Gairah Si Korban

Tanpa rasa curiga ia pun mengeluarkan beberapa lembar Uang ratusan, lalu ia masukkan ke dalam pa*uda*a ku, membuat aku tersentak kaget saat jarinya menyentuh ujung pen*il ku.

Sungguh gila kelakuan Pak Roni ini, tidak ada rasa malu sedikit pun dari raut wajah nya.

Bahkan ia tersenyum licik, kalau bisa saat ini juga aku membunuhnya, aku muak dengan sandiwara ini, pria di hadapan ku ini tidak lain dan tidak lebih dari bin*ta*ng.

"Kenapa sayang, kaget ya, Punya mu ini sungguh indah sayang masih ranum sekali, apa mungkin kamu belum tersentuh sama sekali?" Tanya nya seketika aku bingung harus menjawab apa, jangan sampai dia curiga sama aku.

"Ah Om ini suka bercanda, saya ini bukan pertama kali loh Om, udah sering, sangat berpengalaman," ucapku berbohong.

"Ah Om udah gak tahan lagi sayang, yuk kita pergi," Ucap nya, kami pun keluar dari tempat ini menuju ke parkiran mobil.

Aku dan Pak Roni segera masuk ke dalam mobil, setelah itu Pak Roni membawa mobil dengan kecepatan rata rata.

Kami butuh waktu Lima Belas Menit dari Club sampai Kampung Duku, aku benar benar khawatir, tidak ku lihat Arman yang mengikutiku, bahkan aku tidak tau dia ada di mana sekarang, kemana si Arman itu apa dia masih di rumahnya.

Ingin ku telpon Mas Arman, Tapi aku takut jika Pak Roni ini akan mencurigaiku.

Aku begitu gelisah di sini apa lagi jarak tempuh nya masih sangat jauh, apa saja bisa terjadi di dalam mobil ini, apalagi Pak Roni tersenyum genit seakan dia sudah mendapatkan mangsanya.

Aku sungguh gemetaran saat tangan nya berada di atas paha ku, karna aku pakek baju selutut, jadi saat aku duduk batasan rok naik ke atas lutut, menampakkan setegah paha mulusku.

"Sayang kamu sungguh cantik, Om udah gak sabar lagi pengen di puasin sama kamu cantik," ucapan Pak Roni berhasil membuat aku mual mual gak karuan, jangan kan untuk melakukannya , membayangkan saja aku sudah mau muntah, laki laki yang seumuran dengan Ayah ku berada di dekat ku, apalagi dia musuh ku,

"Om bisa aja, kan bentar lagi kita sama sama puas Om," Ucap ku dalam keadaan tertekan, bisa bisa dia memain kan tangan nya di paha ku, aku udah berkeringat dingin, padahal mobilnya ber ac.

Sesekali tangan nya menyelinap ke dalam rok ku, aku berusaha untuk menutup kedua paha ku, supaya tangan nya tidak berhasil masuk kedalam.

"Kenapa Sayang, Kamu menikmatinya kan?" Tanya Pak Roni dengan gelagat aneh nya. Benar benar dia ini menjijikan sekali.

"Om sabar dulu ya, nanti juga Om bebas kok menjelajah tubuhku ini Om, tapi jangan di sini," Ucap ku berbohong, aku sudah tidak sanggup lagi entah apa lagi yang ingin dia perbuat pada ku.

Syukur kami telah sampai di depan rumah minimalis yang cantik, meskipun rumah nya di Kampung, tapi rumah ini nuansa perkotaan, mungkin karna Pak Roni ini salah satu orang terkaya di Kampung Duku, jadi mudah baginya untuk membangun rumah versi jaman Now itu.

Entah kenapa si Arman ini, masak aku harus layani Pak Roni dulu baru dia nongol.

"Ayok cantik," ucap Pak Roni yang mengajak masuk kedalam melewati bagian belakang rumah, mungkin ini ruang rahasia nya, aku di bawa ke dalam kamar bagian belakang, di sini gelap tidak ada penerangan hanya obor minyak tanah saja.

Sesampainya di kamar aku pun di suruh masuk ke dalam, di sini terlihat ada sebuah tempat tidur yang mewah, mungkin ini kamar khusus untuk Gundik nya.

Dia pun masuk terlebih dulu dan menungguku di atas kasur yang empuk,

"Sini sayang, cepat," ucap nya yang bikin langkah ku semakin sulit,,entah di mana si Arman ini,

Aku pun mendekat ke arahnya dengan perlahan, akhirnya aku sampai di samping nya, entah apa yang bisa kulakukan di sini , aku benar benar bingung harus ku mulai dari mana dulu.

"Awww," ucapku kaget,

Tiba tiba saja Pak Roni menarikku dalam pelukannya, tanpa persetujuan dariku dulu, aku melawan sebisa mungkin, tapi Pak Roni membalikkanku dan menindih tubuhku.

Aku benar benar tidak bisa berbuat apa apa, sebelum aku melihat Arman terlebih dahulu, takut nya nanti malah aku yang terbunuh di sini, walaupun aku bisa bela diri, tidak menutup kemungkinan jika Pak Roni tenaganya lebih kuat dari aku.

Pak Roni seperti kesetanan, dia melumat bibirku dengan sangat ganas, untuk ber nafas pun aku kualahan.

Aku ingin mengambil belati yang ku selip di rambut palsu ku, tapi tidak bisa, tangan nya telah memegang tanganku dengan sangat kuat,

"Bagaimana ini tolong aku ya Allah." batinku.

Pria ini benar benar gila, dia tidak mengizinkan aku untuk bernafas lega.

Dia terus melumat bibirku tanpa balasan dariku, setelah itu dia mulai mengecup leher ku hingga membuat aku sangat kegelian, aku meronta ronta, aku masih belum bisa mengambil belati itu, tangan ku masih di pegang oleh nya dengan erat sekali,

Saat dia menarik pakaian ku, dan menampakkan pa*u*ar*ku yang masih tertutup oleh bra.

Dia mencoba mencium bagian itu, dengan nafas tak karuan, dia malah membuka bra ku dan menampak kan dua buah g*n*ng kemb*rku itu.

Saat ini aku benar benar malu di buat nya, dan aku merasakan sensasi yang aneh dari dalam tubuhku saat lidah nya, menjilati ujung gunung itu.

Saat dia sibuk memainkan g*n*ng kemb*rku, aku berusaha mengambil belati di bagian rambut ku dan berhasil, belati itu ada di tangan ku,

"Sungguh indah gunung mu ini sayang," ucapnya, saat ini aku sudah melihat Arman di belakang Pak Toni, dengan memegang sebuah batu besar, dan menghantam kan kebagian kepala belakangnya...

"aaggggrrttt_

Dia pun mengerang kesakitan, aku pun tidak tinggal diam ku tancapkan belati beracun ini ke bagian jantung nya. Dan aku pun mendorong dia ke bagian samping.

Aku berusaha memakai bra ku kembali, walaupun Arman ada di sini, seakan rasa malu ku sudah hilang saat melihat Pak Roni kesakitan.

...BERSAMBUNG........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!