Izin Ke Mall

Setelah suaminya Akash berangkat kekantor, kini giliran Senja dan putrinya yang tampan untuk bersiap. Karena Senja sudah janjian dengan sang sahabat bertemu di cafe yang ada di mall terbesar di kota tempat tinggalnya.

"Tita ketemu onty Cia ma?"

"Benar sayang, kita ketemu aunty Cia, baby senang tidak? kangen tidak sama aunty Cia?"

Baby girl menganggukkan kepalanya, ia sangat senang setiap kali bertemu dengan sahabat mamanya itu. Ya, baby girl sangat dekat dengan Cia, lebih tepatnya Camelia. Gadis yang juga sama cantiknya dengan Senja. Namun Camelia lebih suka di panggil Cia oleh orang-orang terdekatnya.

Camelia pun seseorang yang selama ini selalu memberikan semangat untuk Senja. Dia mengetahui semua kehidupan Senja, bagaimana perasaan Senja kepada Akash, bahkan saat Akash dan kakaknya Mentari menjalin sebuah hubungan.

Tentu saja Camelia kasihan kepada sahabatnya. Karena sedari dulu apapun yang ia suka, pasti menjadi milik sang kakak, atau tidak dia hanya mendapat bekas punya kakaknya saja. Sama halnya dengan kehidupan Senja yang sekarang, bahkan suami pun bekas suami alamarhumah sang kakak.

Kurang lebih dua puluh menit Senja dan baby girl bersiap, akhirnya mereka berangkat ke mall diantarkan oleh supir. Sepanjang perjalanan baby girl tidak henti-hentinya memandang jalanan sembari melompat kegirangan di jok mobil.

"Kak, lihat sekarang putri kakak satu-satunya sudah mulai tumbuh. Ia menjadi anak yang sangat cantik. Andaikan kakak masih hidup." bathinnya berbicara sembari memandang langit dari dalam mobil.

Kurang lebih tiga puluh lima menit Senja dan baby girl tiba di sebuah mall. Ternyata Cia sudah lebih dulu tiba. Ia sengaja menunggu di depan mall tersebut, agar masuknya bersamaan.

"Assalamualaikum Cia,"

"Wa'alaikumsalam, kamu apa kabar? Aku kangen tahu, sejak menjadi nyonya Bagaskara kamu susah untuk ditemui." goda Cia menyenggol bahu sahabatnya itu pelan.

Dua wanita cantik itu saling cipika-cipiki, menyalurkan kerinduan setelah satu setengah bulan tidak berjumpa, hanya sesekali bertukar kabar lewat panggilan telfon atau WhatsApp saja. Lalu atensi Cia menatap ujung baju sang mama dengan tatapan mata bobanya.

"Anak cantik aunty, aunty Cia kangen sama baby, baby kangen aunty tidak?"

"Tanen onty." kangen jawab baby menganggukkan kepalanya terkikik ala bayi seusianya.

Baby girl mendapatkan kecupan di seluruh wajahnya saking gemasnya Cia kepada anak sambung sahabatnya itu. Namun justru baby girl semakin terkekeh kala ia merasa kegelian.

"Jangan berlebihan dong Cia, ntar gatal-gatal wajah anak aku." ucap Senja bercanda sembari terkekeh.

"Bodoh Amat, ayo sayangnya aunty, kita keliling mall dulu ya, nanti aunty belikan mainan. Baru kita beli ice cream, mau?"

Baby girl menganggukkan kepalanya tanda senang mendengar perkataan Cia. Mereka berjalan-jalan memutari mall tersebut, hingga tiba di toko mainan. Mereka berhenti di sana dan melihat-lihat berbagai macam jenis mainan.

Cia membelikan semua mainan yang disukai oleh baby girl. Anak perempuan cantik tersebut sangat menyukai boneka barbie. Ia dibelikan dua buah boneka barbie kesukaannya edisi terbatas.

Melihat anak sambungnya tertawa bahagia mendapatkan hadiah dari Aunty Cia, seketika membuat Senja juga bahagia. Andaikan sekarang ia bersama Akash yang sedang jalan-jalan bertiga bersama putri mereka. Tapi sepertinya itu hanya sebuah angan-angan nya saja. Entah kapan Akash akan membuka hatinya kepada sosok wanita yang telah dinikahinya.

"Sayang, bilang apa sama aunty Cia?"

"Timakacih onty."

"Sama-sama sayang." ucap Cia mengelus sayang kepala baby girl.

Setelah puas berbelanja, mereka akhirnya menuju sebuah restoran yang cukup lengkap. Tidak hanya makanan berat saja yang tersedia disana, melainkan juga ada dessert dan sebagainya.

Mereka memilih berbagai macam menu kesukaan mereka. Lalu tak lupa Senja memesankan cemilan untuk sang anak. Sembari menunggu pesanan datang, mereka banyak mengobrol sedangkan baby girl sibuk dengan mainan barunya.

"Beb, bagaimana sikap mas Akash? apa dia masih sama seperti sebelumnya? Maaf ni ya, aku sedikit kepo, hehe." tanya Cia yang memang mengetahui problem rumah tangga sang sahabat.

"Ya, seperti yang kamu tahu Ci, entah sampai kapan mas Akash menutup diri dan tidak menerima pernikahan kami. Andaikan aku tidak menerima pernikahan itu, mungkin mas Akash tidak akan sebenci ini sama aku. Aku sejujurnya mau nyerah Ci. Sudah dua tahun setengah aku bertahan dalam pernikahan ini, tapi aku kembali teringat dengan baby, baby masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tua lengkap, walaupun aku hanya ibu sambung."

Mendengar penuturan sang sahabat, hati Cia terasa tercubit. Kasihan sekali sahabatnya itu. Begitu pikir Cia. Namun dia sebagai sahabat hanya bisa mendoakan Senja, tanpa bisa berbuat apapun.

"Yang sabar ya, mungkin kamu harus lebih berusaha dan bersabar lagi. Aku yakin suatu saat mas Akash bakalan menerima pernikahan kalian. Tapi Nja, kamu tidak mau jujur saja sama suami kamu, andaikan dia tahu mengenai kejadian sewaktu SMA itu, pasti dia akan menerima kamu dan merasa bersalah sama kamu."

Senja memang sempat ingin mengatakan kepada suaminya. Namun ia takut, jika suaminya tahu mengenai kejadian sewaktu mereka SMA, ia takut justru suaminya menyalahkan dirinya sendiri dan membenci almarhumah sang kakak. Biarlah ia menanggung semaunya sendirian. Karena Senja ingin suaminya benar-benar tulus mencintainya, bukan karena ada sebabnya.

Setelah pesanan datang. Mereka melahap makanan itu hingga tandas. Begitu juga dengan baby girl. Ia yang sudah diajarkan oleh Senja makan sendirian terlihat sangat rapi dan bersih. Sama sekali tidak ada makanan yang berserakan, sungguh rapi seperti ibu sambungnya.

Setelah puas bermain seharian, bercerita dan kini perut mereka juga sudah kenyang. Mereka langsung meninggalkan restoran itu menuju parkiran mall. Karena sang supir sudah menjemput mereka. Sekalian Cia diantarkan oleh Senja.

Namun saat berjalan menuju parkiran, tidak sengaja seseorang menabrak Cia yang tengah memegang tas belanjaan, hingga barang-barang yang ia pegang berserakan. Senja pun menurunkan baby girl dari gendongannya untuk membantu Cia.

Namun siapa sangka, saat Senja membantu sang sahabat, putrinya malah terdorong oleh orang lewat dan membuat bocah berusia dua setengah tahun tersebut terjatuh, hingga membuat jidatnya sedikit benjol. Baby girl pun menangis histeris karena ia juga kaget.

"Astaghfirullah, baby." Senja syok dan panik saat melihat kening putranya membiru.

"Mbak jalan lihat-lihat dong. Enggak lihat ini ada anak kecil."

Marah Cia saat melihat anak sahabatnya tersebut tidak berhenti menangis. Senja langsung menggendong sang putri dalam dekapannya.

"Mbaknya ini yang salah, sudah tahu ini tempat umum dan sedang ramai, kenapa malah di lepas anaknya."

"Eh cewek gila, sudah salah bukannya minta maaf malah menyalahkan orang lain."

Hampir saja Cia terbawa emosi jika Senja tidak menghentikan perdebatan diantara dua wanita yang ada di hadapannya. Mendengar Senja bersuara, seketika Cia diam dan beralih menatap baby girl.

"Sudah Cia, mbak maaf ya. Saya yang salah karena tidak mengawasi anak saya."

Wanita itu pergi begitu saja setelah Senja meminta maaf. Padahal seharusnya memang wanita itu yang meminta maaf, namun karena Senja tidak ingin jadi tontonan orang lain, lebih baik dia yang mengalah. Sedang Cia masih tidak terima kala Senja membiarkan wanita itu pergi begitu saja.

......................

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

ɪsᴛʏ

ɪsᴛʏ

pasti suaminya bakalan marah nih karna anknya benjol jidatnya

2024-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!