JSK - Adrian Melepaskan

Cia yang terlalu mengagumi keindahan perusahaan Adnan sampai tak sadar jika dirinya terpisah dari suaminya. Ketika menyadari nya, Cia menuju meja resepsionis untuk menanyakan letak ruangan Adnan sebab dirinya lupa tak membawa ponsel karena terburu-buru ke rumah sakit. Salah seorang resepsionis mengantarkan Cia untuk pergi ke ruangan Adnan.

Saat memasuki lift, resepsionis itu tak sengaja menabrak salah seorang wanita. Karyawati itu langsung marah dan merendahkan jabatan sang resepsionis. Cia merasa tak suka, ia benar-benar tak bisa berbohong, raut wajahnya langsung menunjukkan jika dirinya tak menyukai karyawati sombong itu.

"Dia kan sudah minta maaf, lagi pula kalian yang berjalan sambil main hp" sela Cia.

"Wahh, lihatlah siapa yang berani disini. Kamu anak baru disini ya? Tidak tau siapa saya?" Tanya wanita itu dengan senyuman menyeringai.

"Tidak dan tidak ingin tau, biarkan saja dia Kak, lagipula dia yang salah kan" cetus Cia menarik tangan resepsionis nya.

"Anak baru ini benar-benar ngelunjak ya, saya ini tunangan Pak Adnan. Kamu jangan macam-macam ya sama saya" ancam wanita.

"Hahaha omong kosong macam apa itu? Kamu tidak tau ya kalau Pak Adnan sudah punya istri? Hm... Memang benar sih Pak Adnan baru menikah, mungkin karena itu kalian belum tau" cerocos Cia sambil mengangguk kan kepalanya.

Cia tak sadar jika perkataan nya membuat seisi lift melongo tak percaya. Mereka memang pernah mendengar jika Adnan memiliki kekasih di kantor lamanya sebelum menjadi CEO. Tapi mereka tak pernah melihat satu wanita pun yang datang ke perusahaan ini dan mengaku sebagai kekasih Adnan. Bisa dibilang jika Adnan memang tak suka mencampur kan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.

"Kamu yang bicara omong kosong, diam dan jangan berulah. Atau saya bisa memecat kalian kapanpun saya ingin" ancamnya sekali lagi.

Cia berdehem dan menggembungkan pipinya tak peduli, bagaimana bisa ia di pecat jika dirinya saja tak bekerja disana. Pintu lift terbuka, Adnan terlihat berdiri di depan pintu lift sambil mencoba menelepon seseorang.

"Sayang, kemana saja kamu? Aku telepon kenapa tidak dibalas?" Cecar Adnan ketika menoleh ke arah lift.

"Aku kan gak bawa hp Mas, tadi perginya buru-buru. Aku diantar oleh resepsionis ini untuk bertemu kamu, oh iya Ibu itu bilang kalau kamu tunangannya. Emang bener Mas?" Ucap Cia sambil memasang wajah sedih.

Adnan melirik ke arah karyawati yang istrinya tunjuk, bagaimana bisa menjadi tunangan jika Adnan saja tak mengenalnya.

"Omong kosong macam apa itu? Jangan pisah dari ku lagi, kau membuatku khawatir" ucap Adnan lalu menggandeng tangan istrinya.

"Kak terimakasih ya, akan aku pastikan dia tidak bisa memecatmu" ujar Cia sambil melambaikan tangannya pada sang resepsionis. Ia lalu bergelayut manja di lengan Adnan. Cia menceritakan betapa buruknya kelakuan karyawan Adnan yang mengancam dirinya tersebut.

Adnan mendengarkan cerita sang istri dan membawanya masuk kedalam ruangan. Ia mendudukkan Cia di sofa dan memberikannya remote televisi sebelum pergi ke ruang meeting. Adnan meminta Cia menunggu nya sebentar di ruangan tersebut, ia juga bilang jika makanan serta minuman akan segera dimulai hidangkan untuk Cia.

Setelah beberapa saat, Cia benar-benar bosan di dalam ruangan seorang diri. Ia berjalan keluar dan melihat-lihat ruangan lainnya. Para karyawan yang sudah mendengar kabar mengenai kedatangan istri Adnan pun, menyapa gadis itu dengan ramah. Cia tersenyum senang, meskipun orang-orang ramah sebab ia adalah istri Adnan, bohong jika Cia tak menikmati posisi ini. Ini jauh lebih baik daripada di rundung tanpa alasan yang jelas ketika ia sekolah dulu.

Gadis itu berhenti di ruang meeting, ia mengintip ke dalam ruangan yang berdinding kan kaca cermin. Cia tak bisa melihat apapun, ia hanya melihat dirinya sendiri disana. Sedangkan di dalam ruangan, Adnan yang sedang mempresentasikan idenya teralihkan pada sang istri. Cia tengah menggembungkan pipinya dan berlenggak-lenggok sedang bercermin. Semua karyawan menoleh ke arah pandangan Adnan yang terdiam.

"Apa yang dia lakukan disana? Karyawan siapa itu?" Celetuk salah seorang karyawan.

"Suruh masuk" pinta Adnan yang masih terpaku pada Cia.

Para ketua tim yang ada di dalam ruangan itu saling berpandangan. Karyawan yang duduk di ujung berdiri dan memanggil Cia untuk masuk kedalam. Gadis itu tersenyum ramah menatap semua orang yang tampak tak suka akan kehadirannya. Mereka mengira Adnan akan marah sebab pemuda itu memang tak suka bila ada gangguan apalagi saat sedang meeting.

"Maaf, aku ganggu ya Mas?" lirih Cia.

"Tidak, duduk sini sayang. Kenapa jalan-jalan? Bosan atau makanannya sudah habis?" Tanya Adnan sembari menggeser kursinya.

"Bosan Mas, aku duduk disini apa tidak mengganggu Mas?"

"Tentu saja tidak" jawab Adnan sembari mengelus kepala istrinya. Ia melanjutkan presentasinya dan membiarkan Cia ikut mendengarkan.

Memang dasar Cia yang mudah bosan, ia memainkan pulpen karena tak mengerti apa yang mereka bahas saat ini. Gadis itu sibuk sendiri, Adnan memberinya kertas dan pulpen, membiarkan Cia mencorat-coretnya seperti anak kecil.

Ttakk .....

Pulpen Cia terjatuh, ia merasa gugup takut mengganggu yang lainnya. Setelah menatap sekitar dan merasa tak ada yang terganggu, Cia mendorong kursinya ke belakang lalu mengambil pulpennya yang jatuh. Begitu mendapatkan pulpennya, Cia langsung mengangkat kepalanya. Ia tersentak sejenak ketika kepala nya membentur sesuatu, anehnya benda itu tidak keras dan tidak membuat kepala nya sakit.

Gadis itu mendongak perlahan, ia melirik tangan Adnan yang berada di tepi meja. Wajah Cia memerah malu melihat perlakuan manis suaminya. Adnan masih berbicara menunjukkan grafik-grafik yang ada di layar pada para karyawannya. Cia melanjutkan menggambar nya sambil menaruh kepalanya diatas meja. Ia tak mengira jika meeting Adnan akan selama ini dan lebih membosankan daripada menonton sendirian di ruangan Adnan.

Beberapa saat berlalu, meeting pun usai, para karyawan pergi kembali keruangan masing-masing. Sedangkan Adnan masih duduk sambil memandangi sang istri yang tertidur. Adnan memainkan pipi Cia yang masih tak terbangun juga, ia tak bisa menahan senyumannya.

Triiinggggh......

Ponsel Adnan berdering, ada panggilan masuk dari Ayah.

Ayah : "Halo Adnan, kamu dimana?"

Adnan : "Halo Yah, masih di kantor. Kenapa?"

Ayah : "Kita kan harus bicara, kapan kamu pulang?"

Adnan : "Sebentar lagi Yah, Cia tertidur saat menemani ku meeting. Adrian gimana kabarnya?"

Ayah : "Hm... Baiklah, cepat pulang ya. Tentang Adrian, Ayah masih tidak yakin dia akan melepaskan Cia begitu saja. Jadi kami jangan sampai lengah ya, kalau bisa cepat kalian punya anak"

Adnan : "Tapi aku maunya punya anak setelah Cia lulus kuliah Yah, aku tidak ingin mengganggu sekolahnya. Dia pasti juga ingin menghabiskan masa muda bersama teman-temannya"

Ayah : "Ayah tidak melarang jika Cia ingin belajar, tapi akan lebih bagus jika kamu memiliki anak secepatnya Adnan"

Adnan : "Iya baik Yah, aku akan memikirkannya lagi"

Adnan menutup teleponnya, ia menghela napasnya lalu menutup mata. Sekali lagi Adnan dibuat dilema dengan keputusan ini, bagaimana bisa ia memaksa Cia untuk merelakan pendidikannya. Tapi Adnan tak pernah membuat Ayahnya kecewa.

Cia terbangun sejak ponsel suaminya berdering, ia mendengarkan semua yang Adnan katakan. Mungkin memang benar, jika Cia jelas ingin melanjutkan pendidikannya. Tapi itu dulu sebelum menikah, kini ia adalah seorang istri. Cia tau apa yang lebih penting dari pendidikan nya, toh hidupnya sekarang sudah terlalu nyaman.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

