...⦆⦈⦇⦅...
Caron (Laveron) keluar dari kamar mandi dengan setelan jas hitam yang akan digunakannya untuk makan bersama. Veistar menatap Caron yang keluar dengan kursi rodanya.
Pria itu segera berjalan ke arah Caron dan membawa kursi roda pemuda itu keluar ruangan. Manik navy Caron memandang lorong di depannya yang dijaga oleh beberapa penjaga.
Mereka semua menundukkan kepala saat kursi roda Caron lewat, tetapi manik navy Caron bisa melihat dengan jelas ejekan yang terlontar dari mereka setelah Caron melewati mereka.
Heh. Jadi ini duniaku sekarang. Batin Caron tersenyum miring dan menyandarkan tubuhnya ke kursi roda di belakangnya. Sementara itu Veistar mengerutkan keningnya menatap betapa tenangnya Caron.
Tidak biasanya beliau setenang ini. Apa dia benar-benar amnesia? Batin Veistar menganggukkan kepalanya ke arah penjaga yang berjaga di depan pintu ruang makan.
“Kita masuk, Tuan Muda.” Caron menganggukkan kepalanya dan menatap pintu ruangan yang terbuka.
Manik navy Caron bertemu dengan manik coklat terang wanita yang duduk di atas kursi di meja makan itu.
“Selamat pagi, Nona Muda Canoa.” Wanita itu menganggukkan kepalanya saat Veistar menyapanya dan membawa Caron mendekat ke kursi di depannya.
Caron memandang wanita yang menjadi adiknya itu. Canoa Renjana Lacrymos. Nama yang mirip dengan nama adiknya dahulu.
Veistar menatap interaksi hening dan dingin kedua saudara Lacrymos itu. Pria itu menghela nafas dan langsung menghidangkan makanan di atas meja.
Canoa menatap Caron, nona muda keluarga Lacrymos itu mengerutkan keningnya menatap sikap tenang Caron dan kembali menatap Veistar.
“Ah itu, Tuan Muda tampaknya mengalami amnesia, Nona Muda.”
Canoa kembali menatap Caron yang makan dengan santainya, seolah pemuda itu sudah tak makan selama satu tahun. Sangat lahap dan tidak mencerminkan perilaku seorang tuan muda.
Apa yang sebenarnya terjadi? Batin Canoa tampak resah dan belum menyentuh makanan di depannya.
“Tidak perlu khawatir. Semua baik-baik saja.”
Caron menatap sang adik, Canoa. Wanita itu segera mengalihkan pandangannya saat manik navy Caron menatapnya intens.
“Baiklah. Jika terjadi sesuatu, jangan lupa untuk mengabariku, Veistar.”
Veistar yang berdiri di belakang Caron menganggukkan kepalanya, sedangkan Caron menatap Canoa yang berjalan keluar ruangan. Mata navy Caron menatap sarapan Cona yang tersisa setengah.
Jika makan segitu dia akan kekurangan gizi. Batin Caron melirik Veistar yang berdiri di belakangnya.
“Ya? Ada apa, Tuan Muda?” Caron tersenyum kecil menatap kepekaan pelayan sekaligus sekretarisnya itu.
“Aku punya ruangan kerja di rumah ini, kan? Antar aku ke sana! Ada hal yang ingin aku tanyakan denganmu.”
Veistar menganggukkan kepalanya dan kembali mendorong kursi roda Caron, sedangkan para pelayan yang berada di sekitar mereka mulai berbisik akan perubahan sikap tuan muda mereka.
...***...
Veistar menatap Caron yang sibuk menatap peta dan buku-buku di depannya. Pria itu kemudian duduk di sofa di depan Caron dan menunggu instruksi dari tuan mudanya itu.
Caron mendongak dan menatap Veistar. “Aku butuh informasi.”
Veistar mengerutkan keningnya. “Informasi? Informasi seperti apa, Tuan Muda?”
“Semuanya. Apa yang sedang terjadi di dunia ini? Seperti apa situasi perusahaan yang dipimpin adikku dan hubunganku dengannya.”
Veistar terdiam saat menatap wajah serius Caron. Pria itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kesampingkan sikap tidak peduli Caron bertahun-tahun sebelumnya, kini tuan mudanya itu berniat kembali sebagai keturunan Lacrymos.
Walaupun Veistar bingung dengan Caron yang melupakan hal-hal dasar dari dunia tempat mereka berada.
“Saya akan menjawabnya, Tuan Muda. Yang pertama tentang dunia kita. Anda melihat bukan kalau pulau kita dan beberapa pulau lainnya terapung? Semua terjadi sekitar dua puluh tahun yang lalu. Saat itu ada virus erchi yang menyerang dunia dan umat manusia hampir kehilangan separuh populasinya.”
