"Bunga, tolong belikan Ibu garam sebentar Nak, tempat Bu Ijah," Ucap Ibu.
Aku pun segera pergi membelikan pesanan Ibu, belum sampai pagar, Aku melihat Ayah dengan terburu buru masuk ke dalam rumah. Tanpa menegur Ku terlebih dulu yang berdiri di depan pintu pagar."
"Ada apa dengan Ayah." gumamku.
Aku yang mengikutinya dari belakang, melihat Ayah dengan berlari kecil menuju ke kamar mandi yang terletak di bagian dapur, saat ini Ayah seperti sedang menahan rasa sakit pada bagian perut nya, terlihat dari ia memegangi bagian perutnya.
"Kenapa Ayah Bunga?" tanya Ibu seketika aku terkejut dari lamunan ku.
"Tidak tau Bu, tiba tiba Ayah pulang dan langsung berlari ke arah kamar mandi." ucapku
Setelah beberapa menit kemudian.
"Lama sekali kok Ayah keluar Bunga, Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ibu pada Ku. Namun Aku hanya mengelengkan kepala, tanda Aku tidak mengetahui .
"Bu..... tolong Ayah Bu, panggil Ayah yang masih berada di dalam kamar mandi.
"Iya Yah, Ibu akan segera ke sana." ucap Ibu. Ibu pun segera menuju dapur dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah lama di kamar mandi, Ibu dan Ayah pun keluar, terlihat Tubuh Ayah yang lemas di bantu oleh Ibu untuk berjalan ke arah Ku.
"Kenapa Ayah Bu?" Tanya ku kebingungan harus apa, melihat Ayah yang lemas seperti itu, Aku jadi gak tega liatnya.
"Ayah banyak mengeluarkan darah dari an*s nya Nak. Tolong Kamu jaga rumah Nak ya, nanti kalau Rafi pulang ngaji jangan biarkan ia keluar untuk bermain. Bilang pada nya, kalau Ibu sama Ayah mau ke rumah sakit dulu, antar Ayah berobat." jelas Ibu.
"Iya Bu, hati hati ya Bu, Ayah harus kuat ya." Ucapku seraya melihat kepergian Ibu dan Ayah hingga menjauh dan menghilang dari pandangan.
****
Belum sampai Ibu dan Ayah masuk, aku sudah berlari menghampiri mereka berdua.
"Apa kata Doctor Bu?" Tanya ku dalam keadaan cemas. Aku takut jika harus mendengarkan hal yang tidak di inginkan.
"Kata Doktor, Ayah kena Asam Lambung, sering telat makan. Jadi di kasih obat Lambung ini, tolong Bunga ambilkan air buat Ayah, biar Ayah minum obat ya." jelas Ibu.
"Baik Bu, akan Bunga ambilkan." Ucapku.
Aku segera berlari ke arah dapur dan mengambilkan segelas air putih untuk Ayah.
"Ni Bu air nya." ucapku seraya memberikan segelas air putih.
Ibu langsung mengambil air nya dan memberikan kepada Ayah, lalu Ayah meminum nya dengan segera, sekalian dengan Obatnya.
Setelah beberapa saat Ayah minum Obat, lalu Ayah merebahkan Tubuh nya ke sandaran sofa.
mungkin obatnya sudah mulai bekerja, terlihat dari Ayah yang sudah mulai memejamkan mata.
"Ibu, Aku ke tempat Bu Ijah dulu ya, beli garam yang Ibu pesan tadi." Ucapku seraya meninggalkan Ayah dan Ibu di ruang tamu.
"Iya Bunga, cepat ya." Ucap Ibu yang masih terlihat khawatir tentang kesehatan Ayah.
.........
Belum sampai satu jam. Ayah sudah mulai merasakan sakit lagi, yang membuat iya merintis, lalu iya berlari ke arah kamar mandi.
"Ada apa Bu?" Tanya Ku yang berada di depan Tv.
"Ibu juga gak tau Nak, Ayah mu mulai sakit lagi. Coba Bunga telpon Nenek, kita tanyakan padanya, mungkin Dia tahu." Ucap Ibu memberi saran, agar aku menelpon Nenek di luar Kota.
Tut tut tut....
"Assalammualaikum Nek," ucap ku.
"Waalaikumsalam, ada apa Bunga, kok tumben sore sore nelpon Nenek?" tanya Nenek.
"Nek, Ayah Sakit, tapi tidak tau Sakit apa yang jelas, Ayah mondar mandir ke kamar mandi, Perut nya sakit dan mengeluarkan Darah segar lewat an*s.
"Ya Allah kenapa bisa begitu Nak?" tanya Nenek.
"Kami juga gak tau, Nek." ucapku.
"Sudah di bawa ke Rumah sakit Nak?" tanya Nenek lagi.
"Sudah Nak, tapi kata Doctor Ayah kena Asam Lambung," embuh ku.
"Tapi aneh, kalau Asam Lambung biasa nya cuma pusing di sertai sakit Perut dan mencret, tidak mengeluarkan Darah. Apa lagi Ayah mu kan baru sakit, kok sudah separah itu dalam waktu dekat." ucap Nenek.
"Kami juga heran Nek, Soal nya Penyakit Ayah ini gak selalu datang, cuma di waktu waktu tertentu saja," jelasku.
"Ya sudah, Kamu coba bikinin ramuan dari Kunyit, Jahe, Sereh, Lada di tambah Madu sedikit saja, jangan di kasih gula ya." pinta Nenek.
"Iya Nek, Bunga buatin ramuan nya dulu ya, nanti Bunga kabarin Nenek lagi." Ucapku.
..."Assalamualaikum Nek."...
..."Waalaikumsalam."...
...Sambungan telpon pun putus. Aku segera ke dapur untuk membuat apa yang di suruh Nenek tadi....
...Setelah selesai Aku membuatkan ramuan yang di bilang Nenek tadi, Aku kasih langsung pada Ayah, dengan sekali teguk air yang setegah gelas itu raib sudah ....
..."Makasih ya Nak," ucap Ayah sambil memberikan gelas yang sudah kosong....
..."Iya Yah, sekarang Ayah istirahat. Biar sakitnya berkurang, biar lebih cepat ramuan itu bekerja," ucapku memberi semangat pada Ayah....
Setelah Ayah meminum air ramuan tadi, terlihat Ayah sudah membaik, karna tidak merasa kan sakit di bagian Perut lagi, ia pun bisa tertidur dengan nyenyak.
Kami pun yang melihat nya sedikit lega, karna tidak harus melihat Ayah kesakitan lagi untuk malam ini, karna pastinya ramuan itu hanya bekerja sesaat, bukan sifat menyembuhkan.
*****
Enam bulan sudah berlalu, tapi Ayah masih sakit bahkan, semakin hari semakin kurus badannya. Dulu badannya sekitar delapan puluh kilo dan sekarang hanya tinggal lima puluh kilo saja.
Sedih rasa nya melihat Orang yang Kita sayangin menderita seperti ini, bukan tidak berusaha dalam menyembuhkannya, tapi semua sudah di lakukan baik berobat secara ilmiah, maupun alamiah,( berobat kampung),tapi tetap saja tidak sembuh.
"Ayah kenapa?" tanya Ibu yang melihat Ayah sedikit oleng.
"Gak pa pa bu, Ayah hanya lemas saja," jawab Ayah yang membuat kami penasaran, karna dari tadi pagi Ayah tidak di rumah, pulang malah dengan keadaan lemas tak berdaya, seperti orang mabuk.
"Memang nya Ayah kemana, seharian gak bilang sama Ibu, Ibu kan khawatir Ayah, apalagi kesehatan Ayah semakin hari semakin parah?" tanya Ibu yang geram akan perilaku Ayah.
"Ayah tadi pagi ke Kampung Duku Bu." Jawab Ayah yang membuat mata kami melotot, sangking terkejut nya Kami mendegarkan jawaban Ayah. Gimana tidak, Kampung Duku itu kalau dari tempat kami butuh waktu tujuh jam perjalanan.
"Apa yah, Kampung Duku, ngapain Ayah ke sana, Ayah kan lagi Sakit, seharus nya Ayah istirahat bukan jalan jalan!" teriak Ibu yang tidak memberi celah untuk Ayah bicara.
"Maaf Bu, kalau Ayah kasih tau pasti Ibu gak akan izinin Ayah pergi," Jawab Ayah dengan menundukkan Kepalanya.
"Jadi Ayah ngapain ke sana?" tanya Ibu penuh dengan Intimidasi.
"Kemarin Kawan Ayah bilang. Kalau di Kampung Duku ada klinik penyembuhan secara gaib. jadi Ayah penasaran, mungkin saja Ayah bisa sembuh di sana Bu," jelas Ayah sambil mengeluarkan air mata, mungkin Ayah sedang menahan rasa sakit.
"Terus kek mana pengobatan yang sudah Ayah lakukan di sana?" tanya Ibu penasaran dengan cara pengobatan di sana, karna Ayah bilang secara gaib.
Aku yang duduk di dekat Ayah jadi merinding dengar penjelasan Ayah, sekaligus penasaran dengan pengobatan nya, karna zaman sekarang udah canggih tapi masih juga pakek cara gaib.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
muhammad nazir
Bikin ketagihan untuk baca
2024-01-31
2
Satsuki Kitaoji
Kejutan demi kejutan membuat saya takjub. 😲
2023-12-30
2