JSK - Bintang penghilang kesedihan

Saat sampai di rumah, Adnan langsung masuk kedalam rumahnya setelah meminta pelayan membawakan tas mereka. Cia berjalan menuju dapur hendak memasak untuk suaminya, rupanya yang lain masih berada di ruang makan. Ia pun bergegas pergi menuju ruang makan untuk menemui keponakannya.

"Loh kok kamu ada disini sayang?" Tanya Bunda terkejut melihat kehadiran Cia di ruang makan.

"Iya Bun, baru aja sampai, Mas Adnan langsung masuk kedalam kamar. Aku mau ambil makanan buat Mas Adnan" jawab Cia dengan senyuman.

"Ada masalah? Kenapa tiba-tiba pulang?"

"Tadi ketemu adik aku, Mas Adnan dan Laura sempat berdebat. Aku tidak suka melihat Mas Adnan murung Bunda" jelas Cia sedih.

Ayah dan Bunda saling berpandangan, Bunda meminta Cia agar tak bersedih serta menghibur Adnan. Cia mengangguk lalu mengambil makanan untuk dirinya dan Adnan. Sebelum keluar ruang makan, Ayah berpesan pada Cia agar menjauhi Mama dan Adiknya. Itu pesan yang sama seperti permintaan Adnan padanya.

Cia berjalan perlahan menuju kamarnya, ia masuk kedalam dan melihat suaminya sedang duduk di meja kerjanya. Gadis itu meletakkan nampan di meja lalu memanggil Adnan agar berpindah duduk di sofa.

"Mas Adnan banyak kerjaan?" Tanya Cia saat Adnan menghampiri dirinya.

"Iya"

"Karena liburan hari ini ya Mas?"

"Iya, sepertinya aku akan lembur malam ini. Kamu nanti tidur dulu saja"

Gadis itu mengangguk lalu makan bersama Adnan, setelah makan Cia membawa piring ke bawah. Ia lalu membuatkan kopi dan membawa segelas air putih untuk suaminya. Adnan terlihat begitu serius, Cia menatap punggung suaminya sejenak kemudian pergi ke atas tempat tidur. Gadis itu menyalakan televisi, ia ingin menonton drama sebelum tidur.

"Cia, aku sedang bekerja, tidak bisa fokus jika berisik" celetuk Adnan.

"Maaf Mas" tutur Cia lalu mematikan televisinya.

"Ah sial sekali hari ini" cetus Adnan gusar.

Cia tanpa sadar meneteskan air mata, ia mengingat kembali apa yang adiknya katakan mengenai dirinya. Bahkan Mama juga mengatakan hal yang sama, mungkinkah memang sebenarnya Cia pembawa sial. Ia juga merusak keharmonisan rumah ini, merusak hubungan Adnan dan Adrian. Gadis itu berjalan perlahan lalu keluar kamarnya, ia melintasi Kania dan Bunda yang sedang menonton di ruang keluarga.

Seperti biasa, Cia duduk di taman seorang diri sambil memandangi langit malam. Ia bisa melihat bintang bertaburan disana. Ayah kebetulan melihat Cia usai selesai menelepon, beliau menghampirinya menantunya dan duduk di samping Cia.

"Kangen Papa ya?" Kata Ayah.

"Iya Yah, saat sedih Papa selalu mengajakku melihat bintang. Papa bilang bintang akan menghapus semua kesedihan"

"Hm... Gitu ya, tapi kamu sedih kenapa? Cerita ke Ayah, kan Ayah sekarang sudah jadi pengganti Papa kamu"

"Ayah, sepertinya aku adalah anak sial. Perusahaan Papa bangkrut gara-gara aku sakit, Papa meninggal karena aku terlalu merepotkan nya untuk membesarkan ku. Aku juga membuat keluarga ini menjadi tak harmonis lagi, hari ini juga aku membuat Mas Adnan harus bekerja lembur karena keinginan berlibur. Ayah, aku tidak mau membuat orang-orang yang aku sayangi mengalami kesulitan karena aku. Ayah, apakah seharusnya aku tidak pernah dilahirkan? Jika seperti itu pasti Papa, Mama dan Laura, bahkan keluarga Ayah akan hidup bahagia kan?" Tutur Cia dengan air mata yang terus mengalir deras.

Ayah menepuk kepala Cia dan mengelusnya perlahan. Apa yang sebenarnya sudah Mama dan Adik Cia tanamkan pada pikiran gadis polos ini? Bagaimana bisa Cia yang selalu berpikiran positif tiba-tiba mencecar dirinya sendiri dengan kejam. Pantas saja Papa meminta Ayah menjauhkan Cia dari Mama serta adiknya.

"Cia, tidak ada yang namanya anak sial, akan pembawa sial juga tidak ada. Semua anak adalah pembawa keberuntungan, termasuk kamu. Saat kamu lahir, Papa kamu senang sekali, dia tersenyum sangat lebar karena memang menantikan seorang anak. Waktu Papa tau Mama kamu hamil, dia sudah berharap akan memiliki anak perempuan, karena melihat anak Ayah semuanya laki-laki dan sangat nakal. Setelah kamu lahir dan ternyata perempuan, Papa mu itu mengejek Ayah karena dia memiliki anak perempuan, sedangkan Ayah masih saja laki-laki saat Aden lahir. Dulu Ayah bilang jika Ayah akan menikahkan salah satu putra Ayah dengan kamu, tapi Papamu menolak, dia bilang ingin putrinya menikah dengan pangeran yang dicintainya"

"Benarkah Yah? Tapi kenapa Papa pada akhirnya jodohin aku?" Seru Cia sembari menyeka air matanya.

"Karena Papa dan Ayah tau kalau banyak laki-laki brengsek diluar sana. Papa dan Ayah takut kamu nanti salah pilih cowok terus malah sakit hati. Kan kalau kamu menikah dengan salah satu anak Ayah, jika anak Ayah nakal, Ayah bisa memberinya pelajaran. Tidak ada yang berani menentang Ayah, kecuali Bunda ya, Bunda mah nomor satu di rumah ini" jawab Ayah dengan tawanya.

Cia tertawa kecil mendengar candaan sang Ayah, ia kembali melihat bintang di langit malam. Memang benar kata Papa, dengan melihat bintang semua kesedihan akan menghilang. Tiba-tiba terdengar suara memanggil Cia, Adnan berlari keluar dengan perasaan lega usai melihat sang istri bersama Ayahnya.

"Kenapa Mas? Mau aku buatkan sesuatu?" Tanya Cia berdiri dari duduknya.

"Tidak, aku hanya terkejut kamu tidak ada didalam rumah. Maaf ya tadi aku memarahi kamu, lain kali aku akan menyelesaikan pekerjaan sebelum berlibur agar tidak ada yang mengganggu kita"

"Iya Mas, aku tidak apa-apa kok"

Adnan memeluk Cia dan mengelus punggungnya, ia menatap Ayah yang memandangi dirinya dengan tajam. Ayah berdehem dan meminta Cia masuk kedalam rumah karena hari semakin larut malam. Kini giliran Ayah berbincang dengan Adnan mengenai apa yang terjadi selama mereka berada di hotel. Cia tak benar-benar pergi masuk kedalam rumah, ia berdiri di samping pintu sambil memandangi Ayah dan Adnan yang sedang berbincang.

"Kak Ciaaaa, Kak Ciaaaa" teriak Aden.

"Aden, kenapa teriak-teriak sih? Ada apa?" Sahut Cia berjalan mendekati Aden.

Teriakan Aden membuat semua orang berkumpul karena khawatir. Adnan dan Ayah juga masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa.

"Adiknya Kak Cia itu Kak Laura? Kenapa bisa seperti itu? Adik kandung Kak? Serius?" Cecar Aden tak percaya.

"Iya, kamu kenal Laura? Satu sekolah dengan kamu Den? Dia cantik ya, gak kayak Kak Cia" sela Cia dengan senyumannya.

"Cantik apa'an? Jelek kayak nenek lampir, sombong juga, sok cantik. Kalau kalian dibandingkan, Kak Cia jauuhhhhhh kelihatan lebih cantik dan muda. Bagaimana bisa dia menjadi adik Kak Cia? Aaahh aku tidak relaaaaa, Kak Cia terlalu sempurna" oceh Aden sambil berjalan pergi menuju kamarnya.

"Hm.... Aden ngomong apa sih? Aku bingung nih" celetuk Cia sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Semua orang hanya tertawa dan kembali melanjutkan kegiatan masing-masing. Adnan merangkul pundak istrinya dan pergi menuju kamar mereka untuk tidur.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aaa
Aden terlalu jujurrr...... ☺

2024-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 JSK - Surat Wasiat Papa
2 JSK - Calon Istri Pengganti
3 JSK - Pertemuan Calon Istri
4 JSK - Adam yang sweet
5 JSK - Kejutan Isvara
6 JSK - Tenggelam
7 JSK - Keputusan Adnan
8 JSK - Hari Pernikahan
9 JSK - Sayang
10 JSK - Bunga Pernikahan
11 JSK - Tahan
12 JSK - Adnan Demam
13 JSK - Unboxing
14 JSK - Pernyataan Cinta
15 JSK - Adrian Melepaskan
16 JSK - Manjanya istri Adnan
17 JSK - Reuni SMA Cia
18 JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19 JSK - Adik Cia, Laura
20 JSK - Bintang penghilang kesedihan
21 JSK - Kehamilan Cia
22 JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23 JSK - Saling Cemburu
24 JSK - Hubungan Intim
25 JSK - Cia Melahirkan
26 JSK - Tamu Kehormatan
27 JSK - Perasaan Adnan
28 JSK - Mawar
29 JSK - Kembali Erat
30 JSK - Kencan Membosankan
31 JSK - Pelupa
32 JSK - Menggoda Adnan
33 JSK - Talking
34 JSK - Perseteruan
35 JSK - Perundungan
36 JSK - Alasan Perundungan Cia
37 JSK - Hari Libur
38 JSK - Datang dengan Luka
39 JSK - Keluarga Kania
40 JSK - Peringatan batasan
41 JSK - Permintaan maaf
42 JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43 JSK - Si Paling Brengsek
44 JSK - Kecurigaan Adnan
45 JSK - Kekecewaan
46 JSK - Pertimbangan
47 JSK - Perasaan yang belum usai
48 JSK - Batas yang terlewati
49 JSK - Bertingkah
50 JSK - Menikmati Malam
51 JSK - Surat Perjanjian
52 JSK - Para Menantu
53 JSK - Keinginan Cia
54 JSK - Lihat Aku
55 JSK - Ulang Tahun Papa
56 JSK - Penuh Adegan Panas
57 JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58 JSK - Psikolog anak
59 JSK - Nostalgia Luka
60 JSK - Karma Yang Nyata
61 JSK - Keputusan Laura
62 JSK - Sweet Husband
63 JSK - Hadiah Untuk Cia
64 JSK - Rencana Adnan
65 JSK - Ending
66 Lima Tahun Kemudian
67 S2 - Kembali Pulang
68 S2 - Kisah Kecil
69 S2 - Sebuah Rasa
70 S2 - Drama Kecil
71 S2 - Mama...
72 S2 - Hari bersama Keluarga
73 Bye Bye
Episodes

Updated 73 Episodes

1
JSK - Surat Wasiat Papa
2
JSK - Calon Istri Pengganti
3
JSK - Pertemuan Calon Istri
4
JSK - Adam yang sweet
5
JSK - Kejutan Isvara
6
JSK - Tenggelam
7
JSK - Keputusan Adnan
8
JSK - Hari Pernikahan
9
JSK - Sayang
10
JSK - Bunga Pernikahan
11
JSK - Tahan
12
JSK - Adnan Demam
13
JSK - Unboxing
14
JSK - Pernyataan Cinta
15
JSK - Adrian Melepaskan
16
JSK - Manjanya istri Adnan
17
JSK - Reuni SMA Cia
18
JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19
JSK - Adik Cia, Laura
20
JSK - Bintang penghilang kesedihan
21
JSK - Kehamilan Cia
22
JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23
JSK - Saling Cemburu
24
JSK - Hubungan Intim
25
JSK - Cia Melahirkan
26
JSK - Tamu Kehormatan
27
JSK - Perasaan Adnan
28
JSK - Mawar
29
JSK - Kembali Erat
30
JSK - Kencan Membosankan
31
JSK - Pelupa
32
JSK - Menggoda Adnan
33
JSK - Talking
34
JSK - Perseteruan
35
JSK - Perundungan
36
JSK - Alasan Perundungan Cia
37
JSK - Hari Libur
38
JSK - Datang dengan Luka
39
JSK - Keluarga Kania
40
JSK - Peringatan batasan
41
JSK - Permintaan maaf
42
JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43
JSK - Si Paling Brengsek
44
JSK - Kecurigaan Adnan
45
JSK - Kekecewaan
46
JSK - Pertimbangan
47
JSK - Perasaan yang belum usai
48
JSK - Batas yang terlewati
49
JSK - Bertingkah
50
JSK - Menikmati Malam
51
JSK - Surat Perjanjian
52
JSK - Para Menantu
53
JSK - Keinginan Cia
54
JSK - Lihat Aku
55
JSK - Ulang Tahun Papa
56
JSK - Penuh Adegan Panas
57
JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58
JSK - Psikolog anak
59
JSK - Nostalgia Luka
60
JSK - Karma Yang Nyata
61
JSK - Keputusan Laura
62
JSK - Sweet Husband
63
JSK - Hadiah Untuk Cia
64
JSK - Rencana Adnan
65
JSK - Ending
66
Lima Tahun Kemudian
67
S2 - Kembali Pulang
68
S2 - Kisah Kecil
69
S2 - Sebuah Rasa
70
S2 - Drama Kecil
71
S2 - Mama...
72
S2 - Hari bersama Keluarga
73
Bye Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!