Kemarahan Akash

"Mama tatit mama, hiks.. hiks.."

"Astaghfirullah nak, bengkak kening Aya nak. Cup.. cup.. Kita duduk disana dulu ya, mama obati."

Senja tampak khawatir melihat kening sang putri sudah membiru. Pantas saja putrinya langsung menangis saat terjatuh tadi. Dengan telaten Senja mengompres kening sang putri menggunakan handuk kecil dan meniupnya.

Perlahan Cahaya diam juga dari tangisnya. Namun siapa sangka saat itu Akash yang sedang kunjungan ke mall miliknya tersebut melihat Senja dan putrinya. Ia langsung menghampiri istri dan anaknya itu.

"Senja, ada apa dengan Cahaya?"

Degh!

Senja takut jika sang suami murka kepadanya karena tidak bisa menjaga putri mereka dengan baik. Tapi yang namanya musibah tidak tahu kapan datangnya. Memang Senja disini juga salah, tidak seharusnya ia menurunkan sang putri saat ingin membantu Cia sahabatnya.

"Papa, Aya tidak apa-apa, mama cudah obati yang cakit ini." ucap bocah itu sembari menunjuk keningnya yang membiru dengan mulutnya yang maju.

"Senja, ayo ikut mas pulang. Ayo sayang gendong sama papa, dan kamu Amel, langsung kembali ke kantor menggunakan taksi, saya harus pulang sekarang juga."

Tampak Akash menahan amarahnya di hadapan sahabat istrinya serta dihadapan sang sekretaris pribadinya. Walaupun ia marah, ia tidak ingin orang lain mengetahui bagaimana kondisi rumah tangganya sendiri.

"Tapi pak,"

"Saya tidak suka dibantah!"

Setelah mengatakan hal demikian, Akash langsung memasuki mobil pribadinya, sambil memangku sang putri. Namun Senja masih tampak terbengong di tempat semula. Hingga suara bariton Akash menyadari dari lamunannya.

"Senja!"

"Nja, itu suami kamu suruh naik. Sudah kamu pulang sana, sebelum suami kamu ngamuk disini. Aku naik taksi saja. Kamu hati-hati ya, kabari kalau ada apa-apa." bisik Camelia di telinga sang sahabat.

Camelia yang juga mengetahui bagaimana sifat Akash sudah berfikir saat nanti mereka tiba dirumah Senja akan dimarahi habis-habisan. Ia hanya bisa berdoa agar sahabatnya baik-baik saja dari lelaki tersebut.

Senja pun memasuki mobil dan duduk di samping sang suami. Setelah pintu mobil di tutup, Akash langsung menatap tajam istrinya itu. Senja hanya bisa menunduk dan menahan tangis saat ini. Jangan sampai suaminya murka kepada dirinya. Tapi sepertinya itu hanya angannya saja.

"Sialan, padahal gue mau ajak pak bos makan siang dulu. Malah pulang sama istrinya. Oke tidak apa-apa Mel, masih banyak kesempatan." gumam sang sekretaris saat melihat mobil yang membawa Akash sudah mulai berjalan.

Ya, Amelia adalah sekretaris pribadi Akash. Sejak Akash menikah dengan istri pertamanya, alias alamarhumah kakak Senja, Amelia memang sudah menaruh rasa kepada atasannya tersebut. Namun Akash sama sekali tidak pernah melirik Amel ataupun tergoda dengan wanita yang usianya tiga tahun di atas Akash.

Padahal Amelia sudah berusaha berpenampilan semenarik mungkin dihadapan Akash. Namun Akash memang bukan tipe laki-laki yang mudah tergoda dengan wanita lain. Apalagi cintanya hanya untuk istri pertamanya.

Saat tiba dihalaman mension mewah tersebut. Akash langsung turun dan berjalan memasuki mension miliknya itu dan di ikuti oleh Senja dari belakang. Senja sudah siap jika ia akan dimarahi oleh suaminya itu. Hal itu sudah seperti makanan sehari-hari untuk Senja.

Sebelum Akash masuk ke kamarnya, ia lebih dulu membaringkan Cahaya di kamarnya karena sang putri sudah tertidur lelap. Setelah memastikan putrinya aman, barulah ia menyusul Istrinya ke kamar.

Ceklek!

"Mas.."

Lidah Senja terasa kelu kala melihat tatapan tajam sang suami. Saat ini Akash berjalan ke arah dirinya dengan raut wajah siap menerkam. Entah apa yang akan di lakukan oleh suaminya itu. Yang pasti Senja sudah siap menerima kemarahan sang suami.

"Apa yang bisa kamu lakukan untuk putriku hem! Menjaganya saja kau tidak bisa. Apa aku katakan tadi sebelum kau aku izinkan, jaga putriku. Tapi sekarang lihat, keningnya sampai membiru. Dasar istri tidak berguna."

Degh!

Dadanya serasa di Hujam ribuan belati kala ucapan itu dilontarkan dari mulut sang suami. Mata Senja sudah mulai berkaca-kaca. Ia tidak tahu harus menjawab apa saat ini. Yang pasti hatinya begitu sakit.

Bagaimana mungkin lelaki yang dulu menyayangi dirinya layaknya adik kandungnya sendiri, sekarang berubah menatapnya seperti menatap seorang musuh. Namun Senja sama sekali tidak berani menatap mata suaminya, ia hanya menunduk sembari meremas jari jemarinya. Bahkan air mata yang sedari tadi ia tahan akan meluruh jika sekali saja ia berkedip.

"Tatap aku disaat aku mengajak kau berbicara Senja. Apa kau fikir aku sedang berbicara dengan tembok. Apa kau tidak mendengar ucapan ku!"

Akash mencengkram kuat dagu milik Senja agar mendongak ke arah dirinya, hingga tatapan mereka bertemu. Senja meringis karena cengkraman Akash begitu kuat, namun lelaki itu tidak mempedulikannya. Kan tetapi Akash dapat melihat manik sang istri sudah berkaca-kaca, entah kenapa ia tidak tega melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah, percuma aku berbicara padamu."

Brak!

Akash langsung keluar kamar dan menutup pintu tersebut dengan kasar. Membuat Senja terkejut dan ia langsung memegang dadanya yang berdebar tak karuan. Airmatanya meluruh begitu saja kala sang suami sudah hilang dibalik pintu kamarnya. Ia menangis sejadi-jadinya di kamar yang begitu luas tersebut.

"Ya Allah, rasanya hamba tidak kuat lagi jika harus bertahan lebih lama. Harus berapa lama lagi hamba bertahan dan menerima semua perlakuan buruk suami hamba Ya Allah. Hamba fikir mas Akash akan bisa menerima hamba sebagai istrinya dan mencintai hamba. Tapi nyatanya tidak sama sekali."

Derrtt... derrtt...

Disaat Senja menangis dan mengadukan segala keluh kesahnya kepada Yang Maha Kuasa. Handphone miliknya berbunyi. Ternyata ada panggilan dari ibunya yang ada di kampung. Senja pun langsung mengelap air matanya dan mengatur pernafasannya.

"Hallo, Assalamu'alaikum Bu?"

"Wa'alaikumsalam nak, kamu apa kabar, anak dan suamimu juga apa kabar?"

Mendengar sang ibu menanyakan kabarnya, ingin sekali rasanya Senja mengadukan semua keluh kesahnya. Namun ia tidak mungkin mengatakan bagaimana buruknya rumah tangganya dengan sang suami. Bagaimanapun ia tidak ingin aib rumah tangganya diketahui oleh siapapun, termasuk ibunya.

Cukup Cia sahabatnya yang mengetahui perlakuan buruk Akash, karena Cia pernah melihat secara langsung bagaimana kasarnya Akash kepada dirinya. Mau tidak mau Senja akhirnya menceritakan hubungannya dengan sang suami kepada sahabatnya setelah berkali-kali di desak oleh Cia.

"Hallo.. Nak, kamu masih disana kan?"

"Eh maaf buk, ia Senja masih disini. Alhamdulillah keadaan Senja disini baik Bu, ibu jangan khawatir, begitu juga dengan mas Akash dan Cahaya. Kalau ibuk sama bapak di kampung apa kabar?"

Sungguh sesak sekali menahan semuanya dikala ada ibunya yang menelfon saat ini. Air mata Senja kembali meluruh kala mendengar suara sang bapak yang ternyata juga ada di samping sang ibunda tercinta.

"Alhamdulillah nak, ibuk sama bapak disini juga baik. Tapi kenapa ya belakangan ini ibuk selalu punya firasat tidak baik sama kamu. Kamu jangan menyimpan sesuatu ya dari ibuk"

Degh!

Begitu kuat ternyata ikatan batin antara anak dan orang tua. Namun Senja masih berusaha menahan semuanya dan mengatakan semuanya baik-baik saja.

"Perasaan ibu saja itu, Senja baik-baik saja kok Buk. Oh iya buk, Sepertinya Cahaya bangun, Senja mau cek ke kamarnya dulu ya buk, ibuk sama bapak jaga kesehatan di kampung. Nanti Senja hubungi lagi ya Bu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Tut.. Tut..

Setelah panggilan telepon itu berkahir, Senja kembali menangis sejadi-jadinya. Entah jam berapa ia berhenti menangis, yang pasti setelah lelah menangis ia langsung tertidur begitu saja.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

kasihan Senja, untung cahaya anaknya baik

2024-03-14

1

Eni Siswanti

Eni Siswanti

tinggalkan aksha aj biar ngerasain ngurus anak

2024-01-21

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

pasti suatu saat akas bakalan menyesal..

2024-01-02

2

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
81 Shanum: SAMUEL & HANUM
82 Novel "Ours Time"
83 Novel: Jodoh Jalur Ummi
84 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)
81
Shanum: SAMUEL & HANUM
82
Novel "Ours Time"
83
Novel: Jodoh Jalur Ummi
84
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!