Aku dan Pak Ustad berlari dan langkah kami semakin cepat, saat kami mendengarkan suara teriakan dari arah belakang.
Kami berlari melewati deretan sawah yang menjulang tinggi dan tanahnya begitu kering, di dalam kegelapan malam tanpa penerangan sama sekali hanya cahaya bulan yang tak seberapa itu.
Sesekali aku hampir terjatuh kebawah dan membuat kaki ku tergilir, terasa amat sangat sakit saat kaki masih menyangkut di lobang lobang kecil bekas kekeringan itu, lalu aku menarik kaki ku dari dalam lobang, untung aku memakaikan sepatu, kalau tidak kaki ku sudah luka parah.
Bukan cuma itu, aku harus merasakan sakit di sekujur tubuh ku akibat Pak Ustad melemparkan ku dari dalam hingga keluar melalui jendela, membuat langkah ku sedikit pelan, namun Pak Ustad seakan tidak peduli, dia malah menarik tangan ku sampai membuat aku harus berlari cepat, walaupun sakit aku harus mengabaikan nya, kalau tidak aku bisa terjatuh kebawah.
''Ahhhrgggtt sakit Pak Ustad, kaki ku sakit, ku rasa kaki ku tergilir Pak Ustad." Ucapku.
Aku benar benar gak sanggup menahan sakit kaki ku akibat tergilir, saat aku berhenti. Aku malah tersungkur ke tanah. Perih rasanya, antara hidup dan mati.
Pak Ustad mengangkat tubuhku lalu Pak Ustad mencoba memapahku, hingga tangan ku di letakkan pada bahunya dan tangan nya di pegah di bagian pinggang ku. Aku amat grogi tapi aku harus tetap tenang, pura pura tidak peduli yang penting sekarang aku selamat dari manusia berhati iblis itu.
Sesekali aku menoleh kebelakang, terlihat cahaya senter dari kejauhan, kemungkinan mereka sedang berlari mengejar kami.
"Ayok Raihan cepat lari, mereka telah mengejar kita." ucap Pak Ustad yang tidak membiarkan aku berhenti walaupun hanya sejenak, dengan nafas yang tidak beraturan kami tetap berlari. Jangan tanya lagi bagaimana nafas ku ini merasa sesak yang amat dalam.
Jangan kan untuk menarik nafas dalam dalam, bernafas saja sudah sangat sulit.
"Iya Pak Ustad saya sedang berusaha," ucapku. Aku tidak bisa mengatur nafas ku dalam keadaan begini.
Sekujur tubuhku sudah mengeluarkan begitu banyak keringat. Aku takut jika malam ini kami tertangkap, sudah pasti kami akan di bunuh secara kejam, mengingat aku telah mendengarkan semua rahasia mereka, seharus nya mereka yang harus takut sama aku, karna mereka lah pembunuhnya, ini malah aku yang harus melarikan diri.
Tidak mungkin kami berdua mampu melawan empat penjahat sekaligus, apa lagi mereka berbadan besar besar. Aku dan Pak Ustad tidak ada apa apa nya di bandingkan mereka.
Aku lihat mereka semakin dekat, aku dan Pak Ustad sudah tidak kuat lagi untuk berlari, karna kita sudah tidak tau jalan mana yang harus di lalui karna kami berlari mengikuti jalan ke depan.
Akhirnya aku dan Pak Ustad memutuskan untuk bersembunyi di dalam semak semak.
Belum sempat aku bernafas dengan tenang.
Tiba tiba_
"Pak Ustad," panggilku.
"Ssssssst jangan berisik nanti ketahuan," ucap Pak Ustad sambil meletak kan jari telunjuk di atas bibirnya .
"Itu itu Pak Ustad," ucapku. Sambil menunjuk ke arah ular yang sedang menjalar di dekat kaki ku.
Dengan sergap Pak Ustad mengambil kayu dan mengambil Ular lalu melempar kan Ular itu sejauh mungkin.
Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki dari arah belakang, dan suara kaki itu semakin mendekat. Sangat dekat hanya beberapa centi saja, namun karna di sini begitu gelap dan penuh dengan semak, jadi mereka tidak langsung melihat kami, tapi saat seseorang telah mendekat ke arah ku.
Dan seerrrrt _
Pak Ustad berhasil menarik ku kebagian samping pohon besar. Untung Pak Ustad cepat waktu kalau tidak habis sudah.
"Gimana, Ketemu gak?" Tanya sambil berteriak salah satu dari mereka yang berada jauh dari kami.
"Ku rasa mereka tidak di sini," ucap salah satu dari mereka yang berada di dekat kami.
"Mungkin saja tadi kita hanya salah liat, mungkin hanya seekor Kucing liar, yuk kita balik aja." jawab salah satu dari mereka.
Aku mendengar langkah mereka yang menjauh dari tempat kami.
Akhirnya aku pun bisa bernafas dengan tenang, ku tarik nafas ku secara perlahan lalu menghembuskan nya.
Aku dan Pak Ustad belum berani untuk bergerak bisa saja mereka masih ada di sekitar kita.
Saat terasa semua sudah aman, baru kami melanjutkan perjalanan kami hingga kami menemukan jalan raya.
Aku dan Pak Ustad memutuskan untuk kembali kerumah masing masing, namun terlebih dulu Pak Ustad mengantarkan ku ke kontrakan. Karna aku sudah tidak kuat berjalan sendiri.
Di kontrakan aku di obati terlebih dulu oleh pak ustad, baru setelah itu Pak Ustad pamit pulang.
* Jangan pikir macem macem karna kami tidak mungkin bersatu.
...BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments