BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN

Beberapa hari setelah perseteruannya dengan Flora sore itu, Rangga mulai menyadari sikapnya itu sangat berlebihan. Ia mendengar sendiri saat itu, ketika Flora memutuskan hubungannya dengan Arkan melalui sambungan telepon. Dan seharusnya ia tak mencurigai Flora bila pun di luar sana bertemu Arkan, karena bagaimanapun Flora dan Arkan itu juga masih saudara. Bisa dibilang sekarang, Arkan adalah kakak iparnya.

Entah kenapa, sore itu ia benar-benar tak bisa menetralkan emosinya. Mengingat keseruan Flora dan anak-anaknya bersama Arkan sungguh membuatnya kesal, entah apa yang ia rasakan dan intinya ia tidak suka melihatnya. Dikatakan cemburu, ia juga menegaskan tidak demikian. Memangnya sejauh apa hubungannya dengan Flora sehingga ia harus cemburu. Begitulah kata hati Rangga, pemirsa. 🤭

Sejak sore itu pun, perlahan Rangga mulai sedikit mengubah cara bicaranya. Meski tak seketus biasanya, namun cuek itu terkadang masih ketara dan Flora tak mau ambil pusing lagi akan sikap suaminya itu. Dia sadar, pernikahannya dengan Rangga terjadi karena kesepakatan dan hanya untuk memberi sosok ibu untuk Kia dan Azka.

"Flo, kenapa gak beli bubur instan saja untuk Azka? Repot kayaknya kalau harus membuat MPASI sendiri." Kata Rangga saat Flora kembali ke kamar dengan membawa mangkuk kecil yang berisi bubur lengkap dengan lauk pauknya yang dimasak sendiri oleh Flora untuk Azka.

"Aku sama sekali gak merasa kerepotan kok, itu justru menjadikan pembelajaran tersendiri untukku jika nanti aku juga sudah..." Flora menjeda kalimatnya lalu menarik sudut bibir tersenyum getir. Rasanya masih terlalu mustahil jika sekarang ia berpikir suatu hari nanti memiliki anak sendiri dan stimulasi yang ia lakukan terhadap Azka akan memudahkan untuk ia terapkan pada anaknya sendiri nantinya. Jangankan berpikir untuk memiliki anak sendiri, pernikahannya dengan Rangga saja entah sampai kapan akan seperti itu.

"Sudah... Apa?" Tanya Rangga akhirnya karena Flora tiba-tiba saja diam tak meneruskan kalimatnya.

"Em, maksudku itu kalau bubur bayi buatan sendiri dapat disesuaikan dengan bahan makanan yang sama seperti menu makanan keluarga di rumah. Cara tersebut akan membuat Azka akan lebih cepat terbiasa makan menu keluarga, sehingga memudahkannya untuk beradaptasi jika sudah tidak makan makanan dalam bentuk bubur lagi." Ujar Flora memberi penjelasan tentang alasannya membuat MPASI sendiri ketimbang memberikan bubur instan untuk Azka.

Rangga hanya mengangguk pelan kepalanya. Padahal jelas jika kalimat terpotong Flora, tidak sesuai dengan apa yang baru saja dijelaskan oleh istrinya itu. Tapi karena ketidakpekaan nya, membuatnya menyimpulkan demikian saja.

Rangga lalu kembali duduk bersandar di ranjang sembari membawa laptopnya. Meski weekend dan tetap di rumah, tapi masih ada saja masalah pekerjaan yang harus ia periksa.

Flora pun meletakkan mangkuk bubur Azka di meja, kemudian memposisikan baby chair di dekat sofa. Setelah itu ia menghampiri Azka yang masih berada di box bayi.

Azka yang duduk dalam box sambil memainkan kerincingan, merespon kedatangan Flora dengan gerakan lincah yang membuat bayi laki-laki tapi mirip ibunya itu langsung terjungkal ke belakang, jatuh dengan posisi berbaring. Untuk saja sekeliling box bayi Azka sudah Flora kreasikan dengan kain-kain tebal sehingga Azka terbentur pun tidak akan membuatnya kesakitan.

Flora terkekeh melihat Azka yang jatuh tapi malah tertawa terpingkal-pingkal. "Yuk makan yuk," dia lalu menggendong Azka.

Setelah menundukkan Azka dengan posisi nyaman di baby chair, Flora pun lalu duduk di sofa. Ia meraih semangkuk bubur di meja dan mulai menyuapi Azka. Seperti kebanyakan bayi bila sedang diberi makan, akan memainkan makanan di mulutnya dengan cara menyemburkan. Begitu pun dengan Azka, bayi itu menyemburkan bubur yang baru saja disuapi Flora sehingga mengenai beberapa bagian tubuh hingga wajah Flora yang posisinya memang sangat dekat dengan Azka.

Kesal? Tentu saja tidak. Justru Flora ikut tertawa yang membuat Azka pun semakin jadi saja.

"Azka, kenapa seperti itu. Ayo makan." Rangga yang melihat kelakuan Azka spontan saja langsung menegurnya.

