Kepergok Mama

Saat Akash masih tertidur lelap, Senja terbangun dari tidurnya, ia menoleh kesamping mendapati wajah teduh sang suami yang masih tertidur pulas dibawah hujan rintik-rintik. Ia memandang lama wajah tampan sang suami lalu ia mendoakan agar hati suaminya segera di bukakan oleh Allah SWT.

"Mas, memang sekarang ini kita masih dalam ujian berumah tangga. Senja tidak akan menyerah segampang itu. Senja harap, Senja masih terus bertahan hingga bisa di cintai kamu mas. Karena pernikahan ini tidak hanya manisnya saja. Wajar jika mas belum bisa mencintai Senja hingga sekarang. Karena kak Mentari sudah begitu dalam di cintai oleh mu mas. Mungkin orang akan berkata bahwa Senja bodoh jika masih bertahan setelah dua setengah tahun pernikahan kita, tapi mas masih belum bisa menerima pernikahan kita. Bahkan hanya perlakuan buruk yang selalu Senja terima. Tapi Senja masih punya Allah. Dia Yang Maha membolak-balikkan hati. Jika Dia sudah berkata Kun fayakun, maka tidak ada yang tidak mungkin baginya."

Cup!

"Ana Uhibbuka Fillah ya Zauji, melebihi cinta Senja kepada diri Senja sendiri. Tapi Senja janji tidak akan mencintai mas lebih dari mencintai-Nya. Akan ada saatnya Senja benar-benar pergi dari hidup mas jika sekali saja Senja akan berkata menyerah."

Setelah semua isi hatinya ia sampaikan dengan selirih mungkin agar tidur sang suami tak terusik. Senja langsung menuju kamar mandi. Ia mandi shubuh itu dan langsung mengambil air wudhu. Ia melaksanakan shalat taubat, shalat Sunnah tahajud dan shalat hajat. Barangkali ada dosa yang ia perbuat tanpa ia sadari sehingga kini ia sedang mendapati ganjaran-Nya.

Senja tidak lagi menyesali kenapa Ia menerima pernikahannya dengan sang suami. Yang pasti semua ini sudah takdir yang diberikan oleh Allah dalam hidupnya. Sudah takdirnya berjodoh dengan Akash, dan takdir-Nya juga ia belum di cintai oleh sang suami saat ini.

Selepas melaksanakan shalat Sunnah, Senja lanjut membaca Al-Qur'an dengan selirih mungkin. Namun ternyata suara Senja masih terdengar oleh Akash. Ia sedikit terusik dari tidurnya dan mulai membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menghilangkan kantuk yang mendera.

"Apa dia selalu terbangun jam segini?"

Akash melihat jam di dinding. Waktu masih menunjukkan pukul empat lewat sepuluh. Pukul berapa istrinya itu bangun? begitu pikirnya. Namun ia tidak berniat beranjak dari tidurnya, dan hanya menatap punggung sang istri yang terbalut mukena berwarna putih mahar yang ia berikan sewaktu akad pernikahan mereka.

"shadaqallahul 'azim.."

Senja langsung meletakkan mushafnya kembali pada tempatnya. Berniat ingin membangunkan sang suami untuk melaksanakan shalat shubuh. Ternyata Akash sudah bangun lebih dulu.

"Mas sudah bangun?"

"Memang menurut kamu saya masih tidur!"

Namun bukannya Senja marah dengan nada bicara Akash, justru Senja malah mendekati suaminya itu. Ia duduk di samping ranjang dan menatap manik berwarna hitam legam yang selalu menyorotinya dengan tatapan tidak suka.

"Kenapa kamu menatap mas seperti itu?"

"Memangnya salah jika seorang istri ingin menatap suaminya? Mas bangun yok, sebentar lagi azan shubuh. Lebih baik duduk lalu bersiap ke masjid. Senja yakin sebentar lagi opa sama papa akan datang memanggil mas untuk berjama'ah di masjid."

"Ck, sok tahu kamu."

Senja hanya tersenyum dan mengabaikan rasa tidak suka pada wajah suaminya. Ia justru mengelus lembut punggung tangan sang suami dan meletakkannya di pipi mulusnya, membuat Akash semakin heran dengan kelakuan Senja. Sejak kapan Senja bersikap seperti ini. Begitu pikir Akash.

"Kok sekarang dia tidak ada takutnya sih sama gue?" bathinnya berbicara sembari menatap Senja dengan tatapan mengintimidasi. Namun Senja membalas dengan tatapan lembutnya dan memberikan senyuman termanisnya.

Sejujurnya Akash terpesona dengan senyuman manis sang istri. Ia akui memang Senja begitu cantik. Namun logikanya mengalahkan perasaannya sendiri.

"Mas, ayolah sayang. Mas memangnya tidak malu sama papa dan opa?"

"Senja, lepas tangan mas!"

Justru Senja semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan sang suami. Membuat Akash semakin frustasi dibuat oleh wanita yang ada di sampingnya. Justru Senja terkikik di dalam hati melihat wajah frustasi suaminya.

"Senja sudah tahu sekarang bagaimana cara mengatasi mas. Sepertinya cara seperti ini akan ampuh membuat mas luluh secepatnya kepada Istrimu ini mas. Memangnya mas tahan mengangguri wanita yang sudah pasti halal untukmu." Bathinnya masih menatap lembut manik sang suami.

Akash langsung menarik tangannya dari genggaman Senja. Namun karena Senja menggenggamnya begitu kuat, membuat Senja terjatuh di dada bidangnya. Kini wajah mereka bahkan sudah sangat dekat. Tidak ada jarak di antara mereka.

Degh!

Jantung mereka sama-sama berdegup kencang, kala mata itu bertemu dengan jarak sedekat itu. Namun ternyata seseorang yang tiba-tiba membuka pintu membuat kedua pasutri itu terkejut dan langsung memberi jarak satu sama lain.

Ceklek!

"Maaf nak, mama tidak bermaksud. Mama lupa mengetuk pintu."

"Apa yang mama katakan? Jangan berpikiran macam-macam ma!"

"Memangnya kamu tahu apa yang sedang mama pikirkan sekarang? Lagian kalau kalian mau macam-macam juga tidak masalah, kan kalian itu sepasang suami istri."

Akash hanya memutar bola matanya malas. Ia heran kenapa mamanya itu shubuh-shubuh begini tiba-tiba masuk ke kamarnya. Sedangkan Senja malu karena terpergok oleh sang mertua dengan jarak sedekat itu dengan suaminya. Padahal suaminya sendiri sih, ada-ada saja Senja ini, hihi.

"Lagian mama ngapain sih kesini? ini masih shubuh loh ma!"

"Mama hanya ingin menemui Senja. Oh iya sayang, mama kehabisan stok pembalut, mama belum ada belanja bulanan. Jadinya tidak ada ganti ini."

Ya, mama Lestia memang masih muda, Usianya masih 47 tahun saat ini. Usia mama Lestia terpaut jauh dari papa Lesmana. Mereka beda sepuluh tahun, namun karisma papa Lesmana tidak membuat lelaki paruh baya tersebut terlihat sudah tua. Karena ia rajin berolahraga dan menjaga pola makannya. Semua itu juga berkat mama Lestia yang selalu memperhatikan sang suami.

"Sebentar ya ma Senja ambilkan."

Senja berjalan ke box penyimpanan perlengkapannya. Lalu ia menyerahkan pembalut tersebut kepada sang ibu mertua setelah menemukannya. Untung saja Senja masih ada stok.

"Ini ma,"

"Terimakasih sayang. Oh iya lanjutin nya nanti saja setelah shubuh ya. Akash, buruan siap-siap. Papa sama opa kamu menunggu di bawah untuk jama'ah di masjid."

Akash paling malas jika harus shalat ke masjid. Ia saja keseringan shalat di akhir waktu. Bahkan terkadang sering terlupakan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, karena ia lebih sibuk dengan duniawi saja.

Namun kini sepertinya Akash tidak bisa seperti itu lagi. Jika tidak ingin di ceramahi oleh Opa-nya. Karena Akash memang sangat takut dengan sang opa. Apalagi jika Opa Bagaskara sudah mengancamnya dengan membawa-bawa warisannya. Akash mana bisa hidup tanpa warisan kakek dan orang tuanya.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

Ada hikmahnya tinggal sama orang tua. biar tambah dekat dengan Allah

2024-03-14

1

Musim_Salju

Musim_Salju

Assalamu'alaikum sahabat salju, jangan lupa subscribe akun Author ya. Agar tidak ketinggalan info terbaru nantinya, terimakasih/Smile//Smile//Smile/

2024-01-06

3

lihat semua
Episodes
1 Senja & Akash
2 Izin Ke Mall
3 Kemarahan Akash
4 Mulai Melunak
5 Ternyata...
6 Tidak Bisa Berkutik
7 Sudah Bertekad
8 Kepergok Mama
9 Membuat Bekal Makan Siang
10 Kedatangan Senja Di Perusahaan
11 Permintaan Senja
12 Keberanian Senja
13 Permulaan
14 Pertahanan Akash Gagal
15 Hari Kematian Mentari
16 Arga
17 Ternyata Arga...
18 Cemburu
19 Perdebatan di Pagi Hari
20 Rencana Licik Amelia
21 Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22 Rencana Licik
23 Feeling Seorang Istri
24 Mulai Berubah
25 Kecanggungan
26 Terbongkar
27 Keberanian Senja
28 Tiba-tiba di Hadang
29 Pertolongan
30 Ke Adaan Senja
31 Rasa Bersalah Akash
32 Kabar Kehamilan Senja
33 Akhirnya Senja Pulang
34 Kerandoman Akash & Arga
35 Jealous
36 Akash Kembali Pingsan
37 Kabar Mengejutkan
38 Sebuah Fakta
39 Akhirnya Akash Siuman
40 Menyusun Strategi
41 Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42 Sudah di Ambang Batas
43 Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44 Meninggal Dunia
45 Arbei
46 Jelang Operasi
47 Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48 Setan
49 Berdebar
50 Mulai Bucin
51 Operasi Opa Bagaskara
52 Mengobati Hati yang Terluka
53 Rencana Kedatangan Arbei
54 Mendapat Pernyataan Cinta
55 Calon Istri Pak Arga
56 Kejutan Besar
57 Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58 Masa Lalu Opa Bagaskara
59 Perminta Maafan Arbei
60 Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61 Di Kebumikan
62 Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63 Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64 Saling Cemburu
65 Sudah Mendapat Lampu Hijau
66 Kencan
67 Ungkapan Perasaan Syila
68 Dua Insan
69 Malam Takbir
70 Saya Menyukai Syila
71 Rahasia Arga
72 Pernikahan Arbei
73 Pendarahan
74 Donor untuk Senja
75 Akhirnya Senja Sadar
76 Happy Wedding Arga & Syila
77 Kepulangan Senja
78 Paris
79 Dua Keluarga Bahagia
80 Terimakasih Tuhan (The End)
81 Shanum: SAMUEL & HANUM
82 Novel "Ours Time"
83 Novel: Jodoh Jalur Ummi
84 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Senja & Akash
2
Izin Ke Mall
3
Kemarahan Akash
4
Mulai Melunak
5
Ternyata...
6
Tidak Bisa Berkutik
7
Sudah Bertekad
8
Kepergok Mama
9
Membuat Bekal Makan Siang
10
Kedatangan Senja Di Perusahaan
11
Permintaan Senja
12
Keberanian Senja
13
Permulaan
14
Pertahanan Akash Gagal
15
Hari Kematian Mentari
16
Arga
17
Ternyata Arga...
18
Cemburu
19
Perdebatan di Pagi Hari
20
Rencana Licik Amelia
21
Akash di Bawa ke Rumah Sakit
22
Rencana Licik
23
Feeling Seorang Istri
24
Mulai Berubah
25
Kecanggungan
26
Terbongkar
27
Keberanian Senja
28
Tiba-tiba di Hadang
29
Pertolongan
30
Ke Adaan Senja
31
Rasa Bersalah Akash
32
Kabar Kehamilan Senja
33
Akhirnya Senja Pulang
34
Kerandoman Akash & Arga
35
Jealous
36
Akash Kembali Pingsan
37
Kabar Mengejutkan
38
Sebuah Fakta
39
Akhirnya Akash Siuman
40
Menyusun Strategi
41
Ayo Sama-sama Kita Berjuang
42
Sudah di Ambang Batas
43
Rencana Papa Lesmana & Mama Lestia
44
Meninggal Dunia
45
Arbei
46
Jelang Operasi
47
Jangan Pergi Lagi Bidadariku
48
Setan
49
Berdebar
50
Mulai Bucin
51
Operasi Opa Bagaskara
52
Mengobati Hati yang Terluka
53
Rencana Kedatangan Arbei
54
Mendapat Pernyataan Cinta
55
Calon Istri Pak Arga
56
Kejutan Besar
57
Kejujuran Arga Kepada Sang Putra
58
Masa Lalu Opa Bagaskara
59
Perminta Maafan Arbei
60
Kepergian Kedua Orang Tua Senja
61
Di Kebumikan
62
Pesan Papa Lesmana & Mama Lestia
63
Perdebatan Karena Sebungkus Takjil
64
Saling Cemburu
65
Sudah Mendapat Lampu Hijau
66
Kencan
67
Ungkapan Perasaan Syila
68
Dua Insan
69
Malam Takbir
70
Saya Menyukai Syila
71
Rahasia Arga
72
Pernikahan Arbei
73
Pendarahan
74
Donor untuk Senja
75
Akhirnya Senja Sadar
76
Happy Wedding Arga & Syila
77
Kepulangan Senja
78
Paris
79
Dua Keluarga Bahagia
80
Terimakasih Tuhan (The End)
81
Shanum: SAMUEL & HANUM
82
Novel "Ours Time"
83
Novel: Jodoh Jalur Ummi
84
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
85
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!