eps 17 serangan tiba tiba

Leon menangkis serangan satu persatu. Tiba tiba ada yang memukul kepalanya dari belakang. Leon seketika linglung dan merasakan sakit yang luar biasa.

Sofia berteriak histeris saat melihat Leon terkapar dengan darah mengalir melalui belakang kepalanya. Para preman itu sama sekali tidak ketakutan, mereka kemudian mencoba membuka pintu mobil tapi tidak bisa karena terkunci.

" Buka pintu mobilnya nona cantik, kalau tidak kami akan membunuh suamimu ini " Preman itu menyeringai jahat ke arah Sofia.

Sofia takut keluar, tapi Sofia juga tidak ingin melihat Leon mati konyol ditangan para preman jalanan itu. Sofia memberanikan diri untuk keluar dari mobil, tapi pintu mobil terkunci dan Sofia tidak bisa membukanya. Sofia kemudian menatap Leon yang sudah berkorban untuknya. Leon ternyata mengunci dirinya di mobil lalu mengambil kunci mobil dan menyembunyikan kunci tersebut agar Sofia tidak di sentuh oleh para preman jalanan itu.

Baru kali ini Sofia merasa benar-benar dilindungi oleh seseorang. Sofia hanya bisa menangis histeris saat preman preman jahat itu mulai mengambil ancang-ancang untuk menusuk Leon dengan sebuah pisau tajam.

Saat sedang ingin menjalankan aksinya, terdengar suara mobil polisi yang mengepung area pembegalan itu. Miken berlari ke arah mereka bersama beberapa anggota polisi yang datang dan menodongkan senjata api ke arah para preman itu. Dan seketika preman preman tersebut ketakutan dan sekarang mereka sudah tidak bisa berkutik.

Miken kemudian menyusuri mobil yang sedang terkunci itu. Miken mengambil kunci mobil yang terjatuh dari saku celana Leon saat sedang diangkat petugas polisi.

Leon segera dilarikan ke rumah sakit, sementara itu Sofia sudah diselamatkan oleh Miken dan mereka menuju rumah sakit.

Di perjalanan, Sofia terus berdoa untuk keselamatan Leon. Miken yang melihat raut wajah khawatir Sofia hanya memperhatikan gadis itu. Sofia saat ini belum sadar siapa yang bersamanya. Seketika Sofia melirik Miken dan mulai teringat kembali kejadian yang membuat Sofia begitu membenci Miken.

" Dia akan selamat " ucap Miken singkat.

" Kenapa kamu mau membantuku. Bukankah kamu membenciku seperti mama dan saudaramu itu? " tanya Sofia tanpa melirik ke arah Miken.

" Kamu tidak perlu tahu. Aku berencana membunuhmu tapi belum saatnya" Miken berkata dingin yang sontak membuat Sofia sedikit menjauh darinya.

Kemudian Miken tersenyum ringan dan memfokuskan menyetir menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Sofia menelpon Antony. Antony dan Claudia sangat panik dan bergegas menuju rumah sakit tempat Leon ditangani.

Tak lama kemudian, keduanya sampai dan mendapati Sofia serta Miken duduk di kursi tunggu.

" Sofia, bagaimana keadaanmu. Lalu Leon bagaimana, apa dia baik-baik saja " Claudia menggenggam tangan Sofia sambil menangis.

Sofia mencoba menenangkan ibu mertuanya dan mengajaknya duduk di kursi.

" Kita tunggu saja Ma, semoga Leon baik baik saja" ucap Sofia.

Antony hanya terdiam namun hatinya sangat khawatir saat ini. Kemudian semua orang menunggu dengan sabar di kursi tunggu tersebut.

Beberapa saat kemudian dokter yang menangani Leon keluar dari ruang operasi. Antony bangkit dan langsung menanyakan kabar Leon.

" Bagaimana keadaan anak saya dokter? " tanya Antony.

" Pasien mengalami pendarahan yang cukup banyak, dan kepalanya terluka parah akibat di pukul menggunakan benda tumpul. Kami sudah menangani pasien dan kini dia sedang tidak sadarkan diri " Ucap dokter tersebut.

Claudia semakin bersedih saat tahu putranya mengalami insiden hingga terluka parah seperti itu.

" Apa kami boleh melihatnya dokter? " tanya Antony.

" Bisa pak, tapi pasien akan dipindahkan dahulu ke ruang rawat baru bisa di jenguk oleh keluarga " ucap dokter tersebut dan meninggalkan Antony.

Claudia merasa bersalah atas kejadian ini. Karena dirinya Leon menjadi terluka parah.

" Om, tante. Miken pulang dulu semoga Leon segera sembuh" ucap Miken dengan sopan.

" Terimakasih Miken sudah menyelamatkan Leon dan Celine. " ucap Claudia.

" Miken, Terima kasih " Brian menepuk pundak Miken pelan.

Miken membalas dengan senyuman ucapan terima kasih Antony dan Claudia.

" aku kemari untuk menyelamatkan Sofia ,bukan untuk menyelamatkan Leon " Suara Hati Miken bergumam.

Sofia hanya menatap Miken yang kini mulai meninggalkan area Rumah Sakit tersebut. Kemudian Sofia terduduk kembali di kursi tunggu,disusul Claudia yang juga duduk di samping Sofia sembari menunggu Miken yang akan dipindahkan ke ruang rawat inap VIP.

.

.

Sementara itu di sebuah kamar, Celine memberontak tak terima saat Sofia mempermalukan dirinya di acara keluarga kemarin. Celine melampiaskan amarahnya kepada gaun-gaun yang ada di lemari miliknya dan melemparkan semuanya keluar

" Sofia, aku tidak menginginkan ini. Aku menginginkan semua yang kamu miliki " Celine berteriak dan kembali melemparkan semua baju baju mahal miliknya.

" Awas kamu Sofia, aku akan membalas perbuatanmu itu. Kamu tidak perlu bersikap sombong padaku. Aku lebih kuat darimu dan lebih unggul dalam segala hal " Celine kemudian mengambil tas dan kunci mobil di atas meja lalu keluar kamar sambil menutup dengan kasar pintu kamar tersebut.

Tiba-tiba langkah Celine terhenti saat melihat Brian sedang bersiap siap untuk keluar.

" Mau kemana Pa? "tanya Celine. Hari ini adalah hari libur.

" Papa mau jenguk Leon. Semalam mereka kena musibah di jalan dan sekarang Leon sedang di rawat di rumah sakit " ucap Brian.

Mendengar hal itu Celine tidak jadi keluar dan meminta agar ikut bersama kedua orangtuanya ke rumah sakit. Tidak lama kemudian Laras keluar dengan perhiasan dan pakaian glamor nya.

" Ayok Pa, Mama sudah siap " ucap Laras dan melirik ternyata ada Celine disana.

" Aku ikut Ma " ucap Celine. Laras menyetujui hal tersebut.

" Ini kesempatan aku buat cari perhatian sama Leon" gumam Celine dalam hati.

Sesampainya di rumah sakit, ketiganya disambut oleh Sofia yang menunjukkan ekspresi lesu di wajahnya.

" Kamu tidak apa-apa Sofia? " ucap Brian sambil menelisik anggota tubuh Sofia dari atas sampai bawah.

" Sofia baik baik saja Pa, tapi Leon..." Sofia berbicara dengan nada sedih.

" Ada apa dengan Leon, apa dia belum sadarkan diri? " tanya Brian.

" Belum Pa, Sofia merasa bersalah karena Leon terluka gara gara Sofia. Hikss " Sofia mulai menangis karena tertekan dengan keadaan yang dialaminya sekarang.

Brian memeluk putrinya untuk menenangkan hati Sofia yang dipenuhi rasa bersalah.

" Pa, yuk kita ke dalam. " ajak Laras yang tidak ingin melihat Brian berlama lama memeluk Sofia.

Kemudian mereka semua memasuki ruangan dimana Leon dirawat. Antony bangkit dari duduknya dan menyambut kedatangan Brian. Begitu juga dengan Claudia.

" Semoga Leon segera sadarkan diri" ucap Brian sambil menepuk pundak Antony.

Antony terduduk lesu dan mempersilahkan Brian untuk duduk, begitu juga dengan Laras dan Celine.

Semua orang kini sedang duduk di sofa yang sedikit jauh dari ranjang pasien. Tidak ada tempat duduk lagi bagi Sofia dan ia memilih duduk disamping ranjang Leon yang kini terbaring lemah.

Sofia yang mulai mengantuk karena tidak tidur semalaman akhirnya tertidur disamping tangan Leon yang terlentang. Sofia benar benar lelah hingga membuat dirinya tertidur pulas meski dengan posisi yang kurang nyaman.

Tiba-tiba Leon terbangun dan meringis saat merasakan sakit di bagian belakang kepalanya.

" Sofia" ucap Leon dalam hati saat melihat Sofia yang tertidur disampingnya. Kemudian melirik beberapa orang yang sedang berbincang di sudut ruangan. Leon yang sudah sadarkan diri tidak ingin menunjukkannya karena akan membangunkan Sofia yang kelihatannya tertidur pulas. Leon kemudian kembali menutup kedua matanya.

Episodes
Episodes

Updated 45 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!