"Azka itu bukan Kiara yang bisa kak Rangga tegur seperti itu." Sahut Flora, membuat Rangga terdiam dan terlihat seperti orang bodoh. Dia tahu tegurannya itu tak akan berefek apapun pada Azka, namun tetap saja ia melontarkan kalimat teguran itu ketika melihat Flora terkena semburan bubur Azka.

Meski Azka terbilang usil ketika diberi makan, namun Flora menghadapinya dengan tenang dan sabar sampai akhirnya Azka selesai makan. Usai membersihkan area wajah Azka, Flora lalu mengeluarkannya dari baby chair dan memangkunya.

Melihat layar ponselnya menyala, Flora meraih ponselnya tersebut yang berada diatas nakas. Sebuah pesan masuk dari teman kampusnya.

[Flo, gak terasa ya sebentar lagi kita skripsi. Kamu udah tentuin judul dan topiknya belum? Aku baru mikirinnya aja udah kena mental duluan Flo, apalagi pas sidang skripsi nanti, jangan ketawa ya kalau aku tiba-tiba pingsan karena gak bisa jelasin dan gak bisa jawab pertanyaan dosen penguji. 🙈]

Flora terkekeh membaca isi pesan dari temannya itu, Janny namanya, dia memang suka sekali bolos dan tak bosan mendapatkan teguran. Namun meski begitu, Janny adalah type orang yang humoris. Mengingat temannya itu, Flora tak hentinya tersenyum.

Namun, sesaat kemudian raut wajahnya berubah mendung. Yah, tidak lama lagi ia akan menghadapi skripsi, perjuangan akhir dari beberapa tahun mengemban ilmu di perguruan tinggi. Tapi yang ia pikirkan sekarang bukanlah masalah membuat skripsi, atau akan mendapatkan revisi, apalagi harus menyiapkan mental saat sidang skripsi nanti. Yang menjadi bebannya sekarang, bagaimana ia akan membayar uang semester dan keperluan lainnya.

Meminta uang pada orangtuanya jelas tidak mungkin karena sekarang ia sudah bersuami. Meminta pada suami... Flora melirik Rangga yang fokus pada layar laptop, ah tidak mungkin juga ia meminta pada Rangga desahnya dalam hati. Setiap memberi uang Rangga hanya mengatakan untuk keperluan anak-anak, jadi ia harus sadar diri jika posisinya hanya ibu untuk Azka dan Kia, bukan istri yang dianggap oleh Rangga sehingga ia harus meminta nafkah berupa uang.

"Kak Rangga hari ini gak kemana-mana, kan?" Tanya Flora kemudian.

Rangga yang mendengar, hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa menjawab dan menoleh menatap Flora yang bertanya padanya.

"Aku titip Azka ya, aku mau keluar sebentar." Ujar Flora.

Tanpa bertanya Flora mau kemana, Rangga hanya mengangguk dengan tatapan yang fokus pada layar laptop. Ah, rasanya kesal sekali melihat respon suaminya itu, tapi Flora lagi-lagi harus sadar diri dan ia tidak berhak untuk menegur sikap cuek suaminya itu. Lebih baik sekarang ia bersiap-siap untuk pergi.

Ia memasukkan Azka kembali di dalam Box bayi dan memberikan berbagai mainan, kemudian membuka koper yang hingga saat ini masih menjadi tempat penyimpanan barang-barangnya. Peringatan Rangga agar tak mencampur barang-barangnya dengan Fiona masih melekat diingatannya. Tak ada pilihan dan tak ada tempat lain, sehingga koper itulah yang menjadi lemari bagi barang-barangnya. Usai mengambil pakaian ganti, ia menoleh menatap Rangga. Melihat suaminya itu tak memperhatikannya, dengan cepat ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisi kalung pemberian Fiona di hari ulangtahun mereka lima tahun lalu. Ia menatap kotak tersebut dengan nanar, kala itu Fiona memberikannya sebuah kalung sebagai kado sementara ia hanya memberikan sebuah buket bunga saja pada kakak kembarnya itu.

'Kak Fio sekali lagi maafkan aku, aku tak punya pilihan.' Gumamnya dalam hati.

Hingga kini, rasa bersalah pada mendiang kakak kembarnya masih bersemayam di dalam hati karena sudah menikahi kakak iparnya sendiri. Dan kini rasa bersalahnya kian bertambah karena harus menjual kado pemberian Fiona untuk membayar uang kuliah. Mau bagaimana lagi, ia benar-benar tak punya pilihan lain atas permasalahannya sekarang.

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

kurang apa coba??

2025-02-14

0

Salwa Antya

Salwa Antya

kasian kamu flor,semoga kamu mendapat jodoh yg lebih baik dr kak othor

2024-05-13

3

Alanna Th

Alanna Th

apa bedanya dg baby sitter tnp dgaji?

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
92 KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93 karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94 KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95 Janji CINTA
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI
92
KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93
karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94
KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!