Membuat Bekal Makan Siang

Kini anggota keluarga dari opa Bagaskara tengah sarapan bersama di meja makan. Tidak ada obrolan selama mereka makan. Karena opa Bagaskara tidak suka ada yang berbicara jika mereka tengah makan. Hingga satu persatu anggota keluarga akhirnya selesai dengan aktivitas sarapan pagi itu hingga tandas tak bersisa.

"Aya cenang bica mam cama opa uyut, opa dan Oma."

Mereka tersenyum mendengar perkataan bocah tiga tahun tersebut. Senja mengelus sayang kepala sang putri. Cahaya paling suka jika sudah di elus seperti itu kepalanya oleh sang mama. Ia mendongakkan kepalanya melihat wajah cantik mamanya, lalu mengecup pipi kiri mamanya.

Cup!

"Kenapa tiba-tiba Aya cium mama, Hem?"

"Tidak apa mama, Aya cayang mama,"

"Sama Oma sayang tidak sayang?"

"Cayang dong Oma."

Aya menggoyang-goyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan setelah mengatakan hal demikian. Semua penghuni rumah merasa gemas dengan Cahaya, gadis kecil itu sangat lucu dan membuat suasana rumah menjadi ramai.

"Hem, Akash langsung berangkat ya ma, pa, opa. Ayo sayang antarkan mas ke depan.

Akash langsung meninggalkan meja makan sebelum semuanya menjawab perkataannya. Membuat opa Bagaskara geleng-geleng kepala dengan tingkah cucunya yang satu itu.

Ya, begitulah Akash jika di hadapan keluarganya juga di depan orang lain. Ia akan bersikap manis dan lembut dengan Senja. Karena ia tidak ingin citranya jadi buruk jika orang lain melihat ia memperlakukan Senja dengan buruk. Dan Senja sudah sangat memahami suaminya itu.

"Ayo sayang kita antar papa ke depan."

"Ayoo..."

Senja dan Cahaya mengikuti langkah Akash dari belakang. Hingga mereka tiba di depan teras mension. Akash mengerem langkahnya. Ia memutar badannya dan langsung mensejajarkan badannya dengan sang putri.

"Aya, jangan nakal di rumah ya. Tungguin papa pulang ya."

Cup!

"Hihi, siap papa." ucapanya terkekeh karena geli terkena kumis sang papa karena Akash belum mencukur kumisnya.

Saat Senja mau menyalami suaminya. Akash langsung berjalan begitu saja. Namun suara sang putri membuat ia menghentikan langkahnya. Ia lupa jika masih ada sang putri di sana.

"Papa, napa mama tidak di cium uga?"

Sungguh pintar dan cerdas sekali putrinya. Akash selalu saja tidak bisa tidak menuruti keinginan putrinya itu. Dengan terpaksa Akash kembali memutar tubuhnya dan kini tepat menghadap Senja. lalu ia mengulurkan tangannya, Senja langsung mencium punggung tangan sang suami dengan takzim. Karena Cahaya masih melihat mereka, Akash menarik wajah Senja pelan dan mengecup singkat kening sang istri.

"Jangan kesenangan. Mas hanya tidak ingin melihat kesedihan di wajah Aya." bisiknya di telinga Senja sebelum menjauhkan wajahnya dari wajah sang istri.

"Tidak masalah mas, sekarang mas terpaksa. Tapi nanti Senja pastikan mas akan mencintai Senja. Bahkan mas tidak bisa hidup tanpa Senja." Senja juga berbisik di telinga sang suami.

Akash yang mendengar perkataan Senja seketika wajahnya memerah. Ia tidak menyangka sekarang Senja seberani itu. Apa karena mereka tinggal di mension sang opa? Entahlah Akash sendiri tidak banyak waktu untuk meladeni Senja pagi itu. Karena ia pagi ini ada pertemuan dengan seorang klien yang datang dari luar negeri.

"Sayang, mas pergi ya, anak papa jangan nakal ya. Bye.. Bye.."

"Assalamu'alaikum papa."

"Wa'alaikumsalam,"

Benar-benar Akash ini, haruskah putrinya yang mengucap salam? Kelihatan banget jika dirimu tidak pernah membiasakan hal-hal yang di lakukan oleh setiap umat Islam.

