BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN

Mama Sinta mengembangkan senyum tipis kala Flora datang ke ruang makan dengan menggendong Azka, sebelah tangannya menggenggam tangan Kiara. Ia sungguh merasa terharu, Flora begitu cekatan mengurus kedua keponakannya ditengah kesibukan kuliah. Kiara sudah tampak rapi, begitupun dengan Azka yang juga sudah dimandikan.

Flora menarik kursi untuk Kiara, melihat Flora tampak kerepotan mama Sinta langsung mengambil alih menggendong Azka barulah Flora mendudukkan Kiara di kursi. Sedang Rangga, sejak tadi hanya bergeming menikmati sarapannya. Saat Flora datang bersama anak anaknya ia seakan tak melihat.

"Kia, mau sarapan apa?" Tanya Flora.

"Roti selai strawberry aja, Tante." Jawab Kiara.

"Loh, kok masih manggil Tante sih? Kia Sayang, sekarang Tante Flora itu juga Mamanya Kia. Jadi Kia harus panggil Mama, bukan Tante lagi ya?" Mama Sinta tersenyum pada cucunya itu.

Kia langsung menatap papanya. Semalam, papanya sempat berkata padanya bahwa ia memanggil Flora dengan sebutan tante saja seperti biasanya. Tidak perlu memanggil mama.

"Gak apa-apa Tante, biar Kia terbiasa dulu." Sahut Flora. Meski ia benar-benar tulus menikah dengan Rangga demi menjadi ibu untuk dua keponakannya, tapi ia juga tak terlalu berharap dipanggil Mama.

"Maka dari itu harus dibiasakan dari sekarang. Kia, panggil Mama ya sama Tante Flora." Mama Sinta berucap dengan lembut namun kalimatnya begitu menekankan bagi Kiara terlebih sudah lebih dulu mendapat peringatan dari papanya.

"Kamu juga Flo, masa panggil Tante sama Mama mertua. Harus dibiasakan juga panggil Mama ya?" Ujar mama Sinta menatap Flora.

Bukan hanya Kiara yang merasa bingung harus menuruti papa atau neneknya, Flora pun turut merasa sungkan harus memanggil mama pada mertua kakaknya.

Flora hanya mengangguk pelan, kemudian mengambil roti dan mengolesinya dengan selai strawberry lalu memberikannya pada Kiara. Disaat semuanya memulai sarapan, Flora justru nampak gelisah. Ia sesekali melirik jam tangan, dalam waktu satu jam ia sudah harus berada di kampus. Jika biasanya ia akan berangkat menggunakan mobil pribadinya tapi sekarang ia harus memesan taksi dulu dan tentu akan memakan waktu lagi. Ah, andai saja kemarin saat ikut pulang bersama Rangga ia membawa mobil sendiri saja, pagi ini ia tidak akan merasa was-was telat sampai kampus.

"Flo, kok gak sarapan? Mau ke kampus kan?" Tanya mama Sinta.

"Iya, ini lagi mau pesan Taksi dulu Tan, eh Ma." Kata Flora agak canggung.

"Kok pesan Taksi, berangkat bareng Rangga aja. Ya Rangga, antar dulu istri kamu ke kampusnya baru kamu ke kantor." Ujar mama Sinta.

"Iya Ma." Jawab Rangga. Namun, dalam hatinya begitu enggan untuk melakukan itu. Baginya merepotkan saja, sementara dengan Fiona saja ia tidak pernah mengantarkan isterinya itu ke kampus karena sebelum menikah Fiona memutuskan untuk berhenti kuliah. Tapi Rangga lupa, kalau Flora kuliah itu juga adalah cita-cita Fiona yang ingin melihat adiknya menjadi wanita sukses.

"Ma, Pa, aku berangkat dulu." Rangga yang telah selesai sarapan beranjak dari tempat duduknya.

Papa Digo yang sejak tadi hanya diam, menganggukkan kepalanya. Sedang mama Sinta langsung menatap Flora tampak cemas. Sebab menantunya itu sejak tadi belum sarapan.

"Rangga, tungguin Flora sebentar, dia belum sarapan."

"Gak apa-apa Ma, nanti biar aku sarapan di kantin kampus aja." Kata Flora. Sebenarnya perutnya sudah keroncong, tapi melihat tatapan Rangga yang tidak bersahabat ia harus menahan lapar hingga sampai di kampus. Beruntung sampai kampus masih sempat isi perut, mengingat sekarang jam mata kuliahnya sudah mepet. Jarak dari rumah Rangga ke kampus juga lumayan jauh, semoga tak terjadi macet dan bisa sampai tepat waktu.

Rangga melangkah lebih dulu, sementara Flora menyempatkan menghampiri Azka yang digendong mama Sinta. "Azka baik-baik ya Sayang. Jangan rewel dan jangan susahin Nenek." Ucapnya lalu mengecup pipi mulus bayi laki-laki itu kemudian berpindah menciumi Kiara. "Kia juga yang pintar ya, bantuin Nenek jagain Adek Azka."

Kia mengangguk, "Iya Mama." Jawabnya. Jika papanya belum pergi dari ruang makan, mungkin ia akan masih memanggil tante.

Kedua mata Flora jadi berkaca-kaca dipanggil mama oleh keponakannya. Sekali lagi ia mengecup pipi Kiara kemudian berpamitan pada kedua mertuanya. Usai itu dengan cepat ia menyusul Rangga yang mungkin sudah berada di mobil sekarang. Dan benar saja, kakak iparnya yang telah menjadi suaminya itu menatapnya dengan tajam dari dalam mobil.

"Gak perlu pake drama-drama," sindir Rangga dengan sinis ketika Flora baru saja masuk ke mobil dan duduk disampingnya. Ia tahu Flora lambat menyusulnya pasti karena berpamitan pada kedua orangtuanya dan juga memberi petuah pada anak-anaknya.

Flora memilih diam, menanggapi ucapan Rangga sama saja menciptakan masalah karena ujung-ujungnya hanya akan menimbulkan perdebatan. Ia tahu drama apa yang dimaksud suaminya itu, tapi sungguh itu bukanlah drama. Ia benar-benar tulus.

Rangga lalu melajukan mobilnya, beruntung jalanan tak macet sehingga mobilnya bisa melesat dengan cepat menuju kampus Flora, kampus yang sama tempat Fiona kuliah sebelum menikah dengannya. Dan di kampus itu jugalah ia dulu kuliah.

Sepanjang perjalanan sepasang suami istri itu hening. Flora memilih melempar pandangan pada jalanan disampingnya, sedang Rangga fokus dengan kemudi. Namun, tiba-tiba saja ia ingat kalau Flora belum sarapan. Bergelut dengan pelajaran yang menguras otak, dengan perut kosong tentu tidak akan bisa fokus, ia juga pernah merasakannya. Tidak bisa fokus mendengar penjelasan dosen karena perut sedang lapar.

Rangga lalu menepikan mobilnya ketika melihat penjual bakpao dipinggir jalan.

"Kak Rangga, kok berhenti?" Tanya Flora, ia harus segera sampai di kampus tapi Rangga malah berhenti dipinggir jalan.

Rangga tak menjawab, pria itu melepas seat belt kemudian turun dari mobil. Flora berdecak kesal dibuatnya, ia bisa telat sampai kampus jika begini. Namun, ketika melihat Rangga menghampiri penjual bakpao, ia terdiam. Dalam hati bertanya, untuk apa Rangga membeli bakpao? Bukankah suaminya itu sudah sarapan sebelum pergi. Atau mungkin untuk seseorang di kantor, pikirnya.

Tak lama kemudian Rangga kembali ke mobil dengan membawa bungkusan yang berisi dua buah bakpao, ia memberikannya pada Flora.

"Untuk aku?" Tanya Flora, ia bingung sekaligus terkejut. Tidak menyangka jika Rangga membeli bakpao itu untuknya.

"Memangnya buat siapa lagi?" Tukas Rangga.

Flora langsung meraih bungkusan bakpao itu. Ia memang sangat lapar sekarang. Dalam hati sangat bersyukur bisa mengisi perut sebelum sampai kampus. "Terima kasih, Kak."

"Lain kali sebelum memperhatikan yang lain, lebih dulu perhatikan dirimu sendiri. Jangan sampai kamu sakit karena hanya fokus memperhatikan Azka dan Kia saja." Ujar Rangga.

"Terima kasih atas perhatiannya, Kak." Kata Flora. Jujur, ia sangat tersanjung mendengar ucapan suaminya itu barusan. Ternyata dibalik sikap ketus Rangga padanya, terselip sebuah perhatian.

"Jangan geer. Aku hanya tidak mau kamu sampai sakit dan ujung-ujungnya juga merepotkan aku. Dan anak-anak juga tidak ada yang merawat kalau kamu sampai sakit. Andai saja orangtuaku kita tidak memaksa, aku lebih memilih menyewa pengasuh untuk Azka dan Kia daripada menikahi kamu."

Flora hanya dapat tersenyum getir. Ia pikir, Rangga masih memiliki rasa perhatian padanya tapi ternyata tidak. Ternyata itu bukan perhatian tapi peringatan. Yah, peringatan agar ia selalu menjaga kesehatan untuk Azka dan Kiara.

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

bnr2 manusia tanpa hati. ogeb pula. mmg ditangan pengasuh lbh baik?

2024-12-11

0

Neli Allen

Neli Allen

sakit siih mendengar kata2 Rangga tp gimana lg

2024-06-27

0

Salwa Antya

Salwa Antya

Rangga Rangga menyesal baru tau kamu

2024-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. KESEPAKATAN
3 BAB 3. SEGERA DIMULAI
4 BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5 BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6 BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7 BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8 BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9 BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10 BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11 BAB 11. TETAP SALAH
12 BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13 BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14 BAB 14. REWEL
15 BAB 15. TIDAK BECUS
16 BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17 BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18 BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19 BAB 19. KECEWA
20 BAB 20. BERPISAH SAJA
21 BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22 BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23 BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24 BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25 BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26 BAB 26. ITU MAMA FLORA
27 BAB 27. SADAR DIRI
28 BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29 BAB 29. TEKAD
30 BAB 30. TIDAK MUDAH
31 BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32 BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33 BAB 33. DUA PRIA
34 BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35 BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36 BAB 36. SABAR
37 BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38 BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39 BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40 BAB 40. MENANGISLAH FLO
41 CURHAT AUTHOR
42 BAB 41. SERANJANG
43 BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44 BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45 BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46 BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47 BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48 BAB 47. MAAFKAN AKU
49 BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50 BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51 BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52 BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53 BAB 52. GAK KEBAGIAN
54 BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55 BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56 BAB 55. ISTRI ORANG
57 BAB 56. POSITIF
58 BAB 57. SUAMI?
59 BAB 58. PENGEN BAKSO
60 BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61 BAB 60. AKU?
62 BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63 BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64 BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65 BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66 BAB 65. MAHAR APA?
67 BAB 66. AKU BERJANJI
68 BAB 67. COUPLE
69 BAB 68. SAH
70 BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71 BAB 70. APA ISINYA?
72 BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73 BAB 72. MEMENUHI JANJI
