BAB 3. SEGERA DIMULAI

"Aku harus bagaimana Fio? Kedua orang tua kita memintaku untuk menikahi adikmu agar anak-anak kita tetap mendapatkan kasih sayang seorang ibu." Gumam Rangga yang duduk di samping pusara sang istri dengan memeluk kedua kakinya. Tatapannya tertuju pada nisan kayu yang tertulis nama istrinya namun sorot matanya nampak kosong.

"Bahkan kedua anak-anak kita seakan mendukung agar pernikahan ini terjadi. Kiara dan Azka hanya akan tenang jika bersama Flora." Ucapnya lirih.

Setelah berbicara dengan Flora, Rangga langsung meninggalkan rumah dan datang ke pemakaman. Meski Fiona tidak dapat lagi mendengarkan keluh kesahnya tapi ia merasa tetap harus memberitahu istrinya. Anggap saja ia sedang meminta izin pada Fiona, seperti biasanya ia akan meminta izin kepada sang istri bila akan pergi bersama rekan-rekan kerjanya. Bedanya, sekarang ia sedang meminta izin untuk menikah lagi.

Konyol memang, di saat masih berduka kedua orang tuanya justru memintanya untuk menikahi adik iparnya sendiri, bahkan kedua mertuanya pun mendukung hal tersebut. Suka atau tidak suka dan rela atau tidak rela, ia harus menerima pernikahan itu demi kedua anaknya yang butuh sosok ibu.

Tentu tidak sulit bagi Kiara untuk menerima Flora sebagai pengganti mamanya. Selain memiliki wajah serupa, Kiara juga sudah sangat dekat dengan tantenya itu. Bahkan Azka yang belum mengerti apapun, suatu saat sudah dipastikan akan mengira Flora adalah ibu kandungnya selagi tidak ada yang memberitahu jika Flora adalah kembaran mamanya.

Tapi Rangga, sebagai seorang suami yang sangat mencintai istrinya, akan sangat berat baginya untuk menerima pernikahan itu. Meskipun ia menerimanya, itu semata-mata hanya demi anak-anaknya. Siapapun yang akan berdiri di sampingnya sebagai istri, tetap Fiona lah belahan jiwanya.

Entah sudah berapa lama Rangga hanya duduk memeluk kedua kakinya sembari menatap nisan istrinya, hingga desiran angin bertiup menerbangkan dedaunan disekitarnya membuatnya terkesiap. Rangga melirik arlojinya, ternyata sudah tiga jam ia berada di pemakaman. Penjaga makam yang melihatnya, pasti mengira dirinya sudah tidak waras. Satu bulan ini, ia ke kantor hanya untuk memeriksa berkas yang perlu ia tanda tangani setelahnya ia datang ke pemakaman, menghabiskan waktu berjam-jam dengan hanya duduk menatap pusara istrinya. Jika ada pertemuan dengan klien, ia menugaskan hal tersebut pada sekretarisnya.

"Sayang, aku pulang dulu ya. Aku usahakan akan sering-sering datang kesini, tapi maaf aku tidak bisa membawa Kiara." Rangga tertunduk sejenak, tanpa mengatakan kenapa, Fiona sendiri pasti tahu kenapa ia tidak bisa membawa Kiara ke pusara ibunya.

Rangga beranjak meninggalkan tempat peristirahatan terakhir istrinya dengan langkah berat. Sesekali ia menoleh menatap pusara istrinya seakan mengatakan, kenapa tidak aku saja yang berada di sana.

.

.

.

"Akhirnya Kamu pulang Nak, Mama dari tadi nungguin kamu." Mama Sinta menyambut kepulangan putranya dengan senyuman.

Rangga memalingkan wajahnya, ia tidak suka melihat mamanya tersenyum seakan wanita yang telah melahirkannya itu tidak sedang berduka seperti dirinya atas kepergian Fiona.

"Kamu belum makan siang, ayo Mama temani kamu makan." Mama Sinta menarik tangan Rangga menuju ruang makan, tapi putranya itu melepas cekalan tangannya.

"Aku gak lapar Ma, aku mau ke kamar istirahat." Kata Rangga. Baru ia akan melangkah, mama Sinta sudah lebih dulu menarik kembali tangannya.

"Pokoknya kamu harus makan Rangga, jangan sampai kamu sakit. Pikirkan nasib anak-anakmu. Kamu harus kuat demi mereka."

Akhirnya Rangga menurut. Benar kata mama Sinta, ia harus kuat demi Azka dan Kiara. Seandainya tidak ada kedua buah hatinya bersama Fiona, entah bagaimana ia akan menjalani hidup saat ini.

Mama Sinta menarik kursi untuk Rangga, setelah putranya itu duduk ia langsung menyajikannya makanan.

"Ayo makan Rangga, walau sedikit tidak apa-apa yang penting kamu makan." Mama Sinta menghela nafas panjang melihat Rangga hanya menatap makanannya. Ia tahu Rangga tak berselera makan karena mengingat Fiona yang selalu menyajikan makanan untuknya.

Fiona memang sosok istri dan menantu idaman, ia pun sangat terpukul atas kepergian menantu sebaik Fiona yang tidak pernah membantah dan selalu menebarkan kebahagiaan didalam rumah. Tapi sampai kapan Rangga akan terus berlarut-larut dalam kesedihannya, masa depan putranya masih panjang dan Rangga harus sadar akan hal itu.

"Rangga, ayo makan Nak." Tegur mama Sinta sekali lagi.

Rangga akhirnya memulai makan, dengan enggan ia menyuapi mulutnya. Makanan yang terlihat lezat itu terasa hambar di lidahnya, seperti hidupnya saat ini yang terasa hampa tanpa Fiona.

"Tadi Flora bilang, kalian sudah sepakat untuk menikah dan Mama senang sekali mendengarnya."

Rangga langsung berhenti mengunyah mendengar ucapan mamanya, ternyata itu yang membuat mama Sinta tersenyum saat menyambut kepulangannya tadi. Sebelah tangan Rangga mengepal dibawah meja, jika saja itu bukan mamanya pasti ia sudah memaki habis-habisan. Bagaimana bisa mamanya itu senang ia akan menikah lagi sementara baru satu bulan yang lalu mereka semua mengantarkan Fiona ketempat peristirahatan terakhirnya.

Rangga mengunyah dengan cepat makanan yang sudah terlanjur ada di mulutnya, setelah menelan ia langsung menenggak segelas air putih kemudian beranjak meninggalkan ruang makan tanpa mempedulikan teriakan mama Sinta yang memintanya kembali untuk melanjutkan makan.

Rangga masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang hancur, hatinya benar-benar sakit mendengar bahwa mama Sinta senang ia akan menikah lagi dengan adik iparnya sendiri.

Kedua matanya berembun menatap Azka dan Kiara yang terlelap diatas ranjangnya, hanya kedua anaknya itulah yang kini menjadi penyemangat hidupnya. Jika tidak ada mereka, mungkin ia hanya tinggal raga tanpa jiwa. Bagai burung yang tidak akan bisa terbang tanpa kedua sayapnya.

"Maafkan aku Kak,"

Suara yang berasal dari balkon kamar menyita perhatian Rangga. Pria itu melangkah pelan dan berhenti di balik pintu yang terhubung ke balkon. Dari celah pintu yang terbuka sedikit ia melihat Flora sedang menelepon.

"Maafkan aku, Kak Arkan. Bukannya aku gak sayang sama Kakak, tapi aku melakukan ini untuk anak-anak Kak Fiona."

Mama Zana sudah mengatakan bahwa ia yang akan memberi pengertian pada Arkan, tapi Flora merasa ia juga harus berbicara langsung pada Arkan. Memutuskan hubungan mereka secara baik-baik seperti awal mereka memulainya.

