JSK - Adik Cia, Laura

Cia sedang mengomeli suaminya karena mereka hampir saja terlambat untuk breakfast. Adnan hanya mendengarkan dan mengikuti Cia yang mengambil banyak makanan. Pemuda itu hanya ingin cepat kembali ke kamar melanjutkan bulan madu mereka. Tapi Cia harus makan agar bertenaga, terlebih istrinya itu mudah sekali merasa lapar.

"Mas enak banget ya bisa makan sepuasnya kalau nginep di hotel, sering-sering dong Mas" celetuk Cia.

"Iya sayang" jawab Adnan.

Selesai sarapan, mereka berdua kembali kedalam kamarnya. Ponsel Adnan terus saja berdering, Cia menatap suaminya yang berpura-pura tak dengar. Gadis itu duduk dipangkuan suaminya yang sedang menikmati teh sambil menatap keluar jendela.

"Mas Adnan, kalau kerjasama dengan Pak Agus itu menguntungkan, kenapa tidak dilanjutkan? Pak Agus telepon Mas terus tuh" ucap Cia.

"Biarkan saja"

"Tapi Mas, aku tidak suka kalau Mas Adnan tidak profesional. Kan Mas harus menghasilkan banyak uang buat aku, istrimu ini kan suka makan Mas. Buat beli baju, tas, sepatu, kan semuanya butuh uang. Ayolah Mas, terima kerjasama kalau memang menguntungkan" paksa Cia.

"Baiklah, tapi kamu harus berjanji satu hal padaku. Jika bertemu Mama ataupun adik kamu, kamu harus bersikap seolah tak kenal mereka. Aku mau kamu memutuskan hubungan seperti mereka memutuskan hubungan denganmu. Jika kamu berjanji, aku akan bersikap profesional"

Cia mengayunkan kakinya sembari memandang ke arah jendela. Entah kenapa rasanya sakit ketika Adnan memintanya melupakan hubungan itu, meskipun ia sendiri tau jika Mama dan adiknya sudah tak lagi menganggap Cia ada. Adnan memandangi istrinya yang sedang dilema, ia tau jika ini adalah pilihan yang sulit untuk Cia terima. Bagaimanapun mereka tetaplah keluarga yang berhubungan darah dengannya.

Gadis itu menoleh ke arah Adnan lalu memeluknya, ia kini mengerti kenapa suaminya selalu memaafkan kesalahan Adrian. Sejahat apapun Adrian, ia tetaplah adik yang Adnan sayangi.

"Itu sulit Mas" lirih Cia.

"Hm...." dehem Adnan sembari mengelus kaki sang istri.

"Aku akan mencobanya, aku akan berpura-pura tak mengenal mereka saat tak sengaja bertemu. Jadi sekarang angkat itu teleponnya Pak Agus, jadi ganggu bulan madu kita aja" imbuh Cia sembari mencium pipi suaminya. Ia beranjak dari pangkuan Adnan dan mengambilkan ponsel sang suami.

Adnan mengangkat panggilan masuk yang ada di ponselnya. Ia berbincang dengan serius sembari menatap istrinya yang tersenyum. Cia duduk dipangkuan Adnan lagi sambil bermanja dalam pelukan suaminya.

Tak ada yang bisa dilakukan, mereka hanya menghabiskan waktu didalam kamar sambil mengobrol agar lebih dekat satu sama lain. Cia juga menikmati pemandangan dari kamar mereka, ia memainkan pipi suaminya dan mencium bibir Adnan sesekali saat mereka berbincang.

"Mas Adnan mantannya banyak tidak? Pasti banyak ya, kan Mas Adnan ganteng, baik, cuma ya gitu sulit senyum. Tapi kalau aku sih pasti mau jadi pacar nya Mas, soalnya Mas banyak duitnya hehehehe"

"Kamu tuh ya, manis banget sih istriku. Kalau kamu dulu di sekolah banyak yang naksir juga ya? Adrian aja sampai bucin sekali ke kamu"

"Mas, kenapa sih bahas adik ipar lagi? Jadi susah move on nih nanti, males deh sama Mas Adnan, gak like"

"Iya iya Maaf sayang, gitu aja bete. Gini deh, hm.... Malam ini mau makan apa? Di seberang itu ada all you can eat Korean food. Kamu mau coba?"

"Maauuuuuuuuu, yey yey, bisa makan sepuasnya ya Mas? Prasmanan kayak waktu breakfast di hotel tadi?"

"Iya, kamu kalau marah gampang di bujuk ya"

Cia kembali memasang wajah cemberutnya, ia bersembunyi di bawah selimut dan mengabaikan suaminya yang menyebalkan tersebut. Adnan menggelitik istrinya yang sedang marah tersebut, ia tau jika Cia tak bisa menahan geli.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam tiba.....

Adnan dan Cia sudah bersiap dengan baju yang dibawakan oleh supir dari rumah. Mereka meminta pihak hotel untuk mengantarkan ke restoran yang ada di sekitar hotel. Saat sampai di restoran, Cia terkejut melihat banyak orang dan banyak sekali pilihan makanan.

"Hm... Masss, sukaaa" ucap Cia sambil menghentakkan kakinya karena merasa senang.

Mereka mencari meja kosong untuk duduk, setelah itu Cia berkeliling untuk mengambil makanan. Sedangkan Adnan hanya duduk sambil memainkan ponselnya. Ia terlalu sibuk membalas pesan masuk dan mengecek email-email yang datang. Sedangkan Cia juga sibuk mengambil banyak makanan untuk mereka berdua. Tanpa Cia sadari, sedari tadi ia sudah menjadi sasaran perbincangan oleh beberapa remaja yang duduk tak jauh dari tempatnya.

"Lihat tuh, cantik banget gak sih" celetuk seorang pemuda yang memakai seragam sekolah.

"Katarak mata kamu Max? Jelas cantikan Laura" sela seorang gadis lainnya.

Gadis bernama Laura itu menoleh ke arah seorang wanita yang di puji oleh Max, pemuda yang ia sukai. Saat wanita itu berbalik, Laura membelalakkan matanya lebar, itu adalah sang Kakak, Cia. Laura berpamitan pergi untuk mengambil beberapa makanan lagi, ia mendekati Cia untuk memastikannya sekali lagi.

"Kak Cia ngapain disini?" Tanya Laura.

Cia yang terkejut langsung menoleh, ia menatap Laura dengan senyuman. Gadis itu benar-benar merasa senang melihat Laura ada disini, saat hendak membuka mulutnya, Cia teringat janjinya kepada Adnan. Cia menggelengkan kepalanya lalu berpaling pergi, ia bersikap seolah tak mengenal Laura.

"Kakak pura-pura gak kenal aku? Jahat banget sih Kakak" ujar Laura sembari menarik tangan Cia.

Pranggg .......

Piring yang ada di tangan Cia terjatuh, semua orang menoleh ke arah mereka. Cia hendak menjauh menghindar tapi Laura malah menahannya lagi.

"Laura, kamu ngapain sih?" Bentak Max sembari melepaskan cengkraman tangan Laura pada Cia.

"Dia Kakakku, dan dia bersikap seolah tak mengenalku. Dia yang kamu puji adalah perempuan jahat, bagaimana bisa dia bersikap seperti itu pada adiknya" teriak Laura marah.

"Saya yang minta dia buat jauhin kamu dan Mama kamu" sela Adnan datang dan menghampiri istrinya.

"Anda siapa? Jangan ikut campur urusan kami, biar saja semua orang tau betapa buruknya dia. Dia anak sial, gara-gara dia Papa meninggal. Itu karena memenuhi semua permintaannya hingga Papa tidak bisa berobat, semua gara-gara anak sial ini"

"Lantas bagaimana denganmu dan Mamamu yang datang lalu menjual rumah peninggalan Papa padahal beliau baru meninggal seminggu sebelumnya? Siapa yang lebih buruk, tega mengusir seorang remaja yang baru saja lulus sekolah tanpa memberikan nya sepeserpun uang? Kalian bahkan tidak hadir di pemakaman Papa, tapi kalian meminta hak, itu namanya brengsek" tutur Adnan begitu emosi.

Cia menarik tangan Adnan dengan mata berkaca-kaca, ia menggelengkan kepalanya dan meminta Adnan membawanya pergi. Ini pertama kalinya Cia melihat Adnan mencecar orang dengan kejam. Padahal Adnan pendiam, sekalinya buka mulut malah menusuk hati seseorang. Adnan masih terlihat sangat marah, mereka tak jadi makan dan kembali ke hotel lalu pulang ke rumah malam itu juga. Selama perjalanan pulang, Adnan hanya memeluk istrinya sambil sesekali mencium keningnya.

"Jika mereka berani menghina kamu lagi, aku tidak akan tinggal diam Cia. Harusnya aku tidak pernah mengajak mu kesana, sudah dua kali aku membuatmu bertemu orang-orang brengsek itu" gerutu Adnan.

"Mas, sabar jangan marah-marah. Bagaimanapun mereka Mama dan Adikku, Mas Adnan tenang ya. Sudah jangan seperti ini, nanti Ayah dan Bunda khawatir"

Adnan berdehem dan mengelus pundak sang istri.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Hmmmmmm
hidup...
hidup....
sabar, Nan.....