GO go go Ciaaa....
pny baby.......
horrreeeeeeee

Mas Adnan........?
mau vote gak???
hihihihihi😍

2024-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 JSK - Surat Wasiat Papa
2 JSK - Calon Istri Pengganti
3 JSK - Pertemuan Calon Istri
4 JSK - Adam yang sweet
5 JSK - Kejutan Isvara
6 JSK - Tenggelam
7 JSK - Keputusan Adnan
8 JSK - Hari Pernikahan
9 JSK - Sayang
10 JSK - Bunga Pernikahan
11 JSK - Tahan
12 JSK - Adnan Demam
13 JSK - Unboxing
14 JSK - Pernyataan Cinta
15 JSK - Adrian Melepaskan
16 JSK - Manjanya istri Adnan
17 JSK - Reuni SMA Cia
18 JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19 JSK - Adik Cia, Laura
20 JSK - Bintang penghilang kesedihan
21 JSK - Kehamilan Cia
22 JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23 JSK - Saling Cemburu
24 JSK - Hubungan Intim
25 JSK - Cia Melahirkan
26 JSK - Tamu Kehormatan
27 JSK - Perasaan Adnan
28 JSK - Mawar
29 JSK - Kembali Erat
30 JSK - Kencan Membosankan
31 JSK - Pelupa
32 JSK - Menggoda Adnan
33 JSK - Talking
34 JSK - Perseteruan
35 JSK - Perundungan
36 JSK - Alasan Perundungan Cia
37 JSK - Hari Libur
38 JSK - Datang dengan Luka
39 JSK - Keluarga Kania
40 JSK - Peringatan batasan
41 JSK - Permintaan maaf
42 JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43 JSK - Si Paling Brengsek
44 JSK - Kecurigaan Adnan
45 JSK - Kekecewaan
46 JSK - Pertimbangan
47 JSK - Perasaan yang belum usai
48 JSK - Batas yang terlewati
49 JSK - Bertingkah
50 JSK - Menikmati Malam
51 JSK - Surat Perjanjian
52 JSK - Para Menantu
53 JSK - Keinginan Cia
54 JSK - Lihat Aku
55 JSK - Ulang Tahun Papa
56 JSK - Penuh Adegan Panas
57 JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58 JSK - Psikolog anak
59 JSK - Nostalgia Luka
60 JSK - Karma Yang Nyata
61 JSK - Keputusan Laura
62 JSK - Sweet Husband
63 JSK - Hadiah Untuk Cia
64 JSK - Rencana Adnan
65 JSK - Ending
66 Lima Tahun Kemudian
67 S2 - Kembali Pulang
68 S2 - Kisah Kecil
69 S2 - Sebuah Rasa
70 S2 - Drama Kecil
71 S2 - Mama...
72 S2 - Hari bersama Keluarga
73 Bye Bye
Episodes

Updated 73 Episodes

1
JSK - Surat Wasiat Papa
2
JSK - Calon Istri Pengganti
3
JSK - Pertemuan Calon Istri
4
JSK - Adam yang sweet
5
JSK - Kejutan Isvara
6
JSK - Tenggelam
7
JSK - Keputusan Adnan
8
JSK - Hari Pernikahan
9
JSK - Sayang
10
JSK - Bunga Pernikahan
11
JSK - Tahan
12
JSK - Adnan Demam
13
JSK - Unboxing
14
JSK - Pernyataan Cinta
15
JSK - Adrian Melepaskan
16
JSK - Manjanya istri Adnan
17
JSK - Reuni SMA Cia
18
JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19
JSK - Adik Cia, Laura
20
JSK - Bintang penghilang kesedihan
21
JSK - Kehamilan Cia
22
JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23
JSK - Saling Cemburu
24
JSK - Hubungan Intim
25
JSK - Cia Melahirkan
26
JSK - Tamu Kehormatan
27
JSK - Perasaan Adnan
28
JSK - Mawar
29
JSK - Kembali Erat
30
JSK - Kencan Membosankan
31
JSK - Pelupa
32
JSK - Menggoda Adnan
33
JSK - Talking
34
JSK - Perseteruan
35
JSK - Perundungan
36
JSK - Alasan Perundungan Cia
37
JSK - Hari Libur
38
JSK - Datang dengan Luka
39
JSK - Keluarga Kania
40
JSK - Peringatan batasan
41
JSK - Permintaan maaf
42
JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43
JSK - Si Paling Brengsek
44
JSK - Kecurigaan Adnan
45
JSK - Kekecewaan
46
JSK - Pertimbangan
47
JSK - Perasaan yang belum usai
48
JSK - Batas yang terlewati
49
JSK - Bertingkah
50
JSK - Menikmati Malam
51
JSK - Surat Perjanjian
52
JSK - Para Menantu
53
JSK - Keinginan Cia
54
JSK - Lihat Aku
55
JSK - Ulang Tahun Papa
56
JSK - Penuh Adegan Panas
57
JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58
JSK - Psikolog anak
59
JSK - Nostalgia Luka
60
JSK - Karma Yang Nyata
61
JSK - Keputusan Laura
62
JSK - Sweet Husband
63
JSK - Hadiah Untuk Cia
64
JSK - Rencana Adnan
65
JSK - Ending
66
Lima Tahun Kemudian
67
S2 - Kembali Pulang
68
S2 - Kisah Kecil
69
S2 - Sebuah Rasa
70
S2 - Drama Kecil
71
S2 - Mama...
72
S2 - Hari bersama Keluarga
73
Bye Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!