Keesokan harinya, jam 7 pagi, Asahi berdandan rapi di kamar mandi bersama yang berada di hotel kapsul, dia mengenakan jas dengan dasi di tolong oleh petugas hotel. Rambutnya terlihat klimis, wajahnya terlihat penuh percaya diri. Asahi berjalan ke halte bis untuk menuju tempat kerjanya yang baru. Setelah di dalam bis, Asahi duduk di barisan paling belakang.
Tiba tiba, “Dling.” Sebuah pesan masuk, dia merogoh sakunya dan meletakkan smartphone nya di paha. Dia membuka pesannya, ternyata yang masuk adalah sebuah pesan suara dan sebuah pesan tertulis di bawahnya,
“Begitu sampai lokasi, putar pesan suaranya.”
Hanya itu isi pesan tertulisnya, walau hatinya senang, dia mulai sedikit curiga dengan isi pesan singkat yang misterius itu. Namun karena pikirannya terisi nilai gaji yang akan dia dapat dan bisa mengantarnya kepada kesuksesan, membuat Asahi mengabaikan suara hatinya yang hanya berbunyi sekali kali saja.
Setelah sampai, dia turun dari bis. Asahi sedikit heran karena di depannya bukanlah perkantoran melainkan perumahan dan lokasinya sedikit di luar kota, dia menelusuri jalan di depannya mengikuti titik kordinat yang ada di peta. Setelah dia berhenti persis di titik, Asahi menoleh dan matanya langsung membulat, dia memastikan sekali lagi titiknya dan alamatnya.
“Benar nih di sini, ga salah nih ?” Tanya nya.
Di depannya adalah sebuah pemakaman yang nampak seperti pemakaman keluarga besar. Asahi berusaha menghubungi telepon yang kemarin menelponnya tapi nomor tersebut ternyata tidak terdaftar. Hatinya mulai bertanya tanya, pikirannya mulai kembali ke jalurnya, walau gaji yang di tawarkan sangat menggiurkan dan bisa menjadi tiket untuk menunjukkan dirinya kepada Yume dan keluarganya, namun kalau pekerjaan nya tidak jelas seperti ini, dia lebih baik menolaknya.
Ketika dia mau berbalik, tiba tiba smartphone nya berbunyi, dia langsung mengangkatnya,
“Halo.”
“Silahkan anda putar pesan suaranya....tuut...tuut...tuut.”
“Hah...apa ini maksudnya, aku malah jadi takut kalau seperti ini.” Pikir Asahi sambil melihat smartphone nya.
Tapi rasa penasaran nya akhirnya mengalahkan pikiran warasnya, dia membuka pesan suaranya dan mendengarkan nya, terdengar suara seorang wanita, Asahi mendekatkan lagi telinganya untuk mendengarnya dengan jelas.
“Masuk ke dalam pemakaman, berjalan lurus tanpa belok, ambil koper di balik nisan ke empat.” Begitulah isi pesan itu.
“Aduh, apa ini, jangan jangan aku di jebak lagi.” Isi pikiran Asahi ketika mendengar pesannya.
Asahi malah menjadi semakin penasaran dan rasa takutnya langsung kalah, dia melangkah masuk ke dalam pemakaman, dia mengikuti arahan untuk berjalan lurus dan berhenti di makam ke empat, kemudian dia melongok ke belakang nisan dan ternyata benar ada koper disana. “Dling.” Sebuah pesan lagi masuk ke dalam smartphone nya. Dia langsung membukanya dan ternyata masuk sebuah pesan suara lagi,
“Ambil kopernya dan ganti pakaian anda.” Isi pesannya.
Dengan sedikit rasa takut, Asahi mengambil kopernya, dia meletakkan koper di atas nisan dan membukanya,
“Huh ?”
Di dalam koper itu ada satu setel jas bagian atas, Asahi mengambil pakaiannya, tapi setelah itu, matanya membulat karena di bawah pakaian itu ada beberapa kantung plastik berisi bubuk putih dan sebuah pistol.
“Hah apa ini.....” Teriak Asahi di batinnya.
Belum sempat dia bertindak, tiba tiba pemakaman itu langsung di kepung oleh polisi yang mengacungkan pistol ke arah dirinya.
“Jangan bergerak, angkat tangan dan diam di tempat.” Teriak seorang polisi.
Asahi yang pasrah mengangkat sebelah lengannya, wajahnya mendadak pucat, dia langsung menyesal karena datang ke tempat itu. Seorang detektif paruh baya yang memakai long coat berwarna hitam maju menghampiri Asahi, dia memeriksa isi koper yang berada di atas batu nisan kemudian mengambil sebuah kantung plastik berisi bubuk putih.
“Sesuai laporan, transaksi nya akan di lakukan di pemakaman ini, tangkap dia.” Ujar detektif itu kepada seorang polisi.
“Tu..tunggu, aku tidak tahu apa apa, aku di sini untuk bekerja, aku tidak mengerti.” Teriak Asahi membela diri.
“Silahkan sampaikan pembelaan anda di kantor, anda di tangkap karena menjual narkoba. Bawa dia.” Ujar sang detektif.
“Aku tidak bersalah, aku tidak tahu apa apa, aku hanya mau bekerja.” Teriak Asahi.
Para polisi tidak mendengarkan teriakan Asahi, mereka memborgol lengan Asahi yang hanya sebelah dan membawanya ke dalam mobil. Selain itu, mereka juga menyita smartphone nya dan identitasnya. Karena percuma membela diri sebab dia tertangkap tangan di lokasi yang katanya akan di laksanakan transaksi narkoba, akhirnya dia pasrah,
“Aku memang bodoh, kenapa aku tidak berpaling saja tadi, tapi biarlah, toh aku juga sebenarnya sudah tidak ada harapan hidup.” Ujar nya dalam hati.
Air mata Asahi mulai membasahi wajahnya, dia merasa bodoh sekali bisa masuk ke dalam perangkap seperti ini. Bukannya membaik, dia malah terjerumus ke suatu hal yang tidak pernah dia bayangkan sama sekali. Tapi hal tidak terduga pun terjadi, Asahi bingung karena dirinya di bawa semakin jauh dari kota.
“Pak, kita mau kemana ?” Tanya Asahi.
“Diam, jangan banyak tanya.” Jawab sang detektif.
Asahi pun diam kembali, dia hanya menoleh melihat kemana dirinya akan di bawa pergi oleh orang orang yang tidak dikenalnya dan mengaku sebagai polisi. Tak lama kemudian, mobil yang di tumpangi Asahi berbelok masuk ke dalam sebuah komplek perumahan yang besar dan masih dalam tahap pembangunan yang sepertinya terbengkalai.
Melihat lokasi tempat dia di bawa, Asahi sudah pasrah, mungkin dia akan di habisi di tempat itu pikirnya. Mobil terus berjalan melewati komplek sampai pada akhirnya sampai di sebuah rumah kuno tradisional yang di pagari oleh bambu dan dinding yang tinggi. Mobil berhenti di depan gerbang, pintu gerbang terbuka sendiri dan mobil kemudian masuk ke dalam.
Setelah berhenti di depan pintu utama, detektif itu menyuruh Asahi turun dari mobil, tentu saja Asahi terpaksa menurutinya karena tidak ada pilihan lain. Dua orang pelayan paruh baya berpakaian kimono menyambut sang detektif dan Asahi, mereka mengantar keduanya ke dalam. Asahi dapat melihat bagian dalam rumah yang terlihat bersih dan rapi dengan lantai kayu. Kedua pelayan itu membawakan dua pasang selop untuk di dalam rumah.
Sang detektif melepas sepatunya dan memakai selopnya, seorang pelayan buru buru mengambil sepatunya. Kemudian sang detektif membuka long coat yang di pakai nya, kemudian dia memberikannya pada seorang pelayan.
“Ayo masuk.” Ajak sang detektif kepada Asahi.
“I..iya, kita dimana pak ?” Tanya Asahi.
“Sudah kubilang jangan banyak tanya.” Jawab sang detektif dengan nada tinggi.
“Ma..maaf.” Jawab Asahi takut.
Dia langsung membuka sepatunya dan memakai selopnya, kemudian berjalan masuk bersama sang detektif yang menarik rantai borgolnya. Mereka berjalan masuk memutari rumah yang sangat luas itu sampai akhirnya sampai di sebuah kamar berdaun pintu dua.
Sang detektif mendorong pintunya dan mengajak Asahi masuk ke dalam, Asahi melihat dirinya berada di sebuah ruang kerja yang penuh dengan rak buku, sebuah sofa dan sebuah meja kerja di ujung ruangan. Ada seseorang yang sedang duduk di balik meja kerja sambil membelakangi pintu dan melihat lukisan besar di depannya.
“Dia sudah datang ojousama.” Ujar sang detektif.
“Ah...bagus, gimana ? lulus ?” Tanya seorang gadis.
“Lulus, dia mengikuti arahan kita dan tidak berkata macam macam ketika di tangkap.” Jawab sang detektif.
“Bagus.”
Tiba tiba kursi berbalik, Asahi melihat seorang gadis cantik yang usianya mungkin di bawah dirinya sedang duduk sambil menopang dagunya di atas meja kerja. Wajah gadis itu sangat menawan, rambutnya yang hitam dan lurus jatuh kebawah terlihat halus berkilau, namun Asahi bergidik melihat tatapan tajam gadis itu kepada dirinya. Tiba tiba gadis itu tersenyum sinis,
“Asahi-oniisan, usia 23 tahun, lahir tanggal 27 April, benar kan ? selamat datang di klan Jinguji, mulai hari ini kamu akan bekerja sebagai asisten ku.” Ujarnya.
“Huh.” Lutut Asahi langsung gemetar, alasannya dia tahu kalau klan Jinguji itu adalah keluarga yakuza tertua dan terbesar yang di segani menguasai dunia bawah bahkan kepolisian saja takut mendengar nama nya. Asahi juga mendengar desas desus kalau berurusan atau bekerja dengan klan Jinguji, harus bersiap siap merelakan kehidupannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments