Setelah menempuh perjalanan satu jam keluar kota, mobil mulai masuk daerah perbukitan, akhirnya mereka sampai di sebuah bukit yang biasanya di kunjungi oleh pasangan karena di sana ada sebuah lonceng yang menurut kepercayaan kalau di bunyikan bersama akan membuat pasangan itu senantiasa langgeng selamanya. Asahi dan Yuria turun,
“Pengawal tidak perlu naik, biar aku dan oniisan saja yang naik.” Ujar Yuria kepada para pengawalnya.
“Baik ojousama.” Ujar para pengawal.
Asahi melihat tangga yang tinggi menjulang ke atas, dia sempat berpikir apa Yuria baik baik saja naik ke atas menggunakan kaki prostetik nya. Sebelum naik, Yuria sempat meneruskan pesan yang dia terima di mobil ke beberapa orang kepercayaannya. Dia langsung menerima banyak balasan, Asahi sempat melihat smartphone nya, Genma, Todou dan Kojiro membalas pesan yang di berikan Yuria.
Setelah itu, mereka mulai melangkah naik ke atas, Asahi sangat khawatir dan memegang tangan Yuria. Tapi ternyata pemikiran Asahi salah, Yuria kuat naik sampai ke atas, Asahi melihat sebuah taman di atas bukit yang sudah di pagari supaya aman dan sebuah menara lonceng yang berbentuk seperti gerbang berada di tengah bukit itu.
Yuria menarik lengan Asahi untuk ke pinggir melihat pemandangan kota di malam hari. Baru pertama kalinya Asahi melihat pemandangan kota yang sangat indah itu, lampu lampu dari bangunan dan gedung seakan akan menghiasi cakrawala dan nampak sangat indah. Tiba tiba Yuria berbalik dan menghadap Asahi, dia langsung berlutut di depan Asahi dengan satu kaki prostetiknya.
“Selamat datang kembali, Jinguji Asahi-sama.” Ujar Yuria sambil menunduk.
“Hah ?” Balas Asahi kaget.
Dia langsung buru buru meminta Yuria berdiri, setelah berdiri kembali Yuria langsung memeluk Asahi di depannya dan membuat Asahi bertambah bingung.
“Maaf, tapi bisa tolong ceritakan ada apa ini ? namaku Jinguji ? aku tidak mengerti sama sekali.” Ujar Asahi bingung.
“Sekarang aku akan jelaskan semuanya, silahkan di lihat.”
Yuria memberikan smartphone nya, ternyata pesan yang dia terima di mobil adalah hasil tes dna yang di percepat oleh dokter di klinik dan hasilnya adalah Asahi positif anak dari Jinguji Makoto dan Jinguji Kayako. Tentu saja ketika membacanya, Asahi langsung kaget bukan kepalang, dia sama sekali tidak pernah menyangka hal seperti ini terjadi di dalam kehidupan dirinya yang bukan siapa siapa.
Setelah itu, Yuria mengambil sesuatu di dalam tasnya, ketika di tarik keluar ternyata sebuah amplop tebal berisi surat surat yang sudah lusuh dan kusam. Yuria memberikan amplop itu kepada Asahi, dengan tangan gemetar dan wajah masih nampak sangat kaget, Asahi mengambil amplop itu dan melihat kertas di dalam nya.
Ternyata di dalam amplop itu adalah sebuah akte lahir dari 23 tahun yang lalu, beberapa surat tulisan tangan seseorang dan sebuah foto yang sudah menguning seorang pria yang sedang menggendong bayi yang baru lahir dan seorang wanita yang masih terbaring di tempat tidur di dalam kamar rumah sakit.
Asahi membalik fotonya dan tulisannya adalah kelahiran anak pertama pasangan Jinguji Makoto dan Jinguji Kayako bernama Jinguji Asahi.
“Apa maksudnya ini ?” Tanya Asahi.
“Baca dulu suratnya oniisan, kamu akan mengerti.” Jawab Yuria.
Asahi membaca surat tulisan tangan yang di tulis oleh kakeknya yang bernama Jinguji Matsuda. Sang kakek menulis surat itu khusus untuk cucunya kalau cucunya masih hidup dan dia menulisnya tepat sebelum meninggal. Isinya adalah,
“Aku mewariskan semua harta kekayaan, bisnis dan klan milik ku kepada cucuku Jinguji Asahi yang lahir pada tanggal XX Maret 2000. Kabarkan kesemua keluarga, jika dia kembali semua harus menuruti apa keinginan nya dan bagi yang menentang akan menjadi musuh klan Jinguji.”
Lembar lembar berikutnya adalah curahan isi sang kakek bagaimana kepedihan hatinya di tinggal oleh anak dan menantunya yang terbunuh tepat ketika cucu pertamanya lahir, di tambah cucunya tidak di ketahui keberadaannya dan bagaimana keadaannya. Sang kakek memerintahkan anak buahnya mencari pelaku pembunuhan dan mencari cucunya.
Pelaku pembunuhan akhirnya di ketahui 10 tahun kemudian, sang kakek menyuruh anak buahnya membasmi pelaku pembunuhan itu, kemudian anak buahnya membawa pulang seorang anak kecil berumur 7 tahun yang di temukan di pasung di ruang bawah tanah rumah kediaman keluarga cabang Jinguji yang merupakan pembunuh anak dan menantunya.
Setelah itu, di ketahui kalau sang pembunuh keluarganya itu bukanlah dalang nya, mereka hanyalah pion yang digunakan sekali pakai oleh dalangnya. Karena tidak memiliki penerus lagi, sang kakek memutuskan mengadopsi anak kecil itu sebagai cucunya. Kemudian karena kedua kakinya rusak karena di pasung sejak masih bayi, akhirnya sang kakek memutuskan mengamputasi kedua kaki anak itu.
Dia mendidik anak itu dengan keras dengan tujuan menjadi pasangan seumur hidup bagi cucunya yang asli jika cucunya masih hidup kemudian kembali ke keluarganya dan mengambil alih seluruh warisan yang di tinggalkan oleh nya. Asahi menoleh melihat Yuria yang duduk di sebelahnya dan sedang melihat wajahnya, kemudian dia meneruskan lagi membaca curahan isi hati kakeknya. Setelah selesai membaca semuanya, Asahi menoleh melihat Yuria,
“Jadi yang menculik ku dulu, ossan dan obasan ku ?” Tanya Asahi.
“Benar, Isamu-san sudah menyelidikinya.” Jawab Yuria.
“Detektif itu ya (berpikir) ossan dan obasan tidak mengganti nama depanku, tapi nama belakangku, hmmm.” Gumam Asahi.
“Benar oniisan, makanya ketika aku melihat wajah oniisan dan membaca nama oniisan, aku sudah yakin kalau oniisan adalah cucu dari jiisan sebab oniisan mirip dengan wajah ossan di foto yang ada di dalam kamarku, kamarku adalah kamar bekas jiisan sebelum dia meninggal, tapi aku harus memastikannya dulu, itulah sebabnya aku baru bisa mengatakannya sekarang setelah hasilnya sudah keluar.” Ujar Yuria.
“Jadi semua yang kamu perbuat terhadap Ito-senpai dan mertuaku tadi....”
“Semua demi oniisan, aku mau oniisan masuk ke dalam keluarga kita tanpa menyisakan dendam di luar.” Yuria memotong ucapan Asahi.
“Aku mengerti, kalau begitu, siapa dalang pembunuh ayah dan ibuku ?” Tanya Asahi.
“Sebelumnya aku beritahu dulu, ada tiga keluarga besar yakuza di negara ini yang di segani dan di takuti, salah satunya adalah Jinguji. Dalang pembunuhan ayah dan ibu oniisan adalah keluarga Yamabuki, salah satu keluarga terbesar dari tiga keluarga dan merupakan musuh berbuyutan keluarga Jinguji, sejauh ini itulah info yang ku terima.” Ujar Yuria.
“Begitu...berarti dalang pembunuhan itu belum di ketahui pasti siapa dalangnya.” Balas Asahi berpikir.
“Oniisan....ada yang ingin ku tanya kepadamu.” Ujar Yuria sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Asahi.
“Ada apa ?” Tanya Asahi sambil sedikit menjauh.
“Bagaimana menurut mu ?” Tanya Yuria.
“Jujur saja, aku masih tidak percaya kalau aku adalah cucu yang hilang di keluarga Jinguji, saat ini aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar kabar ini, aku tahu ini kenyataan, aku butuh waktu untuk menerima semua ini.” Ujar Asahi menunduk dan mengepalkan tangannya.
“Bukan itu, yang aku tanya, bagaimana menurutmu, tentang aku ?” Tanya Yuria.
“Eh..huh....” Asahi kaget mendengar pertanyaan Yuria, dia membaca sekali lagi suratnya dan tertulis jelas di sana kalau Yuria di persiapkan sebagai pasangan untuk Asahi di masa depan. Asahi menoleh melihat Yuria yang sedang menatapnya dengan matanya yang bulat dan penuh harap.
“Um, kamu cantik.” Ujar Asahi.
“Bukan itu...” Balas Yuria semakin maju.
“Yuria, aku masih bingung dengan semua masalah waris ini, tapi ada satu hal yang aku mengerti, kamu sudah bekerja keras, kamu sudah membantuku menyelesaikan hubungan ku dengan Yume dan juga membalas orang yang menyakiti ku, untuk itu aku menjawabnya, aku menerimamu sebagai pasangan ku tapi bukan karena kemauan jiisan, mungkin saat ini aku belum memiliki perasaan apa apa kepadamu, tapi aku akan berusaha menjadi pasangan yang baik untuk mu dan mencintaimu apa adanya, apa kamu tidak masalah bersama ku yang seperti ini ?” Tanya Asahi sambil mendorong Yuria sedikit mundur.
Tanpa menjawab, Yuria langsung melompat memeluk Asahi, kemudian mereka berpelukan di lantai dan di depan lonceng besar. “Teng...teng.” Lonceng berbunyi, keduanya menoleh dan melihat lonceng yang bergerak sendiri. Asahi dan Yuria saling berpandangan dan menempelkan kening mereka sambil tersenyum lebar.
"Tidak ada masalah sedikit pun, aku pun masih belajar mencintaimu, tapi aku beritahu kamu, aku pribadi sudah mengenalmu sejak lama oniisan." Ujar Yuria.
"Huh ?" Asahi menjadi semakin bingung mendengar ucapan Yuria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments