Setelah beberapa obrolan terjadi di ruang VVIP restoran tersebut, dan setelah mereka semua menyelesaikan makan malam yang cukup membuat Akash tak bisa berkutik. Akhirnya opa Bagaskara mengakhiri pertemuan malam itu.
"Jangan lupa Akash, besok kalian sudah harus tinggal di rumah opa, kalau tidak kamu tahu kan apa yang akan opa lakukan?"
"Hhmm.."
Sedikit ancaman diberikan oleh opa Bagaskara. Jika tidak begitu, sudah tentu Akash tidak mau mendengarkan perkataan sang opa. Ia benar-benar tidak bisa berkutik kali ini. Semua ancaman sang opa bukanlah main-main. Membuat lelaki tampan tersebut semakin frustasi.
"Sayang, kalian hati-hati ya. Jika sudah sampai di mension kabari mama ya sayang. Cucu Oma besok kita ketemu lagi. See you sayang.."
"Iya ma, terimakasih ma. Mama, papa dan opa juga hati-hati. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Seperti biasa Senja selalu bersikap sopan dan menyalim takzim orang yang lebih tua darinya. Di ikuti oleh sang putri. Sedangkan Akash yang memang tidak pernah terbiasa dengan apa yang di lakukan sang istri hanya diam melihat, hingga ditegur oleh putri kecilnya.
"Papa napa ndak calim cama Oma, opa dan opa buyut?"
Akash hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sungguh ia malu sekali di tegur oleh putrinya itu. Apa yang telah di ajarkan Senja kepada putrinya. Sehingga sang putri berani menegur dirinya. Sedangkan Senja hanya tersenyum melihat ekspresi sang suami.
"Tuh dengarin anak kamu Kas, Aya saja mengerti bagaimana cara menghormati orang tua. Masak kamu harus di ajarkan oleh putrimu sendiri. Beruntung kamu memiliki istri seperti Senja yang bisa mengajarkan kebaikan untuk putrimu."
Ucapan sang papa benar-benar menohok dirinya. Apa yang dikatakan oleh papa Lesmana memang benar adanya. Senja memang berhasil menjadi seorang ibu. Ia tidak pernah bosan dan lelah memberikan pengajaran apapun untuk sang putri tercinta.
Bahkan setiap hari Senja rutin mengajarkan putrinya belajar shalat, mengaji, mengenal huruf, membaca, bahasa, dan lain sebagainya. Dan Cahaya sendiri dengan cepat mempelajari apa yang di ajarkan oleh mama sambungnya. Padahal usia gadis kecil tersebut baru berusia tiga tahun.
Dengan gerakan lambat akhirnya Akash mengulurkan tangannya kepada sang mama untuk ia cium, lalu papanya dan terakhir sang kakek. Setelah itu hanya ada kecanggungan disana. Lebih tepatnya, hanya Akash yang merasa canggung sendiri.
......................
Mereka semua telah pulang ke kediaman masing-masing. Cahaya yang tertidur di dalam mobil juga sudah di baringkan Senja di ranjangnya dengan perlahan. Karena sepanjang perjalanan menuju mension, Cahaya tidak mau lepas dari gendongan sang mama, hingga bocah tiga tahun tersebut terlelap dalam dekapan mamanya yang menurut putrinya begitu nyaman.
Setelah memastikan Cahaya tidur dengan nyaman, Senja langsung berjalan menuju kamarnya. Lebih tepatnya kamar dia dan Akash. Ya, walaupun Akash tidak pernah menerima pernikahannya dengan Senja. Namun ia membiarkan Senja tidur seranjang dengannya. Walaupun ia tidak pernah memberikan nafkah batin kepada istri keduanya itu.
Ceklek!
Saat Senja membuka pintu kamar itu, ia melihat sang suami sudah tertidur lelap menutup matanya. Lalu Senja pun langsung membersihkan dirinya di kamar mandi sebelum ia ikut berbaring di samping sang suami.
Saat Senja sudah memasuki kamar mandi. Akash kembali membuka matanya. Ternyata Akash hanya berpura-pura tertidur. Karena ia merasa canggung setelah kejadian di restoran tadi. Melihat istrinya sudah keluar dari kamar mandi. Akash kembali menutup matanya.
Senja sama sekali tidak mengetahui jika sang suami belum tidur sama sekali. Setelah ia memakai serangkaian skincare nya, Senja pun ikut merebahkan diri disamping sang suami. Namun biasanya ada guling pembatas di tengah, saat ini guling itu di pakai Akash untuk ia peluk. Ia hanya refleks memeluk guling tersebut saat Senja memasuki kamar.
"Mas, Senja tidak tahu sampai kapan Senja bisa bertahan dalam menjalankan bahtera rumah tangga kita. Sejujurnya Senja begitu mencintai mas. Tapi jika mas selalu bersikap buruk dan tidak pernah menerima pernikahan kita. Bisa jadi Senja akan mundur perlahan dari hidup mas. Senja tidak sekuat itu mas. Mungkin memang itu yang terbaik untuk kita."
Degh!
Mata Akash yang tertutup bergetar mendengar perkataan sang istri. Kenapa sekarang jantungnya malah berdebar kala mendengar keputusasaan istrinya itu. Seharusnya ia senang mendengar istrinya mau berhenti mempertahankan pernikahan mereka. Karena memang itulah yang ia inginkan. Tapi kenapa justru malah sebaliknya yang ia rasakan. Tanpa sadar bulir bening itu mengalir begitu saja dari sudut mata Akash tanpa sepengetahuan Senja.
"Selamat malam sayang, Senja akan selalu mencintaimu mas, walaupun kamu tidak pernah mencintai Senja. Good night sayang."
Cup!
Senja mengecup lama kening sang suami. Akash yang merasakan kecupan hangat itu merasa ada gelenyar aneh yang ia rasakan pada dirinya sendiri, apa setiap malam jika ia tidur duluan istrinya itu akan melakukan hal ini kepadanya? begitu pikir Akash.
Setelah menatap lama wajah tampan sang suami dan mengelus surai hitam suaminya. Senja merapikan selimut yang di gunakan oleh Akash. Setelah itu barulah Senja benar-benar tertidur disamping sang suami. Setelah beberapa menit, terdengar dengkuran halus dari mulut wanita cantik tersebut. Gegas Akash membuka matanya perlahan dan melihat kearah sang istri.
Ia menatap lama wajah teduh sang istri yang kini sedang menghadap ke arah dirinya. Tiba-tiba rasa bersalah menghantui dirinya. Bagaimana mungkin selama ini ia selalu bersikap kasar kepada sang istri sejak pertama pernikahan mereka.
"Apa benar kamu mencintai mas, tapi kenapa? Sejak kapan kamu mulai mencintai mas? Maaf, mas belum bisa membalas cinta kamu. Mas tahu kamu wanita yang baik, tapi kali ini maafkan mas sayang." Tanpa sadar ia mengucapkan sayang di akhir kalimatnya, lagi dan lagi Akash kembali meneteskan air matanya."
Sebenarnya ia sudah bisa menerima pernikahannya dengan Senja. Namun ia terus teringat dengan janjinya kepada alamarhumah sang istri. Ia tidak ingin menghianati alamarhumah istrinya walaupun wanita yang ia nikahi kini adalah adik iparnya.
Perlahan Akash mencoba menutup matanya. Namun mata itu tak kunjung datang. Ia semakin gelisah kala mengingat apa yang di ucapkan oleh Senja serta janjinya kepada alamarhumah istrinya. Semua itu terus saja berputar-putar di otaknya.
"Akkhh... Ada apa dengan ku! Senja apa yang kamu lakukan kepadaku. Kenapa sekarang kamu selalu muncul dalam pikiran ku." Teriaknya dalam hati.
Lalu Akash bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah balkon kamarnya. Ia mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya. Lalu menyesap rokok itu untuk menghilangkan perasaannya tentang istri keduanya. Ia rasa dirinya hanya terbawa suasana karena pernyataan sang istri tadi saat ia memejamkan mata. Entah di pukul berapa Akash kembali ke kamar dan tertidur. Yang pasti saat Senja terbangun untuk shalat shubuh, ia sama sekali tidak mendapati suaminya ada disebelahnya.
......................
...To Be Continued ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
Yang pasti Akash tidak mau kehilangan hartanya
2024-03-14
1
Nenk Vi
bawak ajh anakmu senja dan buat ada cowok yang coba deketin senja biar kebakaran jenggot tuh suaminya 😁
2024-01-04
1
Siti Yuliatin
suka g suka kl dah nikah ya jalani dg rela... selebihnya biar rakfur yg bekerja
2024-01-04
3