”Pergi! Jangan menghalangi jalan!”
Beberapa gadis pelayan langsung mendorong Ling Qianyu cukup keras hingga membuatnya terjatuh ke samping dan menumpahkan keranjang pakaian bersih yang sedang dibawanya. Gadis-gadis ini ternyata sengaja menginjak pakaian bersih yang sudah dicuci olehnya hingga semuanya tertutup oleh lumpur. Mereka bahkan menginjaknya seperti keset yang biasa mereka pakai sehari-hari. Apalagi, mereka juga tidak meminta maaf padanya karena sudah melakukannya.
”Yah, aku tinggal mencucinya lagi. Mereka akan marah jika melihat ini.” gumam Ling Qianyu sembari memungutinya satu persatu dan memasukkannya kembali ke dalam keranjangnya lagi.
Saat sedang memungutnya, ia melihat ada sepasang kaki milik seorang pemuda berhenti tepat di depannya. Dari kelihatannya, sepatu ini bukanlah sepasang sepatu milik seorang Kasim atau seorang penjaga. Ada lebih banyak corak yang terbuat dari emas dan sudah dipastikan, dia adalah seorang bangsawan di istana ini.
”Mengapa yang seperti itu saja kau tidak bisa membalasnya? Dasar kau lemah!” ketus pemuda yang berbicara dengannya.
Ling Qianyu berdiri untuk menatapnya. Ternyata, ia adalah pemuda yang sedikit lebih tua darinya. Dari tampangnya, ia terlihat seperti sosok yang nakal dan selalu melanggar peraturan terlebih, ia tidak heran saat pelayan rendahan seperti Ling Qianyu menatapnya dengan kedua matanya sendiri.
Rambut coklat yang dikuncir kuda serta pakaian sederhana yang terbalut dengan warna merah juga warna matanya yang menampilkan warna kuning cerah, sama sekali tidak menunjukkan sosok kewibawaannya. Berbeda sekali ketika dia melihat sosok Yang Zhen dan Li Shen yang terlihat jauh lebih terhormat dibandingkan pemuda ini yang lebih terlihat seperti anak berandalan dari sebuah keluarga besar.
”Bukannya saya tidak ingin melawan hanya saja saya tidak ingin ada perkelahian.” jawab Ling Qianyu dengan sopan.
”Hah?!” Pemuda itu menatapnya heran kemudian langsung berkata, ”... Bagaimana kamu membiarkan itu terjadi? Kalau aku jadi kau, aku pasti sudah melaporkannya ke manajer pelayan dan mendorongnya balik ke dalam kubangan air!”
”Saya tidak tertarik pada hal yang seperti itu. Kalau begitu, saya akan permisi Tuan muda. Ada banyak hal yang harus saya kerjakan hari ini.” ucap Ling Qianyu sopan sembari memberi salam padanya sebelum akhirnya ia berjalan pergi meninggalkannya.
”Eh!! Tunggu dulu!” pemuda itu mengejar kemudian membuat langkah Ling Qianyu kembali terhenti. Ling Qianyu sendiri akhirnya merasa jengkel karena sepertinya, pemuda ini adalah jenis orang yang tidak dapat diam dan banyak bicara.
”Ada perlu apa, Tuan muda? Adakah yang bisa saya bantu?” tanya Ling Qianyu kembali.
”Aku ingin memberimu ini. Sebagai hadiah pertemuan!” pemuda itu memberikan sebuah peluit bambu ke dalam keranjang pakaian Ling Qianyu.
Peluit yang terbuat dari bambu halus, sengaja di desain agar tidak berat saat ditiup dan akan mengeluarkan suara yang nyaring dan keras. Melihat peluit ini berada di depan matanya, Ling Qianyu curiga peluit ini baru saja digunakan oleh pemuda ini.
”Tuan muda, apa maksudnya memberiku peluit ini?” tanya Ling Qianyu menatapnya dengan heran.
Pemuda itu tersenyum seperti anak-anak pada umumnya meskipun ukuran tubuhnya adalah ukuran seorang pemuda dewasa. ”... Untukmu. Jika kau berada dalam bahaya atau membutuhkan sesuatu, aku akan segera mendatangi mu.” ucapnya penuh semangat.
Ling Qianyu terlihat biasa-biasa saja bahkan curiga pemuda ini memiliki niat tersembunyi. ”... Tuan muda tidak perlu melakukannya. Lagipula, saya tidak akan kenapa-napa.” ucapnya sembari mencoba untuk mengembalikan peluit itu akan tetapi, pemuda itu langsung menolaknya.
”Simpan saja, aku sudah memberikannya padamu. Kamu pasti akan membutuhkannya!”
Pemuda itu terlihat senang sekali saat ia memberikannya. Ling Qianyu menjadi tidak tega saat akan mengembalikannya. Ia tidak bisa menghancurkan harapan pemuda ini padahal ia sudah memberikannya dengan senang hati.
”Kalau begitu, saya terima. Terima kasih atas pemberiannya Tuan muda.” ucap Ling Qianyu sopan.
”Hei! Aku belum tahu namamu. Kau bisa memberitahukannya?” tanya pemuda.
Ling Qianyu terkejut kemudian menjawab, ”Saya Ling Qianyu, Tuan.”
Mendengar namanya, pemuda ini langsung berpikir sejenak sebelum berkata, ”Ahh, keluarga yang bangkrut itu ya? Aku dengar kepala keluarga di sana senang bermain judi di pinggiran kota. Wah, aku tidak menyangka kau bisa ada di sini.”
”Tamatlah sudah! Aku ingin segera membuang marga ini sesegera mungkin.” batin Ling Qianyu yang langsung mengalihkan perhatiannya begitu namanya menjadi sorotan seluruh istana.
”Kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan diri juga. Namaku, Chu Shinyu. Senang bertemu denganmu, nona Ling.”
Ling Qianyu tiba-tiba tersadar akan sesuatu. Nama Chu Shinyu mengingatkannya pada satu hal mengenai rumor yang dulu pernah beredar dua tahun yang lalu mengenai seorang penasehat yang baru saja diangkat setelah penasehat sebelumnya meninggal karena penyakit. Ia ingat, marga dari penasehat itu juga memiliki marga Chu di depan namanya dan orang itu, telah mengatasi krisis yang terjadi di ibu kota selama beberapa dekade! Ling Qianyu begitu mengaguminya dan merasa sangat penasaran, sepintar apa orang itu sampai bisa mengatasi krisis yang terjadi di ibu kota selama beberapa dekade sampai penasehat sebelumnya tidak mampu mengatasi masalah ini!
”Nona Ling, kenapa kau terdiam?” tanya Chu Shinyu sembari menatap Ling Qianyu yang terlihat kosong selama beberapa saat hingga ia kembali mendapatkan kesadarannya.
”Saya akan mengingatnya, Tuan muda!” ucap Ling Qianyu dengan tergesa-gesa kemudian menatap Chu Shinyu dengan wajahnya yang terlihat kaget, ”... Terima kasih atas pemberian Tuan muda! Saya akan menyimpannya dengan baik! Kalau begitu, saya permisi!”
Setelah memberikan jawabannya, Ling Qianyu segera pergi meninggalkannya dengan terburu-buru. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan anak dari penasehat Chu yang sangat ia kagumi dua tahun lalu. ”... Aku harap, aku tidak menyinggungnya sama sekali!” batinnya.
Beberapa saat kemudian, Ling Qianyu akhirnya bisa melupakan yang terjadi pagi tadi. Ia banyak menghela nafas karena lega sampai sore hari ini belum ada satupun yang terjadi. Peluit yang diberikan oleh Chu Shinyu ternyata bisa dikalungkan di lehernya. Dan sampai saat itu, Ling Qianyu pun berpikir, kapan ia bisa menggunakannya? Setiap masalah yang dihadapinya, ia selalu menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain bahkan ia tidak berharap Qinsu membantunya saat berhadapan dengan gadis-gadis Pelayan yang menindasnya.
”Aku pikir, ini tidak akan berguna. Lagipula, aku akan menghabiskan masa hidupku di istana sebagai pelayan. Aku juga tidak akan pergi kemana-mana dan Chu Shinyu juga, pasti akan sibuk tiap harinya.” gumam Ling Qianyu, bersembunyi di balik sebuah bangunan sembari memperhatikan peluit yang ada di tangannya juga memijat pundaknya sendiri.
”Ahh, sudah sejak pagi tadi, pundak ku pegal sekali. Apakah tidur di pohon adalah sesuatu yang salah? Aku sudah melakukannya selama bertahun-tahun tetapi, mengapa baru terasa sekarang?” batin Ling Qianyu mencoba meregangkan tubuhnya.
Ling Qianyu kemudian merogoh saku roknya kemudian ia menemukan sebuah giok hijau yang bersembunyi di dalamnya. Ia kembali menghela nafas kemudian berkata pada dirinya sendiri. ”... Aku sampai lupa. Aku sudah berjanji pada Yang mulia kalau aku akan membuat Pangeran Li menjadi seperti dulu. Aku tidak tahu banyak tentangnya dan bahkan aku belum sempat mengembalikan giok miliknya padahal dia sudah menyelamatkanku. Kalau aku mengembalikannya begitu saja, dia pasti akan curiga aku telah menyembunyikannya untuk waktu yang lama! Oh tidak, setelah itu dia akan menghukum ku dan memasukkan ku ke penjara! Ayah pasti akan menertawai ku habis-habisan!” pikir Ling Qianyu yang langsung menggelengkan kepalanya.
Setelah beberapa saat terdiam, Ling Qianyu kembali melanjut, ”Ini bukan saat yang tepat untuk mengembalikannya. Aku harus mencari cara agar tidak dicurigai ingin menjual giok ini demi keuntunganku sendiri. Tapi, kapan aku bisa melakukannya?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments