Sementara itu, di sebuah mobil sedan yang berjalan meninggalkan gedung, Tokio terdiam tanpa bisa bicara apa apa, dia menoleh melihat Yume adiknya yang terus menangis di sebelahnya,
“Kenapa...kenapa jadi begini, aku menyesal Asahi-kun, kembalilah padaku....hik..hik..hik.” Ujar Yume sambil menangis.
“Sudahlah, aku sendiri tidak bisa berbuat apa apa setelah mendengar dua pengumuman itu. Yang paling mengagetkan ternyata Asahi adalah pewaris yang hilang. Aku sama sekali tidak menyangkanya, untung saja dia tidak dendam sama kita.” Ujar Tokio.
“Hah, aniki dan papa sama saja kan ? biasanya panggil dia apa ? si buntung kan ? kenapa sekarang menyebut namanya hah ? bilang mau mempermalukan dia di depan ojousama, mana ? bicara doang.” Teriak Yume.
“Diam kamu, setelah kamu tahu dan di pertegas dengan hasil tes dna seperti itu, kamu mau mempermalukan dia seperti apa ? lagipula, aku melihat dia tidak buntung lagi walau memakai lengan prostetik.” Balas Tokio kencang.
“Aku tidak terima, sama sekali tidak terima, waktu bersamaku, dia miskin dan susah sekali cari kerja, kalau saja aku tahu dari dulu....aku benar beanr menyesal Asahi-kun hu hu hu.” Balas Yume menangis.
“Sama saja, kamu tidak akan menang melawan ojousama.” Balas Tokio.
“Ojousama....ojousama...apa bagusnya dia, aku jauh lebih cantik darinya, Asahi-kun di tipu olehnya, pasti...aku akan rebut balik Asahi-kun dari tangannya.” Teriak Yume.
“Jangan gila, kamu tahu apa yang terjadi kan kalau melawan mereka, papa saja sudah menyerah, aku sudah malas mengurusi hal seperti ini, kamu jangan menghancurkan apa yang papa dan aku perjuangkan selama ini, mataku jadi terbuka malam ini. Kamu hampir melakukan kesalahan fatal tadi, kalau kamu di tembak di tempat bagaimana ? gedung itu gedung milik mereka, dengan mudah mereka menghapus jejaknya, tidak ingat apa yang terjadi pada Ito hah.” Ujar Tokio memarahi Yume.
Yume terdiam setelah di marahi oleh Tokio yang wajahnya menjadi sangat merah dan melipat tangan di dada sambil melihat keluar jendela, tapi Yume rupanya belum puas,
“Hah payah, hanya besar bicara, payah, ojousama mu di rebut oleh suamiku, kamu malah diam saja.” Balas Yume.
“Huh terserah kamu mau bicara apa, kamu yang tidak bisa menjaga suami mu dan membiarkannya pergi kesana, semua rentetan kejadian ini salahmu tahu, rencanaku dan papa jadi berantakan semuanya.” Ujar Tokio.
“Kenapa malah menyalahkan aku, percuma aku bicara pada aniki. Ossan, berhenti, aku mau turun di sini.” Teriak Yume.
“Mau kemana kamu ? jangan aneh aneh, kita ke rumah papa, kita bicarakan di sana. Jangan macam macam lagi.” Teriak Tokio sambil memegang tangan Yume.
Pengemudi yang bingung akhirnya tetap tancap gas menuju ke rumah tuan besarnya. Begitu sampai di rumah Tomoya dan Kozue, Tokio menarik tangan Yume masuk ke dalam. Kozue yang membukakan pintu bingung melihat make up Yume luntur karena air matanya membasahi wajahnya. Mereka langsung berkumpul, duduk di meja makan, Tokio menceritakan semua yang terjadi terutama pengumuman yang menggetarkan semua orang.
Tomoya dan Kozue langsung kaget ketika mengetahui kalau Asahi adalah pewaris yang sebelumnya hilang di klan Jinguji. Wajah Tomoya langsung berubah, dia sadar perlakuan dirinya dan keluarganya terhadap Asahi dulu. Tokio kemudian bercerita soal insiden Yume yang menunjuk wajah Yuria di depan orang orangnya termasuk Asahi yang merupakan calon suaminya.
“Apa ? kamu berbuat senekat itu ? keterlaluan kamu....plak.” Tomoya langsung menampar Yume sampai jatuh.
“Papa, jangan begitu...” Teriak Kozue yang langsung membantu Yume.
“Ini gawat, belum lagi Asahi yang selama ini kita kecewakan di tambah dia menunjuk wajah ojousama....keluarga kita akan hancur, semua harta kita akan hilang.” Ujar Tomoya sambil duduk tertunduk dan mengusap kepalanya.
“Tenang papa, aku rasa Asahi tidak berniat membalas kita. Selama ini dia bodoh dan naif, semoga saja dia tetap begitu di sana.” Ujar Tokio berusaha menenangkan Tomoya.
“Kita harus berbuat sesuatu untuk menenangkan mereka. Tokio, besok kita akan ke rumah mereka dan meminta maaf langsung pada mereka.” Ujar Tomoya.
“Aku ikut, aku mau bertemu Asahi-kun.” Teriak Yume.
“Diam kamu anak bodoh, kamu benar benar menghancurkan keluarga kita, keluar kamu, aku tidak mau punya anak seperti mu.” Teriak Tomoya emosi.
“Kalian semua dari dulu menindas Asahi-kun kan ? terus menerus menyuruhku untuk bercerai dari dia kan ? asal papa, mama dan aniki tahu ya, aku bersama Asahi-kun karena pilihanku, kemauanku, kalian tahu apa ? kalau saja kalian tidak ikut campur setelah nenek meninggal, aku pasti masih bersama dia sekarang, semua salah kalian.” Teriak Yume.
“Kamu....kamu yang berselingkuh, lihat nasib selingkuhanmu, senpai mu itu, dia mati, keluarganya hancur, kamu yang membuat semua masalah ini....kamu yang...kamu....arghhh.” Tomoya memegang dadanya dan jatuh ke lantai.
“Papa...papa....bertahanlah...papa...Tokio, tolong.....” Teriak Kozue.
Tokio langsung mengambil smartphone nya dan menelpon ambulans. Yume tertegun melihat mama dan anikinya berusaha menolong papanya yang tergeletak, mereka mengangkatnya dan membaringkan nya di sofa. Tokio terus menelpon, sementara Yume malah tersenyum melihat kejadian di depannya,
“Ha...haha...hahahaha.....rasakan, terima akibatnya, semua salah kalian semua, hahahaha...kalian semua yang membuat Asahi-kun pergi, aku tidak bersalah, benar kan Asahi-kun, aku tidak bersalah hahahaha.” Yume tertawa kencang dengan air mata bercucuran.
“Bicara apa kamu Yumeeeee.....” Kozue menghampiri Yume yang sedang tertawa dan menamparnya.
Yume terjatuh terlungkup di lantai dengan wajah tersenyum walau dia memegang pipinya karena sakit. Ambulans pun tiba, petugas medis langsung membawa Tomoya masuk ke ambulans. Tokio mengajak Kozue dan Yume untuk masuk ke mobilnya menyusul ambulans yang pergi ke rumah sakit. Ketika tiba di rumah sakit, dokter langsung memeriksa Tomoya dan menggelengkan kepalanya di depan Tokio, Kozue dan Yume.
“Ti..tidak mungkin...papa....papa....” Teriak Tokio yang langsung maju menggoyangkan tubuh papanya yang sudah tidak bergerak lagi.
Kozue jatuh lemas dan di tangkap oleh perawat, dia di baringkan di tempat tidur yang berada di icu oleh para perawat. Sementara itu, Yume melihat adegan di depannya, dia berjalan perlahan menghampiri jasad papanya, ketika dia ingin memeluknya, Tokio tiba tiba mendorong Yume sampai terjatuh,
“Mau apa lagi kamu, masih belum puas juga, papa meninggal gara gara kamu...” Teriak Tokio.
Yume tidak menjawab, dia hanya menunduk dan menangis meringkuk di bawah berseder di dinding sambil memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya dengan air mata bercucuran.
*****
Keesokan siangnya, selagi Asahi dan Yuria berada di kantor yang berada di rumahnya setelah selesai berlatih menggunakan lengan dan kaki prostetik sambil mengurus pembukuan Mato.group yang sekarang di pegang oleh Asahi, “Dling.” Sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Yuria. Ketika membaca pesannya, wajah Yuria sedikit berubah, kemudian dia memperlihatkan pesannya kepada Asahi yang duduk di sebelahnya, Asahi kaget setelah membaca pesannya,
“Hah ? Ceo Higa.corp meninggal dunia ?” Tanya Asahi.
“Iya, dia meninggal semalam karena serangan jantung, bagaimana oniisan ? kita mau datang ?” Tanya Yuria.
Asahi melihat wajah Yuria yang berada di sebelahnya, kemudian dia melihat kembali ke meja sambil berpikir mengernyitkan dahinya, setelah itu,
“Tidak usah, kita kirim orang saja untuk berbela sungkawa.” Ujar Asahi.
“Aku juga berpikir lebih baik begitu.” Tambah Yuria.
Yuria langsung mengirimkan pesan kepada Todou yang lebih mengenal Higa.corp dan bekerjsama dengannya untuk datang berbela sungkawa ke rumah duka dan memberikan karangan bunga yang besar mewakili Jingu.group. Asahi sama sekali tidak memperdulikannya lagi karena hatinya sudah mati rasa terhadap keluarga mantan istrinya, dia terus bekerja tanpa merasa terganggu sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments