"Bagaimana Pak Ustad?" tanya Ibu yang mulai khawatir dengan apa yang barusan ia lihat.
"Penyakit yang di derita oleh suami Ibu, bukan penyakit biasa, ini ada campur tangan manusia, yang sengaja membuat Bapak menderita seperti ini," jelas Pak Ustad yang membuat kami ikut terkejut dengan penjelasan Pak Ustad.
"Siapa Pak Ustad, siapa orang yang telah tega berbuat seperti ini, kepada Suami saya?"tanya Ibu seraya menahan tangis yang terasa sesak di ulu hati.
"Saya tidak tau pasti, siapa orang nya, yang jelas ia orang terdekat Bapak," Sontak kami terkejut, karna Ayah dekat dengan semua orang.
"Maksud Pak Ustad orang terdekat itu teman nya atau saudara nya?" tanya ibu yang masih bingung dengan pernyataan Pak Ustad tadi.
"Bisa siapa saja Bu, dari apa yang saya lihat tadi, penyakit Bapak ini di kirimkan oleh seseorang melalui serbuk atau biasa di sebut dengan teluk, memakai cara mengirimkan hewan mati, di isyaratkan lewat mahkluk gaib, yaitu Burong tujuh dan hanya orang terdekat saja yang bisa melakukan ini.
"Burong tujuh!" Seketika aku mengerutkan kening, Apa itu Kuntilanak Pak Ustad?" tanya ku, karna aku baru mendengar kata Burong tujuh itu.
"Bukan, Burong tujuh itu termasuk Hantu Perempuan, namun mereka ada tujuh orang dan suara mereka bisa bermacam macam, kadang menangis, kadang tertawa, kadang bisa bersuara seperti binatang lainnya, seperti suara Burung Hantu, suara Cecak, dan suara Tokek, Burong tujuh itu lebih berbahaya dari Hantu lainnya, karna mereka bersifat menyakiti dan membunuh orang yang di perintahkan oleh tuannya.
"Terus bagaimana Pak Ustad, Apa yang bisa kita lakukan?" tanya Ibu yang mulai merasa takut dengan penjelasan Ustad Hasan.
"Tenang Bu, akan saya usahakan, yang terpenting kita berdoa untuk kesembuhan Bapak," ucap Pak Ustad menenangkan suasana walaupun terlihat tegang.
"Amel ambilkan garam Nak sebentar," ucap Pak Ustad pada Anak nya yang sedang duduk di pojokan samping jendela.
"Iya Abi," ucap anak itu seraya beranjak dari duduk nya dan melangkah ke dapur untuk mengambilkan garam yang di perintahkan oleh Ayah nya.
"Ini Abi garamnya," Ucap Amel saat memberikan garam kepada Pak Ustad, lalu Pak Ustad membacakan beberapa ayat suci dan meniupkan ke arah garam tersebut.
...Beberapa menit kemudian",,,...
"Ini Buk, nanti saat Magrib tiba, Ibu taburkan garam ini di sekeliling rumah Ibu dari ujung ke ujung, harus terhubung antara kedua nya, seperti kita menggambar lingkaran jangan sampai putus," ucap Pak Ustad seraya memberikan garam itu pada Ibu.
"Baik Pak Ustad, kalau boleh saya tau untuk apa garam ini?" tanya ibu penasaran, dengan perintah Pak Ustad.
"Untuk penangkal Hantu, dalam beberapa hari ini, jadi kita bisa mengobati Bapak dengan baik di rumah nanti, tanpa ada gangguan dari mahkluk gaib itu sendiri," jelas Pak Ustad.
"Karna besok, saya akan kerumah ibu untuk mencari tau, apa ada syarat lain yang di letak kan pada daerah sekitar rumah ibu," Ucap Pak Ustad yang membuat kami bergidik ngeri.
"Baik Pak Ustad, nanti akan saya lakukan seperti yang Pak Ustad perintahkan."ucap Ibu.
"Pak Ustad, bagaimana dengan mahkluk gaib itu, Apa mereka akan mengganggu saya saat menabur garam ini?" tanya ibu merasa takut bila mahkluk itu menyerang nya secara tiba tiba.
"Saat tiba waktunya Magrib, mereka masih ada di rumah Tuannya, tapi kalau selepas Magrib mereka akan datang lagi, jadi Ibu usahakan tepat waktu bila menabur garam ini, supaya mereka tidak bisa menembus garam ini," jelas Pak Ustad, kali ini penjelasan Pak Ustad membuat bulu kuduk ku ikut berdiri.
"Kalau boleh saya tau, selama Bapak sakit, apa ada suatu keanehan yang terjadi di rumah?" tanya Pak Ustad yang membuat kami berfikir sesaat setelah di ingat ingat baru aku pun menjawabnya.
"Ada Pak Ustad," jawabku,
"Hal aneh apa saja yang di rasakan?" tanya Pak Ustad.
"Sebelum Ayah sakit, di kolang tempat tidur kami menemukan seekor Kodok yang sudah mati Pak Ustad, dan sering ada suara orang menangis dan tertawa di kamar Rafi adek saya, saat saya liat, malah kosong gak da siapa pun di dalam sana,"Jelas ku pada Pak Ustad, yang di sertai anggukkan dari ibu.
"Ya sudah gak apa apa, mereka gak berani nyerang, hanya menakut nakuti saja, karna mereka nyerang orang yang sudah di perintahkan sama tuannya itu pun melalui ilmu gaib."Jelas Pak Ustad, membuat hatiku sedikit tenang, gimana tidak kalau sempat nyerang bikin mati konyol.
"Pak ,Apa Bapak pernah mimpi sesuatu sebelum sakit?" tanya Pak Ustad pada Ayah yang berbaring di samping ibu.
"Emmm pernah Pak Ustad," jawab Bapak yang menahan sakit di bagian perut.
"Kalau boleh saya tau, Bapak mimpi apa?" tanya Pak Ustad lagi untuk memastikan.
"Saya bermimpi seseorang yang memakai pakaian serba hitam, wajah nya tertutup oleh masker, dia datang menghampiri saya, saat saya lagi istirahat di tempat tidur, lalu orang itu tiba tiba melemparkan seekor Kucing yang sudah mati ke atas tubuh saya, setelah itu saya terkejut dari mimpi, dengan tubuh yang menggigil dan nafas begitu sesak, namun mimpi itu seakan nyata Pak Ustad," jelas Ayah menjelaskan kejadian setahun yang lalu.
"Ya sudah Pak, kita usahakan yang terbaik bagi Bapak," ucap Pak Ustad.
Setelah itu Pak Ustad membacakan Ayat Ayat Suci lalu di tiup kan pada pucuk Kepala Ayah dan juga kepada segelas air putih, dan mengikatkan kain putih pada daerah perut Ayah, seketika Ayah mengeliat kesakitan.
Namun setelah air itu di berikan kepada Ayah, lalu Ayah meminumnya, mungkin rasa sakit yang Ayah deritakan mulai mengurang, telihat dari Ayah mengulas senyum di pipinya, begitu bahagia nya diri ku saat melihat Ayah tersenyum, sudah lama senyum itu menghilang dari sana.
*********
"Bunga tolong temanin Ibu Nak, Ibu mau menabur garam ini di sekitar rumah, Ibu takut pergi sendirian," pinta ibu, yang keluar dari dalam rumah menuju kesekeliling rumah dengan membawakan garam di tangannya.
"Baik Bu," ucapku yang mengikuti Ibu dari belakang, jujur suasana malam ini begitu dingin hawanya mampu membuat bulu kudukku ikut meremang,
Ibu dengan gerakan cepat menabur garam di sekeliling rumah, takut jika waktu Magrib segera habis, aku pun mempercepat langkah kaki ini, dari belakang Ibu.
'Ups kok kayak ada yang sedang mengawasi kami, tapi siapa," Batinku.
Aku mencoba memperhatikan setiap tempat yang ada di sekitar rumah, namun aku tidak melihat apa pun disana.
Rumah kami terletak di tengah tengah sawah, yang jauh dari tetangga, karna tanah ini peninggalan Almarhum Kakek dan Nenek, hanya Ayah yang mewarisi tanah ini, karna hanya Ayah saja yang jadi pewaris satu satunya.
"Bu cepat, banyak sekali Nyamuk nya," ucap ku yang terus memukul Nyamuk liar yang hinggap di bagian tubuhku.
"Iya Bunga ini sudah selesai nak, ayo kita masuk," ucap ibu yang mendahului ku masuk ke dalam rumah.
Aku berlari menuju pintu.
...Iiiiihhhhhhhhhhh......... Kikikikikik...
Tiba tiba aku menghentikan langkah kaki ku di depan pintu, 'sepertinya aku mendegarkan sesuatu," batinku.
Aku ingin memanggil ibu, tapi suaraku seakan terhenti, bulu kudu ku ikut berdiri,
kaki ini mulai gemetaran, kaki ini sulit untuk di gerakkan walau hanya satu langkah saja.
"Ibu_Ibu_, bahkan aku sulit untuk mengeluarkan suara.
Benar benar sesak dada ini, aku mulai mengeluarkan banyak keringat pada hal malam ini begitu dingin.
Aku mencoba membacakan Ayat Ayat Suci yang aku bisa, tapi tidak terjadi apa apa , tetap masih sama, hawa semakin pekik.
Aku memberanikan diri untuk menoleh ke belangkang.
aaaggggggrrrtttt............
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Tina Imc
kagum dengan bahasa nya
2024-01-31
2