Hari berganti.....
Adnan bangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran, ia mencoba mengatur napasnya yang ngos-ngosan dan detak jantungnya yang berdebar kencang. Ia menoleh menatap Cia yang masih tertidur di sampingnya. Pemuda itu melihat jam yang menunjukkan pukul empat pagi. Ia langsung berdiri dari duduknya lalu pergi mandi kemudian berolahraga di gym.
Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi san semua orang sedang sarapan. Ayah memang selalu disiplin tentang waktu, mereka selalu makan pukul setengah enam pagi sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Sedangkan untuk makan malam, semua orang sudah harus di rumah sebelum pukul enam.
Selama sarapan, Adnan terus memandangi istrinya dengan gelisah. Ia bahkan tak nafsu makan dan hanya makan beberapa suapan saja. Cia tak menyadari hal itu, ia sedang sibuk menceritakan kejadian di pesta pernikahan semalam. Saat tersedak karena terlalu bersemangat cerita, Adrian yang melihat langsung memberikan minuman sambil menepuk punggung Cia perlahan. Tanpa sadar pemuda itu juga mengomel meminta Cia agar tak terlalu banyak bicara saat makan. Cia hanya tertawa dan meminta maaf sebab dirinya terlalu bersemangat.
Selepas sarapan, mereka mengantarkan Ayah dan Bunda sampai di depan pintu rumah, sebab keduanya harus pergi keluar kota selama seminggu. Mereka berjanji akan kembali sebelum Aden masuk SMA untuk pertama kalinya. Usai mobil Ayah dan Bunda pergi melewati gerbang, semua orang kembali berpencar untuk melakukan kegiatan masing-masing.
Adnan tengah duduk di tepi kolam renang sambil menatap layar Ipad-nya. Ia sesekali melirik ke arah Cia yang sedang berbincang dengan Aden. Rasanya mereka memiliki banyak topik pembicaraan yang menyenangkan disana. Tak lama Adrian ikut bergabung disana, kepergian Ayah pasti membuat pemuda itu merasa bebas bisa mendekati Cia.
"Sayang, kemari!!" Panggil Adnan melambaikan tangannya.
Cia langsung berdiri dan berlari kecil menghampiri Adnan. Pemuda itu menarik tangan Cia untuk duduk dipangkuannya.
"Bisa kita melakukannya lagi?" Tanya Adnan.
"Melakukan apa?"
"Saat kamu duduk dipangkuan ku, aku ingin melakukannya lagi" pinta pemuda itu dengan wajah datarnya.
Gadis itu mengangguk lalu melumat bibir suaminya, kali ini Adnan tak diam ia membalasnya dengan agresif. Cia yang terkejut mencoba mendorong dirinya menjauh, namun Adnan merangkul pinggangnya dan menggenggam salah satu tangan Cia. Adnan yang terbawa suasana mulai mengelus paha istrinya.
"Wow wow, tahan bos tahan" cetus Adam mendorong kepala mereka menjauh.
"Apa sih Kak?" Sentak Adnan kesal.
"Apa apa, kalian ini lagi dimana? Tuh lihat matanya Aden hampir mau copot. Pindah ke kamar sana, bisa-bisanya disini melakukan hal tak senonoh, ckckck"
Cia tertawa kecil, lalu berdiri dari pangkuan Adnan. Pemuda itu memandangi sang Kakak dengan kesal, lalu kembali fokus pada Ipad-nya lagi. Mood Adnan sudah berubah drastis, sedangkan Cia masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman. Adam menjelaskan jika ia harus menghentikan mereka, jika tidak pasti akan terjadi hal buruk nantinya. Ia juga memarahi Adnan, bagaimana bisa pemuda itu melakukannya disini.
"Hal buruk apa yang Kakak maksud?" Tanya Adnan sembari menatap Adrian yang memandangi mereka.
"Bukan dia, bagaimanapun apa kamu mau mengekspos tubuh istrimu ha? Jika ingin melakukannya, lakukan di tempat tertutup Adnan. Sana masuk kamar, udah tegak tuh yang bawah" goda Adam.
"Ah tidak, tidak, aku hampir saja hilang kendali. Aku tidak mau melakukannya sebelum kami benar-benar saling mencintai. Aku tidak mau memaksa nya" ucap Adnan kemudian pergi masuk kedalam rumah.
Adam menghela napasnya, ia menatap Cia yang baru saja tiba dengan segelas minuman dingin untuk Adnan. Tetapi karena Adnan tak ada disana, Adam yang mengambil minuman tersebut dan langsung menenggak nya. Jika Adnan tidak mau bergerak lebih dulu, maka pilihan satu-satunya adalah membuat Cia yang bertindak. Pilihan terbaik untuk mengajari Cia hanyalah Kania, satu-satunya wanita dirumah ini.
"Cia, panggilkan Kania" pinta Adam.
"Baik Kak" jawab Cia kemudian berlari masuk kedalam rumah.
----------------
Malam hari .....
Cia tengah menemani suaminya yang sedang bekerja di ruang keluarga. Ia tidur di pangkuan Adnan sambil menonton televisi, sedangkan Adnan masih menatap iPad nya.
"Mas Adnan" panggil Cia.
"Hm...."
"Menurut Mas Adnan, pernikahan itu apa? Kenapa dua orang yang pernah saling mencintai bisa bercerai dan saling membenci? Apa itu masuk akal?"
"Hm ..... Entahlah, tapi Ayah dan Bunda sudah menikah selama tiga puluh empat tahun"
"Benar juga, yasudah lah. Tapi Mas, Kak Adam usianya tiga puluh dua tahun, Mas Adnan dua puluh delapan tahun, Kak Addy dua puluh empat, Kak Adrian dua puluh tahun, selisih umur kalian semua empat tahun. Tapi kenapa Aden lahir setelah Kak Adrian berusia lima tahun?"
"Sebenarnya ingin berhenti di anak keempat, tapi Ayah terlalu bersemangat hingga terciptalah Aden"
Addy tertawa mendengar jawaban konyol Adnan itu, bisa-bisanya membuat lelucon dengan wajah datarnya. Cia juga ikut tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon tersebut. Adnan mengelus rambut istrinya yang masih tertawa. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, pemuda itu melihat Cia yang sudah terlelap. Ia pun menggendong Cia masuk kedalam kamar mereka.
Malam semakin larut, Adnan yang awalnya tertidur pulas membuka matanya. Ia melihat Cia tak ada di sampingnya, pemuda itu mengerutkan keningnya. Adnan beranjak dan mencari sang istri, ia tak menemukan Cia dimanapun dalam kamar mereka. Akhirnya ia pun keluar kamar berpikir jika sang istri ada di dapur untuk minum.
Saat menuruni tangga, Adnan melihat kamar tamu terbuka dengan lampu menyala. Ia pun berjalan mendekat dan melihat kedalamnya. Matanya terbelalak lebar melihat pemandangan yang tak bisa ia jelaskan ini. Cia dan Adrian sedang berhubungan intim sambil berciuman. Keduanya tampak menikmati waktu bersama bahkan tak sadar jika pintu terbuka lebar dan Adnan memandangi mereka.
"Katakan sayang, aku atau Kak Adnan?" Tanya Adrian.
"Pertanyaan omong kosong macam apa itu, tentu saja Kak Adrian. Hanya kamu yang aku cintai, sekarang ataupun selamanya. Shh....a hhh aahh hm... Enak Kak teruskan"
"Kak Adnan memang tak bisa menjaga wanitanya dengan baik, jadi biar yang memuaskan mu. Aku sangat mencintaimu Cia, sungguh"
"Aku juga mencintaimu Kak Adrian" jawab Cia kemudian melumat bibir Adrian dengan agresif.
Adnan yang berdiri di depan pintu merasakan sesak dan amarah di dadanya. Anehnya ia tak bisa mengatakan apapun, Adnan hanya diam sambil berusaha memanggil nama Cia. Kakinya terasa begitu lemas, Adnan berlutut dan masih berusaha memanggil istrinya. Adrian dan Cia tiba-tiba menoleh, mereka tersenyum memandangi Adnan dan terus melakukanya di depan pemuda itu. Air mata Adnan terus menetes tanpa henti, ia benar-benar tak memahami situasi buruk ini. Hanya sesak yang bisa ia rasakan saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku pasti ini Mimpi Adnan,Apakah waktu itu Adnan juga bermimpi hal yg sama??Gak mungkin kan beneran Cia kek gitu..🤔🤔🤔
2024-04-23
0
Qaisaa Nazarudin
Bunga pengantin yg dgn tak sengaja di dapat kan CIA sudah 2X.Dan Adnan bermimpi keknya bangun tidur dgn ngos ngosan, Berarti ada sesuatu yg akan terjadi..🤔🤔
2024-04-23
0
Mukmini Salasiyanti
hahahaahhhhh
ngelindur tuh si Adnan....
2024-01-13
1