Pov Pak Roni 1

"Roni aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku. Anggap saja balas budi, Karna aku kamu bisa hidup senang," ucap Baron kala itu, iya sih dia pernah menolong aku dari kemiskinan yang tidak kunjung hilang, Karna Baron aku bisa jadi Dosen saat ini.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya ku yang benar benar tidak tau maksud Baron itu.

"Aku ingin kau membantu ku dalam menghabisi nyawa si Jamil," ucapannya seketika membuat aku terkejut, bagaimana tidak, dia itu sahabat ku dari kecil.

"Aku tidak bisa Baron, kalau itu mau mu." Ucapku menolak.

"Kamu mau keluargamu yang akan ku bunuh?" Ucap Baron seketika aku menggelengkan kepala ku.

"Tapi, aku tidak akan sanggup untuk membunuh nya Baron," ucap ku beralasan, sulit bagi ku untuk membunuh sahabat ku sendiri.

"Kamu tidak akan mengotori tangan mu itu, Karna aku akan membunuhnya dengan cara gaib, jadi kamu hanya melakukan apa yang aku suruh saja," Ucap si Baron, seketika mata ku melotot, gaib.

"Jadi apa yang harus aku lakukan?" tanya ku. aku masih bingung.

"Nanti malam kamu ke rumah nya si Jamil, nanti kamu kuburkan ini di belakang pohon besar yang ada di depan rumahnya. Kamu gali sedalam mungkin, supaya tidak terlihat," jelas Baron, seraya memberikan sebuah kotak besi berukuran sedang.

Lalu aku membukakan kotak itu. Ternyata isi nya, berbagai bahan san*et , di antara nya silet patah, paku kecil, pecahan kaca, dan kawat kecil yang sudah di potong potong.

"Ini untuk san*et?" Tanya ku, lalu aku pun menutup kotak besi ini.

"Iya, akan aku hancurkan isi perut nya sampai habis," jelas nya seketika bulu roma ku berdiri.

"Ya sudah nanti malam akan aku kuburkan seperti yang kamu minta, kalau boleh saya tau apa alasan kamu membunuhnya?" Tanya ku.

"Ini Karna dendam yang tidak bisa aku ungkapkan, yang pasti aku pilih kamu, Karna kamu yang selalu berkunjung ke rumahnya. kamu sangat dekat dengan mereka." jelas nya.

"Iya, kalau begitu saya permisi dulu," Ucapku, lalu aku meninggalkan rumah si Baron si dukun san*et.

Sebenarnya aku tidak mau melakukan nya, tapi ya bagaimana lagi aku tidak punya pilihan lain, dari pada keluarga ku yang di san*et lebih baik si Jamil aja.

Malam ini aku putuskan untuk menguburkan kotak besi ini, seperti yang di perintahkan oleh si Baron. Aku menguburnya daerah jam 12 malam, di mana semua orang sudah terlelap dalam mimpi.

Setelah aku menguburkan kotak itu, beberapa hari kemudian aku mendengarkan berita kalau si Jamil gak masuk kerja, apa mungkin pengaruh nya secepat itu.

Setelah beberapa hari kemudian, aku menjenguk si Jamil di rumah nya, aku memang selalu bertamu ke rumah nya.

Setelah sebulan kemudian Jamil terlihat sudah begitu kurus, pucat sekali wajahnya,

namun setelah aku berkunjung di bulan berikutnya, dia semakin parah, bahkan ia menceritakan bahwa ia sering mengeluarkan darah.

Setahun kemudian Baron memberitahu ku bahwa si Jamil sudah berobat di tempat Pak Ustad Hasan ,

Saat Magrib aku di suruh sama si Baron untuk pergi ke rumah si Jamil, Karna ada yang ingin mengagalkan rencana nya.

Benar saja aku melihat ibu dan anak itu sedang melakukan sesuatu, seperti menabur garam di sekitar rumah. Aku mengamatinya hingga mereka sama sama pergi.

Tidak selang beberapa lama, aku melihat bunga keluar lagi, namun aneh, dia malah mendekati pohon besar itu, di daerah aku menguburkan kotak itu,

Namun aku benar benar heran, saat dia lari ketakutan dan aku pun menghampiri nya,

seolah aku ingin berkunjung ke rumahnya.

Entah apa yang di liat oleh si Bunga, sampai dia merasakan ketakutan seperti habis liat setan saja.

............

Aku mendengarkan suara ponsel dari balik baju ku. ku ambil dan ku lihat, ternyata si Baron yang menelpon ku.

"(Hallo ada apa kau telepon aku pagi pagi?" Tanya ku heran.")

"(Ada yang telah mengambil kotak besi ku, ini gawat, kita tidak bisa menambah san*et lagi." )

"(Terus apa yang harus kita lakukan?"tanya ku lagi).

"(Begini, kamu datang ke mari dan ambil serbu yang ada pada ku ini, cepat aku menunggu mu.").

"(Baik,").

Ku akhiri panggilan nya.

Aku pun pergi ke rumah baron menggunakan motor king, sesampai di sana aku pun langsung masuk ke dalam menemui nya.

"Ok sekarang kamu sudah ada di sini, ini serbuk yang harus kamu campuran pada minuman si Jamil, bagaimana pun caranya, ini serbuk kematian yang khusus ku racik sendiri." jelas nya.

"Baik akan aku lakukan, apa serbuk ini bisa di campur dengan air putih, tidak kah akan meriah warna air itu sendiri kan?" Tanya ku.

"Tidak akan mengubah warna, lebih cepat lebih baik kau lakukan, Karna si Hasan itu sudah mulai ikut campur terlalu jauh." ucap nya.

"Ok, aku akan pamit dulu, nanti aku akan memberikannya," Ucapku sambil menarik serbuk itu di kantung baju ku.

"Ingat jangan sampai ada yang tau," ucap nya lagi. Aku pun meninggalkan rumah si Baron dengan menggunakan motor king .

...BERSAMBUNG.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!