Sudah Bertekad

Tepat setelah malam pertemuan dengan keluarga Bagaskara. Akhirnya Akash membawa istri dan putrinya untuk tinggal bersama opa Bagaskara. Yang pastinya juga bersama mama dan papanya. Rumah yang sebelumnya sepi akan terasa ramai dengan kedatangan menantu dan cucu mereka.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, akhirnya menantu dan cicit kesayangan opa datang juga. Kalian tahu, opa sudah menunggu kalian sedari tadi. Opa pikir Akash tidak mau tinggal disini, itupun kalau dia tidak sayang dengan apa yang sudah opa berikan kepadanya lalu opa ambilkan kembali."

Sindir opa Bagaskara yang hanya melirik sekilas ke arah sang cucu. Sedangkan Akash yang mendengar perkataan sang kakek hanya memutar bola matanya malas. Sudah pasti nantinya dirumah itu ia akan lebih sering kena sindiran, baik oleh mama, papa maupun Opa-nya sendiri.

"Opa jangan begitu, Mas Akash tidak mungkin begitu. Mas Akash hanya ingin berbakti kepada opa saja. Benar kan mas?"

Senja berkedip ke arah sang suami sekedar memberi kode hanya untuk mengiyakan perkataannya. Agar cucu dan Kakek itu tidak terlalu bersitegang seperti sebelumnya.

"Sudahlah, aku mau ke kamar dulu. Kalian lanjutkan saja obrolannya."

Ia berjalan begitu saja menuju kamarnya yang sebelumnya dari pada kupingnya panas mendengarkan ocehan sang opa. Apalagi melihat Opa-nya terus-menerus memuji Senja. Membuat hatinya semakin kesal saja.

Sedangkan Cahaya sudah dibawa oleh mama Lestia saat mereka bertemu di depan mension. Ya, saat mereka tiba, mereka disambut oleh mama Lestia yang kebetulan sedang duduk santai di teras mension sembari menikmati teh chamomile. Kebiasaannya setiap sore ketika sedang menunggu sang suami pulang dari kantor.

Setelah mengobrol dengan sang opa. Akhirnya Senja menyusul sang suami ke kamar. Ia langsung berjalan ke arah kamar yang ada di lantai tiga. Saat ia berada di depan kamar itu. Senja menghirup nafasnya dalam-dalam terlebih dahulu. Semoga setelah tinggal bersama opa, mama dan papa pernikahannya dengan Akash semakin membaik.

"Mas,"

Degh!

Jantung Senja berdebar kala tangan sang suami memegang pergelangannya dari belakang, lalu Akash menyudutkan Senja ke arah dinding dan mengunci pergerakan Istrinya. Membuat Senja tidak bisa melakukan apapun selain pasrah dengan apa yang akan di lakukan oleh sang suami.

Ya, Sebelum berangkat ke rumah opa, Senja bertekad mulai sekarang untuk meluluhkan hati suaminya. Sudah cukup selama dua setengah tahun Senja diam saja ketika berada di hadapan sang suami. Mulai hari ini ia akan lebih agresif terhadap suaminya dan akan lebih menunjukkan cintanya secara ugal-ugalan. Mungkin sampai ia benar-benar ingin menyerah, entahlah.. Senja saja tidak tahu sampai kapan lagi ia akan bertahan kedepannya.

"Mas... Kamu mau ngapain?"

"Menurut kamu? Puas kamu sudah merebut perhatian mama, papa dan sekarang perhatian opa Hem? Inikan yang memang kamu mau?"

"Maksud mas apa? Senja tidak paham sama sekali."

Mendengar jawaban dari istrinya, membuat Akash semakin mencekal kuat pergelangan tangan sang istri. Namun Senja sama sekali tidak menunjukkan rasa takut seperti biasanya ataupun meringis karena kesakitan. Justru ia akan melawan Akash mulai dari sekarang. Ya, melawan dengan caranya sendiri, bukan dengan cara yang sama seperti apa yang Akash lakukan.

"Ya Allah, kuatkan hamba Ya Allah. Semoga hamba bisa mengambil hati suami hamba Ya Allah, dan membuat suami hamba mencintai hamba. Aamiin Allahumma Aamiin." Bathinnya berdo'a sembari membalas tatapan suaminya dengan tatapan yang begitu lembut.

"Sialan, kenapa dia sama sekali tidak takut seperti biasanya. Lagian kenapa dia menatap aku begitu. Kamu fikir aku akan luluh ha!" Bathin Akash menatap binar Senja dengan tatapan tajam.

"Sepertinya kamu mulai frustasi ya mas? Karena aku tidak lemah seperti biasanya. Aku sekarang akan menunjukkan kepada kamu siapa aku mas. Sudah cukup aku berdiam diri selama ini. Aku juga membutuhkan perhatian dan perlindungan dari suamiku." Bhatin Senja tak lepas menatap manik berwarna hitam legam milik suaminya.

Hei, mau sampai kapan kalian akan terus-menerus berbicara hanya melalui hati masing-masing. Apakah kalian sedang melakukan telepati saat ini. Langsung saja katakan, padahal orangnya ada di depan mata kalian, hihi.

"Mama, papa, lagi apa itu? Papa mau yakitin mama ya?"

Degh!

Mereka terkejut karena mendengar suara putri mereka yang tiba-tiba masuk ke kamar. Ternyata pintu kamar tersebut memang sudah terbuka saat Cahaya memasuki kamar itu, karena Senja belum sempat menutup pintu kamar tersebut karena Akash tiba-tiba saja menyerang dirinya.

"Sayang, kenapa ke kamar mama dan papa? Sudah mainnya sama Oma? Mana mungkin papa menyakiti mama."

"Benalkah? Telus tenapa tanan mama melah papa?"

Gadis kecil tersebut begitu pintar sekali. Ia bisa membaca situasi yang terjadi saat ini. Membuat kedua pasutri tersebut kelabakan menjawab pertanyaan putri mereka.

Walaupun memang Akash sudah berlaku sesuka hatinya kepada Senja, namun Senja tidak mau putrinya membenci sang papa hanya karena sikap Akash kepada dirinya. Biarlah masalahnya dan suaminya mereka saja yang menyelesaikan, tanpa harus melibatkan orang lain. Apalagi putri mereka yang masih sangat kecil.

"Ini tadi tangan mama terantuk sayang, ia terantuk saat mau masuk kamar. Bukan karena papa. Mana mungkin papa jahat sama mama. Kan papa menyayangi mama, seperti papa menyayangi Aya."

"Syukuldeh, awas ya talau papa jaatin mama. Aya akan malahin papa balik. Talau ditu Aya main lagi ya."

Cahaya langsung melesat bersama baby sitter nya yang menunggu di depan kamar Senja dan Akash. Meninggalkan kedua orang tuanya yang sedang bersengketa rasa.

"Aku rasa aku tidak perlu berterimakasih sama kamu kan Nja?"

"Hhmm, tadinya Senja tidak kepikiran mas. Tapi boleh sih, Senja akan meminta hadiah dari mas, karena Senja melindungi mas dari kemarahan Putri mas sendiri."

"Apa? Uang? Ck, ternyata semua wanita sama saja."

Akash tersenyum smirk karena ia yakin Senja akan meminta uang atau minta dibelikan tas branded atau bisa jadi sebuah berlian seperti apa yang selalu diberikannya kepada almarhumah sang istri, tidak-tidak, lebih tepatnya Mentari yang memintanya. Namun justru Akash salah, Senja tidak memerlukan semua itu. Ia akan meminta hal yang paling berharga dari suaminya.

"Kenap mas berfikir begitu. Senja tidak butuh uang dari mas. Uang bulanan yang mas berikan kepada Senja saja tidak habis, bahkan menggunung banyak di tabungan Senja."

Tangannya mulai merasa dada bidang sang suami lalu membisikkan sesuatu di telinga suaminya, membuat suaminya terdiam karena Senja sudah mulai berani kepadanya.

"Senja hanya ingin... hanya ingin mas meluangkan waktu untuk Senja seharian besok, tidak ada penolakan. Pokoknya besok sebelum jam makan siang, Senja akan datang ke kantor mas. Oke mas suami? Kalau begitu Senja mau menemui Aya dulu ya.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat di pipi Akash, lalu ia melesat begitu saja dari kamar tersebut. Kali ini Senja benar-benar berani. Padahal sejujurnya jantungnya berdebar dengan kencang saat berhadapan dengan suaminya tadi. Apalagi saat ia dengan beraninya mencium pipi suaminya itu.

"Kamu..! sudah mulai berani ternyata kamu sekarang." ia hanya berkata sendirian, karena Senja sudah lebih dulu menghilang dari pandangannya.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

wah... senja udah mulai bar_bar.hehehe

2024-03-14

1

Nenk Vi

Nenk Vi

nanti senja di ambil cowok laen nanges🥱🥱🥱

2024-01-05

2

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
81 Shanum: SAMUEL & HANUM
82 Novel "Ours Time"
83 Novel: Jodoh Jalur Ummi
84 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)
81
Shanum: SAMUEL & HANUM
82
Novel "Ours Time"
83
Novel: Jodoh Jalur Ummi
84
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!