Terbiasa tidur di ranjang empuk, kemudian tidur di sebuah sofa ternyata memang membuat badan terasa tak nyaman. Beberapa kali Flora meliukkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan karena merasa nyeri serta pegal di bagian punggung dan pinggangnya. Ia lalu menapakkan kaki ke lantai, berjalan gontai menuju kamar mandi dan sesekali menguap. Pagi ini ia ada mata kuliah dan sebelum berangkat ke kampus, ia harus mengasuh kedua keponakannya terlebih dahulu. Memandikan dan memberi makan.
Flora rasanya seperti bermimpi, baru kemarin ia menikah tapi hari ini ia sudah seperti seorang istri yang sudah bertahun-tahun berumah tangga. Merawat dua anak dan... Haruskah ia menyiapkan keperluan Rangga juga semisal menyiapkan pakaian dan sarapannya?
Rangga yang sudah lebih dulu bangun dan duduk di tepi tempat tidur sembari mengecek agenda yang dikirim sekretarisnya, tersenyum miring ketika Flora telah masuk ke kamar mandi. Ia yakin, gadis itu pasti merasa tidak nyaman di seluruh tubuhnya dan ia akan melihat sampai kapan Flora sanggup bertahan.
Sudah lewat dari 15 menit Flora di kamar mandi, membuat Rangga berdecak kesal. Ia harus mandi dan berangkat ke kantor segera, namun adik ipar yang baru ia nikahi kemarin belum juga keluar dari kamar mandi.
"Apa yang dia lakukan didalam sana, kenapa lama sekali? Fiona saja kalau mandi tak selama itu, tak sampai 10 menit sudah selesai." Gerutunya kesal, tanpa sadar ia jadi membandingkan kedua kakak beradik itu.
Merasa tenggorokannya kering, ia pun keluar dari kamar untuk mengambil air minum. Tak lama setelah Rangga keluar, pintu kamar mandi pun terbuka. Flora keluar dari kamar mandi sambil mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk kecil sembari sesekali mengelus perutnya. Ia jadi lama di kamar mandi karena tiba-tiba saja sakit perut usai mandi.
Dihampirinya Kiara yang tampak mengucek kedua matanya sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Rangga, kemana perginya pria itu, saat akan ke kamar mandi Rangga masih berada di kamar. Setelah berdiri di tepi ranjang, ia tersenyum pada keponakan yang kini telah menjadi anak sambungnya. "Selamat pagi, Kia. Gimana tidurnya, nyenyak?"
Kiara menggeleng samar sembari beranjak bangun, "Tante, semalam Kia susah tidur, Kia kangen Mama. Biasanya kalau Kia gak bisa tidur pasti Mama elus elus kepala Kia sampai Kia tidur." Keluh gadis kecil itu.
Flora termangu, semalam ia memang langsung tidur setelah Azka tidur dan tidak memastikan apakah Kia juga sudah tidur karena melihat Kiara dipeluk oleh Rangga. "Terus, kenapa Kia gak bangunin Tante? Tante juga bisa elus elusin kepala Kia." Ujarnya.
"Gak dibolehin sama Papa, kata Papa biar Papa aja yang elus kepala Kia tapi rasanya gak sama seperti Mama." Ucap Kia. Semalam papanya memeluk sambil mengusap-usap kepalanya, tapi tetap saja ia tidak bisa tidur dan malah papanya sendiri yang tertidur, sementara ia sendiri baru bisa tidur saat pukul 2 dinihari. Mau membangunkan tantenya tapi ingat peringatan papanya yang melarang.
"Ya udah, lain kali kalau Kia susah tidur lagi gak apa-apa bangunin saja Tante ya,"
Kiara langsung mengangguk antusias, ia pikir jika di elus elus oleh tantenya rasanya akan sama seperti mamanya karena mereka adalah saudari kembar.
"Sekarang Kia mandi ya mumpung Adek Azka masih tidur."
"Iya Tante," Kia lalu turun dari tempat tidur dengan dibantu oleh tantenya.
Baru Flora akan membawa Kiara ke kamar mandi tapi sudah terdengar Azka menangis. "Tunggu sebentar ya, Tante lihat adek Azka dulu." Ia mendudukkan kembali Kiara di tempat tidur, handuk yang sudah lembab sehabis dipakai mengerikan rambutnya ia lempar saja ke tempat tidur lalu berlari pelan menghampiri Azka.
"Cup cup cup, pasti haus ya Sayang." Flora menggendong Azka kemudian melangkah menuju meja yang tersedia perlengkapan susu Azka, merasa kerepotan ia mengembalikan Azka ke box bayi lalu dengan gesit membuat susu.
Saking terburu-buru nya karena Azka menangis cukup kencang, susu yang ia tuangkan ke dalam botol sampai tumpah tercecer diatas meja karena sesekali melirik kearah box bayi. Setelah selesai membuat susu, ia lekas memberikan pada keponakannya.
Azka langsung terdiam setelah Flora memberikan susu, bayi laki-laki itu perlahan memejamkan matanya lagi dengan mulut yang masih menghisap. Setelah susunya habis dan Azka kembali tertidur, barulah Flora meninggalkannya. Ia harus memandikan Kia sekarang.
"Mandinya disini saja ya, soalnya Adek Azka sendirian." Ucap Flora sambil melangkah ke kamar mandi dengan menggendong Kiara.
Tak lama Flora dan Kia masuk ke kamar mandi, Rangga pun kembali ke kamar. Pria itu langsung berdecak kesal melihat pintu kamar mandi masih tertutup. "Astaga, Dia itu mandi apa tidur sampai sekarang belum keluar juga." Rangga lalu duduk di tepi ranjang, tangannya tak sengaja menyentuh handuk lembab bekas Flora.
Sudah kesal menunggu Flora yang tak kunjung keluar, emosinya semakin memuncak kala melihat handuk basah di tempat tidur dan siapa lagi pelakunya kalau bukan Flora pikirnya. Dilemparnya handuk basah itu ke lantai, lalu mondar mandir dengan tangan terkepal menunggu Flora keluar untuk memberinya peringatan keras. Ia dan Fiona saja tidak pernah menaruh handuk basah sembarangan.
Tatapan Rangga tak sengaja tertuju kearah meja yang tersedia perlengkapan susu Azka, melihat susu yang tercecer dimeja membuatnya semakin bertambah kesal. Flora benar-benar jorok pikirnya, tidakkah gadis itu berpikir bahwa semut akan berkerumun jika bubuk susu tercecer seperti itu.
Emosi yang menguasainya membuatnya tak bisa berpikir jernih, bagaimana mungkin bisa ada handuk basah di tempat tidur jika Flora saja masih di kamar mandi. Rangga juga tak menyadari kalau Kia sudah tak berada di tempat tidur. Dan bagaimana bisa bubuk susu tercecer di meja jika pagi ini Flora tak membuat susu untuk Azka, sementara tadi malam ia juga melihat kalau meja itu bersih.
Ketika pintu kamar mandi telah terbuka, Rangga langsung melangkah cepat menghampiri Flora. Dengan nafas yang nampak naik turun ia langsung mencecar gadis itu.
"Bisa gak sih, kamu itu bersikap seperti kakak kamu. Fiona maupun aku gak pernah taruh handuk basah sembarangan. Dan itu juga, kenapa susu Azka sampai tercecer di meja? Gak bisa apa bersihan dikit jadi perempuan!"
Flora tercengang, jelas saja ia terkejut. Namun, sebisanya ia tetap bersikap tenang. Perlahan diturunkan Kia yang ia gendong lalu membenarkan handuk kecil yang dililitkan ditubuh keponakannya itu. "Sekarang Kia ke kamar Kia ya, nanti Tante nyusul." Titahnya.
Kia hanya mengangguk kemudian segera keluar dari kamar itu menuju kamarnya sendiri. Ia juga terkejut saat papanya tiba-tiba saja memarahi tantenya.
Rangga termangu sembari menatap Kia hingga keluar dari kamar, pria itu kini terlihat bingung.
"Kak Rangga, bisa tidak lain kali jangan marah didepan Kia. Aku menaruh handuk basah itu di tempat tidur karena Azka menangis, aku membuatkan susu untuk Azka dengan terburu-buru makanya sampai tumpah, dan aku lupa mengambil handuk itu karena harus cepat memandikan Kiara." Ujar Flora menjelaskan.
"Dan satu hal lagi yang Kak Rangga harus ingat, meski aku dan Kak Fiona itu saudari kembar tapi kami berdua tetap adalah dua pribadi yang berbeda. Jadi jangan pernah membandingkan kami berdua." Tukasnya lalu keluar dari kamar itu. Ia menuju kamar Kiara untuk memakaikan keponakannya itu baju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Nuryati Yati
pengen tak tapok mulutnya Rangga pake sandal sejuta umat
2024-06-21
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
Rangga ga terima kasih malah marah-marah
2024-03-17
1
Dina⏤͟͟͞R
aku kok jadi deg2 an ya bacanya. rasanya kek haduh. nysek terus🤧😭😂
2024-03-10
3