Ya, karena dulu sewaktu ia masih menjadi suami Mentari. Mereka itu sama, jarang shalat dan bisa di katakan jauh dari ajaran agama mereka. Shalat jika ingat saja, itupun kalau di ingatkan orang lain. Sangat berbeda dengan Senja yang taat beribadah. Beruntung Cahaya di besarkan oleh seorang ibu seperti Senja, karena Senja benar-benar mengajarkan putrinya mengenal Islam, mengenal ajaran agamanya.

Setelah mobil Akash hilang dari pandangan mereka, Senja langsung mengajak Cahaya masuk ke rumah. Kebetulan sekali ternyata papa Lesmana juga mau berangkat ke kantor. Senja dan cahaya menyalim takzim pria paruh baya tersebut.

"Opa belangkat uga?"

"Iya cucu opa. Baik-baik di rumah ya sayang opa."

"Siap opa cayang."

Papa Lesmana memeluk gemas dan mencium cucu kesayangannya tersebut. Barulah ia juga pergi menuju kantornya. Ya, Perusahaan yang di jalankan oleh papa Lesmana dan Akash berbeda. Namun masih satu rumpun.

......................

Kini Senja sibuk di dapur, entah apa yang di kerjakan oleh dirinya. Padahal mereka memiliki lima orang asisten rumah tangga di mension itu. Seharusnya ia langsung meminta tolong saja kepada salah satunya.

"Senja, apa yang kamu lakukan nak?"

"Eh, mama... Senja hanya ingin membuatkan bekal makan siang untuk suami Senja ma. Senja ingin ke kantor mas Akash nanti sebelum memasuki jam makan siang.

"MasyaaAllah beruntung sekali Akash mendapatkan istri seperhatian kamu nak. Padahal dulu sewaktu Akash sama Mentari, mentari tidak pernah memasak untuk Akash. Karena kakak kamu itu memang tidak bisa memasak sama sekali."

Ya, sebenarnya mama Lestia tidak terlalu menyukai menantu pertamanya. Justru ia lebih menyukai Senja. Karena apa yang ada pada diri Senja, tidak ada pada diri alamarhumah. Namun entah apa yang membuat Akash begitu mencintai alamarhumah Istrinya itu.

"Ma..."

"Maaf sayang, mama tidak bermaksud mengatai alamarhumah kakak kamu. Oh iya, kamu teruskan masaknya. Mama mau melihat Cahaya dulu di ruang bermain."

"Iya ma. Oh iya ma, nanti Senja mau titip cahaya tidak apa-apa kan ma? Tidak lama kok Senja ke kantor mas Akash. Setelah mengantarkan bekal makan siang, Senja akan langsung kembali."

Mama Lestia menatap lembut menantunya tersebut. Padahal di tinggal lama pun Cahaya di rumah itu juga tidak masalah baginya. Namun mama Lestia tahu menantunya yang satu ini begitu tidak enakan. Padahal Cahaya bukan lah putri kandungnya. Ya walaupun secara kontan keponakannya juga, tapi jarang orang yang mau mengurus dan menyayangi anak orang lain seperti Senja ke Cahaya, walaupun anak saudara sendiri.

"Tidak perlu sungkan sama mama sayang. Mama ini juga mama kamu. Mama justru senang bisa menghabiskan waktu mama sama cucu mama. Kamu tidak perlu buru-buru pulangnya. Sekalian pulang sama Akash. Nikmatilah waktu kamu bersama suami kamu. Pulang malam juga tidak apa-apa."

"Terimakasih ya ma, mama sangat baik dan selalu mendukung apapun yang Senja lakukan. Terimakasih karena mama sudah memberikan restu untuk pernikahan Senja dan mas Akash."

"Iya sayang, sama-sama. Mama juga mau mengucapkan terimakasih karena kamu sudah mau menerima permintaan mama untuk menerima anak mama menjadi suami kamu."

Wanita beda generasi tersebut sama-sama tersenyum tulus. Setelah obrolan singkat itu. Mama Lestia langsung meninggalkan sang menantu yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Senja kembali fokus melakukan pekerjaannya. Kurang lebih selama satu jam akhirnya menu makan siang untuk sang suami tercinta siap juga.

"Alhamdulillah selesai juga. Semoga mas Akash suka." ucapnya tersenyum puas melihat hasil karya tangannya.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

pepet terus senja. hehehe

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!