Aku pun melangkah kan kaki ku keluar dari rumah Pak Ustad, aku berjalan trus melangkah menyelusuri jalan setapak,
menuju arah jalan pulang ke kontrakan.
Namun langkah ku semakin cepat saat aku merasakan kalau ada seseorang yang sedang mengikuti ku dari belakang, tanpa menoleh aku terus melangkah hingga berlari, sampai ke depan pintu kontrakan.
Aku langsung membuka pintu yang terkunci, lalu masuk dan tidak lupa aku mengunci pintu kembali, aku terus mengintip lewat jendela, siapa yang sudah mengikuti aku sejak tadi.
Saat aku melihat keluar, di depan sana terlihat seorang pria yang memakai mantel hitam dengan penutup wajah, dia berdiri di seberang jalan, ia terus menatap ke arah kontrakan ku, aku penasaran siapa kah dia sebenarnya dan ada perlu apa dengan ku.
Saat beberapa lama kemudian aku mengintip lagi dari balik jendela, namun sudah tidak ada siapa siapa di sana.
Aku mondar mandir sambil menunggu jam 11 malam tapi masih butuh 3 jam lagi dari sekarang.
Aku pun memberitahu Pak Ustad lewat sms.
18:30 ^(Assalammualaikum Pak Ustad, tadi ada orang yang ngikutin saya pas saat pulang dari rumah Bapak).
18:45 ^(Waalaikum salam, abai kan saja bila dia tidak mengganggu, karna memang rumah saya saat ini sedang di pantau, saat kamu keluar liat dulu, apa ada orang yang ngikutin, kalau ada jangan keluar dulu, kasih kabar lagi nanti),
Aku mencoba membuatkan mie terlebih dahulu, untuk mengisi kekosongan perutku sejak dari tadi sore, karna aku belum sempat belanja, jadi aku hanya memanfaatkan mie saja.
Karna waktu nya masih 3 jam lagi , aku memutuskan untuk tidur sebentar.
Akhirnya Jam sudah menuju angka 11 malam.
Dimana ini sudah Waktu nya aku untuk bertemu dengan Pak Ustad di rumah lama ku, sebelum aku keluar dari kontrakan, aku mengintip terlebih dahulu lewat jendela ke arah jalan memastikan apa aku sudah aman untuk keluar rumah.
Saat aku melihat ke arah luar , diluar tampa sepi, mungkin benar kata Pak Ustad orang pada takut keluar malam malam begini.
Lalu ku bukakan kunci pintu nya, dan melangkah keluar, tidak lupa aku mengunci kembali pintu nya, takut jika nanti ada orang yang menyelinap kedalam rumah.
Aku keluar rumah, memakai sepatu supaya tidak terdengar suara langkahku dan aku juga tidak lupa memakai jaket hitam, selain melindungiku dari dinginnya malam, jaket warna hitam juga bisa lebih gampang bila aku bersembunyi di dalam kegelapan malam.
Di bawah gerimis aku terus melangkah menuju rumah lama ku, walaupun terasa dingin, namun aku tidak peduli, karna niat pertama ku hanya memberikan keadilan untuk Ayah, jadi aku tidak boleh manja.
Kira kira sudah 50 meter dari kontrakanku, aku pun sampai di depan rumah lama ku, terlihat gelap sekali di sini, namun aku tidak boleh memberikan cahaya apapun di sini, sehingga tidak membuat orang mengetahui keberadaanku.
Aku berjalan perlahan di atas kegelapan malam, hanya penerangan dari cahaya bulan saja yang menuntunku untuk menuju rumah lama ku,
Sesekali aku mencoba menghembuskan nafas ku yang tertahan.
Aku pun berjalan ke arah pintu belakang, mencari letak pintu, sungguh di sini lebih gelap lagi, aku pun terus mencari letak pintu dengan meraba raba area dinding,
Tak lama kemudian aku pun menemukannya,
Klik...
Aku membuka pintu yang tidak terkunci secara perlahan, aku heran seingat ku dulu rumah ini semua udah di kunci, berarti ada yang menepati rumah ini.
Aku terus berjalan dengan meraba raba dinding, tiba tiba kaki ku terhenti saat aku mendengarkan sayup sayup suara dari arah kamar depan, sekarang aku tidak berjalan lagi, melainkan merangkak secara perlahan, supaya aku tidak tertabrak oleh barang yang ada di dalam rumah ini.
Aku pun terus merangkak, hingga berhenti di depan kamar Rafi, di dalam sini aku dapat melihat isi kamar yang berantakan dari cahaya lampu kedip kedip.
Indra pendengaranku menangkap suara aneh di dalam sana, suara desahan sepasang kekasih yang lagi memadu kasih, yang sedang berada di atas kenikmatan surga dunia, begitu menjijikan, terdengar beberapa kali desahan dan mengeluarkan kalimat kalimat menjijikan yang menandakan betapa panasnya adegan mereka di dalam sana.
Tanpa pikir panjang aku langsung saja merangkak menuju kolong meja yang ada di depan mereka.
Darah ku terasa mendidih dengan melihat adegan tidak senonoh dari balik kolong.
Walaupun penerangan nya tidak terlalu terang, tapi aku masih dapat melihat tubuh mereka dari cahaya redup lampu kedap kedip, terlihat dua kekasih yang lagi asyik melakukan dosa di dalam kamar ini, aku kenal betul siapa pria yang ada di depan ku ini, dia adalah Pak Roni sahabat ayah ku.
Tapi wanita itu bukan lah istrinya melainkan Adik Ipar nya, sungguh keji perbuatan kedua mahkluk ini.
Setelah tau siapa yang ada di dalam sini, aku berusaha keluar dari kamar ini, aku merangkak secara perlahan , dan aku berhasil keluar dari kamar yang panas itu, mungkin mereka sedang di mabuk cinta makanya tidak menyadari kalau ada orang lain di sini.
Aku pun terus merangkak ke arah kamar ibu dan ayah, di sana aku mendengarkan seseorang sedang berbicara, aku pun mendekat, dan menempelkan kupingku ke pintu kamar, sambil mengintip dari balik lubang kunci.
Terlihat 3 orang di dalam sini, yaitu Pak Doni, Pak Baron, dan Pak Ramli Kepala Desa di Kampung Duku.
"Gila si Roni itu, entah sudah berapa jam mereka main, kan aku juga mau ngerasain tubuh iparnya itu," ucap seseorang dari dalam yang ku yakini itu suara Pak Ramli.
"Alah kanya gak tau si Roni aja kau ini, dia kan hiperse** jadi sudah biasa bagi dia," jawab seseorang, yang ku yakini suara Pak Doni.
"Kalau bukan karna dia telah membantuku dalam menghabisi nyawa si Jamil mungkin dia sudah ku lempar ke sumur dari dulu," ucap Pak Ramli, ucapan itu mampu membuat nafas ku tidak teratur, aku gamang hingga menjatuhkan pot bunga yang berada di samping ku.
"Siapa itu?" Teriakan dari dalam.
Aku terkejut bukan main, saat sebuah tangan menarik tangan ku dengan sangat keras, hingga aku di lempar lewat jendela, aku pun telungkup di lantai.
"Arrrghhhtt"_ tiba tiba mulut ku tertutup oleh sebuah tangan.
Darah ku mengalir lebih cepat dari biasanya, serta jantungku berdegup tidak beraturan bahkan untuk bernafas pun aku tidak sanggup.
"Diam, ini saya Pak Ustad," ucap nya. aku baru bisa bernafas dalam dalam dan menghembuskannya.
"Sekarang kita pergi dari sini, mereka menyadari ada seseorang yang telah masuk rumah ini, lebih baik kita pergi sekarang lewat sawah itu," ucap Pak Ustad sambil menunjukkan ke arah sawah yang tinggi sepinggang.
Aku pun mengikuti langkah kaki Pak Ustad, aku benar benar tidak tau jika Pak Ustad tidak ada, pasti aku akan mati dibunuh oleh mereka, aku masih belum percaya kalau musuh ayah ku itu orang orang yang berada di dekatnya.
...BERSAMBUNG.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
rahma dani
semangat/Casual/ saling dukung..
2024-02-01
2