Sementara itu, di rumah keluarga besar Higashira, Tomoya pulang dalam keadaan lemas, Kozue langsung menyambutnya,
“Mana Yume ?” Tanya Tomoya.
“Dia ada di apartemen nya.” Jawab Kozue.
“Panggil dia kesini, sekalian juga panggil Tokio.” Ujar Tomoya.
“Iya, duduk dulu, ada apa ?” Tanya Kozue.
“Nanti aku ceritakan sekalian...” Jawab Tomoya.
Kozue langsung mengambil smartphonenya dan menelpon Tokio, dia meminta Tokio untuk menjemput Yume di apartemennya, setelah itu dia mengambilkan minum untuk Tomoya yang baru saja sampai dan masih berwajah pucat. 30 menit kemudian, Tokio datang bersama dengan Yume ke rumah, Tomoya langsung mengajak Kozue, Tokio dan Yume ke ruang kerjanya, setelah di dalam,
“Hari ini sesuai janji, aku bertemu dengan ojousama, si bun...ah maksudku Asahi-kun ada di sebelahnya dan duduk di sebelahnya. Aku sudah menandatangani surat perceraian Yume dan Asahi-kun, sekarang kalian sudah resmi bercerai.” Ujar Tomoya kepada Yume.
“Bukan itu masalah nya kan pa, aku sudah tahu sejak semalam soal itu, lalu di mana Ito-senpai ?” Tanya Yume.
Tomoya tertunduk diam, dia menarik nafas panjang panjang, kemudian dia menatap Yume.
“Senpai mu sudah tidak di dunia ini lagi, aku melihat sendiri jarinya ada di nampan perak dan foto mayatnya.” Ujar Tomoya.
Mendengar itu, Kozue dan Tokio menjadi kaget, sedangkan Yume langsung goyah seakan akan mau pingsan. Tokio menangkap tubuh Yume yang limbung dan mendudukkan nya di sofa. Tomoya kemudian menceritakan semua yang dia alami dari awal sampai akhir, dia juga menceritakan nasib keluarga Masashi yang saati ini sedang berada di atas angin berkat grup restorannya.
“Berarti si buntung itu berhasil menghasut ojousama ya, keterlaluan.” Ujar Tokio.
“Tidak, aku melihat jelas ekspresi wajah Asahi-kun, dia ketakutan berada di sebelah ojousama, itu artinya dia tidak mengerti sama sekali, aku yakin itu, aku rasa dia sendiri tidak tahu mengenai apa yang di perbuat ojousama.” Ujar Tomoya.
“Kenapa papa panggil dia Asahi-kun ? biasanya si buntung ?” Tanya Tokio heran.
“Tadi, ketika aku singgung mengenai Yume yang sedang hamil anak dari Ito, Asahi-kun berdiri dan marah, ojousama langsung menyuruh aku mengatasi nya dan kalau perlu dia turun tangan langsung untuk menggugurkan kandungan di perut Yume. Untuk sekarang, kita jangan dulu berurusan dengan mereka. Kita sudah jadi sorotan mereka, apa yang ojousama perlihatkan pada ku tadi, maksudnya adalah sebagai peringatan, kalau berani menyakiti Asahi-kun maka akan menanggung resikonya.” Ujar Tomoya pucat.
“Sampai sejauh itu ojousama bertindak bagi si buntung, aku sama sekali tidak terima, aku sudah lama mengirimkan lamaran untuk mempersunting ojousama, jelas aku lebih baik dari si buntung kurang ajar itu.” Ujar Tokio geram.
“Tokio, kalau kamu masih seperti ini, aku tidak akan segan mencoret mu sebagai ahli waris, ini bukan main main, Asahi-kun sudah tidak ada hubungan nya lagi dengan kita, jangan sampai hanya gara gara masalah ini, keluarga yang sudah kita bangun dengan susah payah ini hancur berantakan. Paham kamu Tokio.” Ujar Tomoya geram.
“Hah mencoretku dari waris ? gara gara takut pada si buntung itu ? aku akan cari dia sekarang dan beri dia pelajaran, jangan main main dengan ku.” Teriak Tokio sambil berdiri.
“Tokio, jaga bicaramu...” Teriak Tomoya yang juga berdiri.
“Sudah sudah, tolong jangan berkelahi di sini, Tokio tolong tenang dulu, dengarkan kata papamu.” Ujar Kozue berusaha melerai.
“Hah, mama selalu bilang dengar papa, lihat ma, Yume sekarang jadi korban, si buntung itu seenaknya meninggalkan Yume dan pergi ke sisi ojousama, dia pikir dia siapa, jangan cegah aku untuk membuat perhitungan dengannya.” Teriak Tokio lagi sambil menujuk Yume yang terus menangis.
“Tenang Tokio, jangan menambah masalah lagi, atau kamu papa benar benar menyoretmu dari ahli waris seperti yang di lakukan oleh Masashi Daichi tadi di depan papa, bukan cuma itu, bahkan sekarang pimpinan Muto.group di pindah ke tangan Asahi-kun, kamu mau bernasib sama seperti Ito hah ? dengan senang hati aku mencoretmu sekarang juga.” Tomoya berteriak.
“Anaknya memang bermasalah, sama aku saja dia pernah bermasalah, wajar kalau dia mati mengenaskan, tapi kita lain, aku akan buktikan, ojousama akan takluk kepadaku, lihat saja nanti, aku kecewa dengan papa yang jadi pengecut seperti ini, aku pergi.” Teriak Tokio sambil berbalik dan berjalan menuju pintu.
“Tokio...” Teriak Tomoya.
“Brak.” Tokio sudah keluar dan membanting pintunya. Tomoya duduk dan memegang keningnya, Kozue hanya bisa diam dan memegang pundak Tomoya.
“Papa, aku minta maaf, semua ini karena salahku, aku menyesal, aku akan menemui Asahi-kun dan bicara baik baik dengannya, aku harap dia masih mau bersama ku dan membesarkan bayi ini bersama sama, aku akan minta maaf padanya, aku mengaku salah, kalau perlu aku rela menyembahnya.” Ujar Yume sambil berlutut di hadapan Tomoya.
“Sudah terlambat, kamu pikir ojousama mengijinkan kamu bertemu lagi dengan Asahi-kun ? tidak usah berpikir macam macam, sekarang kalau kamu memang tidak mau mengurus bayi di dalam kandunganmu, kamu gugurkan saja, aku bantu biayai, dosa kita tanggung bersama.” Ujar Tomoya.
“Papa, bicara apa kamu.” Tegur Kozue.
“Papa, maafkan Yume....maafkan Yume.” Ujar Yume sambil menyembah dan menangis tersedu sedu.
“Sekarang berharap saja aniki mu tidak berbuat macam macam, besok aku akan ke pengacara untuk mengurus pencoretan hak waris Tokio. Jangan sampai anak itu merusak segalanya, dasar anak tidak berguna.” Ujar Tomoya.
“Hah, kamu gila ? mana boleh begitu, sudah, biar mama yang bicara sama Tokio, kamu jangan bertindak apa apa dulu saat ini, tenang dulu dan turunkan emosi mu sekarang, aku pergi menyusul Tokio.” Balas Kozue.
Kozue langsung berlari kecil keluar dari ruangan dan kembali menutup pintunya. Tomoya menutup wajahnya dengan tangan sambil duduk di kursinya, sedangkan Yume masih menyembah sambil menangis tersedu sedu, dia melihat smartphone nya, ternyata background layar nya adalah foto dirinya bersama Asahi yang masih bersama dan terlihat bahagia.
Yume berdiri kembali dan berjalan gontai keluar dari ruangan, dia terus memandangi layar smartphone nya, dia membuka kunci layar smartphone nya dan membuka aplikasi pesannya, dia melihat nama Asahi dan menekannya, kemudian dia membaca baca pesan Asahi sambil bercucuran air mata.
*****
Malam itu, setelah kembali ke rumah, Asahi mengantar Yuria ke kamarnya, kemudian dia masuk ke kamarnya sendiri dan berbaring di tempat tidurnya, dia merenung melihat langit langit,
“Banyak yang terjadi hari ini, aku ternyata ahli waris keluarga ini ? yakuza ? aku sama sekali tidak terpikir hal ini bisa terjadi.” Ujar Asahi.
Dia melihat smartphone nya dan melihat layarnya yang masih memasang foto dirinya bersama dengan Yume ketika mereka masih bersama. Dia mengganti backgroundnya dengan gambar lain. “Dling.” Selesai dia mengganti gambarnya, sebuah pesan masuk. Dia membuka pesannya,
“Asahi-kun, maafkan aku, aku mengaku salah, ku mohon pulanglah, aku tidak bisa hidup tanpamu.”
Ternyata pesan itu berasal dari Yume, Asahi mengernyitkan dahinya, dia duduk dan tangannya otomatis ingin mengetik balasannya, tapi sebelum sempat refleknya berjalan, di pikirannya terlintas sesuatu,
“Ah benar juga, aku sudah bercerai dengan Yume, kata katanya waktu dia sedang bersama Ito-senpai di apartemen tidak bisa aku lupakan dan sangat menyakitiku, lagipula bukankah dia sedang hamil anak dari Ito-senpai ? Aku sekarang bersama Yuria di sini dan aku sudah berjanji pada Yuria akan bersama nya selalu seperti dia juga berjanji hal yang sama padaku. Maaf Yume, aku tidak akan kembali padamu.” Ujar Asahi dalam hati sambil tersenyum.
Dia menutup pesannya dan mematikan smartphonenya, kemudian dia mencabut kartu providernya dan mematahkan kartunya. Asahi kembali berbaring dan memandang langit langit dengan wajah tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments