BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI

Flora tak banyak bicara lagi setelah berada di dalam kamar, namun pandangannya menelisik ke seluruh penjuru kamar yang tampak berbeda. Ada berbagai hiasan yang nampak sekali disengaja, siapa pelakunya dan apa tujuannya dia penasaran, namun enggan juga untuk bertanya. Dalam hati dia hanya menerka-nerka, kemungkinan saja mama dan mertuanya, atau mungkin ipar dan sepupunya. Mereka semua berkumpul hari ini untuk menyambut kepulangannya, entah siapa diantara mereka yang menghiasi kamar.

Rangga pun merasakan hal yang sama, dia juga bertanya-tanya dalam hati namun ia memilih diam dan enggan untuk membahas masalah kamarnya yang dihiasi itu. Tapi siapapun pelakunya, dia berterima kasih karena kamarnya teramat bersih hari ini.

"Kak, bisa tolong bawakan Azka ke sini? Sama Kia juga." Ujar Flora setelah Rangga membantunya duduk di sofa. Hanya berdua dengan Rangga di kamar tentunya tidak akan nyaman baginya. Selama enam bulan ini, ada Azka dan Kia yang menemani di kamar.

"Nanti saja Flo, kamu baru pulang dan istirahat saja dulu. Biarkan Azka dan Kia bersama Kakek, Nenek dan Tante-tante nya, jarang-jarang mereka bisa berkumpul seperti sekarang." Kata Rangga sembari menyimpan tongkat Flora di sebelah sofa.

Flora mengangguk pelan, benar juga yang dikatakan suaminya. Kapan lagi anak-anak bisa berkumpul dengan keluarganya. Namun, dari ekspresi wajahnya ia terlihat tidak nyaman.

Rangga berdiri agak canggung, dia terlihat kebingungan antara ingin duduk disebelah Flora atau duduk di tempat dia biasa bersantai yaitu di ranjang duduk bersandar.

"Flo, kamu mau duduk saja di sini atau mau rebahan?" Tanya Rangga akhirnya.

"Mau duduk dulu, Kak. Gak enak juga rebahan soalnya belum lama habis makan." Kata Flora, dia menatap Rangga sebentar lalu melempar pandangan kearah pintu. Berharap Kiara datang dan mengurai kecanggungan yang sedang terjadi karena hanya berdua dengan Rangga di kamar.

Rangga mengangguk, dia tampak berpikir dan akhirnya memilih duduk di sebelah Flora. Tentu tak dekat, posisinya cukup berjauhan dengan Rangga yang di sudut kiri dan Flora di sudut kanan.

"Flo, dengan kondisimu yang seperti ini, aku rasa tidak baik kalau kamu masih tidur di kasur lipat." Ucap Rangga membuka suara.

Flora menoleh, meski agak canggung dia memberanikan diri menatap Rangga dengan tanya. Kalau bukan di kasur lipat, lalu di mana lagi? Di sofa jelas saja lebih nyaman tidur di kasur lipat.

Rangga tampak menghela nafasnya kemudian berkata, "Bagaimana kalau kita bertukar tempat tidur saja?"

Spontan saja Flora langsung menggelengkan kepalanya, dia pernah mengatakan tak ingin menaiki ranjang kakaknya sendiri. Meski itu bukan suatu yang mutlak, dia juga istri Rangga sekarang jadi wajar saja jika ranjang yang dulu milik kakaknya sekarang juga menjadi miliknya, tapi perkataan Rangga yang menganggapnya hanya sebatas ibu untuk anak-anaknya, memperkuat komitmen tersebut.

Tak ada lagi obrolan, Rangga memilih diam, dia tidak ingin juga memaksa Flora jika tidak mau. Namun, jauh dari lubuk hatinya, ia merasa tak tega jika Flora tidur di kasur lipat dengan kondisi yang tidak baik. Cedera kaki membuat pergerakan menjadi sulit, dalam keadaan demikian seharusnya berada di tempat yang luas misalnya tempat tidur saja. Jika di ranjang, Flora tak akan begitu kesulitan untuk bergerak atau turun dari tempat tidur, tinggal menjulurkan kaki ke lantai kemudian mengambil tongkat untuk menopang tubuhnya berdiri. Tapi di kasur lipat yang terbentang di lantai, tentu butuh pergerakan yang cukup ekstra untuk bangkit berdiri.

.

.

.

Sore harinya, keluarga Flora berpamitan pulang. Sebenarnya Flora masih rindu pada mama dan papanya, ia ingin orang tuanya menginap semalam lagi, namun tak mempunyai keberanian juga mengutarakan keinginannya itu, beberapa hari ini orangtuanya juga pasti kerepotan menggantikan perannya mengasuh Azka dan Kiara. Dengan berat hati, ia ikut mengantar keluarganya ke pelataran.

"Jaga kondisi kamu baik-baik ya, Nak." Ujar mama Zana sembari memeluk Flora. Dibalik tubuh putri bungsunya itu, raut wajahnya nampak mendung. Berbeda dengan papa Farhan dan keluarga yang lain, wajah mereka nampak cerah.

Melihat Flora nampak baik-baik saja meski mengalami cedera ringan, sudah cukup membuat mereka lega. Namun, tidak dengan mama Zana. Meski melihat sendiri kondisi putrinya yang nampak baik-baik saja pasca kecelakaan itu, tak serta merta membuatnya merasa tenang. Ada hal lain yang begitu mengganggu hati dan pikirannya. Hal tersebut juga dirasakan mama Sinta, namun dua wanita paruh baya itu memilih diam untuk beberapa waktu sembari memantau kondisinya.

Setelah dua mobil yang membawa keluarga Flora meninggalkan pelataran, Rangga pun menuntun Flora masuk ke rumah. Pun dengan papa Digo yang menggendong Azka, serta mama Sinta yang menggenggam tangan Kiara.

"Kak, aku mau ke dapur." Kata Flora saat Rangga menuntunnya menuju tangga yang artinya mereka akan ke kamar.

"Kamu mau makan? Biar aku yang ambilkan, tapi sekarang aku antar kamu ke kamar dulu."

Flora menggeleng, "Ini sudah waktunya Azka makan, aku mau membuatkan bubur dulu."

Rangga termangu, dia menatap lekat istrinya. Dalam kondisi seperti ini, Flora masih saja mengutamakan anak-anak.

"Kemarin-kemarin aku biarkan saja kamu buat MPASI sendiri untuk Azka, karena keadaan kamu baik-baik saja. Tapi sekarang kamu saja sudah kesusahan, bagaimana kamu masih akan mengerjakan semuanya. Jadi aku pikir, untuk makanan Azka diganti saja dengan yang instan. Ayo aku antar ke kamar baru setelah itu aku ke minimarket beli bubur instan."

"Tidak Kak, nanti Azka gak mau makan kalau makanannya diganti. Azka sudah terbiasa dengan bubur yang aku buat." Flora menatap suaminya penuh harap, dia tak mau membuat nafsu makan Azka jadi terganggu bila diganti dengan bubur instan yang jelas akan terasa asing bagi Azka. Selama beberapa hari berada di rumah sakit saja, ia selalu menelpon mamanya untuk memberitahu menu apa saja yang biasa dia buatkan untuk Azka.

Rangga nampak berpikir, menimang apa yang dikatakan Flora. Jelas ia juga tidak mau nafsu makan Azka jadi terganggu, dan akhirnya ia memutuskan. "Begini saja, biar aku yang membuat buburnya dan kamu yang kasih arahan.

Agak ragu Flora mengangguk, sebenarnya merasa tidak enak karena Rangga yang harus membuat bubur, tapi tidak ada pilihan. Lagipula sudah keinginannya yang ingin menjadi partner yang baik dalam mengasuh anak-anak, jadi tidak ada salahnya juga jika saat ini Rangga juga ikut mengerjakan tugasnya.

Sepasang suami istri pun lalu menuju dapur, Flora yang duduk di kursi memberi arahan langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membuat bubur bayi. Rangga menyimak dengan seksama. Meski awalnya kerepotan namun ia berhasil membuat bubur tersebut.

Tak hanya hari itu saja, selang beberapa hari Rangga yang masih membuatkan bubur, ia sudah lihai tanpa arahan lagi dari Flora. Dia bangun lebih awal, sebelum berangkat ke kantor bubur Azka sudah tersedia begitupun saat sore hari, mengusahakan pulang cepat agar tak keduluan oleh Flora.

Tak hanya masalah makanan, dalam urusan memandikan dan menidurkan Azka, Rangga juga turut membantu. Saat-saat itulah Rangga merasakan bahwa ternyata tak mudah mengasuh seorang anak, ia sungguh baru merasakannya.

Mengingat selama enam bulan ini Flora yang aktif mengasuh anak-anaknya tanpa mengeluh, hatinya merasa tersentuh, apalagi ketika ia sendiri yang ikut berperan dan merasakan sulitnya menjadi seorang ibu. Saat bersama Fiona, ia memang tak terlalu memperhatikan bagaimana mendiang istrinya itu mengasuh Kiara saat itu. Dia hanya fokus bekerja, pergi pagi dan pulang terkadang malam hari.

Dan kini ia merasakan, meski ternyata tak mudah menjadi seorang ibu tapi jika mengasuh anak-anak secara bersama-sama ternyata menyenangkan.

.

.

.

Melihat Rangga pagi-pagi sekali sudah menuju dapur, mama Sinta mengikuti putranya itu. "Mama perhatikan, kamu sudah bisa merawat anak-anak kamu sendiri." Ucapnya setelah berdiri dibelakang Rangga.

Rangga yang hendak membuka kulkas, membalikkan badan. Ia tersenyum pada mamanya. "Iya nih, Ma. Beberapa hari belajar, aku sudah bisa membuat makanan untuk Azka." Ujarnya.

"Kalau begitu, sepertinya kamu sudah tidak butuh pengasuh lagi." Kata mama Sinta, kemudian meninggalkan Rangga yang tampak tercengang.

Rangga menatap kepergian mamanya dengan bingung, sembari mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan mamanya itu.

"Maksud Mama apa sih? Mereka semua menyuruhku menikahi Flora karena tidak ingin ada pengasuh, terus kenapa Mama bicara seperti tadi?" Rangga bingung, ia benar-benar tidak mengerti dengan perkataan mama Sinta.

Terpopuler

Comments

Neli Allen

Neli Allen

Rangga Rangga karna kamu menikahi flora untuk sekedar pengasuh anak2 mu saja bukan pendamping atau istri maka mulutmu itu jangan SERAMPANGAN aja klou ngomong itu

2024-06-28

2

Adriana Wiriadinata

Adriana Wiriadinata

rangga..rangga..mssa gitu aja ga ngrti..

2024-06-22

0

Anda Anda

Anda Anda

mana sanggup melepaskan plora

2024-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
92 KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93 karya baru ~ RAHASIA HATI 2
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI
92
KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93
karya baru ~ RAHASIA HATI 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!