Matahari sudah sangat terik. Wanita cantik dengan tunik berwarna baby blue dan di padukan dengan celana kulot berwarna putih dan hijab berwarna putih, serta di tambah dengan Bros berwarna silver, membuat penampilannya semakin cantik dan anggun. Senja terlihat elegan dengan penampilannya itu.
Ya, Senja memang menyukai fashion sedari kecil. Ia paling ahli dalam memadu padankan pakaian beserta aksesorisnya. Senja juga menggunakan sepatu flat shoes berwarna putih dan tas berwarna putih. Tak lupa ia selalu menggunakan jam tangan dan di jari manisnya tersemat cincin pernikahan dengan Akash. Tak lupa ia memoleskan sedikit makeup agar terlihat fresh.
"perfect..."
Senja menilik penampilannya di depan cermin. Ia merasa penampilannya kali ini tidak akan mempermalukan sang suami. Ternyata saat Senja melihat dirinya di depan cermin. Mama mertuanya berdiri di depan pintu kamarnya melihat sang menantu yang tengah tersenyum, ia pun ikut tersenyum melihat raut kebahagiaan di wajah sang menantu. Semoga saja putranya bisa menerima Senja segera, dan mengikhlaskan kepergian alamarhumah istri pertamanya. Begitu harapan mama Lestia.
"MasyaaAllah sayang, kamu cantik sekali. Sudah siap ni menemui suami tercinta." goda mama Lestia.
"Aih... Terimakasih mama. Mama jangan membuat Senja malu. Menurut mama Senja sudah cantik belum? Mas Akash akan suka tidak ma dengan penampilan Senja kali ini?"
"Seperti yang kamu katakan tadi, perfect... Sudah sana berangkat. Kalau soal Aya jangan di pikirkan. Ada mama yang akan menjaga putri kamu. Lagian sekarang Aya baru saja tidur."
"Terimakasih ya ma. Mama memang mama mertua paling best deh."
Mama Lestia terkekeh di puji oleh menantunya. Ya, begitulah Senja. Ia memang pribadi yang ceria dan mudah membuat orang lain menyukainya. Namun hanya Akash yang sepertinya sangat batu sekali, dan masih sulit di taklukkan.
"Ma, kalau begitu Senja berangkat ya. Assalamu'alaikum mama."
"Wa'alaikumsalam sayang. Hati-hati ya, jangan pulang buru-buru. Kalau perlu jalan-jalan dulu sama suami kamu tidak apa-apa." Teriak mama Lestia, karena Senja sudah menuruni anak tangga.
"Siap mama." balas Senja dari bawah.
Ia mengambil bekal yang sudah di siapkannya untuk sang suami di atas meja makan. Senja sudah siap berperang kali ini. Hehe, maksudnya menghadapi suaminya yang batu itu ya.
Kini Senja sudah berada di dalam mobil. Ia di antarkan oleh supir pribadi mama Lestia. Sepanjang perjalanan Senja hanya senyum-senyum sendiri membayangkan ekspresi kaget sang suami saat melihat dirinya nanti tiba di kantornya.
"Alhamdulillah tidak macet, jadi aku bisa sampai tepat waktu ke kantor mas Akash." gumamnya seorang diri.
Tak berselang lama akhirnya Senja tiba juga. Sang supir membukakan pintu mobil untuk menantu majikannya. Memang mama Lestia sudah mewanti-wanti sang supir agar ia melayani Senja seperti ia melayani dirinya sendiri. Karena Senja juga nyonya di rumah itu. Betapa beruntungnya Senja memiliki ibu mertua dan ayah mertua yang baik, belum lagi opa Bagaskara yang begitu menyayangi Senja.
"Terimakasih pak, bapak langsung pulang saja. Saya mau pulang bareng suami saya."
"Baik non, kalau begitu bapak permisi."
"Silahkan pak, hati-hati ya pak."
Saat Senja memasuki perusahaan sang suami, semua pasang mata melihat ke arah gadis cantik tersebut. Mereka tidak pernah tahu siapa wanita cantik nan berhijab itu. Dari penampilannya mereka tahu Senja pasti salah satu kenalan si bos, begitu pikir mereka.
Kecantikan dan keanggunan Senja menjadi sorotan seluruh karyawan saat Senja memasuki lobby kantor. Ia langsung menuju meja resepsionis untuk menanyakan di mana ruangan suaminya.
Ya, memang tidak semua para karyawan Akash yang mengetahui siapa Senja. Karena mereka tahunya istri bos mereka sudah tiada sejak tiga tahun lalu. Apalagi penampilan Senja berbeda dengan sang kakak. Alamarhumah kakaknya tidak berhijab, ia selalu berpenampilan terbuka, namun dengan penampilan tertutup membuat Senja lebih terlihat berharga bak mutiara yang harus di jaga.
"Permisi mbak, ruangan pak Akash di mana ya?"
"Maaf sebelumnya mbak, kalau boleh tahu mbak sudah membuat janji dengan beliau?"
"Belum mbak, karena saya..."
Ucapannya terpotong kala seseorang mengenali dirinya. Senja lega karena ia akhirnya bertemu dengan sahabat sang suami. Jadi dia bisa langsung meminta sahabat suaminya itu untuk mengantarkannya ke ruangan Akash.
"Senja,"
"Eh, mas, kebetulan sekali. Bisa tolong antarkan Senja ke ruangan mas Akash? Mas Akash ada di ruangannya bukan?"
"Kamu tepat waktu sekali Nja, Akash ada di ruangannya. Belum lama ini kembali dari bertemu klien di luar. Bye the way kamu mengantarkan bekal untuk Akash? beruntung banget Akash memiliki istri cantik dan pengertian seperti kamu ini."
Obrolan mereka di dengar oleh beberapa karyawan yang berdiri tak jauh dari mereka. Para karyawan cukup terkejut karena baru mengetahui bahwa bos mereka itu ternyata sudah memiliki istri kembali. Tapi kapan mereka menikah? Kenapa mereka pada tidak tahu? begitu pikir mereka.
"MasyaaAllah, terimakasih loh. Ayo mas sekarang kita ke ruangan mas Akash. Takutnya mas Akash sudah lapar."
Mereka akhirnya berjalan ke lantai gedung paling atas menggunakan lift. Ruangan khusus eksekutif dan para atasan. Semua mata melirik ke arah Senja yang sedang mengobrol dengan asisten bos mereka. Ada hubungan apa mereka? Sepertinya akrab.
Kini mereka telah tiba di depan ruangan Akash. Senja menarik nafasnya dalam-dalam sebelum bertemu dengan sang suami. Dapat dilihat oleh Daniel bahwa Senja tengah tegang saat ini. Karena ia juga tahu bagaimana rumah tangga sahabatnya dengan wanita yang ada di hadapannya.
"Ayo aku antar sampai ke dalam."
Ceklek!
"Hey bro, kenapa lagi? Bukan kah meeting dengan klien lancar? Wajah Lo kusut amat "
Akash belum menyadari jika Senja ada di belakang punggung Daniel. Apalagi kini posisi Akash fokus melihat ke depan layar laptopnya.
"Ngapain sih lo, betah banget ke ruangan gue. Keluar sana, gue butuh privasi."
"Yaelah bro, gue ada kejutan buat lo, coba tebak siapa yang gue bawa di belakang gue?"
Akash mengernyitkan keningnya. Ia melihat Seperti ada seseorang berdiri di belakang sang sahabat. Tapi siapa? Karena ia sama sekali tidak terpikirkan bahwa yang dibelakang Daniel adalah Senja istrinya. Perlahan Senja pun berjalan ke samping Daniel dan Akash dapat melihat wajah cantik itu.
Degh!
Senja yang jarang berdandan, ia terlihat begitu cantik di mata suaminya. Namun dengan segera Akash menetralkan perasaannya dan mengalihkan pandangannya. Kenapa Senja tiba-tiba ada di perusahaannya? Begitu pikir Akash.
"Eh Kas, gue keluar dulu ya. Selamat bermesraan. Senja semangat, hati-hati sama bos galak satu ini. Takutnya kamu entar di gigit. Bisa-bisa kamu terkena rabies, hihi."
"Sialan Lo, Lo pikir gue anjing."
Daniel keluar dari ruangan Akash dengan terkikik, karena ia berhasil membuat sahabatnya mati kutu karena kehadiran Senja yang secara tiba-tiba.
......................
...To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
hahaha...
2024-03-14
1
Nanik Arifin
ngapain marah kash, kan emang loe anjing gila 🤣🤣
2024-01-14
1