Tak ada sahutan dari seberang telpon, hanya terdengar beberapa kali pria patah hati itu menghela nafas panjang. Awalnya Arkan sangat senang ketika sang kekasih menelpon karena jarang sekali Flora menelponnya lebih dulu, ialah yang selalu menelpon kekasihnya itu bila sedang merindukan suaranya. Flora lebih suka berbalas pesan dengannya. Selama satu tahun menjalin hubungan, ini adalah ke dua belas kalinya Flora menelponnya, Arkan bahkan sampai hafal hal tersebut, itupun karena Flora hanya ingin mengucapkan selamat hari jadian pada tanggal jadian mereka setiap bulannya. Ia pikir, kali ini pun sama. Flora menelponnya untuk mengucapkan hari jadian mereka karena Flora menelpon tepat pada tanggal jadian mereka. Tapi ternyata tidak, Flora justru memutuskan hubungan dengan alasan yang membuatnya benar-benar patah hati.

Padahal, baru seminggu yang lalu Arkan mengatakan pada kedua orangtuanya akan mengikat Flora dengan cincin pertunangan, dan akan menikahi Flora setelah kuliahnya selesai. Tapi apa yang ia dengarkan hari ini dari kekasihnya sendiri sungguh membuat dadanya terasa sesak, bahkan rasanya lebih sakit dari ketika dulu pernah batal menikah karena calon istrinya ketahuan hamil dengan pria lain. Cintanya yang begitu besar pada Flora, ia sungguh tak rela kehilangan gadis itu.

"Sekali lagi aku minta maaf, Kak. Aku doakan semoga Kak Arkan mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dari aku." Flora lalu mematikan sambungan teleponnya. Gadis itu terduduk di lantai bersamaan air matanya yang jatuh membasahi pipi. Ia mengusap dadanya yang terasa sesak. Ia sangat mencintai Akan, tapi hubungan yang telah terjalin selama satu tahun dengan penuh suka cita itu harus berakhir lantaran ia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri, agar tali kasih sayang sosok ibu untuk Kiara dan Azka tidak pernah terputus. Tak bisa dipungkiri ia memang sangat menyayangi kedua keponakannya itu. Ia rela melepas Arkan pria yang dicintainya demi Kiara dan Azka.

Rangga yang sejak tadi berdiri dibalik pintu mendengar ucapan Flora, mengepalkan erat tangannya kemudian keluar dari kamar. Tak hanya dirinya yang merasa sakit karena paksaan harus menikahi adik iparnya sendiri disaat ia masih sedang berduka, tapi Flora juga jauh lebih tersakiti karena harus mengorbankan hubungannya dengan Arkan.

Rangga sangat tahu bagaimana hubungan keduanya, Arkan dan Flora bahkan pernah dinobatkan oleh seluruh keluarga sebagai sepasang kekasih yang ideal. Saling menjaga dan saling memahami satu sama lainnya. Sama seperti Rangga dan Fiona yang tak pernah terjadi cekcok dalam rumah tangganya. Begitupun Arkan dan Flora yang tidak pernah bertengkar meski masalah kecil, mereka berdua selalu akur dalam hal apapun. Tapi sayang hubungan ideal itu harus berkahir tanpa dikehendaki.

Apa boleh buat, mereka tidak bisa berbuat apapun. Keinginan para orang tua tidak bisa dibantah. Azka dan kiara juga butuh sosok ibu yang hanya bisa mereka dapatkan dari Flora. Prahara turun ranjang pun akan segera dimulai.

Terpopuler

Comments

Athallah Linggar

Athallah Linggar

Harusnya biarkan rangga selesai makan dlu mam,baru dibahas lg masalah nikah. Gimn sih jd ibu ga ada peka sedikitpun dg keadaan anaknya 🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦

2024-09-26

3

Neli Allen

Neli Allen

banyak nian thor air bawang menusuk mata 😭😭😭😭😭😭

2024-06-27

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

pengorbanan kalian tidak akan sia-sia. percayalah.. 👍🏻🙏😍

2024-03-17

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
92 KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93 karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94 KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95 Janji CINTA
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI
92
KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93
karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94
KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!