BAB 20. BERPISAH SAJA

Begitu urusannya di kantor selesai, Rangga bergegas pulang. Tak lupa ia singgah di minimarket untuk membeli marshmellow pesanan Kiara. Tak hanya untuk putrinya, ia juga inisiatif membeli beberapa camilan untuk Flora meski tak di minta.

Yah, sebagai suami, yang juga sudah berpengalaman dalam berumah tangga, sudah seharusnya Rangga memberikan perhatian kecil itu pada Flora. Meski Flora tidak mengatakan, ia yang seharusnya memahami. Karena bagaimanapun Flora juga istrinya, meskipun tidak ia inginkan.

Bukankah perhatian itu juga harus diberikan meski bukan pada orang yang dicintai? Orang yang berjasa dalam hidup kita, juga layak mendapatkan perhatian. Seperti Flora, yang berjasa dalam mengasuh anak-anaknya.

Rangga akui, jika itu bukan Flora, mungkin saja cara mengasuhnya berbeda, mungkin saja tumbuh kembang anak-anaknya tidak akan seperti sekarang. Azka dan Kiara semakin hari semakin terlihat berisi. Dan yang jelas, Flora sangat menyayangi Kiara dan Azka.

Kantong plastik bermerek dengan ukuran besar Rangga letakkan di samping bangku kemudi, usai memasang seat belt ia gegas melajukan mobilnya meninggalkan pelataran minimarket tersebut.

Sepanjang jalan, Rangga tampak tersenyum membayangkan Kiara pasti akan sangat senang melihat marshmellow yang ia belikan, tak hanya satu tapi ada beberapa dengan bentuk dan varian rasa yang berbeda. Dan untuk Flora, ia mengambil saja beberapa camilan berbeda, berharap Flora menyukainya untuk teman bersantai sebelum menjelang tidur. Beberapa malam ini, Flora memang sedikit kesulitan tidur karena kakinya yang cedera sering terasa nyeri ringan saat malam hari.

Dengan adanya camilan, mungkin akan bisa membuat Flora sedikit lebih rileks. Menikmati camilan agar tak terpatok pada nyeri di kakinya.

Sesampainya di rumah, Rangga mengernyitkan keningnya melihat di pelataran terparkir mobil mertuanya. Ia lalu teringat dengan ucapan mama Sinta yang mengatakan, mertuanya akan datang karena ada yang ingin mereka bicarakan padanya.

Bergegas Rangga masuk ke rumah, ia langsung menuju ruang tamu. Ia mencium punggung tangan dua pasang paruh baya yang ada di ruangan itu, kemudian duduk di samping Flora yang juga berada di sana.

Rangga hanya melirik Flora sekilas, ekspresinya datar. Sedang Flora sama sekali tak melihat kearah suaminya, ia hanya duduk dengan pandangan fokus ke satu arah, meja di depannya.

"Anak jaman sekarang walaupun sudah nikah tapi keliatan kaku banget ya, By. Kita waktu muda tak pernah melewatkan kesempatan kecil pun untuk terlihat romantis. Tak peduli itu di depan orang tua atau orang lain." Celetuk mama Zana tiba-tiba sambil melirik papa Farhan di sampingnya, kemudian mengarahkan pandangannya menatap Rangga dan Flora.

"Iya Jeng, kami dulu juga begitu. Setiap Mas Digo pulang kantor, aku menyambut kepulangan Mas Digo dengan senyuman. Mencium punggung tangannya dengan mesra seperti ketika Mas Digo berangkat bekerja, Mas Digo juga mencium keningku." Ucap mama Sinta menimpali.

Rangga tampak tersenyum, dia jadi teringat dengan Fiona yang juga selalu melakukan hal demikian. "Fiona juga begitu, dia selalu..." Sadar dengan ucapannya, Rangga lalu terdiam sembari menunduk pelan.

"Lalu bagaimana dengan Flora, apa dia juga begitu?" Tanya mama Zana, kali ini mengarahkan tatapannya pada Rangga dengan lekat.

Ditatap seperti itu, membuat Rangga menjadi gugup. Ia kembali melirik Flora, namun istrinya itu masih bergeming dengan terus menatap meja, pandangannya nyaris kosong entah apa yang sedang di pikirkannya batin Rangga.

Sekarang Rangga merasa tersudut akan pertanyaan mama mertuanya, entah jawaban apa yang harus ia berikan. Dalam hati ia meneriaki Flora agar membantunya memberikan jawaban, tapi nyatanya Flora sejak tadi hanya diam.

Ada kegamangan di hati Flora yang membuatnya diam. Ia sudah merasakan ada sesuatu ketika mama Zana sendiri yang datang ke kamar memanggilnya, mengajaknya ke ruang tamu untuk menunggu kepulangan Rangga.

Di ruangan yang sama, Flora masih ingat betul saat itu, saat orangtuanya dan orang tua Rangga ingin berbicara pada mereka berdua, kala itu ternyata mereka diminta untuk menikah. Sebelum Rangga datang, ia masih sibuk menerka apa kiranya yang menjadi tujuan para orang tua mengumpulkannya kembali di ruangan itu. Namun, dengan sindiran mama dan mertuanya serta pertanyaan mama Zana barusan akhirnya ia dapat memahami sesuatu. Yah, sesuatu yang berkaitan dengan pernikahannya.

