...⦆⦈⦇⦅...
Veistar berjalan di sekeliling mansion sambil mengamati suasana di sekitarnya. Sudah lebih dari sepuluh tahun sejak dirinya mengabdikan diri untuk keluarga Lacrymos. Namun, Veistar masih kaget sekaligus kagum dengan sikap Caron yang tak pernah tidak membuatnya kaget.
“Aku ingin kamu mengawasi semua pelayan, Veistar. Aku percaya kepadamu! Jadi, jangan membuatku kecewa, Veistar!”
Veistar tersenyum tipis saat kalimat Caron hari itu terngiang di benaknya. Tuan muda keluarga Lacrymos itu akhirnya kembali menunjukkan diri. Setelah sekian tahun dirinya mengurung diri dan larut dalam kemarahan.
Mata perak Veistar memandang lalu-lalang pelayan di sekitarnya dan memandang lorong mansion Lacrymos. Keluarga ini sangat kaya dan banyak memiliki senjata rahasia yang sangat berharga dalam perang.
Selain itu, keluarga Larcymos juga keluarga yang sangat disegani dalam sejarah Pygena karena bantuan tak terhingga yang mereka berikan saat Pynena mulai berada di udara. Tak jarang banyak orang-orang yang iri dengan keberhasilan Lacrymos.
Kecelakaan empat tahun yang lalu adalah bukti bahwa banyak orang-orang yang menginginkan kejatuhan Lacrymos. Mereka beruntung karena Caron dan Canoa berhasil selamat berkat kekuatan telekinesis Caron.
Namun, sayangnya kekuatan tuan muda Lacrymos itu menghilang saat dirinya tersadar di rumah sakit. Berbanding terbalik dengan Caron yang kehilangan kekuatannya, Canoa justru kembali dengan bangkitnya kekuatan berkah alam miliknya.
Sejak itulah perpecahan antara dua saudara Lacrymos itu terjadi dan orang-orang di Pygena seolah menikmati kehancuran perlahan dari keturunan Lacrymos.
Hah … saya senang Anda berdua kembali akur. Sudah saatnya membalas kematian orang tua Anda, Tuan Muda Caron, Nona Muda Canoa. Batin Veistar segera masuk ke dalam dapur mansion.
...***...
Bommm
Suara ledakan memenuhi ruangan yang sebagian besar strukturnya terbuat dari besi tebal dan sihir transparan yang menyelimutinya.
Mata navy Caron menatap Canoa yang sibuk melatih kekuatan anginnya. Gadis itu tampak berapi-rapi dengan tangan yang terus bergerak mengontrol angin di sekitarnya.
Mereka bilang kekuatan telekinesis ku hilang? Apa alasannya? Apa aku terkena racun saat kecelakaan itu? Batin Caron melirik tangannya dan mencoba menarik buku menggunakan kekuatannya.
Caron mengerutkan keningnya dan menghela nafas saat buku itu tak kunjung bergerak. Mata navy pemuda itu menatap sekitarnya. Dunia ini adalah dunia yang penuh dengan sihir dan teknologi.
Apa tidak mungkin mencari cara untuk menyembuhkan kekuatannya dengan metode sihir?
“Apa yang Abang pikirkan? Abang tidak menjawab satu pun panggilanku.” Canon menoleh saat melihat sang adik mendekat ke arahnya.
Caron tersenyum tipis dan menyerahkan handuk kecil di tangannya ke arah Canoa. Wanita muda itu segera duduk di dekat Caron dan kembali melirik sang abang saat pertanyaannya tak kunjung dijawab.
“Hanya memikirkan cara untuk mendapatkan kekuatan Abang kembali.”
Canoa menganggukkan kepalanya dan minum air dari botol yang dibawanya. “Aku pernah baca di buku sejarah dunia lama. Mereka pernah mengkaji tentang metode pengobatan dari virus Erchi.”
Caron menatap Canoa yang tersenyum tipis ke arahnya.
“Jadi, ini hanya hipotesis sementara, Bang. Tim ilmuan dari ketiga kota juga sedang mengembangkannya, untuk menciptakan antivirus dan vaksin dari darah mutan erchi.”
Caron menganggukkan kepalanya dan kembali berpikir. Yang disampaikan Canoa ada benarnya.
Seperti pembuatan vaksin sebuah virus yang pernah menyerang dunianya dahulu, dibutuhkan serangkaian tahap yang panjang untuk mendapatkannya.
Mulai dari pemilihan antigen (zat atau senyawa yang dapat merangsang sistem imun kita untuk menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai perlawanan dan perlindungan tubuh kita dari infeksi atau penyakit) yang dilakukan secara teliti.
Salah sedikit saja mereka tidak akan bisa lanjut ke proses selanjutnya. Lalu ada isolasi antigen, pemurnian antigen dan akhirnya masuk ke tahap formulasi vaksin.
Setidaknya itulah hal yang diingat Caron dari dunia sebelumnya. Sekian tahun dunia ini hidup dengan virus Erchi, mereka pasti juga berusaha mencari vaksin untuk virus ini.
Akan tetapi, mutasi virus Erchi yang sangat cepat menyebabkan para ilmuan yang tersisa semakin kesulitan menemukan vaksin yang tepat.
Itu informasi yang aku temukan dari tubuh ini empat tahun yang lalu. Sekarang pasti ada kemajuan bukan? Batin Caron melirik Canoa yang duduk tenang di sampingnya.
“Lalu apa mereka melanjutkan penelitian ini?”
Canoa menggelengkan kepalanya. “Kebanyakan para tetua pusat Pygena tidak menyetujuinya. Mereka mengatakan dana Pygena akan terbuang sia-sia. Jadi, keputusan yang mereka buat adalah saat seseorang terkena infeksi Erchi. Mereka harus langsung dib*nuh.”
Hah … lalu bagaimana jika umat manusia semakin menipis karena itu. Kekerasan tidak selalu menjadi jalan terbaik! Batin Caron mengusap wajahnya.
“Lalu bagaimana tanggapan orang tua kita? Mereka pasti juga mendengar rencana ini kan? Apa mereka setuju? Atau mereka menolaknya?”
Canoa menganggukkan kepalanya dan memeluk erat kedua lututnya. “Mereka adalah orang pertama yang menentang perintah tetua pusat. Abang juga menentangnya saat itu. Aku ingat kalian mengajukan pendapat di rapat bersama tetua pusat.”
Well, aku senang diriku yang di dunia ini sependapat denganku. Ternyata otaknya bekerja juga. Batin Caron tersenyum bangga.
“Tentu saja mereka langsung mendapat argumen negatif dari para tetua pusat. Setiap orang punya pendapatnya masing-masing dan karena itu rapat bersama itu ricuh. Akan tetapi, mereka berdua tidak goyah. Aku ingat kalimat ayah saat itu.”
Canoa berhenti sebentar dan tersenyum tipis menatap langit-langit ruangan di atasnya.
“Tidak ada kata gentar demi mencapai keselamatan umat manusia di masa depan. Kekerasan tidak selalu menjadi jalan terbaik. Ada baiknya kita memulai dengan pendekatan yang lebih sederhana.”
Caron terdiam dan mengalihkan pandangannya. Kalimat itu benar adanya dan perasaan familiar kembali hadir di dalam hatinya.
Kalimat yang sama yang menjadi pegangannya dalam hidup. Pemuda itu mengepalkan erat tangannya. Canoa melirik Caron dari sudut matanya dan kembali memandang ruangan di depannya.
“Kecelakaan yang terjadi empat tahun yang lalu itu … kita semua berencana untuk mengambil sampel darah mutan erchi yang baru saja mati di daratan. Pada awalnya semua berjalan lancar, Bang.”
Canoa mengernyit saat berusaha mengingat kejadian yang menjadi titik balik hidupnya itu.
“Kita berhasil mendapatkan darah mutan erchi itu dan menyerahkannya kepada para ilmuan melalui kontak sihir. Namun, saat kita dalam perjalanan kembali … ku tidak menyangka seseorang sudah merencanakan hal buruk itu.”
Caron melirik Canoa yang menghela nafas panjang. Perubahan. Akhirnya dirinya bisa menemukan jalan perubahan itu. Informasi adalah senjata yang sempurna demi memulai sebuah perubahan.
Caron tersenyum tipis dan menepuk pelan puncak kepala sang adik, membuat mata navy dan mata coklat terang itu bertemu.
“Apa kamu ingin penelitian itu dilanjutkan, Canoa? Kita bisa menemui para ilmuan itu, bukan? Mari kita teruskan semangat orang tua kita demi kedamaian masa depan sekaligus menemukan dalang dibalik kematian orang tua kita!”
...⦆⦈⦇⦅...
Jangan lupa tinggalkan like dan komentar ya 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments