Sore harinya, seorang pelayan mengetuk kamar Asahi. Mendengar kamarnya di ketuk, Asahi langsung lompat dari tempat tidurnya dan tergopoh gopoh membukakan pintu,
“Maaf tuan, anda di panggil ojousama.” Ujar seorang pelayan berkimono di balik pintu.
“Ba..baik. aku ganti pakaian dulu.” Ujar Asahi menjawab.
Dia bergegas berganti pakaian kemudian keluar, sang pelayan mengantarnya ke ruang kerja Yuria. Di dalam terlihat Yuria sudah berpakaian rapi duduk di meja kerjanya,
“Sini oniisan, berdiri di sebelah kursiku.” Ujar Yuria memanggil Asahi.
“Baik.” Balas Asahi menurut.
Dia langsung berdiri di sebelah Yuria menghadap pintu, langsung saja Yuria mengangguk kepada pelayan yang membungkuk membalasnya. Kemudian pelayan keluar dari ruangan. Tak lama kemudian, pelayan kembali bersama tiga orang tamu berserta pengawalnya. Pertama seorang pria paruh baya yang berwajah seram dengan codet di wajahnya dan memakai jas garis seperti zebra, bersama dua pengawalnya yang bertubuh besar dan memakai kacamata hitam.
Kedua seorang kakek tua yang memakai pakaian ala samurai jaman dulu, berkepala botak, berjanggut panjang dan membawa tongkat, pengawalnya hanya seorang wanita yang terlihat galak. Ketiga seorang pemuda sekitar 30 tahunan yang berwajah lumayan tampan, rambut necis dan merokok cerutu, dia di kawal oleh tiga orang pengawal pria yang terlihat kekar walau kurus. “Glek.” Asahi menelan salivanya melihat ketiga tamu yang datang.
Aura mereka bertiga benar benar terasa oleh Asahi, salah sedikit saja nyawa bisa melayang, itulah yang di rasakan oleh Asahi.
“Baiklah, kita mulai.” Ujar Yuria.
“Tunggu.” Ujar pria tua yang duduk sambil menopang tongkat.
“Ada apa Genma-jiisan (kakek) ?” Tanya Yuria.
“Siapa dia ?” Tanya Genma sambil menaikkan tongkatnya menunjuk ke arah Asahi.
“Ahh benar, aku juga dari tadi penasaran.” Tambah pria paruh baya berwajah seram yang duduk sambil melipat kaki nya.
“Dia asisten pribadi ku, tentunya anda semua mengerti maksud saya.” Ujar Yuria tegas.
Tidak ada yang menjawab pernyataan Yuria, semuanya mengerti walau wajah mereka masam. Hanya Asahi yang tidak mengerti apa maksud dari perkataan Yuria, tapi dia terlalu takut untuk bertanya dan akhirnya diam saja.
“Namanya Asahi, aku baru menerimanya kemarin menjadi asisten pribadiku dan hari ini dia baru mulai bekerja.” Ujar Yuria.
“Ok ok ojousama, tidak usah di jelaskan. Tapi tolong tenangkan dia, sepertinya dia ketakutan melihat Genma-jiisan dan Todou-ossan (paman).” Balas pemuda berusia 30 tahun sambil mengangkat kedua tangannya.
“Hah, jangan sembarangan bicara, anak bau kencur.” Ujar Todou.
“Mereka semua adalah pimpinan keluarga cabang Jinguji, kamu mengerti Asahi-oniisan ?” Tanya Yuria sambil menoleh melihat Asahi dengan mata tajam nya dan wajah seriusnya.
“Me..mengerti, Yuria-san.” Jawab Asahi.
“Oi oi oi, hebat betul kamu langsung menggunakan nama ojousama di depan kita kita betul tidak, berapa harga nyawa kamu ?” Tanya pemuda itu sambil menunjuk Asahi dengan cerutunya.
“Tolong jaga sikap Kojiro-san, jangan membuatku marah.” Jawab Yuria yang langsung menatap Kojiro.
“Whoah sorry sorry ojousama, jangan marah.” Ujar Kojiro mengangkat tangannya sambil tersenyum bengis.
Akhirnya rapat di mulai, mereka membahas bisnis, anggota mereka dan hubungan baik dengan perusahan besar dimana mereka menanam modal di sana. Selain itu, mereka juga membahas proyek pemerintah yang sedang di kerjakan oleh perusahaan yang di kelola keluarga Jinguji.
Asahi kagum melihat Yuria yang bisa mengendalikan rapat dan membahas seluruhnya dengan tepat walau jika di lihat dari umur dia adalah yang paling muda di antara semua yang hadir. Bisnis yang mereka bahas dan bicarakan, semuanya legal dan taat pajak sehingga sedikit merubah pandangan Asahi terhadap klan Jinguji. Selain itu, terlihat juga ketiga orang yang menurut Asahi mengerikan itu, tunduk kepada Yuria dan menghormatinya.
“Hebat.” Gumam Asahi di batin nya sambil melirik Yuria.
Setelah selesai membahas urusan bisnis, barulah Yuria bertanya mengenai kendala dan nasib para penghalang mereka. Baik Gemna, Todou dan Kojiro mengatakan para penghalang mereka sudah menjadi makanan ikan di laut atau menjadi pupuk di hutan, tapi yang membuat Asahi bergidik adalah mereka mengatakannya seakan akan hal seperti itu tidak ada artinya sama sekali dan biasa saja.
Asahi langsung sadar kalau semua orang yang ada di depannya, termasuk Yuria hidup di dunia yang berbeda dengan dirinya. Terutama Kojiro yang berwajah tampan, setiap habis bercerita, dia selalu melirik Asahi dengan tajam dan membuat Asahi gemetar.
“Masih lama ga ya ?” Tanya nya dalam hati sambil berusaha melihat ke arah lain kalau Kojiro meliriknya.
Tiba tiba, seorang pelayan masuk ke dalam ruangan bersama dengan detektif yang membawa Asahi datang kesana. Ketiga pria itu langsung berdiri bersalaman dengan sang detektif, membuat Asahi bertanya tanya siapa detektif itu sebenarnya. Sang detektif menghampiri Yuria dan membisikinya sesuatu. Wajah Yuria yang awalnya biasa saja, sekarang tersenyum setelah di bisiki oleh sang detektif.
Yuria melirik melihat Asahi yang tidak mengerti apa maksud dari lirikannya, sang detektif kembali pergi melangkah keluar dari ruangan.
“Isamu-kun menyampaikan apa Yuria-ojousama ?” Tanya Genma.
“Tidak apa apa, aku memang meminta dia menyelediki sesuatu dan dia memberikan jawaban yang memuaskan.” Jawab Yuria tegas.
“Baiklah, kalau ada yang mau di kerjakan atau di urus katakan saja padaku.” Ujar Genma.
“Terima kasih jiisan, tapi saat ini belum perlu.” Balas Yuria tegas.
“Kerjakan ? urus ? bunuh orang ?” Tanya Asahi dalam hati.
Setelah itu, rapat di lanjutkan, Asahi hanya diam saja tidak bergerak bagaikan patung yang berdiri di sebelah Yuria.
“Oniisan, tolong beritahu pelayan di luar supaya membawa minuman tambahan untuk semuanya dan snack. Sekarang.” Ujar Yuria sambil melirik Asahi.
“Ba..baik, Yuria-san.” Ujar Asahi.
Langsung saja Asahi cepat cepat keluar dari ruangan bersama dengan tatapan Genma, Todou dan Kojiro. Setelah Asahi keluar, Kojiro mengangguk kepada salah satu pengawalnya. Sang pengawal langsung menutup pintunya dan berdiri di depan pintu mencegah siapapun masuk. Wajah Yuria, Genma, Todou dan Kojiro langsung berubah menjadi sangat serius dan tegang.
“Maaf ojousama, asistenmu itu, mirip sekali dengan...” Ujar Todou.
“Jangan katakan. Dugaan ossan benar dan sama sekali tidak salah.” Balas Yuria tegas.
“Hmm, sekarang aku jadi mengerti kenapa ojousama mengangkat dia jadi asisten pribadi. Selama ini dia hidup di dunia yang berbeda dengan kita.” Gumam Genma yang sepertinya sudah tahu siapa Asahi.
“Hebat, setelah menghilang lama akhirnya kembali, kalau begini, klan kita akan bangkit lagi.” Ujar Kojiro.
“Benar, tapi belum sekarang, masih ada beberapa hal yang harus di bereskan dulu.” Ujar Yuria.
“Selamat ojouchan, akhirnya anda menemukan nya, kelangsungan klan kita di jamin aman.” Ujar Todou dengan senyum yang lebar.
“Ya, tapi aku tidak bisa memaksanya, untuk itu, aku minta bantuan kepada jiisan, ossan dan Kojiro-san untuk memperlihatkan cara kerja kita kepadanya. Dari sekian banyak keluarga cabang yang tersebar di negara ini, hanya kalian bertiga yang bisa aku percaya.” Ujar Yuria.
“Serahkan padaku, biar aku yang mengurus bocchan (tuan muda).” Balas Kojiro sambil berdiri.
“Cklik.” Langsung terdengar bunyi pelatuk pistol di tarik, Genma, Todou dan Yuria menodongkan pistol kepada Kojiro yang langsung mengangkat tangannya mencegah pengawalnya bertindak. Suasana menjadi tegang,
“Sudah kubilang jangan di sebut kan ?” Tanya Yuria tegas.
“Maaf ojousama, sudah turunkan senjata kalian, aku mengaku salah.” Jawab Kojiro.
“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai cabang dan klan lain tahu soal ini sampai waktunya tiba, apalagi mereka yang mengincar posisi kita dan yang membuat dia menjadi seperti sekarang. Tolong pahami itu.” Ujar Yuria.
“Baik ojousama.” Ujar Genma, Todou dan Kojiro.
Ketiganya menurunkan pistol mereka, ketegangan pun sirna dan suasana kembali tenang. Mereka meneruskan pembicaraan mereka, sementara itu Asahi yang sudah kembali berdiri di depan pintu yang tertutup rapat dan membelakanginya, wajahnya menjadi pucat.
“Bocchan ? maksudnya apa ? memang siapa sebenarnya diriku ?” Tanyanya bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments