“Baik sekali kau mau mengunjungi ku di kuil. Lalu, apakah kau bisa melihat para siluman yang bertarung habis-habisan dengan siluman lain demi mendapatkan mata kirimu itu.” Ucap seorang Wanita yang suaranya mampu di dengar oleh Xiao Xinshu saat perlahan, ia mendapatkan kesadarannya kembali.
Xiao Xinshu membuka mata dan lagi-lagi, pemandangan awan putih bersih tampak terlihat di depan matanya. Ia mendengar ada begitu banyak suara air yang mengalir deras yang seketika membuatnya merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya. ia tentu ingat bagaimana ia bisa berada di tempat Huanqin ini berada. Tentu ini karena ketakutannya dan rasa mualnya saat melihat ada begitu banyak darah yang tercecer disekitarnya. Gossip mengenai keganasan Jenderal Xin di medan perang sepertinya bukan sekedar angin lalu. Ia benar-benar sadis dalam menghadapi musuhnya dan tidak menyisakan satupun lawan meski fisik lawannya begitu lemah.
Xiao Xinshu merubah posisi duduknya kemudian ia menatap pemandangan samudera luas yang ada di hadapannya. Di belakangnya, sudah ada Huanqin yang sedang duduk di atas singgasananya sembari mengupas sebuah kulit apel yang cukup tebal. Ia tidak sekalipun mengalihkan perhatiannya dari apel yang sedang dikupas olehnya. Ia bahkan tidak menoleh saat Xiao Xinshu berjalan menghampirinya setelah semua kesadarannya telah kembali.
“Kenapa kau memanggilku? Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan?” tanya Xiao Xinshu.
Huanqin memejamkan matanya dan menjawab, “Aku tidak akan memanggilmu kalau aku tidak memiliki sesuatu yang harus kukatakan padamu.”
“Lalu apa yang ingin kau bicarakan padaku? Bagaimana mungkin seseorang yang telah dikutuk sepertiku selalu mendapatkan undangan dari dewa sepertimu?”
“Karena aku merasakan ada sesuatu yang istimewa darimu. Kami para dewa tidak akan membiarkan seseorang terkurung dalam sebuah kutukan. Pasti akan ada jalan keluar untuk menghilangkan kutukannya.” Huanqin kemudian memberikan buah apel yang telah dikupasnya pada Xiao Xinshu sembari berkata, “Apakah kau pergi ke kuil milikku yang ada di bukit Yi hanya karena penasaran melihatnya?”
Xiao Xinshu mengalihkan perhatiannya sejenak. Perkataan Huanqin padanya tidak sepenuhnya salah akan tetapi, di sisi lain ia juga ingin memastikan bahwa ada sebuah kuil dewi peramal yang berdiri di wilayah perbatasan. Namun, sangat disayangkan baginya ia bahkan tidak bisa membakar satupun dupa untuknya. Tiba-tiba saja ia kehilangan kesadarannya dan ia bahkan tidak tahu tubuhnya dikemanakan.
“Apakah memiliki mata iblis sepertiku jauh lebih baik daripada memiliki mata indah seperti seorang pendeta? Pertama kalinya aku melihat seseorang yang mengalami ketakutan setengah mati setelah melihat kematian, siluman dan para monster yang ada di hutan bukit Yi. Meski aku sendiri tidak bisa melihatnya saat itu, aku sangat yakin kalau yang dilihatnya itu terlihat sangat mengerikan,” ucap Xiao Xinshu dengan pelan.
“Apa yang kau maksud adalah Xin Huanran?”
Xiao Xinshu memasang ekspresi terkejut dan langsung menatap ke arah Huanqin sembari bertanya, “Bagaimana kau bisa tahu aku sedang membicarakannya?”
Huanqin menghela nafasnya kemudian tersenyum sembari berkata, “Sepertinya kaulah yang ingin banyak bertanya padaku. Kebetulan, mataku ini sama seperti mata seorang pendeta hanya saja tidak seperti yang dimiliki oleh temanmu itu. Dia jauh lebih kuat dan tidak tertahankan. Saat ini ia bisa melihat kematian dalam waktu 10 hari sebelum kejadian itu terjadi. Aku sendiri sudah mampu menebak apa yang dilihatnya selama ini.” Huanqin memberi jeda dan membuat Xiao Xinshu merasa penasaran untuk sementara waktu.
Tatapan Huanqin mengarah ke atas sembari memejamkan matanya. Ia melihat ke arah awan yang sedang menari-nari di atasnya begitu juga dengan hembusan angin yang terasa sangat lembut. Perlahan, ia pun membuka matanya kemudian melanjutkan, “Akan ada banyak pembunuhan yang terjadi di negara Shaanxi dan semua orang akan menyalahkan kutukan Sang Putri sulung. Entah kapan terjadinya, anak itu telah memperhitungkannya dan berusaha mencari jalan keluar agar kejadian itu tidak akan pernah terjadi. Akan tetapi, dia tidak menemukan apa penyebabnya sehingga ia berdoa kepadaku dengan cara yang sangat tidak beretika.”
Mendengar kata-kata ini tentu membuat Xiao Xinshu semakin penasaran dengan apa yang diucapkan pada Huanqin saat ia berkunjung ke kuilnya untuk pertama kali. Ia tidak bisa menyangkanya. Kata-kata dari seorang anak kecil seperti Xin Huanran mampu membuat wajah seorang dewi menjadi sedih dan terluka.
“Apa yang dikatakannya padamu? Aku tidak akan diam saja jika sesuatu terjadi di negara Shaanxi apalagi kejadian itu sampai membuat banyak nyawa berterbangan!” ucap Xiao Xinshu dengan serius.
Huanqin melirik ke arah Xiao Xinshu. Ia tertawa sedikit kemudian menoleh ke arah Xiao Xinshu di sebelahnya, “Rupanya, Yang mulia sangat penasaran, ya? Andai saja Yang mulia bisa mengerti apa yang anak itu inginkan, aku pasti akan melarang mu untuk mengetahuinya. Tetapi, karena sejak kemarin, Yang mulia bersikeras untuk mengetahuinya bahkan sampai pergi ke kuil ku yang letaknya sangat berbahaya, aku mungkin bisa mengatakannya padamu.”
Xiao Xinshu tampak antusias untuk mendengarnya. Ia datang hanya untuk memastikan Xin Huanran tidak melakukan hal yang berbahaya lebih dari ini yang berhasil membuat seorang dewa peramal mengalami kecemasan yang cukup lama setelah mendengar doanya. Xiao Xinshu juga berharap dirinya akan bisa lebih berguna demi dirinya dan juga kerjaannya sendiri.
Namun, ketika Huanqin hendak menjelaskannya, sebuah portal tiba-tiba muncul di belakangnya dengan sebuah tangan yang keluar dari dalam portal dan langsung menarik Xiao Xinshu untuk memasuki portal berwarna merah yang ada di belakangnya. Huanqin begitu terkejut melihat ada seseorang yang mampu menembus alam bawah sadarnya. Sebelum Xiao Xinshu ditarik memasuki portal itu, sekilas ia melihat tangan seorang anak yang memaksanya untuk masuk. Huanqin tentu tidak bisa menduganya ternyata hanya seorang anak kecil yang mampu menembus alam bawah sadarnya dan membawa pergi orangnya.
“Haah, tidak disangka ternyata anak itu akan menjadi jauh lebih kuat dariku. Kalau dia tidak segera ku urus, para iblis pasti akan mengincarnya. Ku harap dia akan baik-baik saja.”
~o0o~
“Yang mulia! Yang mulia!”
Xiao Xinshu langsung membuka matanya begitu ada seseorang yang memanggilnya. Ia terlihat terkejut dan tidak berapa lama setelahnya, ia pun sadar dirinya berada di dalam sebuah kereta kuda yang sedang berjalan menuju istana kekaisaran. Ia juga melihat Xin Huanran sedang duduk tepat di depannya dengan wajah yang mengekspresikan kecemasan padanya.
“Ah, syukurlah Yang mulia sudah sadar. Aku khawatir karena irama jantungmu yang tidak beraturan.” Ucap Xin Huanran sembari menghela nafasnya.
Xiao Xinshu menatap Xin Huanran di sampingnya. Tadi itu sangat disayangkan sekali padahal Huanqin akan memberitahunya sesuatu yang bahkan menjadi rahasia antara seorang dewa dengan seseorang yang berdoa padanya. Xiao Xinshu menurunkan pandangannya karena rasa kecewa dalam dirinya. Ia tidak bisa menyalahkan Xin Huanran yang telah berusaha menyelamatkannya. Jika diingat lagi, ia pingsan setelah mencium aroma darah dan melihat tubuh orang-orang yang terbelah menjadi beberapa bagian.
Saat ini, keduanya sedang berjalan kembali menuju istana setelah Xin Lianshi memastikan kalau jalan menuju istana terbilang aman. Mereka juga didampingi oleh beberapa pasukan perang yang berdiri di sisi kiri dan kanan kereta. “Kenapa aku bisa ada di sini?” tanya Xiao Xinshu dengan kebingungan.
“Ayahku mengirimmu kembali ke istana. Dia bilang kalau wilayah perang yang ada di sana cukup berbahaya untuk dirimu jadi dia mengirimkanmu kembali ke istana setelah mengirim surat merpati ke istana,” jawabnya.
Xiao Xinshu terdiam sejenak. “Dalam perjalanan pulang ya? Aku rasa tidak ada yang menantikan kehadiranku di sana. Lagipula, kejadian pembunuhan yang saat itu melibatkan diriku masih belum selesai kan? Mereka pasti akan merasa ketakutan padaku dan berusaha untuk menjaga jarak denganku. Padahal, aku ingin lebih dekat dengan rakyatku sendiri dan bisa membantu mereka dalam hal apapun.”
“Aku ragu kau tidak akan mendapatkannya.” Celetuk Xin Huanran yang berhasil memancing perhatian Xiao Xinshu. Kemudian saat ia mendapatkannya, ia kembali melanjutkan, “Yang mulia pasti akan mendapatkannya. Aku jamin itu. Entah aku yang harus menjadi penjahat agar kau bisa menyelamatkan negaramu atau kau yang harus melepas mata kirimu itu. Semua tergantung bagaimana kau memilih jalannya.”
Xiao Xinshu terkejut mendengar pendapat dari Xin Huanran. Ia mengatakan kalau ia akan menjadi penjahat agar ia bisa berperan sebagai pahlawan untuk negaranya. Akan tetapi, bukankah itu akan membuat Xiao Xinshu sendiri menganggap dirinya sebagai penjahat yang telah memanfaatkan seseorang untuk mendapatkan perhatian?
“Ucapanmu itu seperti mengisyaratkan sesuatu.” Ucap Xiao Xinshu dengan pelan.
Xin Huanran terdiam karena tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya padahal ia hanya asal mengatakannya. Selama ini, ia merasa kalau ada sesuatu yang mengganggu pikiran Xiao Xinshu semenjak monster itu memangsa seorang kasim di halaman belakang istana pangeran. Xiao Xinshu selalu menatapnya dengan wajah kasihan dan terus mengalihkan perhatiannya saat ia sedang berbicara dengannya. Ia merasa penasaran mengapa untuk seorang Putra mahkota seperti dirinya merasa kasihan pada orang biasa sepertinya.
Tidak lama setelahnya, Xiao Xinshu melanjutkan, “Apakah dua tahun lalu ketika kau berkunjung ke kuil dewi peramal dan menuliskan permintaanmu di atas sebuah kertas, kau menuliskan agar di masa depan nanti kau akan menjadi penjahat yang akan membunuh semua orang di negara Shaanxi?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments