Mencuci, menjemur dan merapikan pakaian menjadi rutinitas seorang gadis pelayan setiap harinya. Mereka juga disuruh untuk mengantarkan pakaian yang sudah dirapihkan menuju ruangan yang tertulis pada setiap keranjang yang telah disediakan. Tugas seorang manajer pelayan adalah mengatur serta menerima keluhan dari anggota kerajaan jika ada satu pekerjanya yang melakukan kesalahan.
Ling Qianyu telah berulang kali melakukan kesalahan akan tetapi, ia melakukannya tidak pada jam kerja seperti kejadian saat ia memanjat tembok istana dan mengganggu Li Shen saat sedang berlatih. Dan sebagai ganti rugi atas semua kesalahan yang dilakukannya meski ia tidak menganggu jam kerjanya, manajer pelayan memberikannya tugas dua kali lipat dari biasanya dengan gaji yang sama saja.
”Ahh! Menjengkelkan! Orang tua itu benar-benar keterlaluan!” gerutu Ling Qianyu kesal sembari membawa sebuah keranjang pakaian yang hendak dibawanya menuju sebuah ruangan.
Belakangan ini, Ling Qianyu sering merasa pegal-pegal pada bagian pundaknya bahkan saat bangun tidur saja, ia merasa seluruh tubuhnya berat seperti sedang memikul sebuah karung beras di atas pundaknya. Semakin hari, Ling Qianyu semakin melambat dalam bekerja. Ia hampir tidak bisa berjalan sama sekali sampai rasanya ia ingin meninggalkan pekerjaan ini.
Saat ia hendak mengantarkan pakaian, Ling Qianyu melihat sebuah kolam teratai yang tampak sepi dan tidak dikunjungi oleh siapapun. Padahal, teratai yang ada di sana sedang bermekaran dengan warna yang berbeda dan indah. Kolam itu pun juga terlihat jernih hingga bisa memantulkan wajah seseorang di atasnya.
Karena lelah, Ling Qianyu pergi untuk melihatnya kemudian mencuci wajahnya yang terlihat lesu. Ia menghirup aroma harum, bunga teratai yang hampir memenuhi seluruh isi kolam. ”... Sayang sekali ya. Beberapa orang tidak memahami keindahan mu dari dekat.” ucapnya sembari melihat wajahnya yang terpantul di atas permukaan kolam.
Berpikir bahwa tidak ada yang melihatnya dan tidak ada seorangpun yang berdiri di belakangnya, tiba-tiba Ling Qianyu begitu terkejut melihat ada sosok pemuda yang berdiri di belakangnya. Pemuda itu mirip dengan pemuda yang dilihatnya di bawah pohon, tempat Bai Yixuan melakukan bunuh diri sama seperti yang dikatakan oleh Yang Zhen. Rambut berwarna putih yang indah serta sepasang mata berwarna kuning terang seperti emas dan sosoknya yang sangat mirip seperti makhluk Kahyangan yang dipaksa turun ke bumi.
Saat melihatnya, pemuda itu terlihat sedang menatapnya sambil tersenyum. Anehnya Ling Qianyu sama sekali tidak merasakan ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya. Dan selama beberapa saat, ia terus diam, memperhatikannya dan berusaha memastikan yang dilihatnya ini bukanlah ilusi karena ia terlalu lelah.
Tak lama setelahnya, bayangan pemuda di belakangnya membuka mulutnya seolah dia sedang mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti olehnya dengan mudah. Pemuda itu kelihatannya sangat lancar saat berbicara dan ketika itulah, Ling Qianyu yakin bahwa yang dilihatnya ini bukanlah ilusi!
Dengan cepat, ia langsung menoleh ke belakang, memastikan ada seseorang yang sedang berdiri di sana. Akan tetapi, ia jauh lebih terkejut karena tidak ada seorangpun yang berdiri di sana. Seharusnya, jika memang ada seseorang yang berdiri di belakangnya lalu bersembunyi, orang itu tidak akan mudah melakukannya dengan cepat dan mungkin Ling Qianyu dapat melihatnya sedang berusaha berlari meninggalkannya. Tempat itu adalah sebuah halaman yang sangat luas dan sepi. Seharusnya, tidak mungkin Ling Qianyu tidak bisa melihatnya.
Karena tidak mendapatkan jawaban, Ling Qianyu menatap kembali ke danau, melihat ke arah pantulan bayangannya. Akan tetapi, setelah ia melihatnya lagi, ia tak melihat bayangan pemuda yang sebelumnya berada di sana.
”Ahaha, apakah aku sedang sakit? Halusinasi ku ini semakin bertambah parah saja. Ahh, aku ini kenapa? Sebenarnya aku tidak terlalu percaya pada kisah mistis yang mengatakan kalau aku sedang ketempelan hantu. Ini pasti karena aku terlalu sering tidur di pohon.” Ling Qianyu memberi jeda sembari menghela nafasnya. ”... Sayangnya tabib yang ada di sini hanya di perintahkan untuk mengobati anggota kerajaan. Mana mungkin mereka mau mengobati seorang pelayan seperti ku.” batinnya merendah.
Saat ia hendak pergi dari kolam teratai dan akan mengambil keranjangnya kembali, ia menatap seekor tupai yang sedang memegang keranjang pakaian miliknya. Seolah tahu ia telah ketahuan, tupai itu juga menatap Ling Qianyu sembari menahan posisinya.
”....”
”....”
Beberapa detik setelah melihatnya, tupai itu melakukan gerakan cepat dan berlari menjauhinya dengan membawa pergi keranjang pakaian yang hendak diantarkannya! Bisa gawat jika tupai itu benar-benar menyembunyikannya. Ling Qianyu akan diminta ganti rugi atas kecerobohan yang dilakukannya dan dengan gajinya pun, ia tidak akan sanggup melunasinya!
”... Tupai pencuri! Kembalikan itu!” teriak Ling Qianyu yang langsung mengejarnya.
Tupai itu memiliki gerakan yang cukup cepat dan lincah sehingga membuat Ling Qianyu kesulitan saat mengejarnya meskipun tupai itu sedang membawa sebuah keranjang yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Apalagi, saat ini tupai itu akan memanjat sebuah tembok istana dan membuat keadaannya lebih sulit lagi.
”Pencuri! Kembali ke sini!”
Ling Qianyu mengambil segenggam batu yang dilihatnya, kemudian melemparkannya ke arah tupai kecil yang hendak memanjat tembok pembatas. Beruntungnya Ling Qianyu sudah terbiasa dalam hal melempar barang terutama saat ia melempar gelas keramik ke wajah Ayahnya sendiri yang tega menjual semua harta bendanya demi memenuhi keinginannya sendiri.
Lemparan batu itu, tepat mengenai tupai yang telah sampai di atas tembok yang tingginya tidak seberapa itu. Batu kecil itu mendorong tupai keluar dari dalam tembok dengan keranjang pakaian yang telah di jatuhkannya ke tanah karena tidak di sengaja.
Usai tupai itu menghilang dari pandangannya dan jatuh dari atas tembok, tiba-tiba seseorang berteriak, ”Aduh!” seolah batu yang dilemparkannya ini mengenai tepat di kepala pemuda yang sedang bersantai di balik dinding yang lain.
”Oh, tidak! Di sana adalah lapangan kekaisaran! Jangan bilang, lemparan ku tadi mengenai anggota kerajaan hingga kepalanya berdarah?!” batin Ling Qianyu mulai panik.
Beberapa detik setelahnya, pemuda yang ada di balik tembok ini kembali berkata dengan nada mengeluh, ”Aduh, siapa yang melempar batu ke arahku? Rasanya sakit sekali.” ucapnya sembari berdiri dari posisi duduknya untuk melihat siapa yang ada di balik tembok yang sedang digunakannya.
Pemuda itu melihat dan memperhatikan sosok Ling Qianyu yang berada dibalik tembok istana. Ia awalnya tidak mengenal siapa gadis pelayan yang telah melemparinya batu dari balik dinding. Namun, setelah ia melihat sebuah peluit bambu yang dikalungkan di leher Ling Qianyu, pemuda itu langsung mengenalinya dalam sekejap.
”Ah! Nona Ling! Kita bertemu lagi!” ucap pemuda dengan nada bicaranya yang terdengar sangat senang saat bertemu dengannya.
Ling Qianyu baru menyadari, ternyata pemuda yang berdiri di sana adalah Chu Shinyu yang kemarin ditemui olehnya kemudian memberikannya sebuah peluit bambu. Dengan cepat, Ling Qianyu langsung memberi salam padanya sembari berkata, ”Senang bertemu dengan Anda, Tuan muda Chu.”
Chu Shinyu tertawa melihat Ling Qianyu yang sempat tidak mengenalinya begitu juga dengan dirinya. ”... nona Ling tidak perlu bicara formal saat berbicara denganku. Aku ini tidak seperti anggota kerajaan yang lain.” ucapnya dengan santai.
”Maafkan saya, Tuan muda. Itu adalah etika yang tidak boleh ditinggalkan.” jawab Ling Qianyu.
Chu Shinyu tersenyum senang, ”Kamu ini, seperti baru saja berbuat kesalahan padaku. Anggap saja aku ini teman kecilmu!” ucapnya.
Tidak puas saat berbicara dengan tembok yang menghalangi keduanya, ia kemudian melompati tembok yang ada di depannya tanpa kesulitan sama sekali. Karena tidak tahu alasan mengapa ia bisa bertemu kembali dengannya, Chu Shinyu langsung mengalihkan perhatiannya ke bawah dan terpaku pada sebuah keranjang pakaian tumpah dan tidak sengaja diinjak olehnya.
”Kenapa kau membuang keranjang pakaianmu? Apakah kau sudah lelah bekerja di sini?” tanya Chu Shinyu sembari berjongkok di sana kemudian merapikan semua pakaian dan memasukkannya kembali ke dalam keranjang.
”Ah! Anda tidak perlu melakukannya!” Ling Qianyu langsung berlari menghampirinya dan menghalanginya untuk merapikan semua kekacauan yang telah dibuatnya.
Saat hendak mengambil kembali pakaian itu, Chu Shinyu lebih dulu menahan pergelangan tangannya hingga hal itu membuatnya sangat terkejut dan langsung menatapnya. ”... Biarkan aku membantumu.” ucap Chu Shinyu dengan wajahnya yang terlihat kekanak-kanakan.
Ling Qianyu terdiam sejenak, berkedip beberapa kali sebelum akhirnya ia menunduk dan menghindari kontak mata dengannya. Saat melakukannya, ia melihat ada sesuatu yang bergerak-gerak dari dalam pakaian Chu Shinyu, berusaha untuk keluar. Ling Qianyu terus memperhatikannya sampai akhirnya hewan itu memunculkan kepalanya dari dalam pakaian Chu Shinyu hingga membuatnya sedikit terkejut.
”Tuan muda, tupai itu,...” ucap Ling Qianyu sembari menunjuk ke arah seekor tupai yang ada di dalam pakaian Chu Shinyu.
”Oh, nona Ling sepertinya belum pernah bertemu dengannya.” ucap Chu Shinyu yang langsung mengerti maksud Ling Qianyu yang sebenarnya. Ia kemudian mengeluarkan tupai itu dari balik pakaiannya dan menunjukkannya pada Ling Qianyu. ”... Kenalkan, dia adalah Momo. Aku menemukannya di hutan saat dia masih sangat kecil.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments