Akash menikmati angin sepoi-sepoi yang menampar wajah tampannya. Melihat deburan ombak biru dengan gagahnya di lautan nan luas. Ia menerawang membayangkan sesuatu yang selama ini ia pendam. Tiba-tiba saja kembali kepalanya terasa teramat sakit, rasanya seperti akan pecah dan bahkan hidungnya mengeluarkan cairan berwarna merah kental. Dengan cepat Akash menyeka darah itu menggunakan sapu tangan yang selalu ia bawa di sakunya.
Akkhh...
"Ya Allah, kenapa sakit sekali."
Senja yang fokus menemani putri kecilnya bermain air di tepi pantai tidak menyadari apa yang terjadi pada sang suami. Akash pun segera mendekati Senja setelah darah itu ia seka dengan sapu tangan miliknya. Namun tiba-tiba sebuah telfon masuk dari seseorang di seberang sana, ia pun segera mengangkat telfon itu segera.
"Halo, katakan kepadanya saya akan segera menemui beliau."
Tut.. Tut.. Tut..
"Nja, mas tiba-tiba ada kerjaan mendadak. Klien yang seharusnya mas temui besok tiba-tiba meminta pertemuan hari ini. Maaf mas tidak bisa menemani kalian, nanti mas akan meminta Arga untuk menjemput kalian ke sini."
"Tapi mas..."
Belum selesai Senja menjawab, Akash sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Senja dan Cahaya. Cahaya yang asyik bermain air pantai bahkan menoleh dan melihat kepergian sang papa.
"Mas, kenapa kamu selalu seperti ini."
Huft...
Rasanya dada Senja terasa sesak. Padahal baru saja ia ingin menikmati momen kebersamaan dengan suami dan putrinya. Tapi baru sebentar saja Akash sudah pergi meninggalkan mereka. Cahaya mendekati mamanya dan bertanya kemana sang papa pergi.
"Mama, papa ana?"
"Aya, papa ada kerjaan mendadak nak. Cahaya mainnya bersama mama saja tidak apa-apa ya. Nanti apa yang Aya mau akan mama belikan."
"Yyeee... Mau mama, mau mama."
Cahaya yang memang belum mengerti ke adaan kedua orang tuanya hanya menurut saja. Yang penting apa yang ia mau selalu ia dapatkan. Apalagi Senja selalu memberikan apapun untuk putri kecilnya tersebut.
......................
Sedangkan di tempat lain, Akash ternyata memang bertemu salah satu kliennya yang tiba-tiba meminta bertemu di akhir pekan. Ia benar-benar tidak berbohong kepada istrinya tersebut.
"Selamat pagi pak, mari pak silahkan. Sebentar lagi Mr. James dari perusahaan X akan datang."
Akash sama sekali tidak menjawab sapaan Amelia sang sekretaris. Namun ia langsung duduk sembari mempelajari file yang akan ia bahas dengan kliennya itu. Amelia duduk tak jauh dari Akash. Ingin sekali Amelia lebih dekat lagi jika Akash tidak memperingatinya.
Tok... Tok... Tok...
"Hallo Mr. Akash, maaf saya tiba-tiba mendadak meminta Mr. Akash untuk melakukan meeting ini. Karena besok saya sudah harus kembali ke UK."
Kliennya berbicara menggunakan bahasa inggris, Akash pun menjawab dengan bahasa Inggrisnya yang begitu fasih. Sedangkan Amelia hanya menyimak apa yang di bahas oleh bos dan juga klien bosnya. Ia hanya bersiap dan memberikan berkas yang di minta oleh Akash.
Kurang lebih satu setengah jam mereka melakukan meeting. Akhirnya pertemuan tersebut berakhir juga. Akash merasa lega akhirnya ia bisa menyelesaikan kontrak itu dan membuat sang klien menandatangani kontrak kerjasama mereka.
"Baik Mr. Akash, senang bekerjasama dengan anda. Saya tidak salah mempercayakan perusahaan saya bekerjasama dengan pebisnis muda seperti anda. Anda benar-benar aset di perusahaan ini."
"Anda jangan terlalu berlebihan Mr. James, saya juga masih banyak belajar. Apalagi dengan orang-orang seperti Mr. James."
Mereka saling memuji satu sama lain. Hal ini sudah biasa di dunia perbisnisan. Namun tatapan Amelia sedari tadi tak lepas menatap atasannya tersebut. Membuat Mr. James salah fokus dan mengira bahwa Akash memiliki hubungan dengan sekretarisnya itu.
"Mohon maaf kalau saya mengarah ke hal yang pribadi. Apa anda dan sekretaris anda memiliki hubungan? Saya sudah biasa melihat seorang atasan memiliki hubungan dengan sekretarisnya. Apalagi sektretaris Mr. Akash ini begitu cantik."
Huh, Amelia yang mendengar perkataan Mr. James tentu saja senang. Bahkan kini ia merasa sedang terbang di permukaan. Namun jawaban Akash menghempaskan harapannya.
"Anda salah paham Mr. James, saya sudah menikah. Dan saya begitu mencintai istri saya. Bahkan saya juga sudah memiliki seorang putri berusia tiga tahun."
"Oh ya? Maaf Mr. Saya tidak tahu, saya pikir anda masih single. Pantas saja anda ini menjadi seorang pebisnis muda yang berbakat dan terkenal. Ternyata di balik kesuksesan anda ada istri dan anak Anda yang selalu menjadi penyemangat Anda."
Akash hanya tersenyum menanggapi perkataan Mr. James. Namun ada hati yang kepanasan mendengar perkataan Akash yang mengatakan bahwa ia sudah menikah dan memiliki anak. Padahal ia berharap bahwa Akash benar-benar mengakui dirinya di hadapan kolega bisnis perusahaan tersebut. Jangan mimpi Amelia!
"Baik kalau begitu saya permisi."
"Silahkan Mr. James. Amel, tolong antarkan Mr. James ke depan."
Amelia berjalan ke luar mengantarkan rekan bisnis Akash. Setelah Mr. James keluar bersama Amelia. Akash lagi-lagi mengerang kesakitan menahan sakit yang teramat pada kepalanya. Ia sudah menahan sakit itu sejak di pantai dan juga di hadapan kolega bisnisnya.
Tiba-tiba saja penglihatannya mulai memburam. Belum sempat ia menghubungi salah satu nomor di handphonenya, ternyata Akash lebih dulu tidak sadarkan diri.
Amelia yang baru saja mengantarkan Mr. James dan kembali ke ruangan Akash cukup terkejut dan syok melihat atasannya sudah tidak sadarkan diri. Ia pun segera mendekati Akash dan mensejajarkan badannya dengan Akash yang tengah terbaring duduk di sofa yang sudah tidak sadarkan diri.
"Pak, anda kenapa pak?"
Namun bukannya Amelia khawatir dan segera membawa Akash ke rumah sakit. Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat rumah tangga Akash dan Senja semakin berantakan. Ia tersenyum devil seperti iblis. Entah apa yang akan di lakukan wanita jahat itu.
......................
Sedangkan di pantai. Arga sudah datang sesuai perintah Akash untuk menjemput ipar dan keponakannya. Ia pun mendekati Senja dan Cahaya yang tengah menunggu dirinya di pondok tempat Akash duduk sebelumnya.
"Dek, Aya, apa kalian lama menunggu mas?"
"Tidak mas, mas bisa antarkan Senja ke kantor mas Akash tidak? Entah kenapa Senja memiliki firasat buruk mengenai suami Senja."
"Tapi dek, bukannya Akash bilang dia ada meeting dengan salah satu kolega bisnisnya yang ada di luar negeri."
Senja hanya diam tanpa menjawab ucapan Arga. Entah kenapa ia benar-benar khawatir saat ini. Ingin rasanya Senja menyusul suaminya. Apa benar suaminya memang ada pertemuan di kantornya itu? Melihat keterdiaman Senja, akhirnya Arga pun menuruti ke inginan wanita cantik tersebut.
"Ya sudah ayo. Mas antar kamu ke kantornya Akash."
Sanja langsung berjalan dan menggendong putrinya. Ia berjalan ke parkiran dengan langkah besar. Ia ingin sekali segera tiba di perusahaan sang suami. Entah kenapa perasaannya tidak pernah salah. Arga hanya mengekor dari belakang. Ia begitu heran melihat ke khawatiran iparnya tersebut. Mungkin dengan menuruti ke inginan Senja, akan membuktikan bahwa apa yang di khawatirkan oleh Senja adalah salah.
......................
...To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Amin Srgfoo
Amelia berhasil mesti
2024-01-18
2