Meski sudah dapat menebak, namun Flora memilih diam. Berbeda dengan Rangga yang tampak kebingungan terhadap situasinya.

"Oh iya, katanya ada yang ingin kalian bicarakan?" Rangga mencoba mengurai ketegangan dan menghindari pertanyaan mama Zana.

"Sejak tadi sudah dibicarakan, Rangga." Sahut papa Digo.

"Sudah dibicarakan? Apa?" Semakin bertambah bingung saja Rangga, perasaannya sejak tadi tidak ada yang mereka bicarakan selain mama Sinta dan mama Zana yang membicarakan bagaimana keromantisan mereka sewaktu muda.

"Rangga, kamu masih ingat kan apa yang Papa katakan saat menikahkan kamu dengan Flora?" Papa Farhan yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.

Rangga mengangguk terlihat ragu, ia hanya menatap papa mertuanya itu sebentar dan kemudian menunduk.

'Rangga, untuk yang kedua kalinya Papa menyerahkan Putri Papa padamu. Tolong perlakukan Flora sebagaimana kamu memperlakukan Fiona, sayangi dia seperti kamu menyayangi almarhumah.'

Itulah yang dikatakan papa Farhan di hari pernikahannya dengan Flora. Sampai sini, Rangga mulai sedikit dapat memahami situasinya. Apakah sekarang para orang tua akan menguliti keberlangsungan rumah tangganya dengan Flora.

"Jujur, Papa sangat kecewa Rangga. Papa menaruh harapan yang sangat besar padamu, tapi kamu ternyata hanya menganggap pesan Papa itu sesuatu yang tidak penting." Papa Farhan masih berusaha untuk tenang meski dadanya mulai terasa bergemuruh.

"Kami semua sudah tahu dari Kia."

Rangga terperangah, semakin kuat dugaannya sekarang. Para orang tua sudah mengetahui bagaimana rumah tangganya dengan Flora. Kiara yang paling tahu bagaimana selama enam bulan ini, ia memperlakukan Flora.

Terbit senyum getir di bibir papa Farhan melihat ketegangan di wajah Rangga.

Saat mama Zana menceritakan, tentang kasur lipat yang ia lihat di kamar Rangga dan Flora, tepatnya di belakang sofa. Kasur itu sepertinya sengaja di sembunyikan. Saat itu papa Farhan tak begitu menanggapi, menurutnya kasur lipat itu mungkin saja untuk Kiara dan Azka bermain. Tapi ketika suatu hari, kedua besannya tiba-tiba datang dengan membawa Kiara. Saat itulah mereka tahu kebenarannya.

Menurut mama Sinta, meski masih kecil tapi ia yakin Kiara pasti tahu sesuatu. Dan benar saja, saat ditanya, gadis kecil itu mengatakan semuanya yang membuat mereka tercengang.

'Kasur lipat yang ada di kamar Mama dan Papa, punya siapa?'

'Punya Mama Flora, Mama Flora yang tidur di situ. Kia sama Papa tidur di ranjang.'

'Loh, bukannya Nenek sudah minta Kia untuk tidur di kamar Kia sendiri?'

'Papa yang mindahin Kia, kalau hampir Pagi baru Papa suruh Kia balik ke kamar Kia lagi.'

'Papa baik gak sama Mama Flora?'

'Kalau dulu Papa sering marahin Mama Flora, tapi sejak kaki Mama Flora sakit Papa gak pernah marah lagi.'

Hati orang tua mana yang tak sakit mengetahui ternyata putri mereka mendapat perlakuan yang tidak baik dari suaminya. Informasi yang mereka dapatkan dari Kiara sudah cukup membuktikan bahwa Rangga tak menepati janji pernikahannya.

Selaku orang tua rangga, mama Sinta dan papa Digo pun turut merasa kecewa sekaligus malu atas perlakuan putra mereka.

Mereka menikahkan Rangga dan Flora bukan hanya karena tak ingin cucu mereka diasuh orang lain, bukan hanya sekedar ingin memberikan sosok ibu untuk Kiara dan Azka. Tapi juga sosok pendamping untuk Rangga hingga menua bersama.

"Dan kami sudah mengambil keputusan," papa Farhan kembali bersuara, pria paruh baya itu nampak menghela nafas panjang kemudian kembali berkata.

"Kalau ternyata kalian berdua tetap tidak bisa menerima pernikahan kalian, sebaiknya kalian berpisah saja!"

Terpopuler

Comments

Yenisia Afila

Yenisia Afila

kok orang tuanya seenaknya ya mengambil keputusan, pertama nikahin anak2nya, kedua pisahin anak2nya hedeh...terlalu ikut campur dr awal kan mereka yg paksa2 dan memohon utk menikah

2024-03-23

1

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

yah.. orang tua yang bijaksana. keluarga koq ga bahagia. 🙏😍

2024-03-17

1

Dina⏤͟͟͞R

Dina⏤͟͟͞R

nah. betul dah. drpada makan ati

2024-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
Episodes

Updated 91 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!