74 BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75 BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76 BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77 BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78 BAB 77. AKU CIUM NIH?
79 BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80 BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81 BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82 BAB 81. MALAM PERTAMA
83 BAB 82. BABY BOY
84 BAB 83. BABY GIRL
85 BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86 BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87 BAB 86. 3 SEKAWAN
88 BAB 87. NGANTERIN PULANG
89 BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90 Minal Aidzin Wal Faizin
91 RAHASIA HATI
92 KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93 karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94 KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95 Janji CINTA
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. KESEPAKATAN
3
BAB 3. SEGERA DIMULAI
4
BAB 4. JANGAN SAKITI DIA
5
BAB 5. SEBATAS MENJADI IBU
6
BAB 6. JANGAN MEMBANDINGKAN KAMI
7
BAB 7. BUKAN PERHATIAN TAPI PERINGATAN
8
BAB 8. AKU TAHU KAMU TULUS TAPI....
9
BAB 9. KAGUM TAPI TAK TAMPAK
10
BAB 10. TERNYATA KALIAN MASIH SERING BERTEMU
11
BAB 11. TETAP SALAH
12
BAB 12. TAK PUNYA PILIHAN
13
BAB 13. AKU MENUNGGUMU
14
BAB 14. REWEL
15
BAB 15. TIDAK BECUS
16
BAB 16. KENAPA KAMU BERBOHONG?
17
BAB 17. SELAMAT DATANG DI KAMAR KALIAN
18
BAB 18. SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK BUTUH PENGASUH LAGI
19
BAB 19. KECEWA
20
BAB 20. BERPISAH SAJA
21
BAB 21. KAMU TETAP MAMANYA AZKA DAN KIA
22
BAB 22. KENAPA SEPERTINYA AKU TIDAK RELA?
23
BAB 23. BELUM APA-APA SUDAH REPOT
24
BAB 24. DIA SOSOK AYAH YANG HEBAT
25
BAB 25. TAK ADA SALAHNYA MENCOBA
26
BAB 26. ITU MAMA FLORA
27
BAB 27. SADAR DIRI
28
BAB. 28 BIAR ORANGTUAKU YANG MEMUTUSKAN
29
BAB 29. TEKAD
30
BAB 30. TIDAK MUDAH
31
BAB 31. TIDAK PANTAS DISEBUT PRIA SEJATI
32
BAB 32. MENEMUI MAMANYA ANAK-ANAK
33
BAB 33. DUA PRIA
34
BAB 34. KAMU YANG TENTUKAN
35
BAB 35. MERASA DIPEREBUTKAN
36
BAB 36. SABAR
37
BAB 37. ALAM JUGA IKUT MEMBERI PELAJARAN
38
BAB 38. SUNGGUH-SUNGGUH
39
BAB 39. MENJEMPUT FLORA?
40
BAB 40. MENANGISLAH FLO
41
CURHAT AUTHOR
42
BAB 41. SERANJANG
43
BAB 42. KAMU YANG BERKUASA
44
BAB 43. RENCANA PARA ORANG TUA
45
BAB 44. JANGAN PERNAH MERAGUKAN AKU
46
BAB 45. LUPA MENUTUP PINTU
47
BAB 46. APA KAU INGIN MENGATAKAN SESUATU?
48
BAB 47. MAAFKAN AKU
49
BAB 48. BUANG-BUANG WAKTU
50
BAB 49. OLEH-OLEH APA?
51
BAB 50. MENGENANGMU DENGAN INDAH
52
BAB 51. AKU JUGA BAHAGIA
53
BAB 52. GAK KEBAGIAN
54
BAB 53. TERIMA KASIH ATAS SEMUA PENGORBANAN MU
55
BAB 54. KERJA SAMBIL BAWA ANAK
56
BAB 55. ISTRI ORANG
57
BAB 56. POSITIF
58
BAB 57. SUAMI?
59
BAB 58. PENGEN BAKSO
60
BAB 59. TERNYATA TAK SEMUDAH ITU
61
BAB 60. AKU?
62
BAB 61. TERJEBAK DALAM LIFT
63
BAB 62. AKAN MENIKAHINYA
64
BAB 63. KAMU ADALAH PRIORITAS KU
65
BAB 64. APA KAMU MAU DATANG?
66
BAB 65. MAHAR APA?
67
BAB 66. AKU BERJANJI
68
BAB 67. COUPLE
69
BAB 68. SAH
70
BAB 69. SABAR... MASIH TERANG
71
BAB 70. APA ISINYA?
72
BAB 71. BERBAGI TEMPAT TIDUR
73
BAB 72. MEMENUHI JANJI
74
BAB 73. APA KAMU JUGA AKAN MENINGGALKAN AKU?
75
BAB 74. PURA-PURA TIDUR
76
BAB 75. PAWANG MU MASIH CUPU
77
BAB 76. NUNGGUIN KAMU PULANG
78
BAB 77. AKU CIUM NIH?
79
BAB 78. ISTRI CUEKKU TERNYATA PERHATIAN
80
BAB 79. BUKAN BEGITU CARA MINTANYA
81
BAB 80. AKU JUGA MERASAKANNYA
82
BAB 81. MALAM PERTAMA
83
BAB 82. BABY BOY
84
BAB 83. BABY GIRL
85
BAB 84. GAK MAU NAMBAH ANAK LAGI
86
BAB 85. SUDAH ADA YANG HALAL NGAPAIN CARI YANG HARAM
87
BAB 86. 3 SEKAWAN
88
BAB 87. NGANTERIN PULANG
89
BAB 88. HARUSKAH AKU MENGALAH?
90
Minal Aidzin Wal Faizin
91
RAHASIA HATI
92
KARYA BARU==>[Bukan] Muhalil
93
karya baru ~ RAHASIA HATI 2
94
KARYA BARU (Menanti Bahagia Yang Hilang)
95
Janji CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!