Perdebatan di Pagi Hari

Pagi itu setelah shalat shubuh Senja langsung ke kamar sang putri. Ternyata Cahaya masih terlelap dengan nyenyak. Mungkin karena cuaca pagi itu yang masih gerimis membuat tidur putri kecilnya semakin nyenyak. Senja merapatkan selimut Cahaya dan langsung menuju dapur yang ada di lantai satu.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi bik?"

"Wa'alaikumsalam, pagi non. Ada yang bisa bibi bantu non?"

"Tidak bi, Senja ingin membantu bibi menyiapkan sarapan. Sejak tinggal di sini Senja tidak melakukan apapun. Senja sedikit bosan bi jika hanya duduk manis."

Cucu menantu kedua tuannya ini memang berbeda. Padahal dulu istri pertama Akash tidak pernah sekalipun ikut terjun di dapur sewaktu mereka sempat menginap di mension mewah itu. Tapi istri ke dua Akash tampak ramah dan mau memasak untuk orang rumah. Mungkin karena Senja memang terbiasa bekerja sewaktu ia tinggal di desa.

"Jangan non, biar bibi saja. Non bilang saja sama bibi mau di masakkan apa."

"Tidak apa-apa bi, Senja hanya ingin membuat pisang geprek madu keju untuk sarapan pagi. Ada kan bi pisangnya?"

"Ada non, kalau butuh bantuan kasih tahu bibi ya non."

Senja hanya menjawab dengan senyuman. Akhirnya pagi itu Senja langsung mengeksekusi bahan-bahan yang di perlukan untuk membuat pisang geprek madu keju. Tidak hanya ayam yang di geprek, pisangpun di geprek, hihi.

Saat Senja memanggang pisang tersebut. Aromanya memenuhi penjuru dapur. Arga yang mencium aroma wangi itu langsung datang dan berdiri tak jauh dari tempat Senja memasak. Ia memperhatikan apa yang di lakukan istri dari sepupunya itu.

"Khem... Wangi benar dek, masak apaan?"

"Eh, mas Arga. Ini Senja lagi masak pisang geprek madu keju. Aya biasanya suka kalau di buatkan pisang geprek."

"Wah, sepertinya enak tuh. Mas baru dengar ada makanan yang namanya pisang di geprek. Kirain ayam saja yang di geprek. kenapa tidak sekalian suami kamu di geprek juga dek."

Uhuk.. Uhuk.. Uhuk..

Akash yang baru datang pura-pura batuk saat namanya di sebut. Ia langsung menendang tungkai kaki sepupunya itu. Ia ke dapur juga karena mencium aroma masakan istrinya. Pisang geprek madu keju juga salah satu makanan kesukaan Akash. Hanya saja setiap kali di depan Senja Akash tidak menunjukkan bahwa ia menyukai masakan istrinya itu.

"Aduh, sakit bro. Kira-kira dong Lo. Lo ada masalah apa sih sama gue. Sejak gue datang ke mension ini sepertinya Lo kurang senang sama gue."

"Nah, itu Lo tahu. Makanya buruan Lo balik ke negara Lo."

"Wah... Wah... Wah... Curiga gue sama Lo. Sepertinya Lo cemburu ya dengan ke hadiran gue. dek, ternyata suami kamu ini cemburuan ya. Masak sampai segitunya ngusir mas dari mension ini."

Senja hanya geleng-geleng kepala mendengar obrolan dua lelaki sebaya itu. Ia juga tidak terlalu mengambil hati perkataan Arga. Mana mungkin suaminya itu cemburu. Sikap Akash saja berubah baru-baru ini. Itupun karena Senja membuat perjanjian dengan dirinya.

Tak lama masakan yang di buat Senja jadi juga, begitu juga masakan yang di buat oleh bik Siti. Kini semua masakan itu telah di hidangkan di meja makan. Bersamaan dengan bergabungnya mama Lestia bersama Cahaya dan di susul oleh papa Lesmana dan opa Bagaskara.

"Wah, sepertinya ada menu baru ni. Bibi yang masak? Berarti aroma yang masuk ke kamar saya itu ini bi?"

"Itu namanya pisang geprek madu keju nyah, yang masak non Senja."

"Kamu ini memang paling pandai sayang."

Senja hanya menampakkan deretan giginya yang rapi dan putih. Ia lalu mengambil Cahaya dari gendongan sang mama, dan langsung mendudukkan putri kecilnya di antara dirinya dan sang suami.

Pagi itu mereka menikmati sarapan yang telah di sajikan. Bahkan pisang geprek Senja laku keras. Semua yang terhidang habis tak bersisa. Semuanya menyukai cemilan yang di buat oleh Senja. Padahal ia hanya asal saja membuat makanan tersebut. Bahkan pisang geprek terakhir menjadi rebutan antara Akash dan Arga.

Pletak!

Akh...

"Kas, tega banget Lo sama gue. Sedari tadi Lo aniaya gue terus. Kalau masih mau mah bilang. Jangan main sentil tangan orang sembarangan."

"Apa sih Lo ribut pagi-pagi begini. Gue masih lapar. Tidak usah banyak omong. Silent... Di larang berbicara di saat makan. Lihat ini ada anak gue yang bakal mencotoh kelakuan buruk Lo."

Arga mendelik karena di ceramahi oleh sepupunya itu. Ketiga paruh baya itu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua lelaki yang memiliki wajah yang serupa tersebut. Termasuk Senja, ia baru pertama kali melihat sisi lain dari suaminya. Akash seperti orang yang berbeda saat berhadapan dengan Arga. Ia hanya bisa tersenyum melihat kelakuan dua orang dewasa tersebut. Sedangkan Cahaya tidak mempedulikan kelakuan papa dan omnya. Ia hanya sibuk dengan makanannya.

"Nak, kalian jadi pergi pagi ini?"

"Jadi ma, mungkin sekitar pukul sepuluh kita berangkat."

"Wah... Gue ikut dong, boleh ya bro."

"BIG NO. Kalau Lo bosan ajak supir jalan-jalan."

Tidak habisnya jika dua saudara itu sudah ribut. Akash juga tidak pernah mau mengalah dengan Arga. Mereka hanya bisa mengelus dada melihat Akash dan Arga sudah mode seperti saat ini.

"Opa, lihat cucu opa yang satu itu. Masak Arga mau ikut tidak di izinkan, pelit banget."

"Jangan cari pembelaan sama opa gue. Opa jangan bela cucu opa yang satu ini. Masak Arga harus ikut di acara kami. Suruh ini cucu opa menikah, biar tidak menggangu kesenangan Akash."

Opa Bagaskara tersenyum mendengar perkataan Akash. Ada yang beda pada diri cucunya yang satu itu. Biasanya ia hanya mendapat laporan bagaimana kasarnya Akash dengan Senja. Namun sekarang di hadapannya ia bisa melihat bagaimana ia tidak suka ada orang lain mengacaukan kegiatannya. Semoga ini langkah baik untuk rumah tangga cucu dan cucu menantunya.

......................

Kini Senja, Akash dan Cahaya sudah berada di perjalanan. Arga yang tadi ingin ikut akhirnya pergi sendiri dengan di antarkan oleh supir. Karena Akash kekeh tidak mau membawa sepupunya. Ia merasa tidak suka saat ada interaksi antara Senja dengan Arga.

"Mas, kita mau kemana?"

"Kamu lihat saja ya sayang."

huft... Sebenarnya Senja senang di panggil sayang oleh suaminya itu. Tapi ia tahu bahwa Akash hanya memanggil dirinya sayang hanya di depan keluarga, anaknya dan juga orang lain. Jika mereka berdua mana mungkin Akash memanggil dirinya dengan sebutan sayang.

Tak lama mereka tiba juga di tempat tujuan. Ternyata Akash membawa anak dan istrinya itu ke sebuah pantai. Senja tampak bahagia saat melihat deburan ombak dari jauh, sudah sangat lama ia tidak bermain ke pantai.

"Pantai mas? Senja sudah lama tidak ke sini. Aya suka pantai bukan?"

"Cuka mama, papa.. Mama.. Ayo kita kecana."

Cahaya tampak senang dan melompat kegirangan saat melihat pantai dari parkiran mobil. Senja dan Cahaya lebih dulu keluar dari mobil. Saat Akash ingin menyusul istri dan anaknya, tiba-tiba saja kepala Akash pusing dan sakit yang teramat. Ia hampir saja pingsan jika ia tidak segera meminum obatnya. Setelah ia merasa keadaannya baik-baik saja, Akash langsung keluar mobil dan menyusul istri dan putrinya itu.

"Mas kenapa lama? mas pucat, apa mas sakit?"

"Tidak, sudahlah, ayo ke sana. Mas mau duduk di pondok sana."

Akash jalan lebih dulu mendahului kedua wanita cantik beda generasi itu. Ia langsung duduk di pondok dan menyadarkan tubuhnya. Senja hanya menatap heran suaminya itu. Kenapa sikapnya berubah-ubah seperti bunglon? Entahlah, karena Cahaya sudah tampak kegirangan saat melihat ombak, ia akhirnya mengajak putrinya berjalan di tepi pantai. Sedang Akash hanya melihat Senja dan Cahaya dari kejauhan.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

ɪsᴛʏ

ɪsᴛʏ

apakah Akash punya penyakit Thor🤔

2024-01-25

1

Siti Yuliatin

Siti Yuliatin

jd pengen tau akhirnya...

2024-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
81 Shanum: SAMUEL & HANUM
82 Novel "Ours Time"
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)
81
Shanum: SAMUEL & HANUM
82
Novel "Ours Time"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!