Keesokan harinya, persiapan final untuk pesta peresmian perusahaan, Asahi dan Yuria kembali mengadakan pertemuan dengan Genma, Todou dan Kojiro di dalam ruang kerja Yuria yang berada di rumah. Asahi mengemukakan rencananya pada ketiganya, di luar dugaan, wajah ketiganya langsung berubah,
“Wahahahahaha luar biasa, luar biasa. Bocchama, serahkan saja pada Todou anak buahmu ini, aku akan memeriahkan pesta besok malam.” Ujar Todou sambil berdiri menunduk.
“Hahahaha, ini yang ku tunggu tunggu, besok akan ada kejutan menarik untuk para undangan dan para keluarga cabang, luar biasa bocchama. Aku Kojiro mendukung penuh rencana mu ini.” Ujar Kojiro.
“Hmmm, aku senang sekali mendengarnya, kata kata anda sangat mirip dengan kata kata jiisan anda, sangat berkarisma, aku akan sangat menantikan acara besok.” Ujar Genma.
“Maaf sebelumnya, aku melakukan ini karena emosi, tapi cepat atau lambat, aku harus kembali, kebetulan sekarang ada momen yang bagus, sekalian saja kita lakukan. Atas bantuannya, aku ucapkan terima kasih.” Ujar Asahi yang berdiri sambil menunduk di hadapan Genma, Todou dan Kojiro.
“Jangan menunduk bocchama, sudah tugas kita menuruti apa kemauan pimpinan, besok semuanya akan menjadi resmi.” Ujar Todou.
“Aku sudah mengatur sejak kemarin ojousama memberitahu ku, jadi besok kita hanya tinggal pelaksanaan nya saja.” Ujar Kojiro.
“Serahkan untuk masalah pengamanan pesta besok kepadaku, seluruh anak buah ku sudah siap bergerak.” Tambah Genma sambil mengetukkan tongkatnya ke tanah.
“Sekarang kita bahas agenda susunan acara untuk besok.” Ujar Yuria.
Mereka langsung membahas rundown acara untuk pesta besok malam di sebuah gedung mewah milik klan Jinguji di pusat perkatoran yang berada di tengah kota. Asahi mendengarkan pembahasan mereka, dia meletakkan kedua tangannya untuk menopang dagu di atas meja sambil mendengarkan jalannya rapat dengan serius, tapi terutama, dia benar benar mempelajari bagaimana cara Yuria memimpin rapat dengan wibawa yang bisa mengendalikan suasana rapat.
Selain itu, ketika dia melihat Yuria yang berdiri menggunakan kaki prostetiknya, membuat dirinya berjanji di dalam hatinya akan melindungi Yuria selama dia mendampinginya, bagaimanapun caranya walau dia sendiri tahu kalau Yuria jelas lebih perkasa di banding dengan dirinya yang baru saja terjun ke dunia mereka. Selesai rapat, setelah Genma, Todou dan Kojiro meninggalkan ruangan, Asahi mulai mempelajari bisnis bisnis apa saja yang di pegang oleh klan Jinguji.
Mulai dari bisnis bisnis yang berada di permukaan dan legal, sampai bisnis bisnis yang berada di bawah tangan tanpa adanya perjanjian legal namun kuat. Setelah itu, dia juga mulai mempelajari rekan rekan bisnis klan Jinguji dan keluarga keluarga cabang yang tersebar di seluruh negara. Setelah menggali cukup dalam, ternyata memang banyak tawaran tawaran kerja sama yang di diamkan saja oleh Yuria, banyak juga perusahaan perusahaan rekanan bisnis yang memiliki hutang kepada klan Jinguji.
Selain itu, pernah terjadi perang di dalam tubuh Jinguji ketika memperebutkan posisi pimpinan tepat setelah jiisan meninggal dan sebelum Yuria di angkat menjadi pimpinan yang baru. Bahkan sampai sekarang, para keluarga cabang itu masih bersitegang, sebagian menerima Yuria sebagai pimpinan dan sebagian masih menentang, ada juga beberapa yang abstein dan tidak bersuara sama sekali. Perpecahan ini banyak membuat para keluarga cabang keluar dari klan dan membuat klan sendiri atau bergabung ke dua klan besar lain.
Dari kubu yang menentang, mereka terus mencoba melamar Yuria untuk di nikahkan kepada anak anak mereka. Bukan hanya dari keluarga cabang, dari perusahaan besar rekanan bisnis yang ingin menguasai klan Jinguji juga mengirimkan lamaran lamaran untuk mempersunting Yuria bagi anak anak mereka. Asahi mengernyitkan dahi, sebab kalau dia ingin mengambil posisi sebagai pimpinan klan Jinguji, sudah otomatis dia harus membereskan semuanya, selain demi klan, juga demi dirinya sendiri dan demi Yuria.
Terakhir, dia membaca lagi surat kakeknya yang di berikan Yuria, di sana kakeknya menulis kronologis pembunuhan papa dan mamanya yang di simpan rapat dan rahasiakan oleh kakeknya, asal usul Yuria dan keluarganya yang di habisi karena di ketahui sebagai pelaku pembunuhan orang tuanya dan dalang di baliknya yang belum terungkap sampai sekarang, Asahi berniat mencari dalangnya dan para pengkhianat yang bekerjasama dengan dalangnya yang membuatnya dirinya sengsara selama ini akibat pebuatan mereka,
“Sudah saatnya membasmi tikus tikus yang menggerogoti keluarga ini.” Pikir Asahi dalam hati.
Dia mulai menyusun rencana apa yang akan dia perbuat untuk kedepannya, baik masa depan dirinya, masa depan Yuria dan masa depan klan Jinguji. Yuria yang sudah selesai mandi masuk kembali ke ruang kerja dan melihat Asahi masih berkutat mempelajari semua tentang klan Jinguji. Yuria tersenyum dan melangkah keluar diam diam dari ruangan untuk langsung kembali ke kamarnya tanpa mengganggu Asahi yang terlihat masih berkonsentrasi.
Hari sudah semakin malam, Asahi yang sudah selesai belajar, keluar dari ruangan, dia duduk di sisi samping rumah menghadap ke taman dan melihat ke atas. Dia melihat langit malam yang cerah dengan bulan purnama dan taburan bintang yang menghiasinya.
“Walau rasanya seperti mimpi, tapi ini kenyataan, aku harus bisa, ayo berjuang Asahi, demi masa depan gemilangmu.” Ujar Asahi dalam hati.
Dia mengenang hidupnya selama ini, mulai dari di bully di sekolah, di jauhi di universitas, di tindas ketika mulai bekerja sampai akhirnya dia di pecat, di khianati istri dan keluarganya. Semua perlakukan ossan dan obasan nya terhadap dirinya, perlakuan para tetangga yang selalu mencibir dan mencemoohnya, sikap para teman teman yang tidak perlu di anggap teman dan perlakuan mantan istri tercintanya terhadap dirinya juga keluarganya, membuat Asahi mengepalkan tangannya, tapi ketika dia melihat tangan prostetiknya, sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya,
“Sekarang semua itu sudah berakhir, besok adalah titik balik ku, aku yang baru besok akan lahir. Terima kasih otousan (papa), okasan (mama) dan jiisan, walau aku tidak mengenal kalian, terima kasih sudah membawa ku ke dunia ini. Aku sudah pulang, terima kasih kalian menyediakan rumah untuk ku.” Ujar Asahi.
Tanpa sadar, air matanya menetes walau wajahnya tersenyum memandang bulan yang terang dan bulat di angkasa. Asahi mengunci semua kenangan pahitnya di dalam hatinya dan bersiap siap melangkah maju bersama “rumah” barunya untuk menyongsong masa depan.
Asahi tidak menyadari, kalau di balik pintu ada seseorang sedang bersender mendengarkan celoteh nya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan mengamati dirinya yang sedang duduk menatap angkasa sambil sesekali melihat tangan prostetiknya.
“Aku akan terus mendukungmu oniisan, terima kasih kamu sudah memikirkan ku yang seperti ini, kita akan terus bersama melalui semuanya oniisan.” Ujar Yuria.
Dia terus melihat Asahi yang sedang duduk sambil tersenyum lega dan sedikit menitikkan air mata karena merasa bahagia sebab perjuangannya selama ini tidak sia sia. Akhirnya, baik Asahi dan Yuria, keduanya tidak tidur malam itu untuk menyambut hari pesta pembukaan perusahaan baru sekaligus mengumumkan kembalinya ahli waris yang hilang dan pertunangan mereka kepada seluruh keluarga cabang dan perusahaan besar rekan bisnis klan mereka.
*****
Keesokan harinya, sore hari menjelang malam, sebuah mobil tiba di sebuah gedung tinggi yang berada persis di tengah pusat perkantoran yang berada di tengah kota. Asahi yang mengenakan jas hitam mewah melangkah keluar dari mobil, kemudian dia membungkuk membantu Yuria yang memakai gaun indah berkilau berwarna hitam keluar dari mobil. Keduanya berjalan masuk ke dalam lobby di atas karpet merah yang sudah di siapkan sebelumnya,
“Kamu sudah siap oniisan ?” Tanya Yuria.
“Tentu saja, ayo Yuria, kita guncang semuanya.” Jawab Asahi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments