Boneka Kesayangan
Siang hari.
Sandra baru saja pulang kuliah. Ia berjalan kaki menuju tempat kosnya.
Kuliah hari ini sangat membuat otakku menjadi panas. Dosen killer itu tak henti-hentinya memberikan pertanyaan untuk kami mahasiswanya.
Perhatiannya tertuju ke barang-barang yang dijual di depan rumah seseorang. Orang itu menjual berbagai macam barang bekas pakai miliknya. Beberapa orang tampak sibuk menawar barang.
Sandra mendekat dan melihat beberapa barang. Ada piring, ada gelas juga buku novel.
Harganya memang murah tapi aku nggak butuh.
Sandra hendak meninggalkan tempat itu. Ia melihat ada boneka cantik. Boneka itu memang terlihat kusam karena usia tetapi masih terlihat manis.
Sandra menyentuh boneka itu.
Kalau bajunya diganti dan mukanya dilap, pasti jadi bersih dan manis lagi.
Sandra bertanya harga boneka itu karena tidak ada label harga untuk boneka itu. “Boneka ini harganya berapa?”
Penjual itu terlihat bingung. Ia merasa tidak pernah mempunyai boneka seperti yang dipegang Sandra. Tetapi ia tetap membuka harga. “Seratus ribu rupiah.”
“Tiga puluh ribu,” tawar Sandra. Seratus ribu terlalu mahal baginya.
“Lima puluh ribu. Harga pas.” Penjual itu melihat ada pembeli lain yang hendak menawar barang.
“Empat puluh ribu.” Sandra ingin harganya lebih murah. Kalau memang harus lima puluh ribu, akan ia keluarkan uang berwarna biru itu.
“Baiklah. Empat puluh ribu.” Penjual itu mengalah. Ia hendak pindah dan mengosongkan barang-barang di rumah lamanya supaya bawaannya berkurang.
Sandra membayar empat puluh ribu rupiah sesuai perjanjian dan membawa boneka manis itu pulang,
Di kamar kos.
Ia mulai mengambil lap bersih. Ia membasahi sedikit kain dengan air hangat dan menyeka boneka itu mulai dari wajah, lalu tangan dan kaki. Ia melihat pakaian boneka itu yang kusam dan agak robek karena lapuk.
Ia membuka pakaian boneka itu. Ia lalu melihat stok kain miliknya dan mengambil sisa kain bermotif bunga kecil yang pernah ia pakai untuk membuat sarung bantal.
“Ini pasti cantik untuk Sally.” Sandra bahkan memberi nama untuk boneka manis yang tampak seperti anak kecil itu. Sally berasal dari gabungan namanya yaitu Sandra dan Wally, nama kekasih Sandra.
Sandra mulai memotong kain dan membuat baju baru untuk boneka bekas yang baru saja ia beli, ia bahkan menambahkan renda kecil. baju mungil itu terlihat begitu imut.
Apa seperti ini rasanya membuat baju untuk anakku nanti? Sandra tersenyum sendiri. Ia memakaikan baju mungil itu ke Sally.
Ada yang kurang. Sandra melihat penampilan Sally.
Ah! Iya! Pita yang manis. Sandra mengikat rambut Sally dan membuat dua cepol.
Sekarang Sally terlihat seperti anak kecil. Sandra tersenyum puas dengan hasil kerjanya. Sandra mengucek-ngucek matanya. Ia tidak mempercayai apa yang ia lihat barusan. Sally terlihat tersenyum kepadanya.
Nggak mungkin ada boneka yang bisa tersenyum. Sally itu cuma boneka. Mungkin aku kecapaian.
Sandra tersadar. Jam berapa sekarang?
Sandra melihat jam dinding bermotif buah cherry di kamarnya.
Jam satu! Aku harus segera tidur. Besok ada kuliah.
Sandra segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya. Ia lalu tidur.
Tak lupa ia mengucapkan selamat tidur ke Sally lalu menaruhnya di samping bantal yang ia pakai.
“Sally, selamat tidur.” Sandra mencium pipi Sally lalu tertidur.
Tanpa diketahui Sandra, saat Sandra sudah sangat terlelap, Sally bergerak dan berebah di dekat Sandra.
Selamat tidur, Mama. Terima kasih buat bajunya. Sally suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
nurvaizatul karimah
👍👍
2024-01-19
0
Fitray Uni
mulai terasa seramnya
2024-01-10
0