eps 16 kegaduhan di acara pesta keluarga

" Papa percaya dengan perkataan Celine? " tanya Sofia dengan santai kepada ayahnya yang saat ini sudah kehilangan kata kata.

" Sofia, papa butuh penjelasan dari semua ini. Katakan yang sejujurnya" ucap Brian dengan tegas dan menatap kedua putrinya secara bergantian.

" Bukankah Celine yang menolak untuk menikah. Papa tahu sendiri kan jika Celine sendiri yang menyetujui Sofia untuk menggantikannya. Celine bukankah kamu tidak mau menikah dengan pria sakit mental?" Sofia menjawab pertanyaan ayahnya dan menatap ke arah Celine.Brian mencoba mengingat bagaimana Celine menolak menikah saat itu.

Sofia sebenarnya ingin sekali mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya, tapi dia takut jika nanti keselamatan ayahnya akan terancam karena tindakannya yang buru buru. Sofia berusaha mengikuti permainan yang dibuat oleh Laras dan Celine.

Miken terus memperhatikan Sofia yang sudah banyak berubah, Miken begitu merindukan Sofia. Miken tidak bisa berbuat apa-apa sekarang dan menunggu waktu yang tepat untuk mengambil Sofia kembali. Meskipun egois, Miken benar-benar sangat mencintai Sofia.

" Itu tidak benar Pa, Papa tahu sendiri kan alasan Sofia ingin menikahi Leon. Karena dia kaya " Celine mencoba melakukan pembelaan.

Leon menyaksikan perdebatan itu sambil minum bir. Leon menganggap ini sebuah pertunjukan. Dia sedikit tertarik saat Sofia mengatakan dirinya pria sakit mental.

" Begitu rupanya, aku pria sakit mental " Leon tersenyum saat hatinya bergumam kalimat itu.

Sofia memilih diam karena melihat Laras yang mulai menatap dirinya. Seakan tahu, Sofia mendapat ancaman jika terus menjawab maka nyawa ayahnya akan melayang di tangan Laras. Dengan terpaksa Sofia mengiyakan perkataan Celine.

Semua orang kini menatapnya dengan tatapan menyelidik.

" Wah, ternyata menantu kita pecinta money Antony. Kamu harus berhati-hati" Any semakin mempertegang suasana.

Miken menarik paksa Celine dari acara tersebut dan membawanya pulang. Mereka kemudian menghilang dan Antony menyuruh para pelayan untuk mengambilkan beberapa bir lagi.

" Brian, kamu harus minum malam ini " seakan tahu dengan suasana hati Brian, Antony menyodorkan segelas bir untuk menghibur sahabatnya itu. Any yang melihat sikap Antony merasa kesal karena Antony sama sekali tidak merespon apa yang dikatakannya barusan.

Brian tidak lagi bersemangat mengikuti acara keluarga tersebut. Kemudian Sofia mengambil gelas yang disodorkan ayah mertuanya.

" Maaf sebelumnya Papa mertua, saya ingin bicara dengan Papa saya sebentar " Sofia tersenyum hangat kepada Antony.

" Oh silahkan. Papa tidak akan mengganggu kalian " Antony meninggalkan ayah dan anak tersebut.

" Pa, jangan sedih ya. Sofia minta maaf karena sudah mempermalukan Papa. " Sofia memelas menatap ayahnya yang kini sedang duduk terdiam.

" Papa hanya tidak habis pikir, Celine sendiri yang meminta untuk tidak menikah dengan Leon. Tapi sekarang dia mengatakan yang tidak tidak dihadapan umum " ucap Brian.

" Pa, Sofia bisa bekerja sekarang? Agar Sofia bisa menepiskan semua perkataan Celine kalau Sofia itu gila harta " Sofia mencoba membujuk ayahnya agar ia diperbolehkan bekerja.

" Awalnya papa juga tidak percaya kamu itu gila uang, tapi sekarang papa sudah tahu kalau kamu itu benar-benar gila uang. Suami mu memiliki segalanya tapi kamu masih ingin bekerja di perusahaan Papa" Brian terkekeh melihat tingkah putrinya itu.

Keduanya berbincang sambil sesekali tertawa. Sofia sudah lama tidak bercanda seperti ini dengan ayahnya. Sofia merasa sangat bahagia malam ini, walaupun ada sedikit gangguan ulah Celine, tapi Sofia tidak terlalu memikirkannya.

Tiba-tiba saja Brian pergi ke suatu tempat dan kembali dalam waktu singkat.

" Putriku, ini mungkin tidak seberapa dibanding apa yang kamu miliki sekarang. Papa membelikan ini untuk kamu pakai saat berkunjung ke rumah Papa. Ajak suamimu untuk bertamu ke rumah kita " Brian menyodorkan paper bag yang berisi gaun yang ia beli kemarin.

" Terimakasih Papa. Ini sangat berharga buat Sofia." Sofia kegirangan dan memeluk ayahnya. Tawa dan senyum bahagia yang tidak lagi pernah Brian lihat selama ini akhirnya muncul. Brian menyadari jika selama 15 tahun terakhir dirinya selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan. Tapi Brian bersyukur karena putrinya sudah mendapatkan senyumnya kembali.

Saat sedang asyik mengobrol, Laras muncul seperti jelangkung dari belakang.

" Mas, sudah waktunya pulang. " Laras mengatakan hal tersebut dihadapan Sofia.

" Pa, jaga kesehatan ya " ucap Sofia sebelum ayahnya pergi meninggalkan pesta keluarga tersebut.

" Baik putriku. Papa dan mama pulang dulu. Baik baik sama suamimu ya " kemudian Brian mengecup pucuk kepala Sofia baru kemudian mereka pergi dari tempat tersebut.

Sofia mengambil paper bag yang ayahnya berikan. Sofia kemudian menghampiri Leon yang sedang berbincang dengan ayah mertuanya.

" Menantu, apa hubungan kalian baik baik saja? " tanya Antony yang membuat Sofia sejenak terdiam.

" Hubungan kami baik baik saja, iya kan istriku" Leon merangkul pundak Sofia yang membuat gadis itu menelan ludah. Pasalnya Sofia masih teringat betapa kasarnya pria itu.

" i..iya Pa hubungan kami berjalan lancar " jawab Sofia meski kini jiwanya sedang meronta-ronta meminta dilepaskan oleh Leon.

" Baguslah, Papa sedang menantikan seorang anak kecil di keluarga ini. Papa pikir kalian sudah cukup dewasa untuk memahami itu "

" Tidak perlu buru-buru Pa, kami ingin menikmati waktu berdua dulu saat ini " ucap Leon saat mendengar perkataan ayahnya barusan.

" Mama mu sudah mendesak Papa mengatakan ini Leon. Tapi keputusan ada di tangan kalian berdua" Antony meringis kecil saat Claudia mencubit pinggangnya dari samping.

" Jangan terlalu di pikirkan Sofia, Mama masih sabar menunggu tenang saja. Papa mertua kamu ini yang tidak sabar menimang cucu " ucap Claudia pada Sofia sambil menyalahkan Antony.

Leon hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah kedua orang tuanya.

" Ma, Pa. Leon dan Sofia pamit pulang" Leon kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Begitupun Sofia yang mengucapkan salam perpisahan pada malam itu.

" Maaf karena sudah membuat keributan di acara keluarga ini Pa " ucap Sofia

" Tidak perlu dipikirkan Sofia, anggap saja itu tidak pernah terjadi " ucap Claudia saat menantunya meminta maaf atas keributan yang mereka perbuat.

Sofia sangat bersyukur karena kedua mertuanya adalah orang baik. Meskipun Sofia memiliki suami yang aneh dan kasar, setidaknya sekarang dia bisa tenang untuk beberapa waktu.

Saat di perjalanan, ada beberapa orang yang menghadang mobil yang dikendarai Leon dan Sofia. Ternyata itu adalah begal jalanan. Para begal itu turun dari motornya sambil membawa sebilah pisau di tangan mereka. Leon berdecak kesal melihat orang-orang tersebut.

" Buka pintu nya " ancam salah seorang preman dengan menodongkan pisau ke arah Leon. Sofia yang mulai ketakutan hanya bisa menutup kedua matanya.

Leon yang mulai kesal dengan orang-orang itu akhirnya turun dari mobil. Leon mencoba bernegosiasi dengan preman itu.

" Ini sudah larut, saya mau pulang. Berapa yang kalian inginkan" ucap Leon sambil menatap preman preman itu.

Para begal itu tertawa bahagia karena sangat gampang mendapatkan uang malam ini. Kemudian begal itu memberikan jawaban seberapa besar jumlah uang yang mereka inginkan.

Leon kembali masuk ke dalam mobil dan mengambil segepok uang cash yang sudah berada di dalam mobilnya. Tanpa aba-aba preman tersebut mengambil uang itu dari tangan Leon.

" Boleh saya pergi? " Tanya Leon saat melihat preman preman itu sedang sibuk menghitung uang.

" Pergi sana " ucap salah seorang preman.

" Tunggu " Leon terhenti saat dirinya hendak memasuki mobil.

" Apa kamu membawa seorang wanita, kamu kaya dan kamu bisa membeli wanita kapanpun. Emmm bisakah dia kamu berikan pada kami? " preman tersebut tertawa jahat sambil memandangi Sofia yang berada di dalam mobil.

Leon yang sudah menahan amarahnya agar tidak berkelahi kini kehabisan kesabaran.

" Bagaimana bisa kalian begitu tamak. Saya sudah memberikan uang dan kalian mau mengambil istri saya? " ucap Leon yang saat itu tidak habis pikir dengan preman preman itu. Leon kemudian mengambil kunci mobil dan menguncinya dari luar agar preman itu tidak bisa masuk.

" Kami butuh kesenangan bro, kamu kan sudah mencobanya. Biarkan kami sekarang yang mencoba istri mu " preman preman itu tertawa terbahak-bahak seolah mereka sedang melakukan candaan.

Sofia yang mendengar kata-kata preman itu mulai ketakutan. Sofia hanya bisa menggenggam sabuk pengaman yang melilit di badannya.

" Kalian memang kurang ajar rupanya" Leon kehabisan kata-kata dan menghajar preman yang mengajaknya bicara.

Semua preman itu kaget karena hanya dengan satu pukulan, teman mereka terkapar tak sadarkan diri di jalan.

Kemudian para preman yang berjumlah 3 org tersebut maju satu persatu lalu menyerang Leon dengan sebilah pisau ditangan mereka.

Pertarungan yang sengit tak bisa terelakkan. Leon berusaha menangkis semua serangan semampunya. Sofia terdiam ketakutan dan berharap Leon akan baik baik saja. Meskipun Sofia membenci pria itu, dia lebih baik dari preman preman yang mengincar dirinya saat ini.

Tiba tiba saja saat sedang ketakutan, telepon genggam Sofia bergetar dan mendapati Miken yang menelpon. Tanpa pikir panjang, Sofia mengangkat telepon tersebut dan meminta bantuan pada Miken.

Miken menjadi khawatir dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena saat ini nyawa Sofia sedang dalam bahaya

Episodes
Episodes

Updated 45 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!