Selesai Juga Satu Masalah

Saat kami sedang termenung, kami mendengarkan suara langkah seseorang yang menuju ke tempat kami,

Ternyata Pak Ustad yang datang dengan Pak Anton, Pak Anton Ini yang mengobati ayah ku saat di rumah sakit dulu , dia adalah sahabat Pak Ustad Hasan.

"Di mana mayat nya," ucap Pak Ustad Hasan, kami pun menunjuk ke arah mayat yang sudah kaku di lantai.

"Sekarang kamu Arman sama Pak Anton memandikan mayat ini, saya akan mengali kuburnya di belakang rumah ini, sedangkan kamu Bunga, kamu siapkan kain kafan ini dan juga keperluan kafan," ucap Pak Ustad dengan memberikan plastik hijau, mungkin di dalam sini perlengkapan kafannya .

"Baik Pak Ustad," ucapku seraya membawakan plastik hijau ini ke atas kasur.

Aku pun menyiapkan kebutuhan yang di perlukan untuk pengkafanan, walaupun bagaimana dia ini orang Islam, jadi harus di kuburkan dengan selayaknya.

Setelah selesai aku pun keluar dari kamar, karna mayat ini seorang laki laki, jadi aku tidak di izinkan untuk melihatnya.

"Bagaimana sudah siap semua nya Bunga?" Tanya Pak Ustad yang terlihat kecapean habis gali kubur.

"Iya Pak Ustad, semua sudah siap, tinggal kita tunggu di kafani saja," ucapku memberitahu nya.

"Cepat ya, Kita harus cepat cepat biar tidak ada yang tau ini sudah pukul 1 dini hari, habis ini kita harus sholatkan dulu mayat nya, baru kita kuburkan." Ucap Pak Ustad pada Pak Anton dan juga Mas Arman.

Aku pun tunggu di luar kamar, sambil menunggu aku sibuk mengontak ngatik ponsel yang ada di tanganku.

Sudah beberapa menit kemudia mayat sudah di kafani dan di sholatkan.

"Sekarang kita kuburkan ya, bunga tolong pegang senternya ya, Kami yang angkat jenazah nya," ucap Pak Ustad seraya memberikan senter kecil kepada ku.

Aku pun melangkah di depan mereka sambil memengang senter, memberi penerangan pada jalan yang ingin kita lewati.

Sesampai nya di tanah yang sudah di gali, Pak Ustad dan yang lain ikut turun ke dalam, dan Pak Anton yang memapah di atas.

Untung warga di sini takut keluar malam malam begini karna teror yang menyebar, jadi kami aman dalam bergerak.

Setelah semua selesai kami pun masuk ke dalam lagi , untuk menghilangkan jejak,

***(((()))))***

Akhirnya aku sampai juga di rumah, Mas Arman yang mengantarkan aku naik motor nya,

Capek sekali diri ini setelah melewati banyak kendala tadi, tapi akhirnya bisa di atasi juga, untung tadi Mas Arman tepat waktu, kalau tidak aku sudah jadi gundik nya Pak Roni itu, betapa menjijikan bila harus membayangkan adegan tadi, Itu pertama kali dalam hidupku.

Yang terpenting Satu musuh ku sudah tewas tanpa ada jejak, tinggal 4 lagi, cuma yang satu lagi masih jadi rahasia,

Lebih baik aku istirahat dulu, karna jam sudah menunjuk ke angka 2 dini hari, rasa nya lelah.

******

Pagi ini aku memutuskan untuk bertemu Pak Ustad di rumah Mas Arman, karna sekarang di situ tempat kami bertemu.

Aku coba mengirim pesan terlebih dulu, mungkin saja ia sedang ada urusan,

9:22

("Assalammualaikum Pak Ustad, pagi ini saya ingin jumpa dengan Pak Ustad soal strategi selanjutnya, apa Pak Ustad ada waktu?")..

Aku pun sudah lama menunggu balasan dari Pak Ustad, apakah dia sibuk.

10:00

("Boleh tapi nanti sore ya, sekarang saya lagi ada di kebun, nanti sore kita jumpa di rumah nya si Arman, ingat jangan ada yang mengikuti mu.")

Akhirnya Pak Ustad balas juga pesan ku.

Sambil menunggu sore, aku berniat untuk masak dulu dan bersih bersih.

...BERSAMBUNG.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!