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 JSK - Surat Wasiat Papa
2 JSK - Calon Istri Pengganti
3 JSK - Pertemuan Calon Istri
4 JSK - Adam yang sweet
5 JSK - Kejutan Isvara
6 JSK - Tenggelam
7 JSK - Keputusan Adnan
8 JSK - Hari Pernikahan
9 JSK - Sayang
10 JSK - Bunga Pernikahan
11 JSK - Tahan
12 JSK - Adnan Demam
13 JSK - Unboxing
14 JSK - Pernyataan Cinta
15 JSK - Adrian Melepaskan
16 JSK - Manjanya istri Adnan
17 JSK - Reuni SMA Cia
18 JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19 JSK - Adik Cia, Laura
20 JSK - Bintang penghilang kesedihan
21 JSK - Kehamilan Cia
22 JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23 JSK - Saling Cemburu
24 JSK - Hubungan Intim
25 JSK - Cia Melahirkan
26 JSK - Tamu Kehormatan
27 JSK - Perasaan Adnan
28 JSK - Mawar
29 JSK - Kembali Erat
30 JSK - Kencan Membosankan
31 JSK - Pelupa
32 JSK - Menggoda Adnan
33 JSK - Talking
34 JSK - Perseteruan
35 JSK - Perundungan
36 JSK - Alasan Perundungan Cia
37 JSK - Hari Libur
38 JSK - Datang dengan Luka
39 JSK - Keluarga Kania
40 JSK - Peringatan batasan
41 JSK - Permintaan maaf
42 JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43 JSK - Si Paling Brengsek
44 JSK - Kecurigaan Adnan
45 JSK - Kekecewaan
46 JSK - Pertimbangan
47 JSK - Perasaan yang belum usai
48 JSK - Batas yang terlewati
49 JSK - Bertingkah
50 JSK - Menikmati Malam
51 JSK - Surat Perjanjian
52 JSK - Para Menantu
53 JSK - Keinginan Cia
54 JSK - Lihat Aku
55 JSK - Ulang Tahun Papa
56 JSK - Penuh Adegan Panas
57 JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58 JSK - Psikolog anak
59 JSK - Nostalgia Luka
60 JSK - Karma Yang Nyata
61 JSK - Keputusan Laura
62 JSK - Sweet Husband
63 JSK - Hadiah Untuk Cia
64 JSK - Rencana Adnan
65 JSK - Ending
66 Lima Tahun Kemudian
67 S2 - Kembali Pulang
68 S2 - Kisah Kecil
69 S2 - Sebuah Rasa
70 S2 - Drama Kecil
71 S2 - Mama...
72 S2 - Hari bersama Keluarga
73 Bye Bye
Episodes

Updated 73 Episodes

1
JSK - Surat Wasiat Papa
2
JSK - Calon Istri Pengganti
3
JSK - Pertemuan Calon Istri
4
JSK - Adam yang sweet
5
JSK - Kejutan Isvara
6
JSK - Tenggelam
7
JSK - Keputusan Adnan
8
JSK - Hari Pernikahan
9
JSK - Sayang
10
JSK - Bunga Pernikahan
11
JSK - Tahan
12
JSK - Adnan Demam
13
JSK - Unboxing
14
JSK - Pernyataan Cinta
15
JSK - Adrian Melepaskan
16
JSK - Manjanya istri Adnan
17
JSK - Reuni SMA Cia
18
JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19
JSK - Adik Cia, Laura
20
JSK - Bintang penghilang kesedihan
21
JSK - Kehamilan Cia
22
JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23
JSK - Saling Cemburu
24
JSK - Hubungan Intim
25
JSK - Cia Melahirkan
26
JSK - Tamu Kehormatan
27
JSK - Perasaan Adnan
28
JSK - Mawar
29
JSK - Kembali Erat
30
JSK - Kencan Membosankan
31
JSK - Pelupa
32
JSK - Menggoda Adnan
33
JSK - Talking
34
JSK - Perseteruan
35
JSK - Perundungan
36
JSK - Alasan Perundungan Cia
37
JSK - Hari Libur
38
JSK - Datang dengan Luka
39
JSK - Keluarga Kania
40
JSK - Peringatan batasan
41
JSK - Permintaan maaf
42
JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43
JSK - Si Paling Brengsek
44
JSK - Kecurigaan Adnan
45
JSK - Kekecewaan
46
JSK - Pertimbangan
47
JSK - Perasaan yang belum usai
48
JSK - Batas yang terlewati
49
JSK - Bertingkah
50
JSK - Menikmati Malam
51
JSK - Surat Perjanjian
52
JSK - Para Menantu
53
JSK - Keinginan Cia
54
JSK - Lihat Aku
55
JSK - Ulang Tahun Papa
56
JSK - Penuh Adegan Panas
57
JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58
JSK - Psikolog anak
59
JSK - Nostalgia Luka
60
JSK - Karma Yang Nyata
61
JSK - Keputusan Laura
62
JSK - Sweet Husband
63
JSK - Hadiah Untuk Cia
64
JSK - Rencana Adnan
65
JSK - Ending
66
Lima Tahun Kemudian
67
S2 - Kembali Pulang
68
S2 - Kisah Kecil
69
S2 - Sebuah Rasa
70
S2 - Drama Kecil
71
S2 - Mama...
72
S2 - Hari bersama Keluarga
73
Bye Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!