BAB 19. KECEWA

Selesai urusannya di dapur, Rangga lekas kembali ke kamar. Dia tak hanya membawa bubur untuk Azka, tapi juga sarapan untuk mereka bertiga. Yah bertiga, dirinya, Flora dan Kiara. Dalam beberapa hari ini, mereka memang selalu sarapan bersama di kamar karena kondisi Flora yang kesulitan untuk naik turun tangga.

Rangga tersenyum tipis kala membuka pintu kamar, senyumnya begitu samar bahkan nyaris tak terlihat. Sejenak ia berdiri di ambang pintu, tatapannya tertuju pada Flora yang tengah menyiapkan pakaian yang akan ia pakai ke kantor hari ini.

Kemudian tatapannya beralih ke atas nakas samping tempat tidur, di sana tas kerjanya juga sudah tersedia, serta sepatu lengkap dengan kaos kakinya juga sudah tersedia di bawah nakas. Lalu tatapannya berpindah pada anak-anaknya yang bermain di tempat tidur, tampak Azka cekikikan kala Kiara bermain cilukba. Kedua anaknya itu juga sudah terlihat rapi.

Ternyata, sesuatu bila dilakukan dengan senang hati, memang akan terasa menyenangkan. Begitu juga bila dilakukan secara kerjasama, hasilnya pasti akan memuaskan. Yah, selama beberapa hari ini Rangga dan Flora memang terkesan bekerjasama. Saat Rangga membuatkan bubur untuk Azka, Flora yang akan menyiapkan keperluan Rangga sebelum berangkat ke kantor.

Namun, meskipun demikian tetap saja kecanggungan itu masih menjadi garda terdepan. Rangga yang sejatinya belum sepenuhnya bisa menerima keadaan, masih bersikap biasa saja pada Flora. Tak ada hal-hal yang terlalu berkesan yang ia berikan pada istrinya itu selain kata terima kasih.

Pun dengan Flora, ia hanya mengimbangi sikap suaminya. Jika Rangga mengajaknya berbicara, ia akan menjawab dan jika Rangga diam, ia juga akan diam.

"Sarapan datang," seru Rangga sembari melangkah masuk. Dia langsung menuju sofa, setelah meletakkan nampan yang dibawanya, ia lalu menghampiri Azka. Mengambil putranya itu dan mendudukkannya di baby chair.

"Kak, biar aku saja yang menyuapi Azka. Sebaiknya sekarang Kak Rangga ganti pakaian, sebentar lagi kan mau ke kantor." Ujar Flora.

Rangga melirik jam dinding, benar saja, dalam waktu 1 jam ia sudah harus berada di kantor. Akan ada klien penting yang datang. "Baiklah, aku ganti pakaian sekarang, Flo terima kasih sudah mengingatkan, aku saja lupa tadi." Ujarnya kemudian beranjak, tadi malam ia memang memberitahu Flora bahwa hari ini akan ada klien penting yang datang ke perusahaannya.

Flora hanya mengangguk, dan Rangga pun gegas melangkah menuju ranjang. Mengambil pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Flora yang diletakkan diatas tempat tidur, kemudian membawanya menuju ruang ganti. Tak lama kemudian, setelah berganti pakaian Rangga kembali menghampiri istri dan anak-anaknya. Ia duduk di tempatnya semula.

"Kia, mau titip beli sesuatu gak? Papa hari ini pulang cepat." Ujar Rangga pada putrinya setelah baru saja menyeruput teh hangatnya.

Kedua mata Kia nampak berbinar, sudah lama sekali papanya tidak menawarkan hal seperti ini. Terakhir kali ketika mamanya masih hidup. "Kia mau marshmellow yang besar itu, Pa." Ucap Kia dengan senangnya.

"Ada lagi?"

Kia menggeleng," Marshmellow saja Pa," ujarnya, beberapa hari ini ia memang teringin makan marshmellow yang dia lihat di iklan televisi. Namun, dia menahan keinginannya itu karena keadaan Flora, karena biasanya ia hanya mengatakan pada Flora apa yang dia inginkan, tidak berani bilang pada papanya. Semenjak mamanya tiada, sikap sang papa tidak seperti dulu, itulah yang membuatnya enggan untuk memberitahu keinginannya.

"Baiklah," kata Rangga, lalu berpindah menatap Flora. "Kamu Flo, apa ingin menitip beli sesuatu juga?" Tanyanya.

"Gak ada, Kak." Jawab Flora sambil menggeleng pelan.

Rangga tampak sedikit kecewa, padahal ia berharap Flora memintanya membelikan sesuatu. "Baiklah, kalau begitu aku berangkat dulu. Kia, papa berangkat ya, baik-baik di rumah sama adek Azka dan Mama Flora." Ujar Rangga tanpa sadar. Dia lalu kembali meminum teh hangatnya yang tinggal tersisa sedikit.

Flora tercengang, dia menatap suaminya dengan tatapan tak percaya. Apa barusan ia tidak salah dengar? Rangga menyebutnya dengan mama Flora.

"Pa, jadi sekarang Kia sudah boleh panggil Tante Flora dengan sebutan Mama?" Tanya Kia.

Saat itu juga barulah Rangga tersadar, sesaat ia bergeming. Netranya bergerak gelisah dan duduknya tiba-tiba saja terasa tidak nyaman. Diletakkan cangkir tehnya sembari berdehem pelan, "Em, terserah Kia saja mau panggil apa?" Ujarnya lalu beranjak dari tempat duduknya. "Aku pergi." Ucapnya sekali lagi, melirik Flora sekilas lalu lekas mengayun langkah keluar dari kamar.

Flora menatap punggung suaminya itu hingga hilang di balik pintu. Senyum tipis terbit di bibirnya, walau seandainya tadi Rangga hanya salah bicara, tapi tak pelak hal tersebut membuatnya senang. Ia tidak berharap Rangga menyebutnya sebagai istri, tapi ia sangat berharap kedua anak-anak kakaknya juga menyebutnya sebagai mama mereka.

Rangga melangkah dengan tergesa menuruni anak tangga. Waktu 1 jam masih keburu untuk sampai di kantor, tapi karena telah tanpa sadar menyebut Flora dengan sebutan mama, membuatnya seakan dikejar waktu. Ia jadi merasa tak nyaman sendiri, masih segar di ingatannya waktu itu menekankan pada Kiara agar memanggil Flora dengan sebutan tante saja. Tapi beberapa saat lalu ia yang menyebutnya sendiri. Rangga semakin mempercepat langkahnya, seakan sedang menghindari seseorang.

Melihat mama dan papanya berada di ruang tengah, ia lalu menghampiri orangtuanya itu untuk berpamitan.

"Rangga, jam berapa kamu pulang hari ini?" Tanya mama Sinta saat putranya itu mencium punggung tangannya.

"Aku gak lama kok di kantor hari ini, Ma. Setelah urusanku dengan klien selesai, aku akan langsung pulang." Jawab Rangga. "Kenapa ya, Ma? Tumben banget nanyain" Rangga sedikit heran, baru kali ini mamanya itu menanyakan jam pulangnya.

Mama Sinta tak langsung menjawab, ia melirik suaminya sekilas. "Baguslah kalau hari ini kamu pulang cepat. Memang ada yang ingin kami bicarakan padamu nanti setelah kamu pulang kantor." Ujarnya.

"Emangnya Mama dan Papa mau ngomong apa sama Aku?" Tanya Rangga lagi.

"Bukan hanya Papa dan Mama, tapi kedua mertuamu juga. Mereka akan datang nanti, dan kami tunggu kamu pulang." Jawab mama Sinta.

"Mau ngomongin apa sih?" Bertambah penasaran saja Rangga. Kalau bukan pertemuan penting pasti ia sudah akan membatalkannya dan meminta mertuanya datang segera. Ia benar-benar penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh ke empat paruh baya itu padanya.

"Nanti kamu akan tahu sendiri. Sebaiknya kamu fokus saja dengan pekerjaan kamu sekarang," mama Sinta mengalihkan tatapannya kearah lain. Jika Rangga melihat, ada sorot kekecewaan di netra mamanya.

Sebagai ibu yang ingin anaknya bahagia, tapi justru anaknya sendiri tidak menginginkan hal tersebut, jelas saja mama Sinta kecewa. Harapannya menikahkan Rangga dan Flora bukan saja agar Kia dan Azka mendapatkan sosok seorang ibu, tapi juga sosok pendamping untuk Rangga yang akan menghapus kesedihan dihati putranya itu. Di tinggalkan orang yang kita cintai, jelas saja meninggalkan duka yang teramat dalam. Tapi kita yang masih hidup, tetap harus melanjutkan hidup. Begitulah harapan mama Sinta.

"Baiklah, Ma, Pa aku berangkat dulu." Ujar Rangga kemudian.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

kerja yang bener.. istrinya jangan diabaikan 👍😍

2024-03-17

1

Dina⏤͟͟͞R

Dina⏤͟͟͞R

rangga bakal nyesel tuh

2024-03-12

1

Hasbi Kc

Hasbi Kc

setuju banget klw flora pisah SM Rangga,walau udah agak berubah sikapnya,tapi pengennya balik aja lah SM Arkan flora tuh
kasih jodoh yg lain aja Rangganya Thor,

2024-01-20

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
92 KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93 karya baru ~ RAHASIA HATI 2
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI
92
KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93
karya baru ~ RAHASIA HATI 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!