”Aduh, setelah kejadian tadi malam, pundak ku terasa semakin sakit. Apakah aku benar-benar tidak boleh meminta tabib untuk memeriksa keadaanku?” batin Ling Qianyu sembari memegangi pundaknya.
Hari ini, Chu Shinyu kembali mengiriminya roti daging seperti kemarin dan kali ini ia memakannya bersama dengan Qinsu saat istirahat. Tentu ini membuat Ling Qianyu berpikir kalau tujuan Chu Shinyu melakukannya adalah agar ia tidak membocorkan rahasia mengenai dia yang menyuruh Momo untuk mencuri makanan di dapur apalagi makanan itu adalah makanan kesukaan permaisuri. ”Jadi, dia mencoba memberikan sogokan padaku. Haha! Kita lihat sampai mana dia akan melakukannya!”
”Qianyu, aku sangat terkejut kalau kau memiliki hubungan dengan Anak dari penasehat istana. Hubungan kalian berdua sepertinya terlihat sangat baik bahkan dia sampai memberikanmu roti daging.” ucap Ling Qianyu sembari memperhatikan Ling Qianyu yang sejak tadi terus memijat pundaknya sendiri entah karena gatal atau karena terlalu banyak bekerja.
”Hahah, tidak juga. Aku rasa, Tuan muda ini memiliki niat tersembunyi.” jawab Ling Qianyu dengan nadanya yang terlihat lesu dan lemas.
Qinsu memperhatikannya. Ia terlihat cemas, melihat Ling Qianyu yang belakangan ini selalu terlihat lesu dan tidak bertenaga. Kedua matanya juga terlihat sayu bahkan sampai menghitam. ”... Qianyu, kamu baik-baik saja? Kamu seperti kurang istirahat. Malam ini tidur lah di kasurku. Kamu tidak perlu tidur di luar lagi.”
Ling Qianyu mengalihkan perhatiannya. ”Kau tidak perlu melakukan hal sejauh itu. Biasa saja bagiku lagipula, aku harusnya sudah terbiasa tidur di luar.” jawabnya.
”Tapi, jika itu dibiarkan, kamu mungkin akan benar-benar sakit. Ah, kalau begitu adakah yang bisa aku lakukan untukmu?”
Ling Qianyu memikirkannya. Belakangan ini pundaknya memang sering sakit-sakitan setelah ia menyentuh pohon yang katanya sangat dikeramatkan. Sudah dua kali, ia melihat sosok pemuda berambut putih ketika ia berada di pohon itu dan ketika ia bercermin di atas kolam teratai. Pada saat ini, Ling Qianyu mulai curiga sesuatu terjadi padanya. Sebelum ia menuduh sesuatu yang tidak bisa dilihat olehnya, ia harus pergi untuk memeriksanya lebih dulu.
”Darimana aku bisa mendapatkan pengobatan? Selain dari tabib yang ada di sini?” tanya Ling Qianyu.
Qinsu berpikir sejenak sebelum menjawab, ”Aku dengar, di sini ada seorang tabib yang menawarkan pengobatan gratis. Dia juga tinggal di istana utama akan tetapi, jika kau ingin mendapatkan pengobatan gratis, kau harus memberikannya sekeranjang tanaman obat yang berbeda-beda.”
”Sungguh? Hanya itu? Seperti apa dia?”
”Sepertinya, dia juga orang yang cukup baik meskipun sedikit aneh karena dia ditempatkan di paling ujung istana ini. Oh, iya dia juga seorang laki-laki. Namanya, Lingge. Jika kamu ingin bertemu dengannya, aku sarankan kamu membawa satu laki-laki untuk menjagamu.”
Tiba-tiba saja, perasan Ling Qianyu berubah menjadi buruk. Jawaban Qinsu seperti menandakan bahwa orang yang ia sebut Lingge bukanlah tipe orang yang cukup baik. Qinsu memang selalu mendengar rumor yang menarik bahkan ia bisa mendengar rumor mengerikan seperti ini. Ling Qianyu tidak tahu darimana Qinsu mendapatkannya juga tidak pernah menyempatkan waktu untuk mendengar gadis-gadis yang saling menyebarkan rumor.
Karena tak memiliki pilihan lain dan ia tidak bisa bekerja dengan pundak yang terasa sangat sakit, Ling Qianyu segera mengambil sebuah keranjang dan mulai mengumpulkan semua tanaman obat yang diketahuinya. Sayangnya, Ling Qianyu hanya mendapatkan sedikit pengetahuan tentang tanaman obat yang diberikan oleh Ibunya. Ia hanya tahu beberapa tanaman obat akan tetapi, untuk manfaatnya ia masih tidak bisa melafalkannya dengan mudah.
”Tapi, aku heran apakah tabib itu benar-benar ada? Dia memang menawarkan pengobatan gratis akan tetapi, aku harus membawakannya sekeranjang tanaman obat. Itu sama saja dengan meminta bayaran dan melakukannya tidak sepenuh hati, iya kan?” batin Ling Qianyu sembari memilah, beberapa tanaman obat yang berada di tengah-tengah rumput pada sebuah halaman istana.
”Kamu sedang apa di sana?” tanya pemuda berdiri di depannya tiba-tiba.
Saat langsung melihatnya ke atas, Ling Qianyu tidak begitu terkejut melihat keberadaan Li Shen yang berada di sana. Dengan ekspresinya yang terlihat kaku bahkan tidak pernah tersenyum, membuat Ling Qianyu bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana dia bisa bertahan hidup sampai sekarang. Ia bahkan jarang melihatnya berbicara dengan pangeran lain dan orang gila yang selalu berlatih malam-malam seperti hantu. Jika dibandingkan dengan Chu Shinyu, Ling Qianyu akan lebih merasa senang jika ia bisa bertemu dengannya disaat seperti ini.
”Saya sedang mencari tanaman obat di sekitar sini.” jawab Ling Qianyu.
”Padahal kamu terlihat baik-baik saja. Kenapa kamu mencarinya?”
”Saya ingin mengunjungi Tabib Lingge. Saya membutuhkan bantuannya.”
Mendengar jawaban ini, sontak membuat Li Shen langsung terlihat suram seolah, ada sesuatu yang membuatnya cemas. Memang tidak ada informasi lebih jelas mengenai sosok Lingge yang sebenarnya bahkan jarang sekali atau bahkan tidak ada yang membicarakannya. Ling Qianyu juga merasa penasaran, seberapa takutnya semua orang ini sampai-sampai mereka tidak berani membicarakannya.
”Ada apa, Yang mulia? Apakah ada yang salah?” tanya Ling Qianyu setelah ia melihat wajahnya.
Setelah ditanya, tiba-tiba saja Li Shen terlihat marah padanya. Ia melipat kembali kipas lipat miliknya kemudian menggunakannya untuk memukul kepala Ling Qianyu. ”... Apakah kamu ini benar-benar sudah gila?! Bagaimana kamu bisa mempercayakan dirimu pada tabib gila seperti dia?!” bentaknya pada Ling Qianyu hingga membuatnya terlihat kebingungan.
Di sinilah, Ling Qianyu merasa penasaran. Bahkan sosok pangeran seperti Li Shen saja langsung memarahinya begitu ia mengatakan hal ini padanya. ”... Aduh! Kenapa Yang mulia begitu marah?! Lagipula, ini tidak ada hubungannya dengan Anda.” balas Ling Qianyu kemudian mengalihkan perhatiannya. ”... Lagipula, mana ada tabib istana yang mau memeriksa Pelayan rendahan sepertiku.”
”Cih!” karena marah, Li Shen berdecak kesal kemudian menarik tangan Ling Qianyu yang sedang mencabuti rumput sembari berkata, ”... Kenapa tidak meminta bantuan ku saja?! Aku bisa menyuruh tabib pribadiku untuk mengobati mu!”
”Wah, wajahnya merona.” batin Ling Qianyu yang memperhatikan kemudian ia langsung ditarik oleh Li Shen, pergi menuju suatu tempat.
Diwaktu yang bersamaan, Chu Shinyu tampak sedang belajar di dalam sebuah perpustakaan istana dengan jendela yang sedang dibuka. Ayahnya, Chu Hyun selalu mengurungnya di perpustakaan jika ia ketahuan tidak belajar sama sekali dalam satu hari. Chu Hyun selalu ingin Chu Shinyu menggantikan posisinya saat ini. Sebagai seorang penasehat untuk Kaisar, ia dituntut untuk bisa berpikir lebih luas dan mampu mengatasi semua masalah yang tersulit sekalipun.
”Haah, aku lebih baik lahir dari anak keluarga miskin daripada anak dari keluarga kaya dan pejabat istana yang selalu dikekang setiap hari. Enaknya jadi orang miskin, aku bisa bekerja terus menerus tanpa mengeluh seperti ini. Aku juga, tidak perlu repot-repot memenuhi ekspektasi orang tua yang ingin aku menggantikan posisinya. Susah sekali menjadi anak dari bangsawan yang memiliki jabatan di istana. Padahal aku ingin menjadi penjual roti daging dan hidup di desa.” gumam Chu Shinyu sembari menggigit ujung kuasnya dan bersandar di kursinya.
Tidak lama, Momo kemudian mendatanginya melewati jendela yang terbuka dengan membawa senampan kue kacang merah di atas kepalanya. ”... Oh! Momo kau berhasil mencurinya lagi!” seketika, wajah suram Chu Shinyu berubah menjadi riang saat ia menyentuh kue kacang merah yang sudah ada di depan matanya.
Baru saja ia memberikan gigitan pertama, tiba-tiba ada sesuatu yang mengundang perhatiannya. Jenderal yang terbuka itu, memperlihatkan suasana di luar istana sehingga ia bisa melihat siapa saja yang berjalan melewati perpustakaannya. Suara itu, seperti suara seorang gadis yang berusaha menahan seseorang untuk tidak membawanya pergi ke suatu tempat karena tidak ingin merepotkannya. Dan dari suaranya, Chu Shinyu langsung tahu bahwa Ling Qianyu akan melewati jendela itu sehingga ia bisa melihatnya.
Akan tetapi, ia juga merasa penasaran, siapa yang saat ini sedang menariknya pergi ke suatu tempat.
Tidak lama setelahnya, sosoknya muncul dari depan jendela. Ternyata mereka adalah Li Shen dan Ling Qianyu yang hendak pergi menuju suatu tempat. Li Shen terlihat yang lebih dulu membawanya namun, wajah Ling Qianyu seolah mengatakan bahwa Li Shen tidak perlu repot-repot melakukannya.
Chu Shinyu berkedip beberapa kali, tak menyangka dengan pemandangan yang terlihat di depannya ini. Ia tersenyum menyeringai sembari berkata dalam benaknya, ”Sudah ada yang melihatnya lebih dulu sebelum aku, ya? Sayang sekali rasanya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments