sayang, kamu harus bertahan demi anak kita, demi aku dan masa depan kita. Kamu sendiri yang bilang kalau kita tidak akan terpisahkan Sara " ucap sang suami yang kini sudah runtuh hatinya mendengar ucapan istri kesayangannya barusan.
" Tidak mas, kamu harus bisa menerima semua ini. Kamu sudah berusaha keras untuk kesembuhan ku. Aku bahagia mas. Tidak ada penyesalan dalam diriku jika aku pergi secepat ini dari kalian. Kamu tahu mas apa yang paling membuat aku bahagia? melihat kamu dan Sofia bahagia di masa depan. Jangan lupakan amanahku mas jika memang kamu mencintai ku " ucap sara dengan tersenyum manis kepada suaminya.
" Cukup Sara, jangan katakan itu lagi. Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi kemanapun. Aku akan tetap berusaha untuk kesembuhan mu " Brian sangat sakit mendengar perkataan istrinya yang begitu menyayat hati itu. Lalu Brian pergi dari ruang rawat istrinya dengan buru buru dan marah.
" Mas, mau pergi kemana? Uhukk " ucap Sara yang kini semakin melemah
Sedangkan di suatu tempat, Brian meneguk segelas bir yang memabukkan di dalam mobilnya. Dengan terus mengumpat untuk hidupnya yang kini sudah berantakan dan tidak ada artinya.
" Kenapa Tuhan, kenapa harus Sara yang menderita sesakit itu. Mengapa bukan aku saja yang engkau timpakan penyakit mematikan itu. Arrrgggghhh " sambil terus membanting setir mobil dan menangis sesenggukan. Brian membawa mobilnya membelah jalan raya yang sunyi dan gelap.
Dengan kondisi setengah sadar, Brian tak sengaja menerobos lampu merah yang menyebabkan ia menabrak seorang wanita dan dua orang anaknya yang sedang menyebrang. Brian tercengang dan keluar dari mobilnya dengan panik.
Orang orang mulai berdatangan dan menelpon ambulans untuk segera menangani korban kecelakaan tersebut. Brian hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kasar dan rasa bersalah yang amat besar.
Dengan cepat ambulans datang dan membawa keluarga kecil itu ke rumah sakit terdekat.
" Luka mereka cukup berat, namun tak terlalu membahayakan nyawa mereka. Untuk saat ini akan dilakukan rawat inap. Mohon untuk melunasi biaya administrasi rumah sakit. Permisi tuan " ucap seorang dokter yang menangani korban kecelakaan tersebut.
Brian terduduk lesu di kursi tunggu, ia hanya bisa meratapi nasibnya sendiri. Hari ini cobaan begitu banyak yang datang kepadanya. Istrinya yang sedang terbaring di rumah sakit tak lama lagi akan menemui ajalnya, dan sekarang ia menabrak seorang wanita yang kemungkinan janda dan dua orang anaknya. Perasaan rasa bersalah kian menusuk hatinya dalam waktu yang bersamaan.
Tut tut tut..
" Bibi, Sofia sudah tidur ? " tanya Brian kepada pengasuh anaknya di seberang telepon.
" Sudah tuan, dari tadi non sofia terus memanggil tuan " ucap Bi lani.
" Baiklah bi " ucap Brian dan menutup sambungan telepon.
Sementara itu Laras yang sudah sadarkan diri mencoba turun dari ranjang dan mencari kedua anaknya. Mereka ternyata di ruangan yang sama dan segera memeluk kedua anaknya yang terbaring lemah tersebut.
Brian yang menyadari bahwa orang yang ditabraknya sudah sadarkan diri langsung meminta maaf dan mengatakan bersedia ganti rugi kepada perempuan tersebut.
Perempuan itu sama sekali tidak marah dan hanya tersenyum melihat pria yang menabrak dirinya dan anaknya hingga luka parah seperti itu.
" Tidak apa-apa, tuan juga tidak sengaja, tapi tuan, kami sama sekali tidak memiliki tujuan untuk pergi. Bisakah tuan memberi kami pekerjaan apapun itu asalkan saya dan anak saya tidak kelaparan lagi di jalan " ucap wanita tersebut dengan berurai air mata.
Brian hanya bisa menghela nafas dan memberikan sejumlah uang yang besar kepada wanita itu.
" Untuk pekerjaan saya tidak bisa karena saya tidak tahu harus mempekerjakan anda untuk apa. Saya hanya bisa memberikan uang ini untuk berobat dan membeli keperluan anda ke depannya " ucap Brian dan memberikan amplop tebal itu kepada wanita yang baru saja ia tabrak.
Brian lalu pergi dari rumah sakit karna polisi kini menunggu nya di depan ruangan untuk meminta keterangan mengenai kecelakaan yang dibuat olehnya.
Dengan tatapan misterius wanita itu menatap punggung brian yang berlalu meninggalkannya. " Uang yang cukup banyak. Hmm " ucap Laras.
Sesampainya di kantor polisi, Brian dibebaskan dari tuntutan dan membayar biaya atas kecerobohan nya dalam berkendara. Ia bisa bebas karena sang korban tidak menuntut dirinya.
Tak lama kemudian Brian kembali merenung sejenak di dalam mobil baru kemudian bergegas menuju tempat istrinya yang kini sedang dirawat.
" Sayang " ucap Brian dan menjatuhkan kepalanya ke pelukan istrinya.
Sara yang merasakan berat akhirnya terbangun dan mendapati suaminya sudah tertidur pulas di pelukannya. Sara membelai lembut rambut Brian dan bergumam halus.
" Kamu harus kuat Brian " Sara kemudian menitikkan air matanya tanpa bersuara agar Brian tidak terbangun dari tidurnya.
Keesokan harinya Brian terbangun dari tidurnya dan mendapati Sara yang tersenyum manis menatap dirinya.
" Sayang, bagaimana keadaanmu. Maaf semalam aku benar-benar tidak bisa berpikir dan meninggalkan mu sendiri. Maafkan aku " ucap Brian dan mencium tangan istrinya dengan sungguh.
" Tidak apa-apa mas, aku tahu perasaanmu " ucap sara dan mencoba menghibur suaminya.
Dengan berat hati, Brian berlalu meninggalkan sara untuk pergi bekerja. Sudah satu bulan lebih Brian tidak masuk kantor karna merawat istrinya yang terbaring di rumah sakit. Brian berdoa didalam hati semoga semua ini cepat selesai dan mereka bisa hidup seperti sediakala.
Sementara itu, Sofia yang sudah berumur 10 tahun sedang asik belajar karna sebentar lagi ia akan melakukan ujian akhir semester. Sofia selalu mendapatkan ranking pertama di kelas. Tak heran jika pintar, karna itu sifat ayahnya yang tak mau kalah dalam hal apapun. Sofia bertekad akan seperti ayahnya dan membanggakan ibunya yang ia sayangi. Tanpa ia ketahui kini ibunya sedang berjuang mengalahkan maut agar bisa bertahan hidup lebih lama lagi bersama mereka.
Namun sayang, dua minggu kemudian sara telah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya. Duka mendalam yang dirasakan keluarga sangatlah besar. Hingga membuat Brian putus asa akan hidupnya yang sekarang . Sofia hanya bisa memeluk tubuh kaku ibunya untuk yang terakhir kalinya. Sofia sangat marah hingga ia tidak bisa berkata kata lagi akan semua kejadian yang menimpanya.
Dengan berat hati, Brian dan Sofia meninggalkan pemakaman yang merupakan peristirahatan terakhir ibunya. Kehancuran hati dan pikiran membuat semua orang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rahma AR
mampir juga
2024-01-31
0