Setelah makan malam dan berbincang-bincang dengan keluarga. Senja pamit dengan semuanya membawa Cahaya ke kamar. Ini Sudah waktunya jam tidur putri kecilnya. Ia membaringkan tubuh mungil Aya di atas tempat tidur. Lalu Senja membacakan shalawat seperti biasa dan beberapa surat pendek.
Sayup-sayup suara Senja semakin kecil, cahaya juga sudah mulai menutup matanya. Senja terus saja melantunkan shalawat hingga putri kecilnya benar-benar tertidur. Lalu ia membenahi selimut untuk menutup tubuh mungil putrinya agar putrinya tidak kedinginan karena suhu ruangan tersebut.
Ia mengecup kening putrinya dan mengelus sayang puncak kepala sang putri. Akash memasuki kamar itu dan melihat apa yang di lakukan oleh Senja. Sejujurnya ia sangat berterimakasih karena Senja telah merawat putrinya dengan sangat baik. Ia akui Senja adalah sosok ibu yang baik untuk Cahaya. Tapi perasaannya dengan Senja menutupi semua kebaikan sang istri.
"Eh, mas. Sejak kapan mas berdiri di situ? Kalau begitu Senja ke kamar duluan ya mas."
"Terimakasih,"
Saat Senja sudah melangkahkan kakinya, ia spontan berhenti dan menoleh ke arah sang suami. Apa maksudnya ucapan terimakasih itu? bahkan Senja sama sekali tidak merasa melakukan apapun.
"Ya, untuk apa mas?"
"Terimakasih karena kamu sudah menjadi ibu yang baik untuk putriku."
"Cahaya juga putri Senja mas. Tidak perlu mas mengucapkan terimakasih kepada Senja. Karena memang sudah tanggung jawab Senja sebagai seorang ibu dalam merawat dan menjaga putri kita."
Senja pun langsung meninggalkan suaminya yang tengah menatap punggungnya saat ini. Akash langsung membuang nafas kasar karena ia bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi ia ingin mendorong Senja dari hidupnya. Tapi di sisi lain sebenarnya ia merasa nyaman dan sangat bergantung kepada Senja karena putrinya begitu membutuhkan sosok ibu seperti Senja.
"Sayang, kamu yang tenang di atas sana ya. Maafkan mas, mas tidak bermaksud menghianati cinta mas sama kamu. Tapi mas hanya ingin memberikan kesempatan untuk adik kamu. Mas harap kamu mengerti kondisi mas saat ini. " Bathinnya berbicara sembari menatap teduh wajah polos putri cantiknya.
Kebetulan wajah Cahaya benar-benar menyalin wajah papanya. Sama sekali tidak terselip wajah almarhumah sang ibunda. Jadi bagi yang tidak tahu bahwa Senja hanyalah ibu sambung, mereka akan berfikir bahwa Cahaya adalah putri kandung Senja.
......................
Sedangkan di kamar. Senja sedang mengatur ritme jantungnya. Ia telah mengenakan pakaian yang di siapkan oleh mama mertuanya, dan menggunakan parfum serta memoles sedikit wajahnya agar terlihat cantik. Ia menatap tubuhnya sendiri di hadapan cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Entah apa yang akan di pikirkan oleh suaminya nanti tentang dirinya.
Ceklek!
Akash yang memasuki kamar belum menyadari bahwa Senja mengenakan sebuah pakaian tipis. Karena ia langsung memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tak lama Akash keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bathrob, ia mematung saat melihat pantulan wajah Senja di depan cermin dengan pakaian yang begitu seksi.
Degh!
Senja yang sedang duduk di depan meja rias memutar badannya saat menyadari suaminya sudah berdiri di belakangnya. Senja menundukkan kepalanya karena malu di tatap seperti saat ini.
"Mas, ini baju tidur mas sudah Senja siapkan."
Senja menyerahkan pakaian tidur yang telah ia siapkan kepada Akash. Akash menerimanya dan sama sekali tidak mengalihkan pandangannya terhadap sang istri. Membuat Senja merona dan jantungnya berdebar dengan kencang.
"Mas kenapa menatap Senja seperti itu?"
"Maaf,"
Hanya kata itu yang di ucapkan oleh suaminya. Akash berjalan memasuki ruang wardrobe dan mengganti pakaiannya di sana. Namun lagi-lagi ia terbayang lekuk tubuh sang istri dengan sedikit polesan yang membuat istrinya begitu cantik alami. Apalagi Senja menyemprotkan parfum yang cukup memikat dirinya. Aromanya membuat ia terbuai.
"Apa yang aku pikirkan. Lagian kenapa dia berpakaian seperti itu." gumamnya seorang diri.
Senja sudah berada di atas tempat tidur menyelimuti dirinya hingga ke batas dada. Ia pikir suaminya sama sekali tidak menyukai dia yang sudah berdandan seperti saat ini. Ia merasa seperti wanita rendahan di hadapan suaminya sendiri. Ia menangis merutuki dirinya sendiri.
Saat Akash sudah kembali ke kamar. Ia menatap punggung sang istri dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu perlahan menaiki ranjang. Bisa ia cium aroma tubuh istrinya. Namun atensinya teralihkan dengan pergerakan bahu sang istri yang naik turun.
"Senja, apa kamu menangis?"
Senja sama sekali tidak bergeming, ia diam menutup mulutnya sendiri agar tidak ketahuan oleh suaminya bahwa ia sedang menangis. Akash yang memang merasa ada apa-apa pada istrinya membalikkan badan Senja perlahan hingga ia mendapati bahwa Senja sudah banyak mengeluarkan air mata dan wajahnya sudah memerah saat ini.
Kenapa ia merasakan sakit hati saat melihat istrinya menangis seperti itu. Apa yang salah? Bahkan ia sama sekali tidak mengatakan apapun. Namun Senja menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Akash pun mencoba menarik kedua tangan Senja hingga ia benar-benar kembali bisa menatap manik berwarna hitam itu yang sudah penuh dengan cairan bening tersebut.
"Mas jangan tatap Senja seperti itu. Tolong jangan kasihani Senja. Apa sekarang mas berpikiran bahwa Senja seperti gadis penggoda? Apalagi pakaian Senja seperti ini?"
Degh!
Akash tidak menyangka bahwa Senja akan mengatakan hal demikian kepadanya. Awalnya ia memang berfikir Senja sengaja memakai pakaian tipis tersebut. Tapi ia sama sekali tidak berpikir sampai kesitu. Ia sudah tahu bahwa baju itu dari mamanya. Karena ia mendengar mamanya menelfon seseorang untuk memesankan pakaian super seksi itu untuk istrinya.
"Tidak, mas tidak pernah berpikiran seperti itu. Mas tahu ini baju dari mama. Dan kamu hanya ingin menghargai pemberian nama, apa mas benar?"
Senja menganggukkan kepalanya pelan. Kenapa suaminya tiba-tiba berbeda, tidak seperti biasanya. Apa ia mulai membuka hatinya? Apa Akash merasa bersalah karena selama ini telah menyakiti perasaannya? Entahlah, Senja sendiri tidak tahu.
"Mas, apa mas tidak ingin meminta hak mas kepada istri mas?"
Dengan memberanikan diri Senja menawarkan dirinya. Walaupun ia takut jika suaminya berpikiran yang tidak baik terhadapnya. Ia tidak perduli lagi, nasi sudah menjadi bubur. Toh mereka suami istri. Ia hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Lagian di dalam Islam, seorang istri yang lebih dulu meminta kepada suaminya, ia akan mendapatkan ganjaran pahala yang begitu besar.
Akash tampak diam. Ia memejamkan matanya sesaat dan kembali terbayang wajah alamarhumah istrinya. Namun wanita yang ada di hadapannya kini sungguh membuat ia tidak bisa berpaling bahkan kini kabut gairah sudah memenuhi pikirannya.
"Sialan!" bathin Akash sembari mengusap kasar wajahnya.
"Tidak apa-apa jika mas tidak mau menyentuh Senja."
Saat Senja akan kembali membalikkan badannya, Akash langsung menahan tangan sang istri. Pandangan mereka bertemu hingga sepersekian detik, hingga malam panjang itu terjadi dengan di soroti cahaya rembulan yang memasuki gorden yang sedikit terbuka.
......................
...To Be Continued ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Heryta Herman
dari awal nikah,suami tdk menghargaimu...dan selama 3 thn menikah,kamu dia nggap sprti makhluk halimunan...
pertanyaannya rhor...masih adakah sosok istri sprti Senja skrng ini?...
sosok istri yg tdk di hargai dan tdk ada harga diri untuk sang suami dayus sprti Akhas ini.....
2024-12-24
0
Amin Srgfoo
jangan berharap lebih senja
2024-01-13
1
Nenk Vi
mana adegan nya thor
2024-01-12
3