Caron menyimak dengan tenang penjelasan Veistar sambil minum teh yang sudah disediakan Veistar sebelumnya.
“Umat manusia yang tersisa mulai membangun camp pertahanan dan mencari cara untuk bertahan hidup. Saat itu manusia sudah terbagi menjadi tiga kepemimpinan. Keluarga Lacrymos yang fokus pada pertahanan , keluarga Flowlax yang fokus pada kemampuan fisik dan juga keluarga Engyna yang fokus di teknologi.”
Caron mengerutkan keningnya saat ingatan dari tubuhnya ini mulai terbuka. Beberapa ingatan tentang kehancuran dan serangan para mutan yang terinfeksi virus erchi mengalir di benaknya.
Jadi, jika mereka terinfeksi virus erchi itu … tubuh mereka akan menghijau dengan kesadaran seperti zombie? Dunia yang menarik. Batin Caron menatap Veistar yang terdiam.
“Jadi, karena itulah mereka pulau terapung ini hadir?”
Veistar mengangguk dan tertawa senang. “Benar. Sudah saya duga Anda memang pintar, Tuan Muda.”
Caron mengerutkan keningnya dan menatap Veistar yang masih tertawa. “Hah? Apa maksudmu? Jadi, selama ini aku bodoh?”
“Ya. Anda bertingkah seperti orang bodoh dan kehilangan jiwa. Anda marah-marah tak jelas dan bahkan hampir melukai nona muda.”
Veistar terus mengoceh tentang sikap buruk Caron, sedangkan pemuda dengan mata navy itu menghela nafas dan mengusap wajahnya.
Hah … betapa bodohnya aku di dunia ini. Batin Caron menatap Veistar yang tetap semangat mengoceh.
Pria itu segera menghentikan kalimatnya dan menatap wajah pasrah Caron. Veistar langsung bangkit dari duduknya dan bersujud di samping kursi roda Caron.
“Maafkan saya, Tuan Muda! Saya tidak bermaksud menjelekkan Anda, tapi itu memang fakta sih! Tapi jangan bunuh saya, Tuan Muda! Saya belum menikah!”
Caron hanya tersenyum pasrah mendengar kalimat Veistar.
“Hei, sudahlah! Kembali ke tempatmu, Veistar. Jelaskan tentang hubunganku dan Canoa.”
Veistar terdiam dan tampak berpikir. Ada keraguan yang terlihat jelas di wajah pria dengan mata perak itu.
“Saya harap setelah mendengar ini … Anda tidak membunuh saya, Tuan Muda.”
...***...
Caron menatap langit biru dari kamarnya. Pria muda itu menghela nafas saat kembali teringat dengan kalimat Veistar.
“Anda menjaga jarak dari nona muda, karena kehilangan kursi kepemimpinan di perusahaan.”
Kenapa diriku di dunia ini sangat bodoh? Batin Caron menghela nafas lelah.
Caron Ajerta Lacrymos adalah penerus utama dari keluarga Lacrymos. Saat kecelakaan yang menimpa keluarga Lacrymos empat tahun yang lalu, mereka kehilangan orang tua mereka.
Caron berhasil selamat, tetapi dengan kondisi yang lumpuh dan kekuatan telekinesisnya yang hilang, sedangkan sang adik Canoa Renjana Lacrymos juga sempat koma selama satu bulan.
Saat bangun, sang adik justru mendapatkan berkah kekuatan alam. Sejak itulah Caron menjaga jarak dari Canoa.
Hal itu sudah menjadi rahasia umum di kediaman Lacrymos. Kekuasaan membuat hubungan darah itu mengalami perpecahan dan Caron sendiri yang memutuskannya. Canoa tidak punya pilihan selain mengambil alih kursi kekuasaan keluarga Lacrymos saat Caron sendiri tak mampu mengurus dirinya.
“Aku harap … Abang tidak membenciku.”
Kalimat Canoa itu mengalir dalam benak Caron. Pria itu mengusap wajahnya kasar. Saat dulu dirinya mati-matian menyelamatkan sang adik dan menjaganya sepenuh hati, dirinya di dunia lain justru melakukan hal sebaliknya.
Manik navy Caron menatap jemari tangannya dan menatap sebuah mobil yang masuk ke halaman rumah mereka. Mata navy dan mata coklat terang itu kembali bertemu.
Caron menguntai senyum kecil di wajahnya membuat kaget sosok Canoa yang baru saja pulang dari perusahaan itu.
Dia berubah? Apa mungkin karena lemparan telur itu isi kepalanya kembali pada tempatnya?
...⦆⦈⦇⦅...
Jangan lupa tinggalkan like dan komentar ya 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments