Sepuluh tahun lalu.
Ling Qianyu duduk seorang diri di tangga masuk sebuah toko sembari menahan lapar dalam dirinya. Ibunya meninggal 4 tahun lalu, ia kemudian hidup dengan Ayahnya yang sedang depresi karena kehilangan. Meski pakaiannya terlihat seperti berasal dari keluarga bangsawan, ia sama sekali tidak memiliki uang untuk membeli sebuah makanan. Bahkan ia hanya bisa melihatnya dari jauh dan menikmatinya sendirian.
”Uhh, rasanya aku ingin pingsan saja. Perut sakit sekali.” gumam Ling Qianyu sembari memegangi perutnya. Wajahnya terlihat pucat serta kedua pergelangan tangannya yang terlihat sangat kurus. Semua orang tahu ia berasal dari keluarga Ling yang sangat kaya Raya akan tetapi, mereka semua tidak pernah bertanya seperti apa keadaannya saat ini setelah kematian Ibunya.
”Hei! Anak kecil! Menyingkir lah dari sana! Kau menghalangi pelanggan masuk ke toko ku!” bentak pemilik toko pada Ling Qianyu yang sudah sejam berada di sana hingga mengundang kemarahannya.
Ling Qianyu tahu dimana letak kesalahannya. Ia lantas langsung berdiri dan meminta maaf padanya. Kemudian ia pun berjalan menuju suatu tempat selain kembali ke rumahnya. Kedua kakinya bahkan terlihat gemetar saat ia berusaha berjalan melewati keramaian kota saat musim semi tiba dengan begitu banyaknya bunga Tabebuya yang bermekaran di setiap sudut kota. Dengan berjalan menunduk, Ling Qianyu tak sengaja menabrak punggung seorang anak muda yang berdiri di depannya.
Anak laki-laki yang ditabraknya merasa terkejut karena Ling Qianyu yang sedari tadi terus bersandar di punggungnya. Ia pun berbalik dan mencoba untuk melihatnya. Bahkan saat menunjukkan wajahnya, Ling Qianyu terlihat tidak percaya diri. Anak laki-laki ini tampaknya juga berasal dari keluarga bangsawan yang jauh lebih kaya darinya. Ia tidak percaya anak laki-laki seperti dirinya bisa berjalan-jalan sendiri di tengah-tengah keramaian seperti ini.
”Maaf kan aku Tuan. Aku tidak sengaja.” ucap Ling Qianyu dengan pelan.
Saat melihatnya, Ling Qianyu merasa anak ini berada tiga tahun lebih tua darinya. Dia terlihat sedang mengasihaninya begitu melihat wajahnya yang pucat dan tidak bertenaga. ”... Kamu kenapa kurus sekali? Apakah kamu lapar? Aku akan membelikan makanan untukmu.” ucap anak laki-laki.
”Tidak perlu Tuan muda. Saat ini aku hanya perlu kembali ke rumah. Terima kasih atas tawarannya.” ucap Ling Qianyu dengan sopan sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan anak laki-laki tadi. Namun, belum sempat melangkah, penglihatan Ling Qianyu perlahan menjadi buram sampai dadanya pun terasa begitu sesak. Ling Qianyu merasa tidak sanggup berjalan lagi hingga akhirnya ia pun jatuh dan menabrak anak laki-laki tadi.
~o0o~
”Aku bahkan tidak bisa mengingat nama anak laki-laki yang sudah menjadi penyelamatku. Padahal aku sudah janji akan mengingatnya terus.” batin Ling Qianyu sembari berjalan pergi meninggalkan ruang makan dengan pakaian dan rambut yang penuh dengan sampah makanan.
Saat hendak pergi meninggalkan ambang pintu, ia tanpa sengaja bertemu dengan Li Shen yang kebetulan lewat di depannya. Ia terkadang pergi ke istana utama untuk mengurus beberapa urusannya dengan para pejabat di istana ini. Begitu ia melihat Ling Qianyu yang terlihat berantakan, ia pun menjadi kebingungan dan penasaran dengan apa yang baru saja dialaminya.
”Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?” tanya Li Shen sembari mengeluarkan sebuah sapu tangan kemudian mengusap wajah Ling Qianyu yang terlihat kotor dan menyingkirkan beberapa makanan yang masih tersangkutnya di rambutnya yang halus.
Tidak terima dengan perlakuan seperti sedang mengasihani ini, Ling Qianyu langsung menampar tangannya yang berusaha membantunya membersihkan diri. ”... Yang mulia tidak perlu mengasihani ku. Ini salahku karena sudah membuang-buang makanan. Lagipula, Yang mulia memiliki banyak tugas untuk dilakukan daripada harus mengurus pelayan rendahan sepertiku.” ucapnya kemudian berjalan pergi meninggalkannya.
”Tunggu! Bukan salahmu!” tiba-tiba Li Shen menahannya hingga membuat perhatiannya teralihkan. Ling Qianyu terkejut, melihat Li Shen yang terlihat sangat serius padanya.
Ling Qianyu terdiam menunggunya untuk berbicara. Sementara Li Shen sendiri merasa tak percaya dengan apa yang baru saja dilakukannya sehingga ia pun langsung melepasnya dan mengalihkan perhatiannya seolah berubah menjadi tidak percaya diri lagi.
Dengan wajahnya yang mulai merah merona, Li Shen berkata, ”K- kalau kau memiliki sesuatu yang perlu diceritakan, ceritakan saja padaku. Kalau kau perlu uang, aku juga bisa memberikanmu.” ucapnya penuh canggung sebelum akhirnya ia berjalan pergi meninggalkannya dengan terburu-buru.
Ling Qianyu melihatnya dengan heran. Ia tidak mengerti semua yang dikatakan oleh Li Shen padanya. Rasanya seperti berbicara dengan angin lewat di depannya. ”... Kenapa sifatnya berbeda sekali dengan kemarin? Apakah hari ini akan ada sesuatu yang baik?” gumamnya.
Baru saja ia akan pergi meninggalkan posisinya sembari membersihkan wajahnya dari sisa kuah makanan pagi ini, Ling Qianyu melihat sebuah kupu-kupu biru yang melintas tepat di depannya. Kupu-kupu itu terlihat bersinar seperti bukan kupu-kupu yang biasanya. Karena penasaran, Ling Qianyu mengikuti arah kemana kupu-kupu itu pergi ke suatu tempat.
”Ah?! Apa ini?”
Ling Qianyu terkejut, melihat ternyata kupu-kupu ini mengarah ke arah sebuah pohon besar yang ada di belakang istana. Pohon itu tertutupi oleh semak-semak yang tumbuh hingga sepinggang nya serta sebuah membatas yang selalu digunakan para pendeta untuk menyegel sebuah benda yang mereka anggap keramat. Kemudian kupu-kupu itu akhirnya berhenti dan menetap tepat di pohon besar di depannya.
”Ku pikir dia akan menunjukkan ku ke tempat yang sepi. Ternyata hanya di sini saja. Apakah pohon itu sangat keramat hingga para pendeta memasang pembatas seperti itu?” gumam Ling Qianyu sembari berjalan memperhatikannya.
Dilihatnya, itu hanyalah sebuah pohon besar biasa yang sudah terlihat tua sekali. Bahkan ia beberapa rantingnya juga selalu rontok bersama dengan daunnya. Pohon ini memiliki aroma yang sangat harum bahkan saat ia menyentuh permukaannya, batang pohon itu terasa sangat halus seperti bukan batang pohon asli.
”Rasanya seperti sedang bersentuhan dengan tangan manusia. Apakah ini hanya imajinasi ku saja?” batin Ling Qianyu sembari memejamkan matanya kemudian membukanya perlahan.
Saat ia benar-benar membuka matanya, ia terkejut melihat sosok yang ada di depannya. Bukan lagi sebuah pohon tua yang rapuh, melainkan sesosok laki-laki berambut putih yang memiliki sepasang mata berwarna kuning terang seperti bulan purnama. Sosok manusia ini, lebih terlihat seperti makhluk kayangan yang memiliki paras tampan dan sempurna serta kulit yang putih.
Ling Qianyu berpikir, aroma harum yang dihirupnya tadi bisa membuatnya berhalusinasi. Akan tetapi, tiba-tiba ia merasa yakin kalau ini bukan halusinasinya ketika ia berhasil menggenggam tangan pemuda itu dan pemuda itu juga menggenggam tangannya.
Kedua matanya tiba-tiba bersinar saat mendengar pemuda di depannya ini mendengus sembari tersenyum kembali padanya. Ia merasa yakin, siapapun wanita yang melihatnya, pasti akan langsung jatuh cinta padanya.
”Terima kasih, sudah membebaskan ku.” ucap pemuda dengan suara lembutnya hingga membuat Ling Qianyu seketika terdiam menatapnya.
”Tidak! Nona Ling! Pergi dari sana!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments