NovelToon NovelToon

Sofia

eps 1 kematian Sara

Disebuah kamar rumah sakit yang sunyi dan sepi, ada sepasang suami istri yang sedang berbicara. Kesedihan kini semakin merasuki dada keduanya, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa ini sudah menjadi takdir dari yang maha kuasa.

" Mas, jaga Sofia dengan baik dan rawat dia, lindungi putri kita mas. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Kanker yang aku derita sudah stadium akhir " ucap seorang wanita cantik yang saat ini sedang menggenggam tangan suaminya dengan erat. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang mulus dan bibirnya yang pucat.

" Jangan berkata seperti itu sayang, kamu harus bertahan demi anak kita, demi aku dan masa depan kita. Kamu sendiri yang bilang kalau kita tidak akan terpisahkan Sara " ucap sang suami yang kini sudah runtuh hatinya mendengar ucapan istri kesayangannya barusan.

" Tidak mas, kamu harus bisa menerima semua ini. Kamu sudah berusaha keras untuk kesembuhan ku. Aku bahagia mas. Tidak ada penyesalan dalam diriku jika aku pergi secepat ini dari kalian. Kamu tahu mas apa yang paling membuat aku bahagia? melihat kamu dan Sofia bahagia di masa depan. Jangan lupakan amanahku mas jika memang kamu mencintai ku " ucap sara dengan tersenyum manis kepada suaminya.

" Cukup Sara, jangan katakan itu lagi. Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi kemanapun. Aku akan tetap berusaha untuk kesembuhan mu " Brian sangat sakit mendengar perkataan istrinya yang begitu menyayat hati itu. Lalu Brian pergi dari ruang rawat istrinya dengan buru buru dan marah.

" Mas, mau pergi kemana? Uhukk " ucap Sara yang kini semakin melemah

Sedangkan di suatu tempat, Brian meneguk segelas bir yang memabukkan di dalam mobilnya. Dengan terus mengumpat untuk hidupnya yang kini sudah berantakan dan tidak ada artinya.

" Kenapa Tuhan, kenapa harus Sara yang menderita sesakit itu. Mengapa bukan aku saja yang engkau timpakan penyakit mematikan itu. Arrrgggghhh " sambil terus membanting setir mobil dan menangis sesenggukan. Brian membawa mobilnya membelah jalan raya yang sunyi dan gelap.

Dengan kondisi setengah sadar, Brian tak sengaja menerobos lampu merah yang menyebabkan ia menabrak seorang wanita dan dua orang anaknya yang sedang menyebrang. Brian tercengang dan keluar dari mobilnya dengan panik.

Orang orang mulai berdatangan dan menelpon ambulans untuk segera menangani korban kecelakaan tersebut. Brian hanya bisa menggaruk kepalanya dengan kasar dan rasa bersalah yang amat besar.

Dengan cepat ambulans datang dan membawa keluarga kecil itu ke rumah sakit terdekat.

" Luka mereka cukup berat, namun tak terlalu membahayakan nyawa mereka. Untuk saat ini akan dilakukan rawat inap. Mohon untuk melunasi biaya administrasi rumah sakit. Permisi tuan " ucap seorang dokter yang menangani korban kecelakaan tersebut.

Brian terduduk lesu di kursi tunggu, ia hanya bisa meratapi nasibnya sendiri. Hari ini cobaan begitu banyak yang datang kepadanya. Istrinya yang sedang terbaring di rumah sakit tak lama lagi akan menemui ajalnya, dan sekarang ia menabrak seorang wanita yang kemungkinan janda dan dua orang anaknya. Perasaan rasa bersalah kian menusuk hatinya dalam waktu yang bersamaan.

Tut tut tut..

" Bibi, Sofia sudah tidur ? " tanya Brian kepada pengasuh anaknya di seberang telepon.

" Sudah tuan, dari tadi non sofia terus memanggil tuan " ucap Bi lani.

" Baiklah bi " ucap Brian dan menutup sambungan telepon.

Sementara itu Laras yang sudah sadarkan diri mencoba turun dari ranjang dan mencari kedua anaknya. Mereka ternyata di ruangan yang sama dan segera memeluk kedua anaknya yang terbaring lemah tersebut.

Brian yang menyadari bahwa orang yang ditabraknya sudah sadarkan diri langsung meminta maaf dan mengatakan bersedia ganti rugi kepada perempuan tersebut.

Perempuan itu sama sekali tidak marah dan hanya tersenyum melihat pria yang menabrak dirinya dan anaknya hingga luka parah seperti itu.

" Tidak apa-apa, tuan juga tidak sengaja, tapi tuan, kami sama sekali tidak memiliki tujuan untuk pergi. Bisakah tuan memberi kami pekerjaan apapun itu asalkan saya dan anak saya tidak kelaparan lagi di jalan " ucap wanita tersebut dengan berurai air mata.

Brian hanya bisa menghela nafas dan memberikan sejumlah uang yang besar kepada wanita itu.

" Untuk pekerjaan saya tidak bisa karena saya tidak tahu harus mempekerjakan anda untuk apa. Saya hanya bisa memberikan uang ini untuk berobat dan membeli keperluan anda ke depannya " ucap Brian dan memberikan amplop tebal itu kepada wanita yang baru saja ia tabrak.

Brian lalu pergi dari rumah sakit karna polisi kini menunggu nya di depan ruangan untuk meminta keterangan mengenai kecelakaan yang dibuat olehnya.

Dengan tatapan misterius wanita itu menatap punggung brian yang berlalu meninggalkannya. " Uang yang cukup banyak. Hmm " ucap Laras.

Sesampainya di kantor polisi, Brian dibebaskan dari tuntutan dan membayar biaya atas kecerobohan nya dalam berkendara. Ia bisa bebas karena sang korban tidak menuntut dirinya.

Tak lama kemudian Brian kembali merenung sejenak di dalam mobil baru kemudian bergegas menuju tempat istrinya yang kini sedang dirawat.

" Sayang " ucap Brian dan menjatuhkan kepalanya ke pelukan istrinya.

Sara yang merasakan berat akhirnya terbangun dan mendapati suaminya sudah tertidur pulas di pelukannya. Sara membelai lembut rambut Brian dan bergumam halus.

" Kamu harus kuat Brian " Sara kemudian menitikkan air matanya tanpa bersuara agar Brian tidak terbangun dari tidurnya.

Keesokan harinya Brian terbangun dari tidurnya dan mendapati Sara yang tersenyum manis menatap dirinya.

" Sayang, bagaimana keadaanmu. Maaf semalam aku benar-benar tidak bisa berpikir dan meninggalkan mu sendiri. Maafkan aku " ucap Brian dan mencium tangan istrinya dengan sungguh.

" Tidak apa-apa mas, aku tahu perasaanmu " ucap sara dan mencoba menghibur suaminya.

Dengan berat hati, Brian berlalu meninggalkan sara untuk pergi bekerja. Sudah satu bulan lebih Brian tidak masuk kantor karna merawat istrinya yang terbaring di rumah sakit. Brian berdoa didalam hati semoga semua ini cepat selesai dan mereka bisa hidup seperti sediakala.

Sementara itu, Sofia yang sudah berumur 10 tahun sedang asik belajar karna sebentar lagi ia akan melakukan ujian akhir semester. Sofia selalu mendapatkan ranking pertama di kelas. Tak heran jika pintar, karna itu sifat ayahnya yang tak mau kalah dalam hal apapun. Sofia bertekad akan seperti ayahnya dan membanggakan ibunya yang ia sayangi. Tanpa ia ketahui kini ibunya sedang berjuang mengalahkan maut agar bisa bertahan hidup lebih lama lagi bersama mereka.

Namun sayang, dua minggu kemudian sara telah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya. Duka mendalam yang dirasakan keluarga sangatlah besar. Hingga membuat Brian putus asa akan hidupnya yang sekarang . Sofia hanya bisa memeluk tubuh kaku ibunya untuk yang terakhir kalinya. Sofia sangat marah hingga ia tidak bisa berkata kata lagi akan semua kejadian yang menimpanya.

Dengan berat hati, Brian dan Sofia meninggalkan pemakaman yang merupakan peristirahatan terakhir ibunya. Kehancuran hati dan pikiran membuat semua orang hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.

Eps 2 ibu tiri yang kejam

" Sofia, bangun. " suara gerakan kaki yang kasar dapat sofia rasakan dari arah pintu. " Jangan malas malasan, sana buat sarapan kami sudah lapar " ucap salah seorang wanita dengan pakaian seksi dan perhiasan glamournya walau hanya di dalam rumah seharian.

" Aku lagi capek ma, suruh Celine saja buat sarapan, Aku semalaman begadang buat tugas kuliah ma. Aku mau istirahat. Kenapa sih aku selalu mama suruh seperti pembantu." ucap Sofia yang sudah tidak tahan dengan sikap ibu tirinya yang suka menyuruh dirinya layaknya seorang pembantu dirumahnya sendiri.

" Berani sekali kamu ya! Dasar anak tidak tahu diri. Aku sudah membesarkan mu dari kecil dan sekarang kamu sudah berani membantah ku " ucap wanita itu yang sangat geram melihat tingkah Sofia yang semakin hari semakin berani melawannya.

" Ingat ya, yang membesarkan aku bukan kamu. Tapi Papa dan bibi Lani " ucap Sofia yang sudah tak tahan dengan perkataan ibu tirinya yang semakin hari semakin menjadi itu. " Kamu hanya menyuruhku melakukan semua pekerjaan rumah selama 15 tahun Sampai sekarang. Apa itu yang dinamakan merawat? Aku sama sekali tidak merasakan kamu merawat aku seperti anak kamu sendiri"

" Dasar anak kurang ajar"

Plakkk

Sebuah tamparan melayang di pipi Sofia. Rasanya sangat perih dan sakit. Sofia hanya bisa menahan tangis melihat perlakuan ibu tirinya itu.

" Dasar tidak punya hati. Aku adukan sama papa apa yang kamu perbuat wanita iblis " Sofia meraih ponselnya di meja dan berniat menelpon papanya yang sedang dinas keluar negri untuk masalah kerjaan.

Dengan sigap Laras meraih ponsel itu dan menyembunyikannya di belakang punggungnya. " Jangan berani-berani kamu mengadu sama mas Brian. Kalau Sampai kamu mengadu akan ku bunuh kamu " ancam Laras dengan mata yang melotot.

" kembalikan handphone ku, cepat " ucap Sofia tak mau kalah. Habis kesabaran, Sofia melompat dari kasur dan mendorong ibu tirinya ke tembok dengan keras. " ini yang kamu mau kan laras? Aku berbuat kasar dan kamu yang mengadu lebih dulu ke papaku. Dasar wanita tidak tahu malu " ucap Sofia tepat di hadapan muka Laras.

Mendengar suara gaduh di atas membuat celine terperanjat dari duduknya dan menyusul ibunya ke atas. " Ma, kok lama banget... apa yang kamu lakukan Sofia sama mama. Kamu kurang ajar ya " Celine menarik ujung rambut Sofia hingga terjatuh ke lantai.

Pertarungan antara keduanya tidak bisa dielakkan. Sofia dan Celine saling tarik rambut dan mencakar satu sama lain. Tak tahan lagi akhirnya Laras ikut melemahkan Sofia dan menampar wajar gadis itu berkali-kali hingga Sofia pingsan di lantai. Suasana tiba tiba hening, ini bukan kali pertama mereka menyiksa Sofia, tapi kali ini benar-benar sudah melampaui batas hingga membuat gadis itu tak sadarkan diri.

" Ma, apa dia mati ? " ucap Celine dengan nafas tersengal.

" Tidak, dia hanya pingsan " ucap Laras. " Bawa dia ke gudang, mama masih belum puas menyiksa gadis pembangkang ini " ucap Laras kemudian.

Miken yang baru sampai menyaksikan ulah ibu dan saudara perempuannya yang membawa tubuh Sofia ke gudang. " Mau diapakan wanita itu ma ?" ucap Miken dengan santai.

" Mama mau memberikannya pelajaran karna sudah keterlaluan pada mama " ucap Laras dan berlalu meninggalkan putranya tersebut.

Miken tidak memperdulikan apa yang terjadi dan langsung memasuki kamarnya.

Sedangkan bibi Lani yang selama ini menemani dan melindungi Sofia telah di pecat beberapa Minggu yang lalu oleh Laras. Karna dianggap ikut campur dalam urusan mereka.

Sofia tersadar dan melihat sekeliling, ternyata ia di sekap di gudang oleh ibu tirinya. Sofia hanya bisa menangis pilu melihat keadaannya yang buruk. Pipinya lebam dan merah serta semua badannya sakit.

" Papa kapan pulang ? " ucap Sofia dengan lirih dan sesak. Ingin sekali Sofia mengadukan perbuatan ibu tirinya, namun alasan dari ibu tirinya tidak dapat memperkuat perkataannya. Sofia hanya bisa berdoa semoga ini semua cepat berakhir.

...***...

Pada suatu kesempatan, ada tawaran besar yang diberikan oleh seorang miliarder kepada Brian. Ia ingin menjodohkan anak tunggalnya dengan anak gadis Brian. Hal itu membuat Brian yakin bahwa anaknya memang sudah pantas untuk menikah. Miliarder itu tak lain adalah rekan bisnis Brian selama bertahun-tahun. Tak heran jika Brian sudah mengenal dengan betul bagaimana kehidupan keluarga konglomerat tersebut.

" Terimakasih atas tawarannya sobat, untuk persetujuan nya akan saya kabari kembali " ucap Brian dengan sopan.

" Baiklah, saya tunggu kabar baiknya " sahut Antony sambil tersenyum.

Brian mengabari kabar baik tersebut kepada Laras. Brian berencana akan menjodohkan Celine dengan putra tunggal dari antony. Laras yang mendengar hal itu langsung bahagia dan senang, sebab putrinya akan menikah dengan anak miliarder kaya.

" Mas, kenapa tiba-tiba menjodohkan Celine? " tanya Laras yang penasaran alasan dari Brian menjodohkan Celine dengan anak miliarder kaya. Sedangkan Sofia lah anak kandungnya

" Begini Laras, aku pikir Celine sudah waktunya untuk menikah. Lagipula umurnya juga sudah pantas untuk melangsungkan pernikahan. " ucap Brian dari sebrang telepon.

" Baiklah mas jika itu sudah menjadi keputusan mas. Nanti akan saya bicarakan dengan Celine " ucap Laras dan telepon berakhir.

Keesokan harinya Sofia sudah dibebaskan dari gudang. Karena mendengar berita bahagia ini Laras tak ingin mencari masalah dengan Sofia yang hanya akan merusak suasana hatinya.

Sofia tergeletak lemas tak berdaya di atas ranjangnya setelah membersihkan diri di kamar mandi. Tiba tiba saja pintu kamarnya terbuka. Sofia pikir itu adalah Laras dan ternyata itu Miken.

" Mau apa kamu? " ucap Sofia yang kaget dan mundur beberapa langkah. Miken hanya bisa tersenyum miring dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Mendekat lah aku tidak akan menyakitimu, lihat aku bawa kotak obat " ucap Miken sambil menunjukkan kotak obat yang dibawanya.

" Aku tidak butuh diobati sama kamu, keluar sekarang juga atau aku akan teriak" ucap Sofia. Miken lau meletakkan kotak obat itu di atas meja dan mendekati pintu. Sofia pikir dia akan keluar dan ternyata Miken mengunci pintu dan mulai mendekat ke arah Sofia.

" jangan mendekat" dengan perasaan takut sofia terus berjalan mundur dan mulai menangis.

Lalu tiba-tiba Miken menarik tubuh sofia dan memeluknya, Sofia yang kaget hanya bisa berteriak namun gagal karna Miken sudah membekap mulutnya dengan ciuman panas yang berhasrat dari Miken. Sofia hanya bisa mengeluarkan air mata dengan apa yang terjadi pada dirinya. " Kumohon Miken jangan" suara lirih dari Sofia tidak mengubah apapun pada Miken.

Dengan kuat Miken mendorong sofia ke atas ranjang dan menindihnya sambil terus mencium bibir mungil milik Sofia yang sangat manis. Sofia hanya bisa menangis dengan perbuatan saudara tirinya itu. Kini handuk yang membaluti tubuh Sofia sudah mulai longgar dan terlepas. Miken yang bertelanjang dada dengan birahi mencium leher Sofia dengan penuh nafsu hingga meninggalkan bekas-bekas merah di sana. Sofia hanya bisa meraung kesakitan dengan perlakuan Miken padanya.

Namun tak lama setelah itu Miken kembali membaluti tubuh Sofia yang melemah dengan selimut. Miken mengambil kotak obat dari atas meja dan mulai mengobati luka lebam di pipi wanita itu.

Sofia yang tak sadarkan diri sudah terbaring lemah tanpa menghiraukan apa yang akan terjadi selanjutnya antara Miken dan dirinya.

" Maafkan aku Sofia, aku benar-benar minta maaf" ucap Miken dan berlalu meninggalkan Sofia.

Eps 3 Miken

" Sayang, maafkan ibu nak. Ibu tidak bisa melindungi mu dari orang-orang jahat itu. Ibu menyesal nak tapi ibu tidak berdaya" ucap seorang wanita berbaju putih bersinar dihadapan Sofia.

" Mama," Sofia berlari memeluk tubuh ibunya dengan erat sambil terus menangis pilu. " Mama, aku tidak sanggup lagi hidup di dunia ini, aku sudah tidak tahan disiksa oleh orang-orang itu. Bawa aku bersamamu ma. Bawa aku. Hikss hikss " ucap Sofia dengan sendu dan penuh permohonan.

" Tidak bisa anakku, jalanmu masih panjang dan perjuanganmu belum selesai. Yakinlah sayang bahagia akan selalu hadir di hidup kita, namun sebelum itu kita akan mendapatkan cobaan yang pahit dan pedih. Bersabarlah anakku, ibu sangat menyayangimu " ucap wanita itu sambil melepas tangan Sofia dari tubuhnya dan perlahan menghilang di antara bayangan putih yang menutupinya.

" Mamaaaaaaa "

Sofia terbangun dan berkeringat karna mimpinya benar benar seperti nyata. Lalu ia menangis sejadi-jadinya mengingat perlakuan ibu tiri dan saudara tirinya terhadap dirinya. Entah mengapa Sofia merasa ayahnya akhir akhir ini tak memperhatikannya lagi. Apakah ayahnya sudah jatuh ke dalam rayuan wanita itu? Kini hati Sofia benar benar hancur.

Sofia berusaha menghubungi ayahnya, namun sayang tak satupun panggilan darinya di angkat oleh ayahnya. " Ayah cepat pulang, aku di aniaya di sini. Bawa aku ayah dari neraka ini " sambil terus menangis Sofia merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang.

Tiba tiba Sofia teringat kembali pada kejadian tadi malam yang membuat dirinya takut setengah mati. Sofia benar benar hancur mengingat hal tersebut. Entah bagaimana Sofia menghadapi ayahnya jika tau kejadian ini.

" Miken, kamu akan membayar mahal untuk apa yang telah kamu lakukan padaku. Serta ibu dan adikmu akan menerima apa yang kalian perbuat selama ini kepadaku " ucap Sofia dengan menggenggam kuat selimut yang menutupi tubuhnya.

Sofia kemudian turun dan bersikap seolah tidak terjadi apa apa antara dirinya dan Miken semalam. Mereka menatap Sofia yang kini sudah berpakaian rapi dan pipinya yang masih lebam akibat ulah mereka kemarin.

" Ma, apa dia mau menghajar kita lagi? Besar juga nyalinya" bisik Celine kepada ibunya.

" Dia tidak akan berani, tenang saja " ucap Laras dan melanjutkan sarapannya.

Sofia sama sekali tidak menatap ke arah siapapun di sana, baik itu Laras, Celine dan Miken. Sofia melanjutkan sarapannya dengan khidmat dan tenang. Kali ini mereka membiarkan Sofia menikmati sarapannya karna mereka sedang berbahagia sebab Celine akan menikah dengan miliarder kaya raya.

" Ma, kira kira kapan ya pria itu datang melamar celine? " ucap Celine dengan gaya bahasa pamer untuk memanas manasi Sofia.

" Tenang saja sayang, pria kaya raya itu akan segera melamar mu. Kita tunggu saja papa kamu pulang " ucap Laras dengan terus menelisik kearah Sofia, berharap gadis itu iri pada putrinya. Tapi Sofia sama sekali tidak bergeming dan tidak tertarik mendengar percakapan mereka.

Sofia beranjak dari kursinya karna sudah selesai sarapan. Miken yang menyadari ada hal aneh dari Sofia dengan cepat menuntaskan sarapannya dan mulai mengikuti Sofia dari belakang. Sofia mengetahui pergerakan Miken yang mengikutinya dan sengaja membawa Miken ke taman belakang.

" Ada apa Miken? Apa kamu kurang puas semalam. Hm ? " ucap Sofia yang sedang duduk di pinggir kolam renang.

" Rupanya nyalimu besar juga. Kamu berani bertanya seperti itu kepadaku. Tentu saja aku puas. Apa kamu mau lagi malam ini ? " jawab Miken dengan ekspresi wajah datar dan senyum tipis tersungging di bibir nya.

" Tidak perlu banyak bicara. Apa yang kamu inginkan dariku ? Apa kamu menginginkan harta ayahku. Jika itu maumu ambil saja aku juga tidak membutuhkannya. Tapi ingat jangan pernah menganggu hidupku lagi. Dan satu lagi, kalau kamu ingin berbuat macam-macam dan masuk ke kamarku tanpa izin, aku akan melaporkanmu ke polisi. Ingat itu ! " ucap Sofia mengancam.

Miken tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Sofia. " Baiklah, tapi aku tidak menginginkan harta ayahmu. Aku menginginkanmu Sofia " ucap Miken dan terus berjalan mendekati Sofia.

Tanpa aba-aba Sofia terjun ke dalam kolam renang untuk menghindari Miken yang menurutnya sudah gila itu. Tapi Sofia lupa kalau dia tidak bisa berenang, selama ini ia tidak diperbolehkan berenang di kolam itu. Hanya ibu tiri dan saudaranya saja yang boleh berenang. Tapi Sofia tidak menghiraukan itu lagi, Sofia lebih baik mati daripada harus bersentuhan dengan pria gila dihadapannya.

Sofia tidak bergeming dan terus menenggelamkan tubuhnya ke dalam air. Hingga tak sadar ia kehilangan kesadaran di bawah air.

" Merepotkan" kemudian Miken terjun ke dalam kolam untuk mengangkat tubuh Sofia yang sudah tidak sadarkan diri. Setelah sampai di tepi, Miken memberikan nafas buatan untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam tubuh Sofia. Kemudian Sofia terbatuk dan tersadar hingga membuatnya mundur dengan wajah ketakutan melihat Miken.

Miken beranjak pergi dan meninggalkan Sofia sendiri di tepi kolam. " Kenapa dia menyelamatkan ku ? Bukankah dia senang kalau aku mati. Dasar aneh " ucap Sofia sambil terus berpikir keras.

Tak sengaja adegan itu di lihat oleh Celine, dia terkejut melihat kakaknya yang judes dan cuek itu menyelamatkan Sofia yang hampir mati tenggelam. " Kakak kenapa sih? " tanya Celine dalam hati.

Sofia kini hanya termenung di dalam kamar. Tidak ada seorangpun yang menghibur dan menemaninya. Tak berselang lama ia tertidur pulas di ranjang miliknya. Hanya ini tempat ternyaman baginya dalam rumah ini. Meskipun kadang-kadang orang akan mengusik ketenangan nya hanya untuk sebuah permintaan yang harus di kerjakan oleh Sofia.

Sementara itu di sebuah kamar yang minimalis dan redup, Miken terus menatap sebuah foto kecil milik Sofia yang ia simpan diam diam tanpa sepengetahuan ibunya. Miken terus mengingat bagaimana tawa gadis kecil itu saat ia pertama kali datang ke rumah ini. Miken merasakan cintanya saat Sofia tersenyum lepas. Namun saat ibunya menyiksa Sofia, Miken hanya bisa menghindari kontak dengan mereka untuk sementara. Bukan tanpa alasan, Miken tidak ingin merusak suasana hati ibunya dan semakin menyiksa Sofia akibat perasaan cintanya terhadap gadis itu.

Kemudian Miken beranjak dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Sofia. Ia membuka pintu perlahan agar gadis itu tidak terbangun. Miken berjalan tanpa suara dan menatap wajah manis itu dari dekat. Sofia tertidur pulas dengan memeluk boneka kesayangannya. Tak sadar mata Miken tertuju pada tanda merah yang ia buat tadi malam.

" Untung saja aku masih bisa mengontrol diri tadi malam. Kalau tidak aku akan sangat menghancurkan nya. Maafkan aku Sofia, aku berjanji akan melindungi mu mulai sekarang. Tapi aku harus pergi besok untuk pendidikan keluar negri, aku janji akan menjadi orang yang sukses dan kembali untuk melindungi mu. Bertahan lah sofia, aku akan berusaha semampu ku " ucap Miken dengan raut wajah sedih.

Besok adalah hari keberangkatannya ke Swiss untuk pendidikan. Miken tidak mungkin berpamitan secara terang-terangan dihadapan Sofia. Miken tahu jika Sofia sangat membenci dirinya dan kedua wanita yang tak lain adalah adik dan ibunya sendiri. Miken hanya bisa melakukan cara ini supaya bisa melihat Sofia untuk terakhir kalinya sebelum berangkat ke luar negeri.

Miken beranjak perlahan dan meninggalkan Sofia yang tertidur pulas. Tak lupa kembali menutup pintu dengan pelan dan tanpa suara.

Seketika senyum Miken mengembang dan ia bersenandung kecil menunju kamarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!